Anda di halaman 1dari 55

Kejang Demam Kompleks

Oleh : M. Azri A. Yahaya


Pembimbing : dr.Hery Susanto,Sp.A
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
Umur : 10 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Dukuh Turi Rt 08/01,
Tegal.
Ruangan : Melati
Masuk RS : 4 September 2013
Nama Ayah : Tn. K
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMP

Nama Ibu : Ny. Y


Umur : 26 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
ANAMNESIS

Alloanamnesis dengan ibu pasien dilakukan


pada tanggal 5 September 2013 pukul 11.30
WIB di Ruang Melati.
Keluhan
Utama Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh ibunya ke IGD RSUD Kardinah
Tegal dengan keluhan kejang yang timbul kurang lebih 30
menit sebelum masuk rumah sakit dengan durasi 10 menit
dan ini merupakan kejang yang kedua. Kejang langsung
seluruh tubuh seperti kelojotan, kedua mata mendelik ke
atas, tidak terdapat busa yang keluar dari mulut. Sebelum
dan sesudah kejang pasien sadar. Pasien tidak sadarkan diri
selama kejang namun langsung menangis setelah kejang
berakhir.

Kejang pertama timbul sejak kurang lebih 5 jam


sebelum kejang kedua dengan durasi 20 menit,
kejang awalnya hanya pada kedua kaki kemudian
kelojotan seluruh tubuh, mata mendelik ke atas,
dan tidak terdapat busa yang tampak keluar dari
mulut pasien. Sebelum dan sesudah kejang pasien
sadar. Pasien tidak sadarkan diri selama kejang
namun langsung menangis setelah kejang berakhir.

Pasien mengalami demam tinggi yang diukur


dengan punggung tangan ibu sejak lebih kurang 9
jam sebelum pasien mengalami kejang yang
pertama. Demam dirasakan tinggi dan terus-
menerus. Sebelumnya sudah dibawa ke puskesmas
diberi obat penurun panas dan obat puyer namun
tidak ada perbaikan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengaku juga terdapat batuk
berdahak, pilek dan tidak nafsu makan sejak
2 minggu yang lalu. Ibu pasien menyangkal
adanya keluhan mual, muntah, dan mencret.
Tidak terdapat penurunan berat badan yang
signifikan walaupun ibu pasien mengaku
nafsu makan pasien menurun drastis.

Pasien juga tidak pernah terlihat mengeluh sakit


kepala hebat yang berlangsung lama, mual, muntah
yang menyembur secara tiba-tiba. Pasien tidak
mimisan ataupun mengalami perdarahan gusi.
Riwayat trauma kepala disangkal. BAB normal 4
kali sehari, lunak, warna kuning, tidak ada darah
dan lendir. BAK berwarna kuning jernih, tidak
berpasir, tidak berdarah dan tidak keruh.

Saat dibawa ke IGD pasien sudah tidak kejang dan


pasien sadar. Karena kejang berulang dalam 24 jam
dan susah makan, dokter IGD menyarankan untuk
dirawat inap.
Anak belum pernah mengalami kejang sebelumnya.
Tidak ada riwayat operasi
Riwayat Tidak ada riwayat trauma
Penyakit Tidak ada riwayat alergi makanan, obat, dingin dan debu
Dahulu Tidak ada riwayat asma, bersin-bersin di pagi hari, dan penyakit
jantung

Ibu pasien mempunyai riwayat kejang demam sebanyak 3x saat


Riwayat berusia 5 tahun.
Penyakit Riwayat asma dan alergi dalam keluarga disangkal.
Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mengalami epilepsi

Bayi perempuan lahir dgn umur kehamilan 37 minggu,


spontan, ditolong bidan. Bayi lahir langsung menangis keras
Riwayat dengan BBL 2900 gram, PBL 47 cm. Bayi dirawat bersama
dengan ibu, setelah 1 hari dirawat, bayi dan ibu diperbolehkan
Persalinan untuk pulang.
Kesan : Neonatus aterm, lahir spontan, bayi dalam
keadaan sehat.
Ibu memeriksakan kehamilan di Bidan secara teratur 1x tiap
bulan selama kehamilan. Saat usia 8 bulan, ibu
memeriksakan kehamilan setiap 2 minggu. Mendapatkan
suntikan TT 2x. Tidak pernah menderita penyakit selama
kehamilan, riwayat perdarahan selama kehamilan disangkal,
Riwayat riwayat trauma selama kehamilan disangkal, riwayat minum
Kehamilan dan obat tanpa resep dokter dan jamu disangkal. Ibu
Pemeriksaan mengkonsumsi vitamin penambah darah dari Puskesmas.
Antenatal Kesan: riwayat pemeliharaan antenatal baik.

Pemeliharaan postnatal
Riwayat dilakukan rutin di Posyandu
Pemeliharaan
Postnatal
dan anak dalam keadaan sehat
Riwayat Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak
Pertumbuhan:
Berat badan lahir 2900 gram. Panjang badan lahir 47 cm.
Berat badan sekarang 8,9 kg. Tinggi badan 72 cm. Lingkar kepala 45 cm
Perkembangan:
senyum : ibu lupa
miring : ibu lupa
tengkurap : 4 bulan
duduk : 6 bulan
gigi keluar : ibu lupa
merangkak : 9 bulan
berdiri : 10 bulan
berjalan :-
berbicara :-
Gangguan perkembangan :-
Saat ini anak berusia 10 bulan. Tidak ada gangguan perkembangan
dalam mental dan emosi. Interaksi dengan orang sekitar baik.
Kesan: tidak terdapat gangguan pertumbuhan pada anak dan
perkembangan anak masih sesuai umur
Riwayat Riwayat Sosial
Makanan Ekonomi
Ayah pasien menanggung 1
Usia 0-6 bulan : diberikan orang istri dan 1 orang anak
ASI eksklusif yaitu pasien. Ayahnya bekerja
Usia 6 bulan 1 tahun: sebagai Pedagang dan ibu
ASI+Susu Formula+bubur sebagai Ibu rumah tangga,
tim 3 x sehari, kadang nasi dengan penghasilan sekitar
Rp. 1.500.000 sebulan dan
tim dan lauk pauk
merasa cukup untuk memenuhi
Usia 1 tahun 2 tahun: susu kebutuhan sehari hari.
formula + biskuit + nasi Kesan: riwayat sosial
putih lauk sayur, ayam, ekonomi cukup.
daging, telur 3 x sehari
Kesan: Riwayat
makanan baik.
Data Perumahan

Kepemilikan rumah : Rumah Sendiri


Keadaan rumah :
Pasien tinggal bersama dengan orang tua
berukuran 7 x 10 m, beratap genteng,
lantai keramik, dinding tembok, 1 ruang
tamu, ruang makan dan dapur.
Terdapat 3-4 buah jendela di masing-
masing ruangan, selalu dibuka. Ventilasi
udara dan cahaya matahari baik. Kamar
mandi berada di dalam rumah.
Sumber air berasal dari sumur, jarak
antara sumur dengan septik tank lebih
dari 10 meter, penerangan dengan
listrik. Sistem pembuangan air limbah
disalurkan melalui selokan di depan
rumah dan aliran air di dalamnya
lancar.
Kesan : rumah dan sanitasi lingkungan
baik
Riwayat Imunisasi

Kesan: imunisasi dasar lengkap

VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)


BCG 1 bulan - - - - -
DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
POLIO 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan - -
CAMPAK - - - - - 9 bulan
HEPATITIS B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - -

Riwayat Keluarga Berencana


Ibu pasien mengaku tidak mengikuti program KB

www.themegallery.com
Silsilah Keturunan
Pemeriksaan fisik

Dilakukan pada tanggal 5 September 2013 pukul 13.00


WIB di Ruang Melati.
Kesan Umum : Compos mentis, tampak sakit sedang,
sesak (-), sianosis (-), anemis (-)

Tanda Vital
Tekanan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : 124 x/menit, reguler, isi
cukup
Laju Nafas : 32x/menit
Suhu : 38,3 C (aksila)

Data Antropometri
BB sekarang : 8,9 kg
TB: 72cm
Status Internus
Kepala & Lingkar kepala 45 cm, (mesocephal), ubun-
ubun cekung (-)
Rambut Hitam, lebat, tampak terdistribusi merata,
tidak mudah dicabut

Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-


Mata /-), oedem palpebra (-/-), mata cowong (-
/-), air mata ada

Hidung Bentuk normal, simetris, sekret (+/+)

bentuk dan ukuran normal, discharge (-/-)

Telinga
Bibir kering (-), bibir sianosis (-),
Mulut stomatitis(-)
Tenggorok Faring hiperemis (+)
Tonsil T1-T1 hiperemis (-), detritus (-), granulasi
(-)

Leher Simetris, pembesaran KGB (-)

Dinding thorax normothorax dan simetris


Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV mid
clavicula sinistra
Perkusi : Sulit dinilai
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur(-)

Thorax
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : Pergerakan dinding thorax kiri-kanan
simetris, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus tidak dilakukan
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru kiri-
kanan
Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapang
paru kiri-kanan. Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen Inspeksi : datar dan simetris.
Auskultasi: Bising usus (+)
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba
membesar, turgor kembali < 2.
Perkusi : timpani di ke 4 kuadran abdomen.

Dalam batas normal,


Anorektal
hiperemis perianal (-).

Superior Inferior

Ekstremitas: Akral Dingin -/- -/-

Akral Sianosis -/- -/-

CRT <2 <2

Oedem -/- -/-


Refleks Patologis:
Brudzinksy I (-)
Brudzinsky II (-)
Kernig (-)
Laseque (-)
Kaku kuduk (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 4 September 2013

Hematologi Hasil Rujukan


Lekosit H 22.3 6,0-17,5 x103/ul
Eritrosit 4.3 4,1-5,3 x106/ul
Hemoglobin 11.6 11,3-14,1 g/dL
Hematokrit 35.9 33-41 %
MCV 78 U 76-96 U
MCH 29 pcg 27-31 pcg
MCHC 34.2 g/dL 33.0-37.0 g/dL
Trombosit 354 150 400x103/ul
Netrofil H 84.3 50-70%
Limfosit L 12.9 25-40%
Monosit 2.8 2-8%
Eosinofil L 0% 2-4%
Basofil 0.0% 0-1%
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laju Endap Darah Hasil Rujukan
LED 1 jam 12 mm/jam 0-20 mm/jam
LED 2 jam 29 mm/jam 0-35 mm/jam

Kimia klinik Hasil Rujukan


Glukosa Sewaktu 159 70-160 mg/dL
Natrium 136 70-260 mmol/L
Kalium 4.24 3.6-5.5 mmol/L
Klorida 107.9 95-108 mmol/L
PEMERIKSAAN KHUSUS

Data BB : 8,9 kg
antropometri: PB : 72 cm

Pemeriksaan Status Gizi


BB/U : 8,9/9,1 x 100% =
97,80% (Berat normal)
TB/U : 72/72 x 100% =
100% (Tinggi Badan normal)
BB/TB : 8,9/9,1 x 100% =
97,80% (gizi baik)

Kesan : Berat badan normal, tinggi


normal dan gizi baik
DIAGNOSA BANDING
1.Observasi Kejang
Infeksi Ekstrakranial
- Kejang Demam kompleks
-Kejang Demam simpleks
Infeksi Intrakranial
-Meningitis
-Meningoensefalitis
Metabolik
Hipoglikemia
Gangguan elektrolit
SOL
Trauma Kepala
Epilepsi
DIAGNOSA BANDING
2. Batuk
Faringitis
Bronkhitis
Bronkopneumonia

3. Status Gizi Baik


DIAGNOSIS KERJA

Kejang demam kompleks

Faringitis

Status gizi baik


PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
IVFD RL 10 tpm
Inj. Amoxcillin 3 x 300mg IV
Luminal 3x12 mg PO (pulv)
Diazepam 3x1,5 mg PO (pulv)
Paracetamol syrp (120mg/5mL) 4 x Cth PO
PENATALAKSANAAN
Terapi Sekarang
Non Medikamentosa
1.Menyakinkan orang tua pasien bahwa kejang
demam umumnya mempunyai prognosis baik
2.Memberitahukan cara penanganan kejang
3.Memberikan informasi mengenai kemungkinan
kejang kembali
4.Pemberian obat untuk mencegah rekurensi
memang efektif tetapi harus diingat efek
samping obat.
PROGRAM
Evaluasi keadaan umum dan tanda vital
Awasi tanda-tanda gangguan neurologis
www.themegallery.com

NASEHAT USULAN
Selalu sedia obat penurun panas di
rumah dan obat anti kejang EEG

Kontrol ke dokter setelah di rawat Pemeriksaan Denver Developmental


Scoring Test secara berkala
Pantau pertumbuhan dan
perkembangan anak
CT Scan
Asupan makanan yang baik

Rontgen thoraks
Selalu menjaga kebersihan

Hindari anak kontak dengan sumber Lumbal punksi


infeksi
Prognosis

Quo ad vitam
Dubia ad bonam

Quo ad fungsionam
Dubia ad bonam

Quo ad Sanationam
dubia ad bonam
PERJALANAN PENYAKIT
5 September 2013
S: Kejang (-), Panas (+), batuk (+) kering, pilek (+), BAB cair (-), muntah (-), nafsu
makan menurun
O: KU: compos mentis, tampak lemas (+), kejang(-)
S : 37,70C
HR: 134 x/menit reguler
RR : 32 x/ menit
Mata : cekung -/-, CA -/-, SI -/-
Hidung : nafas cuping hidung (-/-)
Thoraks : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/-, retraksi dinding dada (-)
Abdomen :datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Kejang Demam Kompleks, ISPA.
P: Terapi lanjut
6 September 2013
S: Kejang (-), Panas (-), batuk (-) kering, pilek (+), BAB cair (-), muntah (-), nafsu
makan menurun
O: KU: compos mentis, tampak lemas (-), kejang(-)
S : 37,20C
HR: 124 x/menit
RR : 32 x/ menit
Mata : cekung -/-, CA -/-, SI -/-
Hidung : nafas cuping hidung (-/-)
Thoraks : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo/ SN vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wh -/-, retraksi dinding dada (-)
Abdomen :datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik
Ekstremitas superior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik
A: Kejang Demam Kompleks, ISPA.
P: Terapi lanjut
ANALISA KASUS
Pemeriksaan
Anamnesis PF
Penunjang
Kejang ke 2 kali, durasi Pada pemeriksaan fisik, Leukositosis, dengan
10 menit, kelojotan KU compos mentis, hasil 22.3x103/ul. Yang
seluruh tubuh, kedua tampak sakit sedang. menunjukan
mata mendelik ke atas. Nadi: 124 x/menit, Laju kemungkinan pasien
Kejang pertama Nafas: 32 x/menit, suhu mengalami infeksi
dirasakan 5 jam : 38,3 C (aksila). bakteri.
sebelum kejang kedua, Faring hiperemis (+),
durasi 20 menit, kejang tanda rangsang
awalnya hanya pada meningeal (-).
kedua kaki kemudian
kelojotan seluruh tubuh,
mata mendelik ke atas,
sebelum dan sesudah
kejang pasien sadar
kemudian tertidur.
Sebelumnya pasien
demam tinggi sejak
lebih kurang 9 jam
sebelum kejang.
Demam dirasakan tinggi
dan terus-menerus.
Keluhan disertai batuk
kering, pilek dan tidak
nafsu makan sejak 2
minggu.
DEFINISI

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang


terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
di atas 38C) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium (di luar rongga kepala).
EPIDEMIOLOGI

terjadi 1/3 dari


pada 2-4 populasi
% populasi ini akan
anak mengalam
berusia 6
bulan-5
i kejang
tahun berulang
infeksi virus atau bakteri
Faktor hereditas (penyakit infeksi saluran
sekitar 8-22 % pernapasan, otitis
media, dan
gastroenteritis. 2:1 pada
anak :

Etiologi

Trauma gangguan metabolik dan


kepala,perdarahan, elektrolit
ETIOLOGI
Belum diketahui dengan pasti
Demam sering disebabkan oleh :
- ISPA
- Radang telinga tengah
- Infeksi saluran kemih & saluran cerna
Kejang tidak selalu timbul pada suhu
yang tinggi terkadang pada suhu tidak
terlalu tinggi
FAKTOR RESIKO

Demam
Usia
Genetik Riwayat kejang demam pada
orang tua atau saudara sekandung
Perkembangan terlambat (Malnutrisi)
PATOFISIOLOGI
KEJANG DEMAM Peningkatan
Suhu Tubuh

Resiko Tinggi
Metabolisme Basal
Gangguan Kebutuhan
Meningkat
Nutrisi

O ke Otak
Menurun

Kejang TIK
Demam Meningkat

Kejang Demam Kejang Demam


sederhana Komplek Gangguan Perfusi
Jaringan

Resiko Tinggi
Resiko Injuri Resiko Tinggi
Berulang
Gangguan Tumbuh
Kembang
PATOFISIOLOGI DEMAM-KEJANG
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM

Kejang Demam Kejang Demam Komplikata


Sederhana (Simple Febrile (Complex Febrile Seizure),
Seizure), dengan ciri-ciri dengan ciri-ciri gejala klinis
gejala klinis sebagai berikut: sebagai berikut:
-Kejang berlangsung -Kejang lama, > 15 menit
singkat, < 15 menit -Kejang fokal atau parsial satu
-Kejang umum tonik dan sisi, atau kejang umum
atau klonik didahului kejang parsial
-Umumnya berhenti sendiri -Berulang atau lebih dari 1 kali
-Tanpa gerakan fokal atau dalam 24 jam
berulang dalam 24 jam
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
MENURUT LIVINGSTONE
Kejang Demam Sederhana
Kejang bersifat umum
Lamanya kejang berlangsung singkat ( < 15 menit)
Usia waktu kejang demam pertama kali muncul < 6 tahun
Frekuensi serangan 1-4 kali dalam satu tahun
EEG normal

Epilepsi yang di cetus oleh demam


Kejang berlangsung lama atau bersifat fokal/ setempat
Usia penderita lebih dari 6 tahun saat serangan kejang demam pertama
Frekuensi serangan melebihi 4 kali dalam satu tahun
Gambaran EEG yang dibuat setelah anak tidak normal lagi adalah
normal.
KRITERIA LIVINGSTONE
SETELAH DIMODIFIKASI

1.UMUR ANAK KETIKA KEJANG ANTARA 6 BULAN DAN 4 TAHUN


2.KEJANG HANYA SEBENTAR SAJA, TIDAK LEBIH DARI 15 MENIT
3.KEJANG BERSIFAT UMUM.
4.KEJANG TIMBUL DALAM 16 JAM PERTAMA SETELAH
TIMBULNYA DEMAM
5.PEMERIKSAAN SARAF SEBELUM DAN SESUDAH KEJANG
NORMAL.
6.PEMERIKSAAN EEG YANG DIBUAT SEDIKITNYA 1 MINGGU
SESUDAH SUHU NORMAL TIDAK MENUNJUKKAN KELAINAN.
7.FREKUENSI BANGKITAN KEJANG DI DALAM 1 TAHUN
TIDAK MELEBIHI 4 KALI
DIAGNOSIS

ANAMNESIS:
Kejang:
* Frekuensi dan lama kejang
* Kapan terjadinya
* Pertama kali atau sudah pernah
* Bila sudah pernah, saat umur berapa?
* Sifat kejang
* Gejala penyerta (muntah, lumpuh,
kemunduran fungsi kognitif)
* Kesadaran waktu kejang dan pasca kejang
DIAGNOSIS

Demam:
timbul mendadak dan lamanya, menggigil,
mengigau,
Gejala penyakit penyerta:
Mencret, muntah, sesak nafas, dll
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Rangsang meningeal :
Pemeriksaan kaku kuduk
Tanda brudzinki I dan II
Tanda kernig

Pada kejang demam rangsangan meningeal


(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Refleks Neurologis
untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi
SSP ( meningitis, ensefalitis)
Refleks fisiologis
- Biseps, Triceps, KPR, APR (++ / ++)
Refleks patologis
- Babinski, Oppenheim, Chaddok, hoffman
( normal pada bayi < 18 bulan )

Pada kejang demam refleks patologis (-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (Darah perifer lengkap,
elektrolit, glukosa darah)mengevaluasi
sumber infeksi atau mencari penyebab
Pungsi lumbal menyingkirkan meningitis
indikasi berdasarkan umur :
* < 12 bulan sangat dianjurkan
* 12 18 bulan dianjurkan
* > 18 bulan tidak rutin
Elektroensefalografi
kejang demam yang tidak khas
(anak > 6th , kejang demam fokal)
CT-Scan atau MRI
Tidak rutin & atas indikasi:
- kelainan neurologik fokal yang menetap
- parese N.VI
- Papil edema
PENATALAKSANAAN
PADA PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM
ADA 3 HAL YANG PERLU
DIKERJAKAN,YAITU :

1. PENGOBATAN FASE AKUT

2. MENCARI DAN MENGOBATI PENYEBAB

3. PENGOBATAN PROFILAKSIS TERHADAP

BERULANGNYA KEJANG DEMAM


PENGOBATAN

Anti Piretik
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali

Anti Konvulsan
* Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
* Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg
Jika kejang tidak teratasi dapat diulang dengan cara
dan dosis yang sama dengan interval 5 menit
Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih
tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Dan
diberikan diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgbb
Bila kejang belum berhenti diberikan fenitoin 10-20
mg/kgbb/kali dengan kecepatan 1 mg/kgbb/menit atau
kurang dari 50 mg/menit.
Kejang berhenti Dosis selanjutnya 4-8
mg/kgbb/hari, yaitu 12 jam setelah dosis awal
Kejang belum berhenti rawat di ruang intensif.
BAGAN PENATALAKSANAAN KEJANG

SEGERA DIBERIKAN DIAZEPAM INTRAVENA


ATAU DIAZEPAM REKTAL DIAZEPAM :
DOSIS RATA-RATA 0,3-0,5MG/KGBB/KALI (iv) ATAU
DOSIS <10 KG: 5 MG REKTAL
>10 KG : 10 MG REKTAL

BILA KEJANG TIDAK BERHENTI DAPAT DIULANG


CARA DAN DOSIS YANG SAMA DENGAN INTERVAL 5 MNT

KEJANG (+) ------ DIAZEPAM 0,3-0,5 MG/KGBB/HARI (iv)

KEJANG (+) FENITOIN 10-20 MG/KGBB/KALI (IV, BOLUS)

KEJANG (+) KEJANG (-)

RUMATAN
RAWAT ICU Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hr
RUMATAN

Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari dibagi 2


dosis
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hair dibagi 2-
3 dosis
DOC : Asam Valproat
Pengobatan profilaksis /rumatan diberikan
selama 1 tahun bebas kejang, dihentikan
bertahap selama 1 2 bulan
INDIKASI RUMATAN
Kejang > 15 menit
Kelainan neurologis
Kejang fokal
Rumat dipertimbangkan pada keadaan:
- Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
- Kejang demam pada bayi < 12 bulan
- Kejang demam 4 kali per tahun
PROGNOSIS
Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor
resiko.
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Tingginya suhu badan sebelum kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam

- Ada seluruh faktor resiko kejang demam berulang


80%.
- Tidak ada faktor resiko kejang demam berulang
10-15%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai