Anda di halaman 1dari 138

By : IR.

DENI RACHMAT, MT
Pendahuluan
Gaya dapat diartikan sebagai tarikan atau dorongan.
Gaya juga merupakan interaksi antar 2 benda dengan
lingkungannya.
Gaya yang melibatkan kontak langsung dengan benda
adalah gaya kontak.
Gaya jarak jauh adalah gaya yang tetap bekerja atau
tetap ada meskipun tidak ada kontak antara 2 benda
(contohnya gaya tarik bumi dan gaya magnet bumi).
Gaya adalah vektor.
Gaya berkaitan dengan hukum newton.
Satuan gaya adalah Newton (kgm/s)
CONTD
Ketika kedua Gaya F1 dan F2 beraksi pada saat yang
sama di suatu titik pada sebuah benda, maka
resultante gaya terseut sama dengan pengaruh dari
gaya tunggal R, dimana R adalah resultante atau
penjumlahan dari gaya-gaya yang terlibat pada benda
itu.
R = F1 + F2 atau R = F1 + F2 +..+Fn jika n buah gaya
yang terlibat pada benda.
RESULTANTE GAYA
Hukum Newton I (Kelembaman):
Jika resultante gaya R (penjumlahan gaya-gaya) yang
bekerja pada suatu benda sama dengan nol atau tidak
ada gaya yang bekerja pada sebuah benda, maka benda
akan diam tidak bergerak.
Jika resultante gaya R yang bekerja pada sebuah benda
yang bergerak kontinyu dengan kelajuan
konstan/tetap (GLB) pada lintasan lurus, maka
resultante gaya R dari benda tersebut juga nol.
CONTOH RESULTAN GAYA YANG BEKERJA PADA
BENDA SAMA DENGAN NOL (BENDA DIAM)
Sebuah buku pada saat diam ditaruh diatas meja datar
akan memiliki dua gaya yang bekerja padanya, gaya ke
bawah akibat gaya tarik bumi (gaya jarak jauh
meskipun meja terangkat dari atas tanah), dan gaya
dorong ke atas oleh permukaan meja sebagai gaya
kontak. Jadi gaya total yang dialami buku adalah nol.
Gaya topang ke atas dari suatu permukaan benda dan
tegak lurus terhadap benda yang bersentuhan disebut
Gaya Normal.
CONTOH RESULTANTE GAYA PADA BENDA NOL
TAPI BENDA BERGERAK/KECEPATAN ADA
Misal sebuah pesawat ruang angkasa sedang bergerak
diluar angkasa yang hampa udara, jauh dari planet
manapun (tidak ada gravitasi). Ketika mesinnya mati,
apakah gerak pesawat melambat dan pesawat tersebut
berhenti?.
Tentu tidak menurut Hukum Newton I, Pada keadaan
tidak ada gaya yang bekerja pada pesawat, pesawat
tidak akan berhenti, pesawat akan bergerak pada suatu
garis lurus dengan kecepatan konstan. Jadi Gaya total
nol sama dengan kecepatan tetap.
MENCARI GAYA TOTAL (RESULTANTE GAYA) PADA
SEBUAH BIDANG DATAR (2 DIMENSI) DENGAN VEKTOR
CONTD
CONTD
Contoh Penggunaan Hukum Newton I
Resultante Gaya = 0 (STATIKA)
SOLUTION:
Resolve each force into rectangular
components.

Determine the components of the


resultant by adding the corresponding
force components.

Calculate the magnitude and direction


Four forces act on bolt A as shown. of the resultant.
Determine the resultant of the force on
the bolt.

2 - 10
Sample Problem 2.3
(Resultante Gaya)
SOLUTION:
Resolve each force into rectangular components.

force mag x comp y comp



F1 150 129.9 75.0

F2 80 27.4 75.2

F3 110 0 110.0

F4 100 96.6 25.9
Rx 199.1 R y 14.3
Determine the components of the resultant by
adding the corresponding force components.

Calculate the magnitude and direction.

R 199.12 14.32 R 199.6 N


14.3 N
tan 4.1
199.1 N
2 - 11
Sample Problem 2.1 (Resultante gaya)
SOLUTION:
Graphical solution - construct a
parallelogram with sides in the same
direction as P and Q and lengths in
proportion. Graphically evaluate the
resultant which is equivalent in direction
and proportional in magnitude to the the
diagonal.
The two forces act on a bolt at A.
Determine their resultant. Trigonometric solution - use the triangle
rule for vector addition in conjunction with
the law of cosines and law of sines to find
the resultant.

2 - 12
CONTD
Graphical solution - A parallelogram with sides
equal to P and Q is drawn to scale. The
magnitude and direction of the resultant or of
the diagonal to the parallelogram are measured,

R 98 N 35

Graphical solution - A triangle is drawn with P


and Q head-to-tail and to scale. The magnitude
and direction of the resultant or of the third side
of the triangle are measured,

R 98 N 35

2 - 13
CONTD Trigonometric solution - Apply the triangle rule.
From the Law of Cosines,

R 2 P 2 Q 2 2 PQ cos B
40N 2 60N 2 240N 60N cos155
R 97.73N
From the Law of Sines,
sin A sin B

Q R
Q
sin A sin B
R
60N
sin 155
97.73N
A 15.04
20 A
35.04
2 - 14
Free-Body Diagrams

Space Diagram: A sketch showing Free-Body Diagram: A sketch showing


the physical conditions of the only the forces on the selected particle.
problem.

2 - 15
Sample Problem 2.4
SOLUTION:
Construct a free-body diagram for the
particle at the junction of the rope and
cable.

Apply the conditions for equilibrium by


creating a closed polygon from the forces
applied to the particle.

Apply trigonometric relations to


determine the unknown force
In a ship-unloading operation, a magnitudes.
3500-lb automobile is supported by a
cable. A rope is tied to the cable and
pulled to center the automobile over
its intended position. What is the
tension in the rope?

2 - 16
Sample Problem 2.4
SOLUTION:
Construct a free-body diagram for the
particle at A.

Apply the conditions for equilibrium.

Solve for the unknown force magnitudes.


T AB T AC 3500 lb

sin 120 sin 2 sin 58
T AB 3570 lb
TAC 144 lb

2 - 17
TUGAS
MENCARI GAYA TOTAL (RESULTANTE GAYA) PADA SEBUAH RUANG (3
DIMENSI).


With the angles between F and the axes,
Fx F cos x Fy F cos y Fz F cos z

F Fx i Fy j Fz k



F cos x i cos y j cos z k

F

cos x i cos y j cos z k

is a unit vector along the line of action of F
and cos , cos , and cos are the direction
cosines for F
x y z

2 - 19
CONTD
Direction of the force is defined by
the location of two points,
M x1 , y1 , z1 and N x2 , y 2 , z 2


d vector joining M and N

d xi d y j d z k
d x x2 x1 d y y2 y1 d z z 2 z1

F F


1
d xi d y j d z k
d
Fd x Fd y Fd z
Fx Fy Fz
d d d
2 - 20
Sample Problem 2.7
SOLUTION:
Based on the relative locations of the
points A and B, determine the unit vector
pointing from A towards B.

Apply the unit vector to determine the


components of the force acting on A.

Noting that the components of the unit


vector are the direction cosines for the
vector, calculate the corresponding angles.
The tension in the guy wire is 2500 N.
Determine:
a) components Fx, Fy, Fz of the force
acting on the bolt at A,
b) the angles x, y, z defining the
direction of the force

2 - 21
CONTD
SOLUTION:
Determine the unit vector pointing from A towards
B.

AB 40 m i 80 m j 30 m k
AB 40 m 2 80 m 2 30 m 2
94.3 m
40 80 30
i j k
94.3 94.3 94.3

0.424 i 0.848 j 0.318k
Determine the components of the force.

F F

2500 N 0.424 i 0.848 j 0.318k


1060 N i 2120 N j 795 N k

2 - 22
Sample Problem 2.7
Noting that the components of the unit vector are
the direction cosines for the vector, calculate the
corresponding angles.


cos x i cos y j cos z k

0.424 i 0.848 j 0.318k

x 115.1
y 32.0
z 71.5

2 - 23
Cara Lain


The vectorF is Resolve F into Resolve Fh into
contained in the horizontal and vertical rectangular components
plane OBAC. components.
Fx Fh cos
Fy F cos y
F sin y cos
Fh F sin y
Fz Fh sin
F sin y sin
2 - 24
CONTD
Persamaan Gaya:

d vector joining M and N

d xi d y j d z k
d x x2 x1 d y y2 y1 d z z2 z1

F F


1
d xi d y j d z k
d
Fd Fd y Fd
Fx x Fy Fz z
d d d
TUGAS

Diketahui : Tegang Tali


pengikat Balon:
FAD = 2.9 kN
FAC = 444 N, FAB = 269 N
Tugas
Diketahui tegangan tali
pengikat tiang transmisi:
FAB = 2500 N, FAC = 2600
N, FAD = 3500 N.
KERANGKA ACUAN INERSIA
Anda berada dalam sebuah pesawat yang dipercepat pada
landasan pacu, selama proses tinggal landas. Jika anda
memakai sepatu roda dan berdiri di lorong antara tempat
duduk penumpang, anda akan mulai bergerak kebelakang
relatif terhadap pesawat pada saat pilot membuka katup
pendorongnya. Pada saat kecepatan pesawat berkurang
dan berhenti ketika mendarat, anda mendarat, anda akan
bergerak ke depan.Pada kedua kasus ini, kelihatannya
hukum newton pertama tidak dipatuhi, yaitu Resultante
gaya sama dengan nol.

Tidak ada gaya total yang bekerja pada anda, namun


kecepatan anda berubah. Apa yang sebenarnya terjadi?.
CONTD
Intinya adalah pesawat tersebut dipercepat terhadap
bumi dan pesawat bukan merupakan kerangka acuan
yang sesuai untuk hukum pertama Newton, ketika
anda meluncur dengan sepatu roda dalam pesawat dan
anda bergerak. Hukum ini berlaku untuk beberapa
kerangka acuan, dan tidak untuk kerangka acuan
lainnya.
Kerangka acuan dimana hukum pertama Newton
betul-betul sahih dinamakan kerangka acuan
inersia.
CONTOH LAIN
CONTD
Sebuah kendaraan pada awalnya diam, kemudian mulai
mendapat percepatan ke kanan. Seorang penumpang yang
memakai sepatu roda dapat dikatakan tidak mengalami gaya
total padanya, karena sepatu roda dapat menghilangkan
pengaruh dari gesekan, sehingga dia cenderung untuk diam
relatif terhadap kerangka inersia bumi, sesuai dengan hukum
pertama Newton. Pada saat kendaraan tersebut bertambah cepat
dia bergerak relatif dengan cepat kebelakang terhadap
kendaraan.
Dengan cara yang sama, seorang penumpang dalam kendaraan
yang diperlambat cenderung untuk terus bergerak dengan
kecepatan konstan relatif terhadap bumi. Penumpang bergerak
relatif terhadap kendaraan.
Suatu kendaraan juga mengalami percepatan pada saat bergerak
dengan laju konstan tetapi sedang berbelok .
Pada kasus ini penumpang cenderung untuk terus bergerak
relatif terhadap bumi pada garis lurus dengan laju konstan,
relatif terhadap kendaraan, penumpang bergerak kesisi
kendaraan pada bagian luar dari belokan.
CONTD
Suatu kendaraan juga mengalami percepatan pada saat
bergerak dengan laju konstan tetapi sedang berbelok .
Pada kasus ini penumpang cenderung untuk terus
bergerak relatif terhadap bumi pada garis lurus dengan laju
konstan, relatif terhadap kendaraan, penumpang bergerak
kesisi kendaraan pada bagian luar dari belokan.
Seorang pengamat dalam kendaraan mungkin akan
tergoda untuk menyimpulkan bahwa terdapat sebuah gaya
total yang beraksi pada penumpang pada setiap kasusnya,
karena kecepatan penumpang relatif terhadap kendaraan
berubah. Kesimpulan ini jelas salah; gaya total penumpang
memang nol. Kesalahan ini adalah ia mencoba
menerapkan hukum newton pertama dalam kerangka
acuan kendaraan yang bukan merupakan kerangka acuan
inersia sehingga hukum pertama newton tidak berlaku.
CONTOH SEBUAH BENDA BERGERAK TAPI
RESULTANTE GAYA PADA BENDA TERSEBUT NOL
Sebuah benda bergerak pada bidang licin dengan
kecepatan konstan.
PERCEPATAN SEBANDING DENGAN RESULTANTE GAYA
DAN BERBANDING TERBALIK DENGAN MASSANYA

Hukum II Newton:
Percepatan yang dihasilkan oleh sebuah benda adalah
sebanding dengan resultante gaya dan berbanding
terbalik dengan massa benda.
CONTD
CONTD
Gaya Pada Bidang Miring
Persamaannya:
Gaya pada benda di dalam sebuah
elevator.
CONTD
GAYA AKSI DAN REAKSI
Hukum III Newton:
Gaya yang diberikan pada sebuah benda adalah sama dengan gaya yang
diberikan oleh benda itu.
Aksi = Reaksi
F A pada B = - F B pada A
Gaya aksi dan reaksi sama besar tetapi berlawanan arah,
dan bekerja pada dua benda yang berbeda.
CONTD
Konsep Aksi-Reaksi
1. Pasangan aksi-reaksi hadir jika dua benda saling
berinteraksi
2. Aksi-reaksi bekerja pada dua benda yang
berbeda.
3. Aksireaksi sama besar dan berlawanan arah
CONTD
Contoh: Sebuah apel diletakan pada meja dan meja
diletakan pada bumi. Gaya-gaya yang bekerja pada
benda. Apel adalah A, Meja adalah M dan Bumi adalah
B.
FB pada A = Gaya yang diberikan bumi pada apel
Gaya gravitasi atau gaya berat W
FM pada A = Gaya yang diberikan meja pada apel
FA pada B = Gaya yang diberikan apel pada bumi
CONTD
CONTD
Pasangan Aksi-Reaksi:
F A pada B = -F B pada A
Gaya yang diberikan Apel pada Bumi = minus gaya
yang diberikan Bumi pada Apel.
F A pada M = -F M pada A
Gaya yang diberikan Apel pada Meja = minus gaya
yang diberikan Meja pada Apel.
CONTD
FM pada A (gaya yang diberikan meja pada apel)
dengan

FB pada A (gaya yang diberikan bumi pada apel)


bukan merupakan pasangan aksi dan reaksi meskipun
kedua gaya pada apel tersebut memiliki besar yang
sama dan berlawanan arah (Konsep no 3).
CONTD
Kedua apel tidak menunjukan interaksi bersama
antara dua benda.
Kedua gaya tersebut adalah dua gaya berbeda yang
bekerja pada obyek yang sama. Pasangan aksi-reaksi
tidak pernah bekerja pada benda yang sama (obyek
yang sama)
GAYA BERAT
Gaya berat (w) adalah Gaya
yang disebabkan oleh tarikan
bumi atau percepatan
gravitasi.

W = - m. g (Newton)

dengan arah ke bawah


(minus).
GAYA NORMAL
Gaya Normal (N) adalah gaya
tekan permukaan bidang atau
gaya kontak tegak lurus
permukaan bidang.

N = W = m. g (Newton)

Arah keatas (positif)


CONTD
Pasangan gaya berat dan gaya normal sering dikatakan
sebagai aksi reaksi.Kenyataannya berdasarkan konsep
bahwa gaya berat dengan gaya normal bukan bekerja
pada dua benda yang berbeda tapi bekerja pada satu
benda yang sama jadi pasangan gaya berat dan gaya
normal bukan aksi reaksi. Yang merupakan pasangan
aksi -reaksi untuk sebuah benda yang di letakkan di
atas meja adalah gaya berat atau gaya grafitasi benda
yang ditarik bumi sebagai aksi maka benda pun akan
menarik bumi sebagai gaya reaksi.
CONTD
Gaya Normal (N) adalah gaya kontak yang bekerja
dengan arah tegak lurus dengan bidang sentuh jika
dua benda bersentuhan.
Contoh bila sebuah kotak di letakkan di atas meja
maka permukaan meja akan mengerjakan gaya pada
kotak.
Contoh lain jalan akan memberikan gaya pada
permukaan ban yang bersentuhan dengan jalan.
Pasangan gaya tarik gravitasi antar planet dan
matahari juga termasuk pasangan gaya aksi reaksi.
GAYA GESEK
Gaya gesek (f) adalah gaya yang dikerjakan
permukaan bidang, sejajar bidang sentuh dan selalu
berlawanan dengan kecenderungan gerak.
Gaya gesek terdiri dari 2 gaya, gaya gesek statik dan
gaya gesek kinetik.
Gaya gesek statik adalah gaya gesek yang terjadi saat
benda tidak bergerak.
Gaya gesek kinetik adalah gaya gesek yang terjadi saat
benda bergerak.
CONTD
Gaya gesek statik (fs) dan gaya gesek kinetik (fk)
adalah gaya yang menghambat gerakan benda yang
besarnya tergantung pada sifat permukaan benda.
CONTD
Semakin licin permukaan antara
bidang yang bersentuhan, maka
semakin kecil gaya geseknya.

Jika gaya gesek statik fs =


gaya luar Fluar, benda akan
tetap diam.

Saat gaya gesek statik tidak


mampu melawan gaya luar FL,
balok mulai bergerak, ini berarti
gaya gesek statik berada pada
titik maksimumnya.
CONTD
Gaya gesek yang bekerja ketika benda
bergerak adalah gaya gesek kinetis (fk)
yang besarnya konstan.

fs = s. N

fk terjadi setelah fs (maksimum) = s


(maksimum). N terlampaui, jadi
s > k

fk = k. N

s= Koefisien gesek statis


k = Koefisien gesek kinetik (0.3 s.d 1.0)
N = Gaya Normal.
CONTD
Mencari nilai koefisien gesek s maksimum adalah
dengan cara:
1. Letakan benda pada sebuah bidang, atur sudut
kemiringan sampai benda tersebut mulai bergerak
maka ketika mulai bergerak gaya gesek statik
maksimum.
2. Letakan benda pada sebuah bidang dan tarik benda
tersebut sampai benda tersebut mulai bergerak maka
ketika mulai bergerak gaya gesek statik maksimum.
CONTD
CONTD
fs (maksimum) = N tan c
c. = Sudut kritis dimana benda mulai bergerak.
mS = tan , koefisien gesek statis.
mS = tan c , koefisien gesek statik maksimum.

Bagaimana mencari mk :
fk terjadi ketika fs (maksimum) = s (maksimum). N terlewati dan ingat
bahwa s > k dan fk = k. N
SELIDIKI GAYA-GAYA YANG BEKERJA
PADA BENDA BERIKUT
GAYA HAMBAT UDARA
Gaya Hambat:
Gaya yang diberikan oleh fluida/udara pada benda
yang bergerak melaluinya.
Benda yang bergerak itu akan memberikan sebuah
gaya pada fluida/udara dengan tujuan mendesak
fluida/udara agar keluar dan fluida akan menekan
balik pada benda tersebut dengan gaya yang sama
besar dalam arah berlawanan.
CONTD
CONTD
Gaya hambat fluida atau udara sebanding dengan
kecepatan benda.

Ff = k. v (Newton)

k = konstanta pembanding berkaitan dengan bentuk


benda (N.s/m).
v = kecepatan benda (m/s)
CONTD
Untuk kecepatan benda yang memiliki laju yang cepat:

Ff = D. v (Newton)

D = konstanta pembanding (N.s/m atau kg/m)

akibat hambatan ini, sebuah benda yang jatuh di dalam


fluida/udara tidak akan memiliki percepatan tetap (a tidak
sama dengan konstan). Jadi tidak bisa menggunakan
persamaan GLBB atau Gerak Jatuh Bebas.
Gaya yang bekerja ketika benda jatuh
dengan tanpa mengabaikan gaya
hambat.
CONTD
1. Saat mulai bergerak v = 0 maka Ff = k.v , Ff = k.0 = 0 dan ao = g.

2. Ketika lajunya meningkat (v = naik), terdapat laju kecepatan


mengikuti persamaan:

3. Ketika gaya hambat Ff memiliki besar sama dengan berat benda Fg


dan percepatanya menjadi nol (ao = 0) (GLB).

Dan tidak ada peningkatan laju lagi.


4. Laju akhir dinamakan laju terminal (terminal speed)
CONTD
Untuk mengetahui hubungan antara laju dan waktu
interval sebelum mencapai terminal speed.
CONTD
Persamaan Percepatan, Kecepatan dan Posisi:
CONTD
CONTD
CONTD
Bagaimana jika hambatan fluida/udara:
CONTD
CONTD
CONTD
CONTD
GAYA PSEUDO ATAU GAYA FIKTIF
Ketika berada didalam kereta api, dan kereta api itu
bergerak maju, akan terasa seperti ada yang mendorong
bagian atas tubuh kita ke arah belakang (Gaya).
Tutup jendela sehingga tidak dapat melihat keadaan di luar
kereta, benda-benda terlihat tidak bergerak di dalam
kereta tetapi terasa ada dorongan/gaya.
Apakah Hukum Newton II berlaku?
Hukum Newton II berlaku untuk sistem koordinat diam
atau bergerak dengan kecepatan konstan. Sisitem ini
disebut kerangka inersia. Kereta api yang bergerak tiba-
tiba, bergerak dipercepat dan berlaku sebagai kerangka
tak inersia, dan hukum newton II tidak berlaku lagi.
Agar supaya hukum newton tersebut berlaku maka gaya-
gaya yang bekerja pada benda tersebut harus ditambahkan
dengan gaya fiktif.
Gaya Fiktif.
Persamaan:

These expressions are equivalent to


Equations (1) and (2) if F fictitious = ma,
where a is the acceleration according to
the inertial observer
GAYA BOUYANCE (UPTHRUST) FROM PRINSIP
ARCHIMIDES.
From Archimedess Principle :
Buoyant Force = Weight of fluid displaced
= mg (note : F = ma)
= Vg (note : = m )
V
Thus FB = V g
Where
FB = Buoyant Force or Upthrust
= Density of fluid
V = Volume of fluid displaced or
the volume of the object that immersed in the fluid.
Buoyant Force and Floatation

Buoyant force = weight the object floats and stationary

Buoyant force > weight the object moves up

Buoyant force < weight the object moves down


GAYA HAMBAT FLUIDA (HUKUM STOKES)
Gaya antara permukaan benda padat dengan fluida di
mana benda itu bergerak akan sebanding dengan
kecepatan relatif gerak benda ini terhadap fluida.
Pada dasarnya hambatan gerakan benda di dalam fluida itu
disebabkan oleh gaya gesekan antara bagian fluida yang
melekat ke permukaan benda dengan bagian fluida di
sebelahnya di mana gaya gesekan itu sebanding dengan
koefisien viskositas () fluida.
Menurut Stokes, gaya gesekan itu diberikan oleh apa yang
disebut rumus Stokes:
Fs = 6 r v
Dimana r adalah jari-jari benda, v adalah kecepatan jatuh
dalam fluida.
CONTD
Percobaan Kelereng Jatuh
Pada dasarnya penentuan dengan menggunakan rumus
Stokes sangatlah sederhana. Hanya saja untuk itu secara
teknis diperlukan kelereng dari bahan yang amat ringan,
misalnya dari aluminium, serta berukuran kecil, misalnya
dengan jari- jari sekitar 1 cm saja.
Sewaktu kelereng dijatuhkan ke dalam bejana kaca yang
berisi cairan yang hendak ditentukan koefisien
viskositasnya, oleh gaya beratnya, kelereng akan semakin
cepat jatuhnya. Tetapi sesuai dengan rumus Stokes, makin
cepat gerakannya, makin besar gaya gesekannya sehingga
akhirnya gaya berat itu tepat seimbang dengan gaya
gesekan dan jatuhnya kelerengpun dengan kecepatan tetap
sebesar v sehingga berlaku persamaan:
Gaya Pada Benda dalam Fluida (Gaya Apung (Gaya Archimides),
Gaya Berat, Gaya hambat fluida)

Akan tetapi sebenarnya pada kelereng


juga bekerja gaya ke atas Archimedes
(keterapungan) yang besarnya sama
berat dengan berat cairan yang
dipindahkan, yaitu sebesar:

dengan V adalah volume kelereng dan


f adalah massa jenis cairan.
CONTD
Gaya hambat fluida/gaya
gesek/gaya viskos (Hukum
Stokes).
Viskositas () didefinisikan
sebagai perbandingan antara
tegangan geser fluida dengan
laju regangan geser fluida.
CONTD
Persamaan lengkapnya:
FA + Fs + w = Fs + FA + (-m.g) = 0
4/3. r3 f. g + 6 r v 4/3. r3 b g = 0
4/3. r3 g (b f ) + 6 r v = 0
4/3..r2 g (b f ) + 6 r v= 0
= 2/9.r2 g ( b f ) , atau v = 2/9.r2 g ( b f )
v

disebut persamaan viskositas fluida. Sedangkan


persamaan kecepatannya adalah sebagai berikut.
CONTD
v = 2/9.r2 g ( b f ) ,

dimana rumus ini disebut kecepatan terminal atau
kecepatan jatuh.
Jadi dengan mengukur jari-jari kelereng r, kecepatan
jatuh v sewaktu kecepatan itu tetap, dan diketahuinya
b , f dan g, dapatlah dihitung koefisien viskositas
cairan di dalam bejana itu, atau sebaliknya dapat
dihitung kecepatan atau waktu tempuh jatuhnya
kelereng dalam fluida, karena v = s/t.
Viskositas (Kekentalan)
Viskositas / kekentalan dapat dibayangkan sebagai
gesekan antara satu bagian dengan bagian yang lain
dalam fluida.
F =A
F = gaya gesek antara dua lapisan zat cair yang mengalir
= angka kekentalan = viskositas
A = luas permukaan
v/L = kecepatan mengalir sepanjang L
= FL = angka kekentalan = viskositas
Av
Piston Fluida dihubung seri
1. Gaya yang menarik piston fluida pengganti dan masing-
masing gaya yang menarik piston fluida sama besar.
2. Jika gaya yang menarik masing-masing piston fluida
adalah F1 dan F2 dan gaya yang menarik sebagai
penggantinya adalah F, maka persamaannya:

3. Pertambahan kecepatan piston pengganti sama dengan


jumlah pertambahan kecepatan masing-masing piston.
4. Jika pertambahan kecepatan masing-masing piston
adalah v1 dan v2, dan pertamban kecepatan piston
pengganti adalah:
CONTD
Karena:
F = ks . v maka v = F/ks
F = F1 = F2
dan
F1 = k1. v1 maka v1 = F/k1
F2 = k2.v2 maka v2 = F/k2
dengan memasuan nilai v, v1 dan v2 ke persamaan:
v = v1 + v2
Piston Fluida dihubung Paralel
1. Gaya yang menarik pegas pengganti (F) sama dengan
jumlah gaya yang menarik masing-masing piston fluida
(F1 dan F2).
F = F1 + F2

2. Pertambahan kecepatan piston fluida pengganti (v)


dan masing-masing piston fluida (v1 dan v2) sama
besar.
v = v1 = v2

karena: F = kp .v, F1 = k1 .v1 = k1. v


F2 = k2.v2 = k2.v
maka: F = k1.v + k2.v = v.(k1 + k2)
kp = k1 + k2
GAYA SENTRIPETAL HORIZONTAL
Gaya sentri petal: Gaya yang arahnya menuju pusat
lingkaran.
Gaya yang bekerja pada ayunan Bandul
Hukum Newton I dan II:
CONTD
Maka:

Jadi:
GAYA SENTRIPETAL VERTIKAL

Ilustrasi:
CONTD
(Gaya pada bandul (Gerak bandul melingkar)
CONTD
CONTD
Gaya yang bekerja pada kendaraan menikung
CONTD
Lihat persamaan akhir :

Kecepatan V maksimum adalah kecepatan tertinggi


yang disarankan ketika kendaraan menikung agar
tidak keluar dari lintasannya
(Gaya yang bekerja pada
kendaraan menikung Curam)
CONTD
GAYA PADA GERAK
MELINGKAR BIDANG
VERTIKAL
I. PADA SISI SEBELAH DALAM: (POSISI
DI DASAR)
CONTD
Gaya Normal adalah gaya kontak antara pilot dan
pesawat akan selalu mengarah ke pusat lingkaran
(Ingat gaya normal selalu tegak lurus bidang kontak),
jadi searah dengan arah radial.
Gaya gravitasi atau gaya jarak jauh menuju permukaan
bumi.
CONTD
Persamaan Posisi saat benda berada di dasar/bawah:

adalah sudut antara arah radial dengan garis


vertikal.
CONTD
Ketika benda berada di paling dasar,
= 0, maka cos 0 = 1 dan Gaya Normal N (berat
semu) akan bernilai besar (benda dirasakan paling
berat)

Ini berarti bahwa pada titik paling dasar gaya ke


atas yang diberikan pesawat terhadap pilot selalu
lebih besar ketimbang berat pilotnya.
CONTD
Ketika benda berada di paling puncak, = 180, maka
cos 180 = -1, Gaya Normal N paling kecil (benda
dirasakan paling ringan).

Ini berarti bahwa pada titik puncak gaya ke atas yang


diberikan pesawat terhadap pilot memiliki besar yang
lebih kecil ketimbang berat pilotnya.
CONTD
Kecepatan kritis terjadi ketika Gaya normal atau gaya
semu sama dengan nol dan ini terjadi pada titik paling
puncak khusus untuk benda bergerak di dalam
lintasan melingkar.

Kecepatan kritis ini adalah batas kecepatan benda,


agar benda tidak terlepas dari lintasan radialnya.
CONTD
2. PADA SISI SEBELAH LUAR: (POSISI DI PUNCAK)
CONTD
Persamaan Posisi di puncak:

adalah sudut antara arah berat dengan garis


vertikal.
CONTD
Ketika benda berada di paling puncak,
= 0, maka cos 0 = 1 dan Gaya Normal N (berat
semu) akan bernilai besar (benda dirasakan paling
berat)

Ini berarti bahwa pada titik paling puncak gaya ke atas


yang diberikan lintasan benda terhadap benda selalu
lebih besar ketimbang berat bendanya itu sendiri.
CONTD
Ketika benda berada di paling dasar:
Ketika benda berada di paling dasar, = 180, maka
cos 180 = -1, Gaya Normal N (gaya berat semu adalah
paling kecil (benda dirasakan paling ringan).
CONTD
Kecepatan kritis terjadi ketika Gaya normal atau gaya
semu sama dengan nol dan ini terjadi pada titik paling
dasar khusus untuk benda bergerak di luar lintasan
melingkar.

Kecepatan kritis ini adalah batas kecepatan benda,


agar benda tidak terlepas dari lintasan radialnya.
GAYA PADA PEGAS
Adalah gaya yang dilakukan pegas untuk
mengembalikan benda pada posisi keseimbangan,
dinamakan Gaya Pulih.
Gaya Pulih sebanding dengan besarnya simpangan
benda y(t) dalam posisi vertikal atau x(t) dalam posisi
horizontal (Hukum Hooke).
CONTD
Dimana k adalah konstanta pegas, tanda negatif
menunjukan bahwa gaya pulih arahnya selalu
berlawanan dengan simpangan y(t) atau x(t).
Konstanta k didapat dari Percobaan:

Dimana y perubahan panjang pegas.


PEGAS DIHUBUNG SERI
Prinsip susunan seri Pegas:
1. Gaya yang menarik pegas pengganti dan masing-masing
pegas sama besar.
2. Jika gaya yang menarik masing-masing pegas adalah F1
dan F2 dan gaya yang menari sebagai penggantinya
adalah F, maka persamaannya

1. Pertambahan panjang pegas pengganti sama dengan


jumlah pertambahan panjang masing-masing pegas.
2. Jika pertambahan panjang masing-masing pegas
adalah y1 dan y2, dan pertambah panjang pegas
pengganti adalah:
CONTD
Karena:
F = ks . y maka y = F/ks
F = F1 = F2
dan
F1 = k1. y1 maka y1 = F/k1
F2 = k2.y2 maka y2 = F/k2
dengan memasukan nilai y, y1 dan y2 ke persamaan:
y = y1 + y2
PEGAS DIHUBUNG PARALEL
Prinsip susunan Paralel Pegas:
1. Gaya yang menarik pegas pengganti (F) sama dengan
jumlah gaya yang menarik masing-masing pegas (F1
dan F2).
F = F1 + F2
1. Pertmbahan panjang pegas pengganti (y) dan
masing-masing pegas (y1 dan y2) sama besar.
y = y1 = y2
karena: F = kp .y, F1 = k1 .y1 = k1. y
F2 = k2.y2 = k2.y
maka: F = k1.y + k2. y = y.(k1 + k2)
kp = k1 + k2
GAMBAR SITUASI
CONTD
CONTD
Penyelesaian persamaan:

Dari persamaan gerak harmonik:


OSILASI
Gerak/usikan berulang-ulang/periodik (GHS)
Jenis OSILASI:
1. Osilasi alamiah yang terjadi secara alami tanpa dipaksa.
Osilasi tentunya akan teredam dengan sendirinya:

Osilasi Teredam (gerakan periodik yang teredam) terdiri dari:


Redaman Kurang b < 4.k.m (under damp)
Redaman Kritis b = 4. k.m (critical damp)
Redaman Lebih b > 4.k.m (over damp)
dimana b = konstanta peredam

2. Osilasi Paksa (gerakan periodik yang dipaksa)


Pegas yang digantung
Persamaan gaya:
CONTD
Selanjutnya:

Berarti ada 3 kasus yang harus diselesaikan


CONTD
Ingat di Kalkulus (D < 0, D = 0 , D > 0)
dimana D = b- 4.m.k, Jadi :

Persamaan ini akan membentuk suatu persamaan Osilasi


Teredam:

Osilasi teredam tersebut adalah:


Redaman Kurang b < 4.k.m (under damp)
Redaman Kritis b = 4. k.m (critical damp)
Redaman Lebih b > 4.k.m (over damp)

Kita selidiki satu persatu:


CONTD
1. Redaman kurang (kompleks Imajiner) b < 4.k.m
(under damp)
CONTD

Misal:
CONTD
2. Redaman Kritis b = 4. k.m (critical damp)
CONTD
Redaman lebih (overdamp) b > 4.k.m:
CONTOH:
Jika sebuah bola besi yang beratnya W= 89 Newton,
meregangkan pegas sejauh 10 cm, berapa getaran
permenit yang akan dibuat oleh sistem pegas massa
ini.
Bagaimana jika sistem tersebut memiliki redaman
sebesar:
1. .b =200 kg/detik
2. .b = 100 kg/detik
3. .b = 178 kg/detik
Buat Tabel dan Grafiknya.
Pegas terpasang horizontal
Persamaan:

Penyelesaian umum dan khusus


CONTD
Kemudian:
CONTD
Selanjutnya
CONTD
Jadi:
GAYA GRAVITASI : HUKUM GRAVITASI NEWTON

Tiap benda mengadakan


gaya tarik pada tiap benda
lain yang sebanding
dengan massa kedua
benda itu dan berbanding
terbalik dengan kuadrat
jarak pisah antara mereka.
CONTD
CONTD
CONTD
CONTD
CONTD
Penentuan Konstanta Gravitasi G
Henry Cavendish menemukan neraca cavendish.
Dua bola besar yang masing-masing bermassa m1 ,
diletakan dengan bola-bola kecil m2, peralatan
dimungkinkan berada dalam kesetimbangan. Bila torsi
kembali mencapai titik kesetimbangannya, ia akan
berputar lewat sudut 2 sebagai akibat pembalikan torsi.
Bila konstanta-konstanta torsi telah ditentukan maka gaya-
gaya antara masa m1 dan m2 dapat ditentukan dari
pengukuran sudut ini.
Bila massa-massa m1 dan m2 diketahui dan jarak antara
keduanya diketahui maka Konstanta Gravitasi universal G
diketahui.
Torsi cermin berputar Tc 2 = G.(m1.m2/r) maka G =
bisa dicari.
Percepatan gravitasi
Dari Hukum Newton Gravitasi dan Hukum Newton II:

Dari persamaan tersebut dapat ditentukan besar


percepatan gravitasi bumi g.
END

Anda mungkin juga menyukai