Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah


dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi
dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk
mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat
membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16
tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi,
dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira
sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung
pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Kelainan haid sering
menimbulkan kecemasan pada wanita serta merupakan faktor resiko untuk
terjadinya gangguan fertilitas (Cunningham, 2012). Akhir dari kemampuan
wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-
masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari,
namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu
wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke
bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi
wanita tersebut.

Tidak semua wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap


bulannya. Ada beberapa wanita yang mengalami kelainan pada siklus menstruasi
salah satunya yaitu oligomenorea. Siklus menstruasi normal dianggap memiliki
batas atas 35 hari (Hollingworth, 2012) sementara oligomenorea adalah siklus
menstruasi yang lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan,
hal itu sudah dinamakan amenorea (Wiknjosastro, 2011). Oligomenorea
merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35
hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami
oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya.
Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3
bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.

Menurut laporan WHO (2008) prevalensi oligomenore pada wanita


sekitar 45%. Penelitian Bieniasz J et al, dalam Sianipar et al (2011) mendapatkan
prevalensi gangguan menstruasi di dunia ditaksirkan amenorea primer sebanyak
5,3%, amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan
gangguan campuran sebanyak 15,8%. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
oligomenorea yaitu ansietas (kecemasan yang berlebihan) dan stres, penyakit
kronis, nutrisi yang buruk, aktivitas fisik berat dan adanya gangguan fungsi tiroid
atau adrenalin (Wiknjosastro, 2011). Kelainan haid sering menimbulkan
kecemasan pada wanita serta merupakan faktor resiko untuk terjadinya gangguan
fertilitas (Cunningham, 2012). Gangguan menstruasi merupakan indikator penting
yang menunjukkan adanya gangguan fungsi sistem reproduksi yang berhubungan
dengan peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker rahim, kanker
payudara serta infertilitas (Gudmundsdottir SL, 2011). Berdasarkan kasus di atas
maka penulis mengambil kasus oligomenore.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada wanita dengan
Oligomenorea dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan
kebidanan dalam bentuk catatan SOAP.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Oligomenorea.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada wanita dengan
Oligomenorea.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Oligomenorea dengan pendekatan
varney yang terdiri atas : Agnia. (2016).
1) Melakukan pengkajian pada wanita dengan Oligomenorea
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada wanita
dengan Oligomenorea.
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada wanita dengan
Oligomenorea
5) Merancang intervensi pada wanita dengan Oligomenorea.
6) Melakukan implementasi pada wanita dengan Oligomenorea.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Bronchopneumonia


1. Definisi
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (sarwono prawirohardjo, 2000)
kamus kedokteran mendefinisikan Oligomenore sebagai haid yang datang
tidak teratur atau haid yang sedikit sekali. Oligomenorea merupakan salah satu
kelainan siklus menstruasi dimana siklus haid lebih panjang, lebih
dari 35 hari (Sarwono prawirohardjo,2009). Olligomenorrhea atau
oligomenore yaitu tidak mendapat haid padahal sudah masuk ke
periode biasnya. Pada saat itu dia sudah beberapa kali mengalami
menstruasi, dan tidak sedang mengalami hamil (Andri Priyatna, 2009).
Siklus menstruasi normal dianggap memiliki batas atas 35 hari
(Hollingworth, 2012) sementara oligomenorea adalah siklus menstruasi yang
lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah
dinamakan amenorea (Wiknjosastro, 2011). Oligomenorea merupakan suatu
keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan
jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea
akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya.
Oligomenorea merupakan salah satu tahap yang terjadi pada masa
premenopause.Panjangnya siklus bisa melebihi 42 hari. Premenopause terjadi
pada usia sekitar 40-an. Siklusmenstruasi memanjang, mulai 2 sampai 8
tahun sebelum menopause. Bila panjangnya siklusmelebihi 42 hari,
menopause dapat diramalkan berikutnya dalam 1 atau 2 tahun. Perubahan
siklus menstruasi pada masa premenopause ditandai oleh peningkatan FSHdan
penurunan kadar inhibin, tetapi kadar LH tetap normal dan sedikit
peningkatan estradiol.Menopause terjadi ketika jumlah folikel-folikel
menurun dibawah suatu ambang rangsang yangkritis, kira-kira jumlahnya
hanya 1000 folikel dan tidak tergantung umur.
Dalam penelitian ovarium manusia, percepatan kehilangan mulai terjadi
ketika seluruh jumlah folikel-folikelmencapai kira-kira 25000., suatu jumlah
yang dicapai normal pada usia 37-38 tahun. Kehilanganini berkaitan dengan
meningkatnya FSH. Peningkatan FSH merefleksikan penurunan kualitasdan
kapabilitas dari folikel-folikel yang menua, dan penurunan sekresi inhibin
menghasilkansuatu pengaruh umpan balik negative pada sekresi FSH oleh
kelenjar hipofise. Kadar inhibin Adan inhibin B pada fase luteal menurun
dengan usia semakin tua dan mendahului peningkatan FSH.
Peningkatan FSH berkaitan hanya dengan suatu penurunan inhibin B,
dalam respons,konsentrasi estradiol meningkat sedikit. Penurunan produksi
inhibin dapat merefleksikan dengan baik suatu pengurangan jumlah folikel-
folikel, atau suatu penurunan fungsi kapasitas dari folikel-folikel yang lebih
tua atau keduanya. (Prowoastusi dan Wahyuni . (2015).
Hubungan terbalik dan ketat antara FSH dan inhibinmenunjukkan bahwa
inhibin adalah suatu petanda dari kemampuan folikel ovarium yangsensitive
dan bahwa pengukuran FSH adalah suatu penaksiran klinis dari inhibin.
Karena itu perubahan pada tahun-tahun reproduktif berikutnya merefleksikan
penurunan reaktivitasfolikuler dan kemampuan sebagai ovarium yang
berumur tua. Penuruan sekresi inhibin olehfolikel ovarium terjadi mulai dini
sekitar usia 35 tahun, tetapi menjadi cepat sesudah usia 40tahun. Ini
digambarkan dalam penurunan kesuburan yang terjadi dengan bertambahnya
usia.

2. Etiologi

Berikut ini beberapa penyebab haid yang tidak teratur (Oligomenore) :

1. Adanya kista indung telur, fibfinoid atau masalah Rahim lainnya. Wanita
yang mengalami PCOS (polysyctic ovary syndrome), yaitu dimana indung
telur berisi kista, mengakibatkan haid yang tidak teratur berupa
oligomenorea, amenore atau bahkan haid yang sangat banyak. Kondisi ini
berkaitan dengan kadar hormon androgen yang berlebih didalam tubuh.
2. Penyakit hipotiroid/ hipertiroid
3. Stress. Wanita yang mengalami stres, biasanya juga akan mengalami
gangguan hormonal. Hipothalamus saat stres akan mensekresi CRF
(corticotropin releasing factor) yangmemacu hipofise anterior untuk
memproduksi ACTH (adenocorticotrophic hormone). Pelepasan ACTH
menyebabkan kelenjar adrenal mensekresi hormon kortisol. Adanya
sekresi hormon kortisol menimbulkan respon kewaspadaan yang
merupakan salah satu respon tubuh terhadap stres. Akibatnya produksi
seks hormon (estrogen dan progesteron) ditekan sedemikian rupa
sehingga tidak berkompetisi mendapatkan energi. Hal ini
mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi (oligomenore) (Hager, 2002).
4. Disfungsi kelenjar pituitary. Kelenjar pituitary berfungsi merangsang
produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi,
sehingga bila kelenjar pituitary mengalami malfungsi maka akan
mengakibatkan ketidakseimbangan hormon, terutama hormon yang
berperan dalam reproduksi, sehingga terjadilah oligomenore
5. Stres emosional. pada saat stres, hormone stres yaitu hormon
kortisol sebagai produk dari glukokortioid korteks adrenal yang
disintesa pada zona fasikulata bisa mengganggu siklus menstruasi karena
mempengaruhi jumlah hormon progesterone dalam tubuh. Jumlah hormon
dalam darah yang terlalu banyak inilah yang dapat menyebabkan
perubahan siklus menstruasi.
6. Sakit kronis.
Akibat menderita penyakit kronis, tubuh mengalami kekurangan nutrisi.
Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan
untuk berovulasi (Iskandar, 2007).
7. Adanya ketidakseimbangan hormon. Olligominore dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas dan pada saat
menjelang menopause.Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama
setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya
menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan
variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi
antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi
pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul
gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh.
8. Nutrisi, Tubuh yang sangat gemuk atau kurus bisa mempengaruhi siklus
haid, karena sistim metabolisme di dalam tubuh tidak bekerja dengan baik.
Akibatnya kebutuhan sel-sel tubuh tidak tercukupi termasuk kebutuhan
untuk berovulasi sehingga siklus haid pun terganggu (Agus, 2008).
9. Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen
terhambat.
3. Patofisiologi
Oligominorea biasanya terjadi akibat gangguan keseimbangan hormonal
pada aksis hipotalamus – hipofisis ovarium. Gangguan hormon tersebut
menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang.
Sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi
pada 3 – 5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun
menjelang terjadinya menoupose. Oligomenorea yang terjadi pada masa –
masa ini merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya
koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal
terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menoupose,
sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh. (Sinaga,
Ernawati, dkk. (2017)

4. Tanda dan Gejala


1. Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya
terdapat 4 – 9 periode dalam 1 tahun
2. Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu.
3. Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore terkadang juga
mengalami kesulitan untuk hamil.

5. Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan
stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya
kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea
mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.
6. Pencegahan Oligomenorea
 Olahraga teratur untuk menjaga berat badan,
 Makan teratur dan bergizi agar nutrisi tubuh tercukupi,
 Mengelola stress dengan baik.
 Menjaga Berat Badan Ideal sesuai BMT
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien denga oligomenore tergantung pada
penyebabnya, yaitu:
a. Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan
wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
b. Pada oligomenore yang disebabkan oleh gangguan nutrisi maka
perlu memperbaiki status nutrisinya
c. Oligomenore yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan
hormon, maka diperlukan hormon untuk menyeimbangkannya, untuk
pemberian jenis terapi tergantung dari jenis hormon yang dibutuhkan,
misalnya ;
1) Pada oligomenore yang disebabkan estrogen yang terlalu rendah maka
terapi yang dapat diberikan adalah KB Hormonal yang
mengandung estrogen, seperti : Lynoral, Premarin, Progynova, dll.
2) Pada oligomenore yang disebabkan progesteron yang terlalu rendah
maka terapi yang dapat diberikan adalah KB Hormonal yang
mengandung estrogen, seperti : postinor
3) Pada oligomenore yang disebabkan ketidakseimbangan hormonal yang
sama untuk jumlah estrogen dna progesteron yang kurang, maka dapat
dilakukakan terapi dengan pil kombinasi yang mengandung
estrogen dan progesterone dengan jumlah seimbang seperti :
Mycrogynon 50, Ovral, Neogynon, Norgiol, Eugynon, Microgynon 30,
Mikrodiol, Nordette, dll.
d. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan.
Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka
tumor ini perlu di tindaklanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll.
8. Pemeriksaan Penunjang
USG, Pemeriksaan Urine, Tes Darah

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN MENSTRUASI


PADA OLIGOMENOREA

A. SUBYEKTIF
PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1.Identitas
Nama :
Umur :

Agama :
Suku/bangsa :

Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

2.Alasan MRS/ Keluhan Utama:

Berupa alasan pasien datang dan


memeriksakan diri

3.Riwayat Kesehatan Klien a. Riwayat


Kesehatan yang lalu
1) Penyakit/ kelainan Sistem Reproduksi :

2) Penyakit Kardiovaskuler :
3) Penyakit darah :
4) Penyakit paru-paru :

5) Penyakit saluran pencernaan :

6) Penyakit hati :

7) Penyakit ginjal dan saluran kencing :

8) Penyakit endokrin :

9) Penyakit saraf :

10) Penyakit jiwa :


11) Penyakit sistem imunologi :

12) Penyakit infeksi :

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan siklus haid yang panjang

4.Riwayat Kesehatan Keluarga

5.Riwayat Menstruasi :
Mengalami gangguan haid, berupasiklus yang panjang

6.Riwayat Obstetri:

No Kehamilan Persalinan Anak Nifas

Sua An U Pn Jn Pnl Tm Pen J BB/P H M Abnr Lakta Pen


mi k K y s g pt y K B mlts si y
1

2
7. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Aktivitas
Personal

Hygiene

Kebiasaan

Seksualitas

8. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital : Tekanan Darah :

Suhu badan :
Denyut
nadi :
Pernafasan
:
Antropometri
BB
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Mulut :
Telinga :
Dada :
Payudara :
Abdomen :
Genetalia :

Ekstremitas :

4. Pemeriksaan Penunjang

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis :

Masalah :Tidak ada

Kebutuhan segera : tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH


POTENSIAL
Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN


SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
1. Berikan KIE tentang penyakit yang dialami

Rasional : setiap pasien berhak mengetahui penyakit yang ia


alami.

2. Berikan KIE mengenai pengobatan yang diberikan


Rasional : pasien berhak mengetahui jenis pengobatan yang
ia terima

VI. ASSESMENT

Diagnosa : berisi nama, umur, diagnose penyakit


Masalah : keluhan pasien
Diagnosa Potensial : kondisi klien untuk kemungkinan yang
akan terjadi.
Masalah Potensial : Komplikasi
Kebutuhan Segera : intervensi segera
VI. IMPLEMENTASI

B.     Rencana Tindakan

Rencana tindakan yang akan dilakukan meliputi :

1. Menjelaskan kepada ibu tentang apa itu oligomenorea


Hal ini bertujuan agar ibu tidak merasa khawatir pada kondisi yang
dia alami. Dan menjelaskan bahwa oligomenorea yang beliau alami
adalah normal dialami pada usinya.
2. Menganjurkan kepada klien untuk tetap mengonsumsi makanan-
makanan yang bergizi
Hal ini bertujuan agar ibu tidak mengalami penuruan berat badan.
Karena apabila penurunan berat badan yang berlebih akan
memperparah oligomenorea pada ibu.
3. Menganjurkan klien untuk periksa ke bidan
Apabila ibu merasa terganggu dengan sindrom yang beliau alami
tidak ada salahnya apabila ibu memeriksakan kondisinya ke bidan
agar dapat tertangani dengan baik dan ibu juga bisa mendapat
informasi yang lebih banyak tentang masa premenopause dan
menopause.

C.     Implementasi

Hal yang telah dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat

adalah :

1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang apa itu


oligomenorea

2.      Memberikan penjelasan sindrom menopause

3.      Memberikan anjuran kepada ibu untuk tetap mengonsumsi pil


KB agar mengurangi efek dari sindrom menopause

4.      Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi, tercukupi


karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

5.      Menganjurkan ibu memeriksakan kondisinya pada bidan

VII. EVALUASI

Evaluasi yang dilakukan adalah bagaimana respon ibu


terhadap hal-hal yang telah disampaikan pada saat implementasi.
Dari evaluasi didapat bahwa ibu mulai sedikit mengerti tentang apa
itu oligomenorea, ibu mengerti tentang sindrom premenopause,
terutama sindrom yang sudah beliau alami, ibu akan tetap
mengonsumsi pil KB setiap harinya, ibu belum mau memeriksakan
kondisinya ke bidan karena sindrom yang beliau alami tidak
mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
BAB 3
TINJAUAN KASUS

KASUS
Nn. R usia 19 tahun mengeluh jarang mendapat haid, haid datang 2 bulan sekali.
Lamanya haid kurang lebih 5 hari, tidak ada nyeri yang mengganggu saat haid.
Nn. R mengatakan belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan
seksual.
ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN MENSTRUASI PADA Nn. R
UMUR 19 TAHUN DENGAN OLIGOMENORHEA PADA REMAJA
A.      SUBYEKTIF
a. Biodata            
1.Nama :Nn.R
2.Umur:19th 
3.Agama:Islam
4.Suku/bangsa :Jawa/indonesia         
5.Pendidikanterakhir:SMA
6.Pekerjaan:Mahasiswa   
7.No.Telp :085643322xxx         
8. Alamat: Jln. Gedongsongo, Ungaran
b. Keluhan Utama
Nn. R merasa siklus dan lama menstruasinya mulai tidak teratur, mengeluh
jarang haid. Haid selalu datang terlambat lamanya kurang lebih 5 hari.
c. Riwayat Haid
Menarche      :  14 tahun                           Teratur/tidak      :  Teratur
Lama haid     :  7 hari                                Disminorhoe     :  iya
Banyaknya    :  2 x ganti pembalut           Warna darah      :  Merah
Mulai menstruasi tidak teratur
Umur                : 18 tahun                        Teratur/tidak     : tidak
Siklus                 : 50 – 60 hari                 Disminorhoe     : iya
Lamanya            : 5 hari                           Ganti pembalut  : 2x sehari, tidak penuh
d. Data Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang Diderita / Pernah Diderita
TBC                  : Tidak pernah           Peny. Ginjal          : Tidak pernah
Malaria              : Tidak pernah          Diabetes Mellitus  : Tidak pernah
Hypertensi         : Tidak pernah          Peny. Kelamin       : Tidak pernah
Peny. Jantung    : Tidak pernah          AIDS                    : Tidak pernah
2. Riwayat Operasi Yang Pernah Dijalani
SC                         : Tidak pernah
Laparotomi            : Tidak pernah
3. Riwayat Penyakit Keluarga / Keturunan
TBC                  : Tidak ada               Retardasi Mental     : Tidak ada
AIDS                : Tidak ada               Kelainan Darah        : Tidak ada
Hepatitis            : Tidak ada               Peny. Kelamin         : Tidak ada
DM                    : Tidak ada               Kelainan kongenital : Tidak ada
Hypertensi         : Tidak ada               Jantung                  : Tidak ada       
e. Data Kebiasaan Sehari-Hari
1. Nutrisi
Pola makan        :    3 kali sehari
Minum               :    + 6 gelas perhari
Keluhan             :    Tidak ada
Pantangan         :    Tidak ada
2. Eliminasi
BAK                                                           BAB
Frekuensi    :  5 x sehari                              Frekuensi         : 1  x sehari
Warna         :  Kuning jernih                       Warna              : Kuning
Penyulit      : Tidak ada                              Penyulit           : Tidak ada
3. Istirahat dan tidur
Istirahat                             
Siang           : 2 jam/ hari                
Malam         : 8 jam/ hari
Aktivitas     : Kuliah
4. Personal Hygiene
Gosok gigi                          : 2 x sehari
Mandi                                 : 2 x sehari
Ganti pakaian dalam           : 3 x sehari
B.  OBYEKTIF
1.  Pemeriksaan umum
a.  Keadaan umum          : Baik
Kesadaran                   : Compos mentis
BB                               : 47 kg
TB                               : 154 cm
b.  Tanda-tanda vital
Tekanan darah             :110 / 70 mmHg
Nadi                            : 84 ´/menit
Respirasi                      : 22 ´/menit
Suhu                             : 36 ºC
2.  Pemeriksaan fisik
a.  Kepala dan Leher       
Hiperpigmentasi          : Tidak ada     
Mata                            : Conjungtiva tidak pucat, sklera tdk ikterus    
Mulut                          : bersih, tidak ada karies, bibir tdk pucat       
Leher                           : Tdk ada pembesaran kelenjar           

b.  Payudara                                            
Bentuk                        :  simetris
Puting susu                  :  menonjol
Massa/ Tumor              :  tidak ada

C. ASSESMENT
Tanggal 24 April 2016
Jam 15.00 wib
Diagnosa : Ny.R, umur 19 tahun, Oligomenorea
Masalah : siklus haid panjang
Diagnosa Potensial : Tidak Ada
Masalah Potensial : Kemandulan
Kebutuhan Segera : Tidak Ada

D.PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu dan menjelaskan kepada Nona R hasil pemeriksaan bahwa ia


menderita oligomenorea yaitu suatu keadaan haid dengan siklus panjang yaitu
jarak antara haid bulan ini dengan bulan selanjutnya >35 hari.
Nona L mengerti akan penjelasan bidan

2. Memberitahu Nona R penyebab-penyebab oligomenorhe yang antara lain


perpanjangan stadium luteal, stadium folikuler, pengaruh psikis atau juga kelainan
yang terdapat pada rahim seperti kanker.
Nn. L mengerti akan penjelasan bidan

3. Memberitahu Nona R untuk melakukan pemeriksaan di RS untuk melakukan


USG, memastikan bahwa tidak ada kelainan pada rahim dan organ genitalianya.
Nona R mengerti dan bersedia melakukannya

4. Mendokumentasikan.
Asuhan sudah didokumentasikan

E. EVALUASI

1. pasien memahami penjelasan bidan

2. pasien memahami jenis pemeriksaan yang akan dilakukan

3. pasien memahami diagnose potensial mengenai penyakit

4. pasien memahami jenis pengobatan yang diterima.


DAFTAR PUSTAKA

Sinaga, Ernawati, dkk. (2017) Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta:


Universitas Nasional Global One.
Prowoastusi dan Wahyuni . (2015). ilmu Obstetri Ginekologi Sosial untuk
Kebidanan. Yogyakarta: pustaka baru Press.
Agnia. (2016). Stres sebagai faktor dominan terhadap gangguan siklus menstruasi
pada remaja putri. universitas Indonesia, Depok

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran


Bandung.1981.Ginekologi.Bandung:Elstar Offset
Jones.Derek Llewellyn.1995.Dasar-Dasar Obstetri &
Ginekologi Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Manuaba.Ida Bagus Gde.1998.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita
“remaja” .Jakarta:Arcan
Prawirohardjo.Sarwono,dkk.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Manuaba.Ida Bagus Gde.1998.Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga
Berencana, Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://www.klikdokter.com/tanyadokter/read/2011/12/12/15319/benjolan-pada-
vagina-dan-tidak-haid
http://diarykiranti.com/tag/oligomenore/

Anda mungkin juga menyukai