Anda di halaman 1dari 85

KEBIJAKAN LIMBAH MEDIS DAN

SANITASI FASYANKES
oleh
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
Disampaikan Pada
Fasilitasi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit)
Brebes 28 Apri13 Mei 2016

BIJAK LIMBAH MEDIS 1


POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. DASAR HUKUM
3. GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN SANITASI
FASYANKES
4. ARAH DAN KEBIJAKAN
5. INDIKATOR KINERJA
6. E-MONEV PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
7. INSPEKSI SANITASI RS
8. PENUTUP

BIJAK LIMBAH MEDIS 2


SUB POKOK BAHASAN PERTAMA

PENDAHULUAN

BIJAK LIMBAH MEDIS 3


VISI JATENG
MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA & BERDIKARI
Mboten Korupsi Mboten Ngapusi

MISI
2 Mewujudkan Kesejahteraan Masy yg Berkeadilan, Menanggulangi
Kemiskinan dan Pengangguran.

6 Kat Kualitas Yan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar


Masyarakat.

PROGRAM
PEMBANGUNAN
BIDANG KESEHATAN
PROGRAM PENYEHATAN
BIJAK LIMBAH MEDIS
LINGKUNGAN 4
TUJUAN PROGRAM PENYEHATAN
LINGKUNGAN

KUALITAS AIR DAN


SANITASI DASAR

PENGAWASAN SANITASI
Pengawasan,
Fasilitasi,Adv TEMPAT PENGOLAHAN
okasi, KAB./KOTA MAKANAN (TPM)
Bimbingan
Teknis TEMPAT-TEMPAT
UMUM (TTU)

FASYANKES

LINGKUNGAN SEHAT TERHINDAR DARI PENYAKIT BERBASIS


LINGKUNGAN DAN GANGGUAN KESEHATAN
BIJAK LIMBAH MEDIS 5
ISSUE LIMBAH MEDIS FASYANKES

BIJAK LIMBAH MEDIS 6


BIJAK LIMBAH MEDIS 7
KATEGORI LIMBAH
MEDIS DI RUMAH SAKIT
INFEKSIUS

PATOLOGIS
BENDA
TAJAM
GENOTOKSI
K
SITOTOKSIK
LIMBAH
FARMASI
BAHAN
MEDIS
KIMIA
MENGANDUNG
LOGAM BERAT
KEMASAN
BERTEKANA (Kepmenkes nomor 1204 tahun 2
N
RADIOAKTIF Limbah medis terdiri dari
berbagai jenis yang
LIMBAH CAIR memerlukan
metode pengolahan yang
berbeda
Limbah Medis Terdiri dari Berbagai Jenis

Limbah medis terdiri dari berbagai jenis yang memerlukan metode


pengolahan yang berbeda (Kepmenkes nomor 1204 tahun 2004)

Kemasan bertekanan
Bahan Kimia

Logam berat

Limbah Cair
Radioaktif
Sitotoksik
Patologis
Infeksius

Farmasi
Tajam
JENIS LIMBAH FASYANKES BERDASARKAN
KARAKTERISTIKNYA
BAHAYA & DAMPAK LIMBAH MEDIS
Limbah Kimia, Limbah Infeksius,
Limbah
Farmasi, Logam Patologis & Benda
Berat Tajam Genotoksik
Melalui Adsorpsi: Melalui:
Melalui:
Kulit & membran Tusukan, lecet, luka
Menghirup debu
mukosa Membran mukosa
atau aerosol
Pernafasan Pernafasan
Adsorpsi kulit
Pencernaan Ingesti
Tanpa sengaja
menelan
Intoksikasi/ Infeksi Kontak dengan
keracunan akut Gastroenteritis cairan & sekret
atau kronik Infeksi Saluran tubuh pasien
Cedera luka Pernafasan
bakar
AIDS
Karsinogen
Hepatitis A Mutagen
Hepatitis B & C Iritasi kulit
Infeksi mata Iritasi saluran
Infeksi genital, cerna
Cedera
DAMPAK LIMBAH MEDIS
(WHO Fact Sheet No. 281, October 2004)

Jarum suntik yang terkontaminasi mengakibatkan:


21 juta infeksi hepatitis B virus (HBV), 32% dari kasus baru
2 juta infeksi hepatitis C virus (HCV), 40% dari kasus baru
Paling sedikit 260.000 infeksi HIV, 5% dari kasus baru

Sekitar 22-53% kasus hepatitis B, 31-59% kasus hepatitis C,


dan 7-24% kasus HIV/AIDS diasosiasikan dengan pengelolaan
limbah medis yang tidak aman.

BIJAK LIMBAH MEDIS 12


Limbah Medis: Dampak Praktik-praktik
Yang Dilakukan Saat Ini
Penyebaran penyakit menular lewat
pembuangan sembarangan limbah
infeksius, termasuk limbah imunisasi
Tenaga kesehatan dan pasien
terpapar merkuri dengan kadar akut
Dampak kesehatan dan lingkungan
jangka panjang dari emisi dioksin,
furan dan merkuri dari insinerasi
limbah medis
Dampak ekonomi akibat penyakit
yang ditimbulkan sektor layanan
kesehatan pada keluarga, masyarakat
dan bangsa.

LIMBAH B3 RS 13
PERMASALAHAN LIMBAH
RUMAH SAKIT
DAMPAK DIOKSIN dan FURAN
thdp KESEHATAN

Emisi pembakaran tidak sempurna

POPs(Persistent organic pollutans), Lipofilik


(larut dlm lemak)
Karsinogenik dan sangat beracun
BIJAK LIMBAH MEDIS 15
Timbulan limbah medis dari
Rumah Sakit sekitar 140 gr/tempat
tidur/hari (Ditjen PP & PL, 2003)
Rumah Sakit di Jateng 284 dgn
37.311 TT, diprediksi produk
limbah medis 1.880,5 ton/tahun

BIJAK LIMBAH MEDIS 16


RUMAH SAKIT

JUMLAH : 284

JUMLAH TEMPAT TIDUR


37.311
RSU DAERAH: 49
RUMAH RSU PUSAT: 3
SAKIT
UMUM: 214 RSU TNI/POLRI: 11

RS SWASTA: 151

RSK
RUMAH PEMERINTAH: 8
SAKIT RSK TNI/POLRI: 1
KHUSUS: 70
RSK SWASTA: 61
RS AKREDITASI : 23
BIJAK LIMBAH MEDIS 17
PUSKESMAS

RAWAT JALAN : 557

JUMLAH
PUSKESMAS RAWAT INAP:318
875

PUSK AKREDITASI:21 PUSTU : 1850

BIJAK LIMBAH MEDIS 18


SUB POKOK BAHASAN KEDUA

DASAR HUKUM

BIJAK LIMBAH MEDIS 19


KESEPAKATAN INTERNASIONAL

Stockholm Convention tentang Bahan Pencamar


Organik yang Persisten (Persistent Organic
Pollutants= POPs)
Basel Convention tentang limbah berbahaya dan
limbah lain
Minamata Convention on Mercury
1. UU No 36/2009 ttg Kesehatan
2. UU No 23/1997 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. UU No 22/1999 ttg Pemerintah Daerah
4. PP No 18/1999 yg dirubah dengan PP No 85/99 ttg
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
5. Permenkes 1204/2004 ttg Kesling Rumah Sakit
6. PP 66/2014 ttg Kesehatan Lingkungan
7. PP 101/2014 ttg Pengelolaan Limbah B3
8. PermenLHK 56/2015 ttg tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES;

BIJAK LIMBAH MEDIS 21


1. Penyelenggaraan upaya Kesling RS
dpt dilaksanakan oleh RS sendiri,
bekerjasama dg instansi lain atau
bermitra dg pihak ke tiga
KEPMENKES 2. Limbah medis tdk boleh di buang
No. langsung ke TPA
3. Pembinaan & pengawasan
1204/2004 penyelenggaraan Kesling RS
dilakukan oleh Dinkes Provinsi dan
Kabupaten/ Kota sesuai PERDA yg
berlaku
4. .

BIJAK LIMBAH MEDIS 23


Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 59
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 WAJIB melakukan
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri
pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada
pihak lain.
Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
UNDANG-UNDANG NO. 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT

Instalasi pengelolaan limbah


(Pasal 11 ayat 1a)

Pengolahan sampah
(Pasal 10 ayat 2t)

Dokumen Lingkungan
(Pasal 8 ayat 2)
Peraturan Pemerintah No. 66
tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
Penyelenggaraan kesling
PENGAWASAN PENGOLAHAN
LIMBAH Pengamanan LIMBAH
Dilaksanakan sesuai per 1. Limbah cair, padat, gas
UU-an Limbah 2. Seusai peraturan per
UU-an

PELINDUNGAN KESMAS
1. Sampah tdk diolah (pengurangan,
penanganan)
2. Zat kimia berbahaya (pajanan &
kontaminasi penggunaan)
3. Gangguan Fisika udara
4. Radiasi pengion dan non pengion
5. pestisida
PP. No.
66/2014

Pasal 2 (Penyelenggara kesehatan lingkungan):Setiap


pengelola, penyelenggara atau penanggungjawab lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan
fasilitas umum wajib melakukan upaya penyehatan,
pengamanan dan pengendalian.
Pasal 3, dalam hal pasal 2 dapat bekerjasama dengan atau
menggunakan jasa pihak lain yang berkompeten,
memenuhi kualifikasi dan atau terakreditasi.

BIJAK LIMBAH MEDIS 27


PRINSIP KEBIJAKAN DALAM PENGELOLAAN
LIMBAH FASYANKES
Mencegah risiko kesehatan terkait dengan pemajanan terhadap petugas
limbah Fasyankes dan masyarakat melalui promosi kebijakan manajemen
limbah yang ramah lingkungan
Mendukung upaya global untuk mereduksi jumlah pembuangan emisi NOx
ke atmosfir untuk mereduksi penyakit dan menunda serangan perubahan
global
Mendukung Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants (POPs)
Mendukung Basel Convention atas limbah berbahaya dan limbah lain
Mendukung Minamata Convention on Mercury
Mereduksi pemajanan polutan toksik terkait proses pembakaran melalui
promosi praktek yang memadai terhadap insinerasi suhu tinggi
PRINSIP PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3

Semua penghasil limbah secara hukum dan


The Polluter Pays finansial bertanggung jawab menggunakan
Principle metode pengelolaan limbah yang aman dan ramah
lingkungan

Prinsip kunci yang mengatur perlindungan


The Precautionary kesehatan dan keselamatan melalui upaya
penanganan yang secepat mungkin dengan
Principle asumsi risiko yang dapat terjadi cukup
signifikan
Prinsip kewaspadaan bagi yang menangani
The Duty of Care atau mengelola karena secara etik
Principle bertanggung jawab untuk menerapkan
kewaspadaan tinggi

The Proximity Prinsip kedekatan dalam penanganan limbah


berbahaya untuk meminimalkan risiko pada
Principle pemindahan
STRATEGI Pengelolaan Limbah B3 FASYANKES

Mewajibkan semua
Mendorong program
pengelola Fasyankes
pengurangan limbah Meningkatkan
untuk mengelola
di Fasyankes sesuai kapasitas SDM
limbah dengan benar
Peraturan
(sesuai persyaratan)

Meningkatkan Mendorong Meningkatkan


kemitraan khususnya penggunaan pemantauan dan
dengan swasta teknologi alternatif evaluasi
selain insinerasi
Rekomendasi dalam Pengelolaan
Limbah Medis
Pengurangan atau pembatasan dan tata kelola barang
Pemilahan limbah sesuai dengan karakteristik dan
teknologi pengolahannya
Penggunaan kembali atau daur ulang
Insinerasi dengan panas yang optimal
Penggunaan teknologi alternatif selain insinerasi
Kerja sama dengan pihak pengolah limbah yang berizin
Memenuhi tata cara proses perizinan pengelolaan
limbah B3
SUB POKOK BAHASAN KETIGA

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH


MEDIS FASYANKES DI JAWA TENGAH

BIJAK LIMBAH MEDIS 32


PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
RUMAH SAKIT

RS MEMILIKI
IPAL BERIJIN
80 %

RS MEMILIKI
IPAL 100%
RS MEMILIKI
IPAL BELUM
BERIJIN 20 %

BIJAK LIMBAH MEDIS 33


PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT
INCINERATOR TELAH BERIJIN
( RS Moewardi)--- th
2013,apakah dapat
diperpanjang ?

INCINERATOR BLM BERIJIN


( hampir semua RS)
PENGELOLAAN
LIMBAH PADAT
MEDIS RUJUK PIHAK KETIGA (80% RS)
(PT Medivest / PT ARRAH)

KOMBINASI INCINERATOR DAN


RUJUK PIHAK KETIGA (80% RS)

BIJAK LIMBAH MEDIS 34


PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
PUSKESMAS

IPAL SEDERHANA
( SEPTIK TANK) : 95%

PENGOLAH
AN LIMBAH
CAIR
IPLC ( INSTALASI
PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR) : 5 %

BIJAK LIMBAH MEDIS 35


PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT
PUSKESMAS

INCENERATOR BLM
BERIJIN : 15 %
PENGOLAH
AN LIMBAH DIRUJUK RS : 5 %
PADAT
PIHAK KETIGA BERIJIN : 80 %

BIJAK LIMBAH MEDIS 36


FASYAKES UPT DINKES

PENGOLAH BKPM/BKIM : 6 PIHAK KETIGA : 1


AN
LIMBAH
CAIR LABKESDA: 1
INCINERATOR: 6

BIJAK LIMBAH MEDIS 37


INSPEKSI SANITASI (RUMAH SAKIT DAN
PUSKESMAS RAMAH LINGKUNGAN)

BIJAK LIMBAH MEDIS 38


Pengelolaan Limbah
Penyehatan Air

Tempat Pencucian Linen

Pengendalian Serangga
ASPEK SANITASI Makanan dan minuma
RUMAH
SAKIT/PUSKES Dekontaminasi, Desinfeksi

MAS Ruang dan Bangunan

Pengamanan Radiasi

Penyuluhan kesehatan

BIJAK LIMBAH MEDIS 39


100
120

40

20
60
80

0
Kab
Kab. Cilacap
Kab. Banyumas
Kab. Purbalingga
Kab. Banjarnegara
Kab. Purworejo
Kab. Wonosobo
Kab. Magelang
Kab. Boyolali
Kab. Sukoharjo
Kab. Wonogiri
Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Rembang
Kab. Pati
Kab. Jepara
Kab. Semarang
Kab. Temanggung
Kab. Kendal

BIJAK LIMBAH MEDIS


Kab. Batang
Kab. Pekalongan
Kab. Pemalang
Kab. Tegal
Kab. Brebes
Kota Surakarta
Kota Salatiga
Kota Semarang
PROSENTASE RS RAMAH LINGKUNGAN

Kota Pekalongan
Kota Tegal
Kab. Kudus
Kota Magelang
Kab. Blora
Kab. Grobogan
Kab. Demak
Kab. Kebumen
40
CAPAIAN PROV : 94%

Kab. Klaten
100
120

40
60
80

20

0
Kab
Kab. Cilacap
Kab. Banyumas
Kab. Purbalingga
Kab. Banjarnegara
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kab. Wonosobo
Kab. Magelang
Kab. Boyolali
Kab. Sukoharjo
Kab. Wonogiri
Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Blora
Kab. Rembang
Kab. Pati
Kab. Kudus
Kab. Jepara
Kab. Semarang
Kab. Temanggung

BIJAK LIMBAH MEDIS


Kab. Kendal
Kab. Pekalongan
Kab. Pemalang
Kab. Tegal
Kab. Brebes
Kota Magelang
Kota Surakarta
Kota Semarang
Kota Pekalongan
PROSENTASE PUSKESMAS RAMAH LINGKUNGAN

Kota Tegal
Kab. Grobogan
Kab. Klaten
Jawa Tengah : 96%

Kab. Batang
Kota Salatiga
Kab. Demak
41
SUB POKOK BAHASAN KEEMPAT

ARAH DAN KEBIJAKAN

BIJAK LIMBAH MEDIS 42


1. Mendorong pemerintah daerah untuk melakukan
inovasi pengolahan limbah terpadu.
2. Memperketat perizinan operasional dan akreditasi
fasyankes
3. Mengalokasikan dana alokasi khusus (DAK) untuk
pemenuhan sarana dan prasarana pengelolaan limbah
4. Mendorong Pemda untuk bekerjasama dengan pihak ketiga
dalam pengelolaan limbah B3
5. Memberikan penghargaan/reward bagi fasyankes yang telah
mengelola limbah dengan baik dan benar.
6. Pengelolaan lImbah medis bagian dari Sanitasi Fasyankes.
7. Kegiatan pengelolaan limbah medis dan sanitasi mrpk bagian
dari Mutu Pelayanan Kesehatan (Akreditasi RS dan Puskesmas)

BIJAK LIMBAH MEDIS 43


STRATEGI Pengelolaan Limbah B3 FASYANKES

Mewajibkan semua
Mendorong program
pengelola Fasyankes
pengurangan limbah Meningkatkan
untuk mengelola
di Fasyankes sesuai kapasitas SDM
limbah dengan benar
Peraturan
(sesuai persyaratan)

Meningkatkan Mendorong Meningkatkan


Kemitraan penggunaan pemantauan dan
khususnya dengan teknologi alternatif evaluasi
swasta selain insinerasi
MENUJU KEBIJAKAN BEBAS MERKURI
Hasil Pertemuan
Intergovernmental Negotiating Committee (INC) ke-56 Bangkok, Januari 2015

Pengaturan terhadap:
suplai dan perdagangan merkuri,
produk dan proses yang menggunakan merkuri,
penambangan emas skala kecil (artisanal and small-scale
gold mining/ASGM),
emisi ke udara dan pembuangan merkuri ke tanah dan air,
penyimpanan dan pengelolaan limbah merkuri,
peran sektor medis dalam mencegah dan menangani
dampak merkuri pada kesehatan,
penyusunan rencana implementasi nasional,
mekanisme pendanaan,
peningkatan kapasitas dan alih teknologi untuk membantu
implementasi konvensi.
MERKURI DALAM ALAT MEDIS

Alat Medis Perkiraan Kandungan Merkuri


Termometer klinis 0.5 - 1.5 g
Termometer laboratorium 3.0 - 4.0 g
Portable and wall-mounted blood 110 - 200 g
pressure units (sphygmomanometers)

Maloney or Hurst bougies One tube may contain up to


(esophageal dilators) 1361 g of mercury

Cantor tubes 54 - 136 g


Miller-Abbott tubes 136 g
Dennis tubes 136 g
Foley catheter 68 g
LANGKAH-LANGKAH
PENGHAPUSAN MERKURI NASIONAL BIDANG KESEHATAN

Peninjauan dan penyusunan regulasi terkait


penghapusan alat mengandung merkuri
Inventarisasi peralatan yang mengandung merkuri
Kajian terhadap dampak penggunaan alat mengandung
merkuri
Evaluasi dan kajian peralatan pengganti non merkuri
Peningkatan kapasitas bagi petugas dan masyarakat
Melakukan kemitraan dengan berbagai pihak dalam
eliminasi penggunaan merkuri di sektor kesehatan
Monitoring dan evaluasi
LANGKAH-LANGKAH PENGHAPUSAN MERKURI
DI RUMAH SAKIT
1. Membuat Gugus Tugas ELIMINASI MERKURI
2. Manajemen Rumah Sakit menandatangani Surat
Komitmen untuk PENGHAPUSAN MERCURY
3. Melakukan Inventarisasi Merkuri
4. Menyusun program substitusi merkuri
Mengganti termometer dan alat ukur tekanan darah dengan
yang aman, akurat, afordabel
Mengadopsi kebijakan pembelian mercury-free
Menetapkan program pengelolaan dan penyimpanan limbah
merkuri
Pelatihan dan pendidikan
5. Evaluasi Pasca Implementasi
DOKUMENTASI

BIJAK LIMBAH MEDIS 50


BIJAK LIMBAH MEDIS 51
BIJAK LIMBAH MEDIS 52
SUB POKOK BAHASAN KELIMA

INDIKATOR KINERJA

BIJAK LIMBAH MEDIS 53


SASARAN/INDIKATOR PROGRAM PL
DINKES PROV
TARGET
No. SASARAN/ INDIKATOR KINERJA
2014 2018
1 Desa melaksanakan STBM 2247 2647

2 TTU memenuhi syarat 78 % 82 %

3 TPM memenuhi syarat 53 % 65 %


4 Puskesmas Ramah Lingkungan 73% 77 %
5 RS Ramah Lingkungan 90,1 % 91 %

6 Penduduk dgn Akses Air Minum 78 % 82 %

7 Penduduk dgn Akses Jamban sehat 75 % 79 %

8 Pengelolaan Sampah RT memenuhi syarat 49 % 53 %

9 Pengelolaan Limbah RT memenuhi syarat 48 % 52 %


BIJAK LIMBAH MEDIS 54
INDIKATOR KINERJA RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN 2014-2018

RUMAH SAKIT
Ramah
Lingkungan

(% Rumah Sakit yang hasil inspeksi 2014: 90%


sanitasi nya Baik/ Jumlah RS x 100 %) 2018: 91%

BIJAK LIMBAH MEDIS 55


INDIKATOR KINERJA RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN 2014-2018

PUSKESMAS
Ramah
Lingkungan

(% PUSKESMAS yang hasil inspeksi 2014: 73%


sanitasi nya Baik/ Jumlah RS x 100 %) 2018: 77%

BIJAK LIMBAH MEDIS 56


INDIKATOR RENSTRA KEMENKES RI 2015-2019
PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN
TARGET
No. INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah Desa yg melaksanakan STBM 25.000 30.000 35.000 40.000 45.0500

Prosentase sarana air minum yg


2 30 % 35% 40 % 45% 50
dilakukan pengawasan

3 Prosentase TPM memenuhi syarat 50% 52% 54% 56% 58%

Prosentase RS yg melakukan
4 pengelolaan limbah medis sesuai 10% 15% 20% 25% 30%
standar

5 Prosentase TPM yg memenuhi syarat 8% 14% 20% 26% 32%

Jumlah Kab./kota yg
6 menyelenggarakan tatanan kawasan 346 356 366 376 386
sehat
BIJAK LIMBAH MEDIS 57
SUB POKOK BAHASAN KEENAM

E-MONEV PENGELOLAAN LIMBAH


MEDIS

BIJAK LIMBAH MEDIS 58


eMONEV pengelolaan Limbah
medis

Peraturan
goo.gl/A2XvMd
sites.google.com/site/pengelolaanlimbahfasyan
kes
Instrumen Pengumpulan Data
datalimbahfasyankes@gmail.com

Matriks
Data

Matriks Data diisi dan dikirimkan oleh Dinkes ke Kemenkes sesuai


data yang diperoleh dari Fasyankes, satu matriks dapat diisi hingga
sepuluh Fasyankes.

goo.gl/aZftMd
Instrumen Pengumpulan Data
datalimbahfasyankes@gmail.com

Formulir Elektronik

Formulir elektronik Data Limbah Fasyankes diisi & dikirimkan oleh


Fasyankes ke Dinkes/Kemenkes atau Dinkes ke Kemenkes melalui
surat elektronik, satu formulir diisi untuk satu Fasyankes.

goo.gl/US9Qw7
Instrumen Pengumpulan Data
datalimbahfasyankes@gmail.com

Formulir online

Formulir online Data Limbah Fasyankes diisi dan dikirimkan oleh


Fasyankes atau Dinkes ke Kemenkes melalui sistem online, satu
goo.gl/forms/pW8eza7a6M
formulir diisi untuk satu Fasyankes.
Instrumen Pengumpulan Data
datalimbahfasyankes@gmail.com

Kuesioner
Kuesioner Data Limbah Fasyankes diisi langsung di Fasyankes
(wawancara) dan dikirimkan oleh Dinkes ke Kemenkes atau diisi
oleh Kemenkes dalam rangka pemantauan, satu kuesioner diisi
untuk satu Fasyankes.

goo.gl/WGTkG5
Data pengelolaan Limbah Puskesmas Pengola Pengola
Jumlah Jumlah Jumlah
Puskesm Rawat han han Pemilah Pemanta
Sanitaria limbah limbah APD
as inap limbah limbah an uan
n padat cair
padat cair
Sumatera Barat

100%
Kalimantan Tengah
Kepulauan Bangka Belitung 100%
100%
Gorontalo
Lampung
100%98%

Yogyakarta

69%
Sulawesi Barat

63%
Kalimantan Timur

51%
Riau

43%
Maluku

36%
Aceh
Jakarta
Bali
29%27%27%
Jambi
Kalimantan Selatan
25%24%

Maluku Utara
22%

Indonesia
18%

Banten
Sumatera Selatan
15%13%

Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
11%10%

Papua
Sulawesi Tengah
8% 8%

Bengkulu
Nusa Tenggara Timur
Kepulauan Riau
Jawa Timur
5% 5% 4% 3%

Jawa Barat
Sumatera Utara
Jawa Tengah
3% 2% 1%

Kalimantan Barat
Kalimantan Utara
Nusa Tenggara Barat
Rumah Sakit
yang Diterima Per Desember 2015
Data Cakupan Pengelolaan Limbah

Papua Barat
0% 0% 0% 0%
SUB POKOK BAHASAN KEENAM

INSPEKSI SANITASI RUMAH SAKIT

BIJAK LIMBAH MEDIS 67


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Kepmenkes No.
1204/Menkes/SK/X/2004
tentang
Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
KESLINGK RS
(BOBOT 8)

DINDING, ATAP, LANGIT2,


VENTILASI, KONSTRUKSI, PINT,
LANTAI PAGAR, HALAMAN,
SALURAN AIR
(bobot 2) JARINGAN INSTALASI
LIMBAH
(bobot @ 1) (bobot @ 0,5)
RUANG BANGUNAN
(BOBOT 10)

LINGKUNGAN RS,
R. LABORATORIUM, R.
PERAWATAN, R.PENDINGIN R. STERILISASI RADIOLO
OPERASI MAYAT, TOILET & (bobot 1,5) GI
(bobot @ 2) KM ( 0,5 )
(bobot @ 1)
PENYEHATAN MAKMIN
(BOBOT 15)

BHN MAKNN &


TEMPAT MAKNN JADI,
DAPUR MAKANAN PENYAJIAN
(bobot 4) JADI (bobot MAKNN, PJM,
3) PERALATAN
(bobot @ 2)
PENYEHATAN AIR
(BOBOT 15)

KUANTITAS KUALITAS SARANA


(8) (5) (3)
PENGELOLAAN LIMBAH
(BOBOT 16)

PENGELOL KUALITAS
PENGELOL
AAN EFFLUENT YG
AAN
LIMBAH DIBUANG KE
LIMBAH
CAIR DALAM
PADAT
(bobot 4) LINGKUNGAN
(bobot 10)
(bobot 2)
TEMPAT PENCUCIAN LINEN
(BOBOT 5)
PENGENDALIAN SERANGGA
DAN TIKUS
(BOBOT 4)
DEKONTAMINASI MELALUI
DESINFEKSI DAN STERILISASI
(BOBOT 10)
PENGAMANAN RADIASI
(BOBOT 2)
PENYULUHAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
(BOBOT 6)
UNIT INSTALASI SANITASI
(BOBOT 8)
Bagi RS YG TDK MEMILIKI R.RADIOLOGI (bobot 0,5) +
PERLINDUNGAN RADIASI (bobot 2), maka skor makimal
dikurangi (0,5 x 100)+(2 x 100) = 250 poin
Bagi RS yg menyerahkan sebagian komponen pd
varabel upaya kpd pihak luar dan dikerjakan diluar
lingkungan RS, maka variabel upaya tsb TIDAK MASUK
PENILAIAN, shg skor maksimal dikurangi skor sebagian
kgiatan yg diserahkan pihak luar tsb.
Komponen yg dinilai pd Variabel upaya yg tdk
dilakukan pemeriksaan atau penilaia IS krn tdk tersedia
alat yg memadai atau petugas yg mampu unt
melaksanakan pemeriksaan atau krn sebab lainnya,
maka komponen tsb tdk masuk dalam penilaian
sehingga nilai maksimal dikurangi skor pada komponen
nilai tsb
KESIMPULAN HASIL PENILAIAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

Sekurang-kurangnya 75% dari skor maksimal yg ada/diperiksa


untuk : RS Pemerintah/BUMN/BUMD Kl.A & Kl.B, RS ABRI Kl.I &
II, RS Swasta Kl. Utama dan Madya

Sekurang-kurangnya 65% dari skor maksimal yg ada/diperiksa


untuk : RS Pemerintah/BUMN/BUMD Kl.C, RS ABRI Kl.III, RS
Swasta Kl. Pratama

Sekurang-kurangnya 60% dari skor maksimal yg ada/diperiksa


untuk : RS Pemerintah/BUMN/BUMD Kl.A & Kl.D, RS ABRI Kl.IV
Kesehatan Lingkungan Puskesmas

Kepmenkes No.
1428/Menkes/SK/XII/2006
tentang
Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan
Puskesmas
Komponen Kesehatan Lingkungan
Puskesmas

BANGUNAN LUAR

BANGUNAN DALAM

SARANA FASILITAS
SANITASI

MANAJEMEN DALAM KEBERSIHAN DAN RUANG


KETERTIBAN TAMBAHAN
BANGUNAN LUAR
(BOBOT 16)

DINDING LUAR
BANGUNAN, ATAP
DAN LANGIT2, TERAS PAGAR, HALAMAN
SALURAN (bobot 2) (TAMAN, JALAN,
BUANGAN AIR T.PARKIR)
HUJAN/RIOL (bobot @ 1)
(bobot @4)
BANGUNAN DALAM
(BOBOT 15)

(PINTU, JENDELA,
TATA
KACA & VENTILASI),
BANGUNAN & DINDING
ATAP & LANGIT2,
PENERANGAN (bobot 2)
LANTAI
(bobot 4)
(bobot @ 3)
SARANA FASILITAS
SANITASI
(BOBOT 43)

PENYEDIAAN JAMBAN/ KAMAR


SPAL WASTAFEL
AIR, SAMPAH MANDI
(bobot 8) ( bobot 6 )
(bobot @ 10) (bobot 9)
MANAJEMEN DLM
KEBERSIHAN & KETERTIBAN
(BOBOT 22)

PENAMPILAN PETUGAS,
PENGELOLAAN
DISIPLIN PETUGAS,
PPBT
KETERTIBAN
(bobot 10)
(bobot @ 4)

RUANG TAMBAHAN
(BOBOT 4)
PEMERIKSAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS

PUSKEMAS MEMENUHI SYARAT KESEHATAN, apabila total skor > 70%

PUSKEMAS TIDAK MEMENUHI SYARAT KESEHATAN, apabila total skor < 70%
POKOK BAHASAN KEDELAPAN

PENUTUP

BIJAK LIMBAH MEDIS 84


SEHAT ADALAH HARTAKU,
YANG HARUS KU JAGA DAN
KU PELIHARA

BIJAK LIMBAH MEDIS 85


http://anakbersinar.com/assets/images/public/media/0b66834782d41ad790238af210e6470f.jpg

Anda mungkin juga menyukai