Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN HOME VISIT BBLR

OLEH : dr. Kharina F.


LAPORAN KASUS
Hari / Tanggal : 6 Mei 2017
Nama : By. A
Usia : 1 bulan ( 4 April 2017 )
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl S. Riadi Gg Hikmah
Rt. 04 No. 60
Nama Ibu : Ny. N
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn. N
Pekerjaan Ayah : Swasta
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA RPS
Kontrol tumbuh kembang Bayi dibawa orang tuanya
bayi. untuk meminta rujukan ke
RSUD AWS dr. Sp.A untuk
kontrol tumbuh kembang.
Bayi tidak ada keluhan.
RPD
Setelah lahir dari RS SMC, bayi dirawat di ruang NICU
karena berat lahir rendah dan premature. Saat dirawat bayi
mendapat nutrisi parenteral lewat sonde.
9 hari dirawat di RS SMC bayi mengalami infeksi lambung
dan respiratory distress of neonatorum kemudian dirujuk ke
RSUD AWS.
Disana bayi dirawat di ruang NICU dengan bantuan CPAP
selama 10 hari.
Sempat pulang kerumah 3 hari bayi dirawat kembali di RSUD
AWS karena hipotermia dan hipoglikemia.
RPK RPSOS
Saat melahirkan bayi ibu Bayi tinggal serumah bersama
ayah,ibu, kakak, kakek, dan
menderita eklampsia dan neneknya. Bayi sekamar
mendapatkan pertolongan dengan orang tua dan
persalinan cito secara section kakaknya. Keadaan kamarnya
minim ventilasi udara, cukup
caesaria. gelap dan lembab dan tidak
rapi. Lingkungan rumah
termasuk lingkungan padat
penduduk di tepi jalan kecil
banyak debu. Rumah orang
tua terbuat dari kayu.
R.ANTENATAL R.NATAL
Ibu hamil anak kedua, Ibu melahirkan SC a/I
selama hamil jarng eklampsia di RS SMC,
memeriksakan premature 31-32 minggu,
kandungannya ke bidan BB = 1.400 gr PB = 40
atau dokter. cm, LK = 20 cm AS = 6-7.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda tanda vital : Nadi = 132 x/menit
Pernafasan = 40 x/menit
Suhu axilla = 37.2oC
Status Gizi : Klinis : kulit merah, aktif
bergerak, menangis kuat.
BB = 1.600 gr
PB = 43,6 cm
LK = 20 cm
STATUS GENERALIS
Kepala : mikrosepali (-), Pemeriksaan Thorax
caput succedaneum (-), Inspeksi : simetris,
fontanela (+), cepal retraksi dinding dada (-/-),
hematoma (-). Palpasi :
Rambut : lanugo (+) pengembangan dinding
Mata : simetris (+), katarak dada simetris
kongeital (-) Perkusi : sonor (+/+)
Telinga : simetris (+) Auskultasi : S1-S2
Hidung : simetris (+) tunggal
Mulut : reflek hisap (+)
Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan Ekstremitas :
Inspeksi : datar, pucat (-), cyanosis (-),
distensi (-), ikterik (-), akral hangat,
Auskultasi : BU (+)
nadi teraba kuat, CRT <2
s. jumlah jari tangan dan
Perkusi : timpani
kaki normal.
Palpasi : supel
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

DIAGNOSA KERJA
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah

PENATALAKSANAAN
Rujukan ke Dokter Spesialis Anak RSUD AWS.
Upaya Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
LATAR BELAKANG
BBLSR adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 1.500 gram. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction).
Berdasarkan data dari WHO (2010), bayi dengan berat
lahir rendah berkontribusi sebanyak 60 hingga 80% dari seluruh
kematian neonatus dan memiliki resiko kematian 20 kali lebih
besar dari bayi dengan berat normal sampai usia satu tahun.
PERMASALAHAN
Pasien ini merupakan bayi dengan berat lahir sangat
rendah yaitu 1.400 gram dengan pertolongan secara sectio
caesaria di RS. Permasalahan yang dialami bayi dengan
berat lahir rendah meliputi asfiksia atau gagal bernafas secara
sepontan dan teratur sesaat atau beberapa menit setelah lahir,
hipotermia atau gangguan termoregulasi, gangguan nutrisi dan
resiko infeksi.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Melakukan kunjungan rumah untuk memberikan
penyuluhan tentang penyebab dan permasalahan bayi lahir
rendah.

PELAKSANAAN
Pada tanggal 20 Mei 2017, dilakukan kunjungan ke
rumah pasien. Pertama melakukan dokumentasi terhadap
pasein dan ibu pasien. Kedua melakukan penyuluhan dalam
bentuk leaflet kepada ibu dan ayah pasien.
MONITORING DAN EVALUASI
20 Mei 2017 home visite I penilaian awal kondisi
pasien.
6 Juni 2017 home visite II pasien terlihat sehat (
badan merah, menagis keras, suhu tubuh baik, menyusui baik).
Upaya Kesehatan Lingkungan
LATAR BELAKANG
Salah satu penyebab bayi lahir rendah adalah faktor
lingkungan. Lingkungan yang terpapar zat berbahaya dan
terkena radiasi dapat meningkatkan kejadian BBLSR.
Tatalaksana perawatan bayi lahir rendah juga
memperhatikan lingkungan sekitarnya, Lingkungan rumah dan
kamar yang kotor dan orang-orang yang merawat bayi kecil
tidak memperhatikan kebersihannya dapat membuat bayi kecil
dengan mudah terkena infeksi.
PERMASALAHAN
Pasien tinggal dalam kondisi rumah kayu yang lembab
dan kurang matahari , tidak terdapat ventilasi dalam kamar
tidur pasien dan lingkungan padat penduduk dan lingkungan
sekitar yang cukup kotor. Selain itu juga saat orang dirumah
pasien memegang tubuh pasien tidak mencuci tangan terlebih
dahulu.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Melakukan kunjungan rumah untuk menilai lingkungan
rumah, kamar dan sekitar rumah dan memberian edukasi
tentang lingkungan yang sehat dan kebersihan orang- orang
yang merawat BBLSR.

PELAKSANAAN
Pada tanggal 20 Mei 2017, dilakukan kunjungan ke
rumah pasien. Melakukan penyuluhan pentingnya menjaga
kebersihan dalam perawatan bayi lahir rendah.
MONITORING DAN EVALUASI
20 Mei 2017 home visite I penilaian awal kondisi
kondisi lingkungan dan kebersihan bayi.
6 Juni 2017 home visite II belum terjadi
perubahan pada lingkungan rumah dan sekitar pasien. Kamar
pasien sudah terlihat rapi tapi masih lembab dan minim
ventilasi. Ibu pasien dan orang serumah sudah menerapkan cuci
tangan terlebih dahulu walaupun belum teratur. Sebelum
menyusui pasien ibu pasien sudah melakukan pembersihan
puting susu.
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
serta Keluarga Berencana (KB)
LATAR BELAKANG
BBLR memerlukan perawatan khusus karena
mempunyai permasalahan yang banyak sekali pada sistem
tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum stabil yaitu :
Ketidakstabilan suhu tubuh, Gangguan pernafasan, Imaturitas
imunologis Masalah gastrointestinal dan nutrisi, dan
Hipoglikemi.
Status pelayanan antenatal (frekuensi dan kualitas
pelayanan antenatal, tenaga kesehatan tempat periksa hamil,
umur kandungan saat pertama kali pemeriksaan kehamilan) juga
dapat memperngaruhi kelahirkan BBLR.
PERMASALAHAN
Pasien merupakan bayi berat lahir sangat rendah yaitu
1.400 gr. Lahir premature ( 31-32 minggu ) di RSUD dengan
pertolongan SC atas indikasi ibu dengan ekslampsia. Pasien
sempat dirawat di RS karena menderita hipoglikemia,
hipotermia dan respiratory distress of neonatorum.
Selama hamil ibu pasien jarang memeriksakan
kehamilannya ke bidan atau dokter. Sebelum hamil ibu pasien
memakai kb pil. Anak pertama berumur 8 tahun.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Melakukan kunjungan rumah untuk memberikan edukasi
tata cara merawat bayi kecil, memberikan penyuluhan tentang KB
setelah melahirkan, dan memberikan penyuluhan tentang antenatal
care.

PELAKSANAAN
Pada tanggal 20 Mei 2017, dilakukan kunjungan ke rumah
pasien. Pertama melakukan dokumentasi terhadap pasein dan ibu
pasien. Kedua melakukan penyuluhan dalam bentuk leaflet kepada
ibu dan ayah pasien serta menyarankan ibu memakai kb non
hormonal.
MONITORING DAN EVALUASI
20 Mei 2017 home visite I penilaian awal cara ibu
merawat bayi.
6 Juni 2017 home visite II ibu sudah menerapkan
cara merawat bayi dengan benar ( memakaikan kupluk kepala,
kaos kaki dan tangan kepada bayi untuk menjaga bayi tetap
hangat dan sudah memeriksakan kondisi bayi dokter spesialis
anak ). Saat ini ibu memakai kb alami yaitu metode amenore
laktasi.
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
LATAR BELAKANG
Masalah yang sering dijumpai pada BBLR antara lain kurang
baiknya kontrol fungsi motorik oral, sehingga beresiko mengalami
kekurangan gizi dan keterlambatan tumbuh kembang. Keterlambatan
tersebut dapat dilihat pada fisik BBLR, seperti berat badan rendah (< 2500
gram), panjang badan pendek ( 45 cm), dan lingkar kepala kecil (< 33
cm).
Kekurangan gizi ini diantaranya disebabkan oleh meningkatnya
kecepatan pertumbuhan, serta semakin tingginya kebutuhan metabolisme,
cadangan energi yang tidak mencukupi, sistem fisiologi tubuh yang belum
sempurna, atau karena bayi dalam keadaan sakit. Selain itu, keadaan organ-
organ BBLR yang belum matang merupakan faktor resiko terjadinya
necrotizing enterocolitis (NEC) pada BBLR. Kejadian NEC tertinggi pada
bayi berat lahir < 1500 gram.
PERMASALAHAN
Pasien merupakan bayi berat lahir sangat rendah yaitu
1.400 gr, panjang badan 40 cm dan lingkar kepala 20 cm. pasien
lahir premature ( 31-32 minggu ) di RSUD dengan pertolongan
SC. Pasien sempat dirawat di RS karena menderita hipoglikemia
dan infeksi lambung.
Ibu pasien meberikan asi ekslusif kepada pasien.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Melakukan kunjungan rumah untuk memberikan
edukasi pentingnya ASI ekslusif penilaian pertumbuhan bayi
dan cara meyusui yang benar.

PELAKSANAAN
Pada tanggal 20 Mei 2017, dilakukan kunjungan ke
rumah pasien. Pertama melakukan dokumentasi terhadap
pasein dan ibu pasien. Kedua melakukan penyuluhan dalam
bentuk leaflet kepada ibu dan ayah pasien.
MONITORING DAN EVALUASI
20 Mei 2017 home visite I penilaian awal kondisi
pasien. ( BB = 1.600 gr PB = 43,6 cm LK = 20 cm )
6 Juni 2017 home visite II pasien telah
mengalami peningkatan berat badan ( BB = 1.700 gr PB = 44
cm ) pasien terlihat sehat ( badan merah, menagis keras, suhu
tubuh baik, menyusui baik).
Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular

LATAR BELAKANG
Salah satu penyebab dari bayi dengan berat badan lahir
rendah yaitu: Faktor ibu Mengalami komplikasi kehamilan, seperti
anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia,
infeksi kandung kemih. Menderita penyakit seperti malaria, infeksi
menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH(Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus),
danpenyakit jantung. Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi
alkohol.
PERMASALAHAN
Saat melahirkan pasien dengan pertolongan SC, ibu
pasien menderita eklampsia dikarenakan saat usia kehamilan
lebih 20 minggu ibu pasien menderita tekanan darah tinggi.
Setelah melahirkan ibu pasien masih menderita hipertensi dan
sering mengalami gejala nyeri kepala.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Melakukan kunjungan rumah untuk memberikan
edukasi tentang mencegah hipertensi dalam kehamilan dan
pasca melahirkan.

PELAKSANAAN
Pada tanggal 20 Mei 2017, dilakukan kunjungan ke
rumah pasien. Untuk memberikan penyuluhan dalam bentuk
pencegahan tentang hipertensi dalam kehamilan dan pasca
melahirkan.
MONITORING DAN EVALUASI
20 Mei 2017 home visite I penilaian awal kondisi
ibu. Obat hipertensi sudah habis.
6 Juni 2017 home visite II setelah dilakukan
edukasi dan ibu sudah mendapatkan obat dari dokter di RS.
Upaya Pengobatan Dasar
LATAR BELAKANG
Preeklampsia berat merupakan risiko yang membahayakan
ibu di samping membahayakan janin. Ibu hamil yang mengalami
preeklampsia berisiko tinggi mengalami gagal ginjal akut, pendarahan
otak, pembekuan darah intravaskular, pembengkakan paru-paru,
kolaps pada sistem pembuluh darah dan eklampsia. Risiko
preeklampsia pada janin antara lain plasenta tidak mendapat asupan
darah yang cukup, sehingga janin bisa kekurangan oksigen dan
makanan.
Hal ini dapat menimbulkan rendahnya bobot tubuh bayi
ketika lahir dan juga menimbulkan masalah lain pada bayi seperti
kelahiran prematur sampai dengan kematian pada saat
kelahiran.
PERMASALAHAN
Ibu pasien menderita eklampsia saat melahirkan
dikarenakan saat usia kehamilan lebih 20 minggu ibu pasien
menderita tekanan darah tinggi. Setelah melahirkan tekanan
darah ibu juga masih tinggi. Ibu sering mengeluh nyeri kepala
dan pandangan masih kabur.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Melakukan kunjungan rumah untuk memberikan edukasi
tentang penyebab gejala klinis dan tatalaksana hipertensi dam
kehamilan dan pasca melahirkan. Menganjurkan ibu untuk
memeriksakan tekanan darahnya ke dokter spesialis kandungan.

PELAKSANAAN
Pada tanggal 20 Mei 2017, dilakukan kunjungan ke rumah
pasien untuk memberikan penyuluhan tentang hipertensi dalam
kehamilan dan pasca melahirkan. Pasien diberikan obat anti
hipertensi (nifedipin 2 x 10 mg) oleh dokter di RS.
MONITORING DAN EVALUASI
20 Mei 2017 home visite I penilaian awal kondisi
ibu dan memberikan anjuran untuk memeriksakan keadaan ibu
ke dokter spesialis.
6 Juni 2017 home visite II sudah memeriksakan
kondisi ibu ke dokter spesialis obgyn dan keluhan ibu sudah
berkurang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai