Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

KONJUNGTIVITIS VIRUS
Nur Saadah Sunusi
C 111 12 061

PEMBIMBING:
dr. Muznida Z. Ahmad

SUPERVISOR:
Dr. dr. Batari Todja Umar, Sp.M(K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. H
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Rekam Medis : 108546
Suku Bangsa : Bugis/Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jalan Sultan Abdullah 315
Tgl. Pemeriksaan : 14 September 2017
Rumah Sakit : BKMM

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


ANAMNESIS

Keluhan Utama : Merah pada mata kanan


Anamnesis terpimpin : Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, terjadi
secara tiba-tiba tanpa didahului trauma pada mata. Nyeri pada mata tidak
ada, rasa gatal ada, air mata berlebih ada, kotoran mata ada namun tidak
berlebihan, rasa silau saat melihat cahaya tidak ada, mata serasa berpasir
ada. Pasien merasa kelopak matanya bengkak sehingga sulit membuka
matanya. Pasien mengatakan penglihatannya tidak kabur.

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


ANAMNESIS

Anamnesis terpimpin : Riwayat Demam ada, yaitu 2 hari yang lalu.


Riwayat keluarga dengan keluhan serupa ada yaitu kakak pasien. Riwayat
kontak dengan penderita ada yaitu kakak pasien. Riwayat keluhan yang
sama sebelumnya tidak ada. Riwayat pemakaian kacamata tidak ada.
Riwayat berobat sebelumnya tidak ada. Riwayat Hipertensi dan Diabetes
Melitus disangkal. Riwayat alergi tidak ada.

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Baik/ Gizi Cukup/ Sadar
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 86 x/ menit
Pernapasan : 22 x/ menit
Suhu : 36.7oc

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


FOTO KLINIS

Kedua Mata Pasien Mata Kanan (Oculus Dextra) Mata Kiri (Oculus Sinistra)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


FOTO KLINIS

Mata Kanan (Oculus Dextra) Mata Kiri (Oculus Sinistra)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
INSPEKSI
Pemeriksaan OD OS

Palpebra edema (+) edema (-).

Apparatus lakrimalis lakrimasi (+) lakrimasi (-)


Mekanisme muscular
Silia sekret (+) sekret (-)
Kesegala arah Kesegala arah
Konjungtiva hiperemis (+), hiperemis (-)
Injeksi Konjungtiva
Kornea Jernih Jernih
bulbi (+)
Bilik Mata Depan Kesan Normal Kesan Normal

Bola Mata Kesan normal Kesan normal

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

PALPASI

Palpasi OD OS

Tensi Okuler 10 9 Non- Contact Tonometri


(NCT):
Nyeri Tekan (-) (-) TOD/TOS = 10/9
Massa Tumor Tidak tampak benjolan Tidak tampak
Pemeriksaan Visus :
benjolan VOD = 20/20
Glandula Pembesaran (+) Pembesaran (-) VOS = 20/20

Preaurikuler

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
PENYINARAN OBLIK
Pemeriksaan OD OS

Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)

Injeksi Konjungtiva bulbi (+)

Kornea Jernih Jernih

Bilik Mata Depan Normal Normal

Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

Pupil Bulat, sentral, RC (+) Bulat, sentral, RC (+)

Lensa Jernih Jernih

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

SLIT LAMP
SLOD:
Palpebra Edema (+) , Pus (-)
Konjungtiva hiperemis (+), kemosis (+), sekret (+)
kornea keruh (-),iris coklat, kripte (+),pupil bulat, sentral, isokor, lensa jernih.
SLOS:
Palpebra Edema (-), Pus (-)
Konjungtiva hiperemis (-), kemosis (-), sekret (-)
kornea keruh (-),iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, isokor, lensa jernih

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


RESUME

Seorang pasien umur 35 tahun datang dengan keluhan merah pada mata kanan.
Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului trauma
pada mata. Nyeri pada mata tidak ada, rasa gatal ada, air mata berlebih ada, kotoran
mata ada namun tidak berlebihan, rasa silau saat melihat cahaya tidak ada, mata serasa
berpasir ada. Pasien merasa kelopak matanya bengkak sehingga sulit membuka
matanya. Pasien mengatakan penglihatannya tidak kabur.
Riwayat Demam ada, yaitu 2 hari yang lalu. Riwayat keluarga dengan keluhan
serupa ada yaitu kakak pasien. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
Riwayat pemakaian kacamata tidak ada. Riwayat berobat sebelumnya tidak ada.
Riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus disangkal. Riwayat alergi tidak ada.

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


RESUME

Pada inspeksi ditemukan hiperemis pada konjungtiva mata kanan. Pada


palpasi didapatkan tonometri ODS dalam batas normal. Pada pemeriksaan visus
didapatkan VOD = 20/40, VOS = 20/50. Pada pemeriksaan dengan penyinaran oblik
ditemukan
OD : palpebral udem (+), Conjungtiva bulbi hiperemis (+), Injeksio konjuktiva bulbi (+),
kornea jernih, bilik mata depan normal, Iris coklat, Kripte (+), pupil bulat sentral, refleks
cahaya (+), terdapat adanya preaurikuler dextra(+).
OS : palpebral udem (-), Conjungtiva bulbi hiperemis (-), Injeksio konjuktiva (-), kornea
jernih, bilik mata depan normal, Iris coklat, Kripte (+), pupil bulat sentral, refleks cahaya
(+),preaurikuler sinistra (-)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
BANDING

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017


TINJAUAN PUSTAKA
KONJUNGTIVITIS VIRUS
Konjungtiva merupakan membran mukosa
yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak
mata (konjungtiva palpebralis) dan
permukaan anterior sklera (konjungtiva
bulbaris)
Konjungtiva Palpebralis
Konjungtiva Bulbaris
Forniks

Referensi : Azari AA, Barney NP. Conjunctivitis:a systemic review of diagnosis and treatment. JAMA.2013;310(6):1721-9.
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva yang ditandai oleh adanya
dilatasi vaskular (hiperemis), infiltrasi selular
dan eksudasi (adanya sekret) baik mukoid,
mukopurulen, maupun purulent.

Referensi : Azari AA, Barney NP. Conjunctivitis:a systemic review of diagnosis and treatment. JAMA.2013;310(6):1721-9.
Berdasarkan
Konjungtivitis etiologi konjungtivitis folikularis
konjungtivitis membran /
akut Konjungtivitis infektif pseudomembran
Konjungtivitis alergi
konjungtivitis
Konjungtivitis Konjungtivitis iritatif
granulomatosa
kronik Konjungtivitis traumatik
Konjungtivitis yang
penyebabnya tidak diketahui
Berdasarkan
Berdasarkan Onset
respon konjungtiva

Referensi : Sidharta, I. Konjungtivitis. Dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai penerbit FKUI, Jakarta:43-8.
Referensi : Sidharta, I. Konjungtivitis. Dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai penerbit FKUI, Jakarta:43-8.
Mikroorganisme masuk ke dalam tubuh dengan cara adhesi, evasi,
dan invasi.

Adhesi adalah penempelan molekul mikroorganisme ke epitel


mata yang dimediasi oleh protein permukaan mikroorganisme.

Evasi adalah upaya mikroorganisme untuk menembus pertahanan


sistem imun.

Kemudian Invasi melalui interaksi molekul virus dengan sel hospes


seperti interaksi kapsul adenovirus dengan integrin sel hospes yang
menyebabkan proses endositosis virus oleh sel.

Setelah masa inkubasi kira-kira 5-12 hari, akan terjadi fase akut
yang menimbulkan gejala hiperlakrimasi, hyperemia konjungtiva
dan pembentukan folikel

Referensi : Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. External disease and cornea. Italia: American Academy of Ophtalmology; 2014.
Hiperemis
Lakrimasi Pseudoptosis
konjungtiva

Mata rasa
Rasa gatal
Kemosis seperti adanya
ringan
benda asing

Adenopati
Folikel
preaurikular

Referensi : Ilyas S. 2011. Mata merah dengan penglihatan normal, ilmu Penyakit Mata Edisi ke-4. Jakarta: FKUI. h121-137.
ANAMNESIS PEMERIKSAAN

Referensi : Nijm, Lisa M, et al. 2011. Vaughan& Asbury General Ophtalmology. Edisi 18. United State: McGraw-Hill
GEJALA KONJUNGTIVITIS KERATITIS ULKUS KORNEA UVEITIS AKUT GLAUKOMA AKUT

Injeksio kornea Konjungtiva Siliar Siliar Siliar Episkleal


Kekeruhan Jernih Flouresen Flouresen Presipitat Edema
kornea
Fotofobia - +++++ +++++ ++++ +++
Tajam Ringan Menurun Menurun Menurun Menurun
penglihatan
Secret + - - - -
Nyeri - ++ ++ ++ +++
Gatal +/- - - - -
Fler - +/- +/- ++ +/-
Bilik mata Normal Normal Normal Normal Dangkal
depan
Tekanan Normal Normal Normal Rendah Tinggi
intraokuler

Referensi : Sidharta, I. Konjungtivitis. Dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai penerbit FKUI, Jakarta:43-8.
Klinik dan Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Kemosis ++ +/- ++

sitologi bakteri virus alergi Papil +/- - +

Hyperemia Berat Sedang Sedang Folikel - + -


Pseudomem +/- +/- -
Gatal Minimal Minimal Hebat
bran (streptococcu
Lakrimasi Sedang Banyak Sedang
s
Hemoragik + + -
C,diphterica)
Eksudasi Banyak Minimal Minimal
Adenopati Jarang Sering Tidak ada
(mukopurulen (sereus) (serous sampai preaurikuler
sampai mukoid,putih, Pewarnaan Bakteri,PMN Monosit Eosinofil
purulent) berserabut, kerokan dan
eksudat
lengket)
Sakit Kadang- Kadang- Tidak pernah
tenggorokan kadang kadang
dan demam
Referensi : Sidharta, I. Konjungtivitis. Dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai penerbit FKUI, Jakarta:43-8.
Psedomembran

Blefarokonjung
tivitis

Keratokonjungtivi
tis

Referensi : Vaughan, Daniel G. dkk. 2010. Oftalmologi Umum. Widya Medika. Jakarta.
Akan sembuh dengan sendirinya. Namun dapat dilakukan pemberian
kompres dingin, artifisial tears atau antihistamin topikal

Antiviral tidak diperlukan kecuali untuk konjungtivitis herpetik


yaitu asiklovir oral 400mg/hari untuk virus herpes simpleks dan
800mg/hari untuk herpes zoster selama 7-10 hari

Antibiotik dapat dipertimbangkan jika konjungtivitis tidak sembuh


setelah 10 hari dan diduga terdapat infeksi bakteri.

Referensi : Scherer LD, Finan C, Simancek D, Finkelstein JI, Tarini BA. Effect of pink eye Sage journals. 2015;55(6):542-8.
Prognosis konjungtivitis virus adalah baik karena akan sembuh dengan
sendirinya. Meskipun demikian untuk mencegah penularan perlu
diperhatikan kebersihan diri dan lingkungan.
Bila gejala belum reda dalam 7-10 hari dan terjadi komplikasi pada
kornea sebaiknya pasien dirujuk ke dokter spesialis mata.

Referensi : Azari AA, Barney NP. Conjunctivitis:a systemic review of diagnosis and treatment. JAMA.2013;310(6):1721-9.
Perlu dibiasakan cuci tangan dan desinfeksi peralatan medis
Menghindari kontak langsung atau tidak langsung (seperti di kolam
renang) selama dua minggu bagi pasien.
Meningkatkan daya tahan tubuh
Mencuci tangan setelah menyentuh mata pasien sebelum dan sesudah
menggunakan obat tetes mata

Referensi : Azari AA, Barney NP. Conjunctivitis:a systemic review of diagnosis and treatment. JAMA.2013;310(6):1721-9.

Anda mungkin juga menyukai