Urine pagi
urine pertama setelah bangun pagi, sebelum
tidur urine dibuang dahulu
lebih pekat, unruk pemeriksaan sedimen urine,
proteinuria, tes kehamilan
Urine post prandial
urine setelah 2 jam makan. Untuk mengukur
kadar glukosa
Urine 24 jam
urine pertama bangun pagi jam 7 dibuang,
berikutnya sampai jam 7 esoknya urine
dikumpulkan dengan menggunakan pengawet
CARA PENGAMBILAN SAMPEL URINE
Urine porsi tengah
urine aliran pertama dan dibuang, tampung
pertengahan & berhenti sebelum selesai berkemih.
Sebelumnya gland penis atau meatus uretral
dibersihkan dulu.
penting untuk kultur urine
Kateterisasi
urine diambil menggunakan kateter sterile dimasukkan
ke uretra
Emfisemapulmonal
diare,dehidrasi
kelaparan(starvation) o asidosisdiabetik
Penyebab urine asam dan basa
Berat Jenis
Nilai noormal : 1,005- 1,030
Berhubungan dgn diuresis
Makin >> diuresis BJ makin <<
Pemeriksaan menggunakan refraktometer
dan carik celup
Penting pada diabetes incipidus Bj <<
Protein
Urine normal mengandung protein <
150mg/24 jam atau 1-14 mg/dL
Nilai protein >150 mg akan memberikan
hasil (+) pada pemeriksaaan urine rutin
Proteinuria dpt terjadi akibat kelainan
permeabilitas glomerulus dan gangguan
reabsorbsi tubuli ginjal
Pemeriksaan protein dalam urine :
Semi kwantitatif
Pemanasan dgn asam asetat (+1- +4)
Asam sulfosalisilat
Carik celup
Kwantitatif
Untuk pemeriksaan urin 24 jam,
mencari kreatinine clearence
Pemeriksaan urin dengan
Asam Asetat
1. Masukkan urin kedalam tabung reaksi sampai 2/3
penuh
2. Lapisan atas urin dipanasi sampai mendidih selama 30
detik
3. Perhatikan terjadinya kekeruhan
4. Teteskan kedalam urin panas itu 3-5 tetes larutan asam
asetat 6%. Jika kekeruhan masih tetap ada atau
kembali keruh > + protein. Jika kekeruhan menghilang
bisa jg disebabkan oleh calciumkarbonat, tetapi disertai
pembentukan gas
5. Panasi sekali lagi sampai mendidih. Baca hasil.
Pembacaan hasil
Negatif (-) : tidak ada kekeruhan
Positif
(+)/ 1+ : ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir ( protein
0,01-0,05 %)
(++)/2+ : kekeruhan mudah dilihat & tampak butir2
dalam kekeruhan (0,05-0,2 %)
(+++)/3+ : jelas keruh dan berkeping2 (0,2-0,5 %)
(++++)/4+ : sangat keruh, berkeping2 besar, bergumpal
atau memadat (>0.5%)
Jika >3% akan terjadi bekuan
Protein
GLUKOSA
Adanya glukosa dalam urine : Glukosuria
Dalam keadaan normal, glukosa yg melewati
filtrasi glomerulus akan di reabsorbsi di tubulus
proksimal ginjal
Reabsorbsu tubular ginjal terhadap glukosa
memiliki ambang batas dengan kemampuan
reabsorbsi 350 mg/mnt
Bila kadar glukosa dlm darah melebihi batas tadi
( 160- 180 mg/dL) maka di jumpai glukosuria
Pemeriksaan glukosa dalam urine :
Kwantitatif
Semikwantitatif
Cara benedict
Fehling
Carik celup
Pemeriksaan glukosa secara semi
kwantitatif menggunakan prinsip reduksi
Digunakan glukosa sebagai zat pereduksi
Menggunakan zat dalam reagen yang
akan berubah sifat dan warna jika
direduksi oleh glukosa
Positif palsu : vit C
Tes Benedict
1. Masukkan 5 ml reagen benedict dalam
tabung reaksi
2. Teteskan 5-8 tetes urin
3. Masukkan tabung dalam air mendidih 5
menit
4. Angkat tabung, kocok isinya,baca hasil
reduksinya
Menilai hasil tes Benedict
Negatif (-) : tetap biru jernih atau kehijauan
dan agak keruh
Positif
(+)/1+ : hijau kekuningan dan keruh
(0,5-1% glukosa)
(++)/2+ : kuning keruh (1-1,5% glukosa)
(+++)/3+ : jingga atau warna lumpur keruh
(2-3,5% glukosa)
(++++)/4+ : merah keruh (>3,5% glukosa)
Keton
Dapat ditemukan pada urin malnutrisi, pasien DM
yang tidak terkontrol, dan pecandu alkohol.
Terjadi pada :
gangguan kondisi metabolik seperti: diabetes
mellitus, ginjal
glikosuria,
peningkatan kondisi metabolik seperti:
hipertiroidism, demam, kehamilan dan menyusui
malnutrisi, diet kaya lemak
Penyebab glukosuria
urobilinogen
Unsur non-organik
Kristal
Cast dipengaruhi oleh :
pH asam
Laju filtrasi <<
RBC
Yeast & Candida
WBC
Cast
Cast
Oxalat Cystine
Kristal