Anda di halaman 1dari 40

PALEONTOLOGI

Wartono Rahardjo, M.Indra Novian, Akmaluddin

Lab. Paleontologi
Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
PALEONTOLOGI
PALEONTOLOGI adalah ilmu yang membahas tentang fosil

FOSIL : Sisa atau jejak yang merupakan bukti adanya kehidupan


di masa lalu yang terekam dan terawetkan dalam batuan
oleh proses alam

Fosil berasal dari kata fodere


= menggali
Fosil diperoleh dengan cara Ekskavasi
menggali

Fosil umumnya tersimpan da-


lam perlapisan batuan di alam
TUGAS UTAMA AHLI PALEONTOLOGI
(DARI DISIPLIN BIOLOGI)

• MELAKUKAN IDENTIFIKASI FOSIL YANG DITEMUKAN


- Sisa utuh
- Fragmen
- Cetakan
} Klasifikasi - Taksonomi

• MELAKUKAN REKONSTRUKSI KONDISI UTUH ORGANIS-


ME YANG MEMFOSIL TERSEBUT
- Bagaimana bentuk utamanya
- Ukuran-ukurannya
- Letaknya
• MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP KONDISI DAN
FUNGSI MORFOLOGI DARI ORGANISME TERSEBUT
- Bagaimana cara hidupnya
- Bagaimana cara metabolismenya
- Bagaimana cara reproduksi /mempertahankan diri
• MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP EKOSISTEM
ORGANISME YANG MEMFOSIL TERSEBUT PADA SAAT
ORGANISME TERSEBUT MASIH HIDUP.
UJUD FOSIL
FOSIL : Adalah sisa atau jejak yang merupakan bukti adanya
kehidupan di masa lalu yang terekam dan terawetkan dalam
batuan oleh proses alam
FOSIL dapat berupa :
1. Sisa yang berupa kerangka utuh atau
fragmen kerangka, disebut Body fossil

2. Jejak yang merupakan rekaman kegiatan


organisme tersebut, disebut sebagai
Trace fossil (fosil jejak).

3. Senyawa organik yang tersimpan dalam batuan. Senyawa


tersebut merupakan hasil penguraian dari tubuh organisme
yang pernah ada, disebut sebagai Chemical fossil (fosil kimia).
PEMBAGIAN JENIS FOSIL
(BERDASAR TIPE YANG TERFOSILKAN)
1. Body fossil

a. Tubuh / Cangkang asli : Awetan cangkang asli


b. Mold : Awetan berupa cetakan
c. Cast : Awetan berupa cetakan dari cetakan
2. Trace fossil
a. Track : Awetan jejak berupa tapak
b. Trail : Awetan jejak berupa alur
c. Burrow : Awetan berupa lubang sedimen
semasih lunak
d. Boring : Awetan berupa lubang pada se-
dimen yang sudah mengeras
URUTAN PROSES PEMBENTUKAN
MOLD DAN CAST
TRACE FOSSIL
TRACE FOSSIL sangat bergu-
na dalam rekonstruksi paleo-
ekologi
PEMBAGIAN JENIS FOSIL
(BERDASAR TIPE YANG TERFOSILKAN)
1. Body fossil

a. Tubuh / Cangkang asli : Awetan cangkang asli


b. Mold : Awetan berupa cetakan
c. Cast : Awetan berupa cetakan dari cetakan
2. Trace fossil
a. Track : Awetan jejak berupa tapak
b. Trail : Awetan jejak berupa alur
c. Burrow : Awetan berupa lubang sedimen
semasih lunak
d. Boring : Awetan berupa lubang pada se-
dimen yang sudah mengeras
3. Chemical fossil
Senyawa organik yang terdapat dalam batuan,
contoh : Batubara (C), Serpih bitumen (CH)
WAKTU PEMBENTUKAN FOSIL
FOSIL : Sisa atau jejak yang merupakan bukti adanya
kehidupan di masa lalu yang terekam dan
terawetkan dalam batuan oleh proses alam
MASA LALU yang dimaksud adalah masa lalu
geologis, yaitu masa sebelum masa seka-
rang :
MASA SEKARANG : Holosen : masa sesudah 12.000
tahun yang lalu, saat berakhirnya Jaman Es
yang terakhir.
MASA LALU : masa sebelum Holosen : masa sebelum
12.000 tahun yang lalu.

Jadi tidak betul kalau ada yang mengatakan : telah


ditemukan fosil Gadjah Mada, fosil Roro Junggrang,
fosil Hang Tuah, fosil Ken Arok
Holosen
KENOZOIK, MASALALU YANG TERDEKAT
0
MASA KINI HOLOSEN
0,011
MASA LALU PLEISTOSEN
2,0
PLIOSEN
5,0
MIOSEN
24
OLIGOSEN
38
EOSEN
45
PALEOSEN
65
MESOZOIK
PERKEMBANGAN ORGANISME DI BUMI

Sejak 560 juta tahun


lalu, mulai banyak
organisme mening-
galkan fosil. Jaman
sejak 560 jtl. disebut
Jaman Phanerozoik

0,56
PENGAWETAN FOSIL
FOSIL : Sisa atau jejak yang merupakan bukti
adanya kehidupan di masa lalu yang
terekam dan terawetkan dalam batuan
oleh proses alam

TEREKAM : dapat diamati


dengan menggunakan Kenampakan fosil yang sama
di bawah mikroskop
mata telanjang ataupun
menggunakan alat pem-
besar (mikroskop)
TERAWETKAN : belum ba-
nyak mengalami peru-
ubahan bentuk dari
bentuk aslinya, serta
tidak menjadi rusak &
Kondisi fosil dalam batuan di alam
hancur oleh penimbunan
BATUAN PENGANDUNG FOSIL

FOSIL : Sisa atau jejak yang merupakan bukti adanya


kehidupan di masa lalu yang terekam dan
terawetkan dalam batuan oleh proses alam

BATUAN : benda alam yang tersusun oleh mine ral,


terdiri dari batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf

BATUAN YANG MENGANDUNG FOSIL :


batuan sedimen dan batuan metamorf yang
berasal dari batuan sedimen yang tidak
sepenuhnya mengalami metamorfisme
BATUAN SEDIMEN DI BUMI

• Bumi tersusun oleh 3 jenis batuan utama : batuan beku, batuan


sedimen dan batuan metamorf

• Secara keseluruhan, batuan beku dan


metamorf jauh lebih banyak dari
batuan sedimen, tetapi di permu-
kaan kerak bumi batuan sedimen
lebih banyak dijumpai.

• Batuan sedimen mempunyai


sifat berlapis, baik per-
lapisan tipis yang mu-
dah terlihat maupun
perlapisan tebal yang
tidak mudah terlihat
BATUAN SEDIMEN PENGANDUNG FOSIL

Batulempung yang kaya akan Batugamping yang kaya akan


fosil moluska di Sangiran fosil Balanus di Klayu, Sragen

Perselingan Batugamping dan Batupasir dengan struktur


napal yang kaya akan fosil silang-siur yang kaya akan fosil
Foraminifera di Temas, Bayat vertebrata di Trinil, Ngawi
PROSES PEMBENTUK FOSIL

FOSIL : Sisa atau jejak yang merupakan bukti adanya


kehidupan di masa lalu yang terekam dan
terawetkan dalam batuan oleh proses alam
PROSES ALAM : bukan proses kerja manusia. Proses
alam yang berpengaruh pada pembentukan
fosil adalah proses eksogen (asal luar) berupa :
pelapukan, erosi, transportasi, pengendapan
(deposisi), pembatuan (litifikasi)

Proses yang berdampak positip pada pembentukan


fosil : pengendapan dan pembatuan
Proses yang berdampak negatip pada pembentukan
fosil : pelapukan, erosi, transportasi
BEBERAPA PERSYARATAN
AGAR ORGANISME YANG MATI DAPAT
TERAWETKAN SEBAGAI FOSIL YANG BAIK

1. MEMPUNYAI CANGKANG YANG KERAS

2. BERJUMLAH BANYAK & BERUKURAN KECIL

3. CEPAT TERKUBUR OLEH SEDIMEN YANG RELATIF IMPER-


MEABEL

4. SETELAH TERKUBUR TIDAK TERSERANG AIR TANAH YANG


BERSIFAT KOROSIF

6. LAPISAN PENGANDUNGNYA TIDAK RUSAK KARENA PRO-


SES PELAPUKAN, TEKTONIK, MAGMATIK ATAU META-
MORFISME
CANGKANG YANG KERAS
1. Cangkang keras memungkinkan untuk tidak gampang rusak oleh
proses pembusukan, erosi dan transportasi.
2. Cangkang keras dari organisme yang hidup secara berkoloni lebih
gampang terawetkan dari yang hidup secara soliter.

Koloni
Koral

3. Perkecualian : dalam keadaan tertentu tanpa cangkang keraspun


dapat terawetkan sebagai Trace Fossil : Contoh : Ediacaran Fossil

Trace Fossil yang ditemukan Tafsiran organisme yang


membentuknya
JUMLAH BANYAK & UKURAN KECIL
1. Jumlah yang banyak memungkinkan masih ada sisa yang relatif
utuh seandainya sebagian besar mengalami kerusakan
2. Ukuran kecil sukar mengalami abrasi, sehingga dalam satu volume
batuan yang kecil masih dijumpai banyak fosil yang berukuran
kecil sedang kalau ada fosil besar paling merupakan perwakilan
dari satu macam organisme saja.

Satu fragmen contoh


yang kecil akan
mewakili organisme
dalam jumlah besar

Satu fragmen fosil


besar hanya mewakili
satu organisme saja
PENGUBURAN CEPAT

1. CEPAT TERKUBUR OLEH SEDIMEN YANG RELATIF IMPER-


MEABEL
a. Organisme terbebas dari faktor predasi (pemangsa)
dan bakteri pembusuk.

b. Organisme terbebas dari faktor pelapukan dan abrasi

2. SETELAH TERKUBUR TIDAK TERSERANG AIR TANAH YANG


BERSIFAT KOROSIF

Fosil yang tersimpan tidak akan larut


LAPISAN PENGANDUNGNYA TIDAK RUSAK
KARENAPROSES PELAPUKAN, TEKTONIK, MAGMATIK
ATAU METAMORFISME
1. PROSES TEKTONIK KEMUNGKINAN AKAN MERUSAK ATAU
MENGHANCURKAN JENIS FOSIL YANG BERUKURAN BESAR

2. PROSES MAGMATIK DAN METAMORFISME AKAN MENG-


HANCURKAN (MEREKRISTALISASIKAN) SEMUA JENIS FOSIL
DARI SEMUA UKURAN SEHINGGA HILANG.
PERCABANGAN PALEONTOLOGI

• BERDASAR MACAM OBYEK STUDINYA


Tumbuh – tumbuhan : PALEOBOTANI
Palinologi
Hewan / Binatang : PALEOZOOLOGI
Vertebrata
Invertebrata
Manusia : PALEOANTHROPOLOGI
• BERDASAR UKURAN OBYEK STUDINYA

Megafosil
Makrofosil : MAKROPALEONTOLOGI
Mikrofosil :
Nannofosil :} MIKROPALEONTOLOGI
PEMBAGIAN JENIS FOSIL
BERDASAR UKURAN FOSILNYA

1. Megafossil
Ukuran organisme utuh sangat besar
Vertebrate fossil
Hominid fossil
2. Macrofossil
Ukuran organisme cukup besar, tak memerlukan mikroskop
Invertebrate fossil
Petrified wood
3. Microfossil
Ukuran organisme kecil, memerlukan mikroskop
Foraminifera, Radiolaria, Diatomae
Fragmen invertebrate fossil
4. Nannofossil
Ukuran organisme amat kecil, memerlukan mikroskop yang kuat
(SEM, TEM)
Coccolithophore (coccolith)
MEGAFOSIL / VERTEBRATE FOSSIL

Rekonstruksi kerangka utuh Triceratop Frangmen tengkorak Homo erectus

Fragmen rangka Stegodon trigonocephalus


MACROFOSIL

Fragmen fosil terumbu koral Fosil bivalvia (internal cast)

Fosil Crinoida (Echinodermata) Fosil bivalvia & gastropoda


MICRO & NANNOFOSIL

Foraminifera dan algae pada batuan Foraminifera kecil pada batuan

Sayatan batuan yang mengandung Coccolith dilihat dengan menggunakan


fosil Foraminifera Scanning Electron Microscope (SEM)

1 cm 1 mikron
TUGAS UTAMA AHLI PALEONTOLOGI
(DARI DISIPLIN BIOLOGI)
• MELAKUKAN IDENTIFIKASI & REKONSTRUKSI FOSIL
- Sisa utuh
- Fragmen
- Cetakan
}
Klasifikasi - Taksonomi

• MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP KONDISI DAN


FUNGSI MORFOLOGI DARI ORGANISME TERSEBUT
- Bagaimana cara hidupnya
- Bagaimana cara metabolismenya
- Bagaimana cara reproduksi /mempertahankan diri

• MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP EKOSISTEM


ORGANISME YANG MEMFOSIL TERSEBUT PADA SAAT
ORGANISME TERSEBUT MASIH HIDUP.

• MELAKUKAN ANALISIS PERKEMBANGAN MORFOLOGI


FOSIL YANG TERDAPAT PADA URUTAN PERLAPISAN
YANG TERBENTUK PADA WAKTU GEOLOGI BERBEDA :
EVOLUSI ORGANIK
Stegodon trigonocephalus
Data 1

Data 2

> 0,5 juta tahun yang lalu


TERUMBU KARANG MIOSEN

Data 1

Data 2

Rekonstruksi mengacu pada model masa


kini yang diterapkan untuk masa lalu ber-
dasar data yang tersedia

TERUMBU KARANG

15 Juta tahun yang lalu


Archaeopteryx : PERALIHAN REPTIL KE BURUNG

Cetakan Rangka pada Endapan batu- Hasil rekonstruksi dari Museum Ilmu
kapur (chalk) dari Bavaria , Jerman Pengetahuan Alam, Berlin
200 juta tahun lalu
JAMAN KARBON

Hutan rawa Jaman Karbon


Akhir dengan tumbuhan
antara lain
Sigillaria, Lepidodendron,
Calamites, Sphenophyllum
Rentangan sayap capung
mencapai hampir 1 meter

275 juta tahun lalu


FAUNA SERPIH BURGESS
REKONSTRUKSI KEHIDUPAN LAUT
JAMAN CAMBRIAN
(BERDASAR FOSIL YANG DIJUMPAI PADA SERPIH BURGESS)

560 juta tahun lalu


FAUNA EDIACARA, AUSTRALIA

Mold dari organisme yang dijumpai di batuan sedimen di Ediacara


Australia

580 juta tahun lalu


ORGANISME GUNFLINT, CANADA
FOSIL PRIMITIF
YANG TERDAPAT PADA
BATU RIJANG GUNFLINT.
BERBENTUK PAYUNG ADA-
LAH Kakabekia umbellata.
Huroniospora BERBENTUK
BOLA, SEDANG YANG BER-
FILAMEN ADALAH Gunflintia

REKONSTRUKSI BENTUK MI-


KROFOSIL GUNFLINT, Eoas-
terion (A), Eosphaera (B), Ani-
mikiea (C) dan Kakabekia (D)

2000 juta tahun lalu


STUDI SISTEMATIK FOSIL
STUDI TENTANG MORFOLOGI, KLASIFIKASI, SEBARAN STRA-
TIGRAFIS DAN PALEOEKOLOGI
• MORFOLOGI : Studi tentang bentuk dasar, bentuk umum,
bentuk khusus, rupa, ukuran dari cangkang / sisa
organisme
• KLASIFIKASI : Pembagian mikrofosil menjadi sejumlah
taxon atas dasar morfologinya

• SEBARAN STRATIGRAFIS : Keberadaan / perkembangan


takson sepanjang waktu geologi

• PALEOEKOLOGI : Hubungan timbal balik antara


organisme yang membentuk mikrofosil dengan
lingkungan tempat hidupnya semula.
STUDI MORFOLOGI FOSIL

Perhatikan variasi
bentuk dari setiap
fosil yang ada di
gambar sebelah

Dari persamaan dan


perbedaannya, fosil
dapat disamakan,
dibedakan dan
dikelompokkan

Unsur morfologi merupakan satu-satunya sifat yang masih tersisa pada


waktu suatu organisme berubah menjadi fosil

Oleh karena itu identifikasi dan penamaan suatu spesies fosil semata
hanya didasarkan pada faktor morfologinya MORPHOSPECIES
STUDI MORFOLOGI FOSIL
STUDI MORFOLOGI FOSIL

Anda mungkin juga menyukai