PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada wanita dengan
Oligomenorea dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan
kebidanan dalam bentuk catatan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Oligomenorea.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada wanita dengan
Oligomenorea.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Oligomenorea dengan pendekatan
varney yang terdiri atas : Agnia. (2016).
1) Melakukan pengkajian pada wanita dengan Oligomenorea
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada wanita
dengan Oligomenorea.
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada wanita dengan
Oligomenorea
5) Merancang intervensi pada wanita dengan Oligomenorea.
6) Melakukan implementasi pada wanita dengan Oligomenorea.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi
1. Adanya kista indung telur, fibfinoid atau masalah Rahim lainnya. Wanita
yang mengalami PCOS (polysyctic ovary syndrome), yaitu dimana indung
telur berisi kista, mengakibatkan haid yang tidak teratur berupa
oligomenorea, amenore atau bahkan haid yang sangat banyak. Kondisi ini
berkaitan dengan kadar hormon androgen yang berlebih didalam tubuh.
2. Penyakit hipotiroid/ hipertiroid
3. Stress. Wanita yang mengalami stres, biasanya juga akan mengalami
gangguan hormonal. Hipothalamus saat stres akan mensekresi CRF
(corticotropin releasing factor) yangmemacu hipofise anterior untuk
memproduksi ACTH (adenocorticotrophic hormone). Pelepasan ACTH
menyebabkan kelenjar adrenal mensekresi hormon kortisol. Adanya
sekresi hormon kortisol menimbulkan respon kewaspadaan yang
merupakan salah satu respon tubuh terhadap stres. Akibatnya produksi
seks hormon (estrogen dan progesteron) ditekan sedemikian rupa
sehingga tidak berkompetisi mendapatkan energi. Hal ini
mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi (oligomenore) (Hager, 2002).
4. Disfungsi kelenjar pituitary. Kelenjar pituitary berfungsi merangsang
produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi,
sehingga bila kelenjar pituitary mengalami malfungsi maka akan
mengakibatkan ketidakseimbangan hormon, terutama hormon yang
berperan dalam reproduksi, sehingga terjadilah oligomenore
5. Stres emosional. pada saat stres, hormone stres yaitu hormon
kortisol sebagai produk dari glukokortioid korteks adrenal yang
disintesa pada zona fasikulata bisa mengganggu siklus menstruasi karena
mempengaruhi jumlah hormon progesterone dalam tubuh. Jumlah hormon
dalam darah yang terlalu banyak inilah yang dapat menyebabkan
perubahan siklus menstruasi.
6. Sakit kronis.
Akibat menderita penyakit kronis, tubuh mengalami kekurangan nutrisi.
Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan
untuk berovulasi (Iskandar, 2007).
7. Adanya ketidakseimbangan hormon. Olligominore dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas dan pada saat
menjelang menopause.Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama
setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya
menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan
variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi
antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi
pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul
gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh.
8. Nutrisi, Tubuh yang sangat gemuk atau kurus bisa mempengaruhi siklus
haid, karena sistim metabolisme di dalam tubuh tidak bekerja dengan baik.
Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan
untuk berovulasi sehingga siklus haid pun terganggu (Agus, 2008).
9. Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen
terhambat.
3. Patofisiologi
Oligominorea biasanya terjadi akibat gangguan keseimbangan hormonal
pada aksis hipotalamus – hipofisis ovarium. Gangguan hormon tersebut
menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang.
Sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi
pada 3 – 5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun
menjelang terjadinya menoupose. Oligomenorea yang terjadi pada masa –
masa ini merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya
koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal
terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menoupose,
sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh. (Sinaga,
Ernawati, dkk. (2017)
5. Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan
stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya
kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea
mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.
6. Pencegahan Oligomenorea
Olahraga teratur untuk menjaga berat badan,
Makan teratur dan bergizi agar nutrisi tubuh tercukupi,
Mengelola stress dengan baik.
Menjaga Berat Badan Ideal sesuai BMT
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien denga oligomenore tergantung pada
penyebabnya, yaitu:
a. Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan
wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
b. Pada oligomenore yang disebabkan oleh gangguan nutrisi maka
perlu memperbaiki status nutrisinya
c. Oligomenore yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan
hormon, maka diperlukan hormon untuk menyeimbangkannya, untuk
pemberian jenis terapi tergantung dari jenis hormon yang dibutuhkan,
misalnya ;
1) Pada oligomenore yang disebabkan estrogen yang terlalu rendah maka
terapi yang dapat diberikan adalah KB Hormonal yang
mengandung estrogen, seperti : Lynoral, Premarin, Progynova, dll.
2) Pada oligomenore yang disebabkan progesteron yang terlalu rendah
maka terapi yang dapat diberikan adalah KB Hormonal yang
mengandung estrogen, seperti : postinor
3) Pada oligomenore yang disebabkan ketidakseimbangan hormonal yang
sama untuk jumlah estrogen dna progesteron yang kurang, maka dapat
dilakukakan terapi dengan pil kombinasi yang mengandung
estrogen dan progesterone dengan jumlah seimbang seperti :
Mycrogynon 50, Ovral, Neogynon, Norgiol, Eugynon, Microgynon 30,
Mikrodiol, Nordette, dll.
d. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan.
Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka
tumor ini perlu di tindaklanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll.
8. Pemeriksaan Penunjang
USG, Pemeriksaan Urine, Tes Darah
A. SUBYEKTIF
PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1.Identitas
Nama :
Umur :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2) Penyakit Kardiovaskuler :
3) Penyakit darah :
4) Penyakit paru-paru :
6) Penyakit hati :
8) Penyakit endokrin :
9) Penyakit saraf :
5.Riwayat Menstruasi :
Mengalami gangguan haid, berupasiklus yang panjang
6.Riwayat Obstetri:
2
7. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Aktivitas
Personal
Hygiene
Kebiasaan
Seksualitas
Suhu badan :
Denyut
nadi :
Pernafasan
:
Antropometri
BB
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Mulut :
Telinga :
Dada :
Payudara :
Abdomen :
Genetalia :
Ekstremitas :
4. Pemeriksaan Penunjang
VI. ASSESMENT
B. Rencana Tindakan
C. Implementasi
adalah :
VII. EVALUASI
KASUS
Nn. R usia 19 tahun mengeluh jarang mendapat haid, haid datang 2 bulan sekali.
Lamanya haid kurang lebih 5 hari, tidak ada nyeri yang mengganggu saat haid.
Nn. R mengatakan belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan
seksual.
ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN MENSTRUASI PADA Nn. R
UMUR 19 TAHUN DENGAN OLIGOMENORHEA PADA REMAJA
A. SUBYEKTIF
a. Biodata
1.Nama :Nn.R
2.Umur:19th
3.Agama:Islam
4.Suku/bangsa :Jawa/indonesia
5.Pendidikanterakhir:SMA
6.Pekerjaan:Mahasiswa
7.No.Telp :085643322xxx
8. Alamat: Jln. Gedongsongo, Ungaran
b. Keluhan Utama
Nn. R merasa siklus dan lama menstruasinya mulai tidak teratur, mengeluh
jarang haid. Haid selalu datang terlambat lamanya kurang lebih 5 hari.
c. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun Teratur/tidak : Teratur
Lama haid : 7 hari Disminorhoe : iya
Banyaknya : 2 x ganti pembalut Warna darah : Merah
Mulai menstruasi tidak teratur
Umur : 18 tahun Teratur/tidak : tidak
Siklus : 50 – 60 hari Disminorhoe : iya
Lamanya : 5 hari Ganti pembalut : 2x sehari, tidak penuh
d. Data Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang Diderita / Pernah Diderita
TBC : Tidak pernah Peny. Ginjal : Tidak pernah
Malaria : Tidak pernah Diabetes Mellitus : Tidak pernah
Hypertensi : Tidak pernah Peny. Kelamin : Tidak pernah
Peny. Jantung : Tidak pernah AIDS : Tidak pernah
2. Riwayat Operasi Yang Pernah Dijalani
SC : Tidak pernah
Laparotomi : Tidak pernah
3. Riwayat Penyakit Keluarga / Keturunan
TBC : Tidak ada Retardasi Mental : Tidak ada
AIDS : Tidak ada Kelainan Darah : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada Peny. Kelamin : Tidak ada
DM : Tidak ada Kelainan kongenital : Tidak ada
Hypertensi : Tidak ada Jantung : Tidak ada
e. Data Kebiasaan Sehari-Hari
1. Nutrisi
Pola makan : 3 kali sehari
Minum : + 6 gelas perhari
Keluhan : Tidak ada
Pantangan : Tidak ada
2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 5 x sehari Frekuensi : 1 x sehari
Warna : Kuning jernih Warna : Kuning
Penyulit : Tidak ada Penyulit : Tidak ada
3. Istirahat dan tidur
Istirahat
Siang : 2 jam/ hari
Malam : 8 jam/ hari
Aktivitas : Kuliah
4. Personal Hygiene
Gosok gigi : 2 x sehari
Mandi : 2 x sehari
Ganti pakaian dalam : 3 x sehari
B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB : 47 kg
TB : 154 cm
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :110 / 70 mmHg
Nadi : 84 ´/menit
Respirasi : 22 ´/menit
Suhu : 36 ºC
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan Leher
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Mata : Conjungtiva tidak pucat, sklera tdk ikterus
Mulut : bersih, tidak ada karies, bibir tdk pucat
Leher : Tdk ada pembesaran kelenjar
b. Payudara
Bentuk : simetris
Puting susu : menonjol
Massa/ Tumor : tidak ada
C. ASSESMENT
Tanggal 24 April 2016
Jam 15.00 wib
Diagnosa : Ny.R, umur 19 tahun, Oligomenorea
Masalah : siklus haid panjang
Diagnosa Potensial : Tidak Ada
Masalah Potensial : Kemandulan
Kebutuhan Segera : Tidak Ada
D.PENATALAKSANAAN
4. Mendokumentasikan.
Asuhan sudah didokumentasikan
E. EVALUASI