Anda di halaman 1dari 39

GETARAN

M. Nurrahman
Intan Permata Sari
Zeni Anggraini
Luthfan K G
Pengertian Getaran

Getaran adalah gerak bolak balik secara berkala melalui suatu titik
keseimbangan. Pada umumnya setiap benda dapat melakukan getaran. Suatu
benda dikatakan bergetar bila benda itu bergerak bolak bolik secara berkala
melalui titik keseimbangan
GETARAN GEDUNG
Sumber Getaran Gedung
Aktivitas manusia, seperti : berlari, kegiatan mesin yang menyebabkan getaran
Gempa bumi
Lalu lalang lalu lintang di luar gedung
Angin kencang
Penyebab Getaran Pelat Lantai Gedung
Sistem pelat lantai yang ringan karena penggunaan bahan bangunan mutu tinggi atau bahan
komposit pada elemen-elemen struktur gedung seperti balok yang memungkinkan elemen-
elemen struktur tersebut dirancang lebih kecil atau lebih tipis

Sistem lantai berbentang panjang dengan kekakuan yang rendah dimana frekuensi alami
lantai yang dominan cenderung rendah dan mendekati frekuensi eksitasi

Sistem lantai dengan nilai damping yang rendah sebagai akibat dari penggunaan partisi dan
barang-barang furnitur yang lebih sedikit.
Meminimalisir Getaran Gedung

Membangun gedung di tanah yang kompak

Pemilihan tempat pembangunan gedung yang baik atau tidak rawan gempa (contoh:
Kalimantan )

Tidak membangun gedung diatas patahan atau retakan aktif

Pembangunan gedung harus ringan agar stabil jika terjadi getaran yang lemah
Metode Geofisika
Mikrotremor
Passive Seismic
GPR (Ground Penetrating Radar)
STUDI KASUS
ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK EVALUASI KEKUATAN BANGUNAN
GEDUNG PERPUSTAKAAN ITS
Wilayah Jawa Timur, khususnya kota Surabaya, merupakan wilayah yang tidak
tahan terhadap gempa bumi, karena kondisi tanahnya yang bersifat alluvial
(lunak)
Wilayah Surabaya digolongkan dalam zona kegempaan kelas tujuh dengan
nilai Peak Ground Acceleration (PGE) sebesar 0.05-0.1 g
Penglahan data yang diguanakan pada pengukuran menggunakan
metode FSR (Flor Spectral Ratio), tidak direkomendasikan
menggunakan HVSR , karena pada analisis HVSR sedimen mungkin
terkontaminasi respon bangunan, sehingga identifikasi resonansi
dimungkinkan salah
Selain menggunakan metode FSR, juga digunakan metode random
decrement (RDM) yang paling popular dalam survey geofisika maupun
geoteknik.
Tujuan metode RDM untuk embatalkan komponen acak untuk
mendapatkan kurva getaran bebas yang buruk dari perkiraan damping
dan frekuensi natural
Analisis FSR

Menggunakan software geopsy. Tahap awalnya ialah menganalisis


spectrum Fourier untuk mengubah data mikrotremor awal yang berupa
domain waktu menjadi domain frekuensi. Untuk menghaluskan hasil
proses FFT digunakan filter smoothing Konno dan Ohmachi dengan
koefisien bandwith sebesar 40. Spektrum amplitude rata-rata untuk masing-
masing komponen dihitung dari window yang terseleksi. Kemudian untuk
mendapatkan nilai frekuensi natural bangunan dilakukan mengguankan
analisis FSR. Hasilnya adalah rata-rata frekuensi natural bangunan dan
frekuensi natural tanah
Analisis RDM
Menggunakan analisis band pass ilter untuk menentukan frekuensi yang
diinginkan . Frekuensi yang diguanakn mulai dari 1 Hz-10 Hz. Kemudian
menghitung ratio damping dan frekuensi natural struktur bangunan menggunakan
analisis RDM dengan menganalisis sinyal hasil filter. Dari hasil getaran bebas ini
dihasilkan damping ratio dan frekuensi natural struktur. Nalaisis ini menggunaka
damping toolbox pada software geopsy.
Secara umum komponen spectrum bangunan tidak ada
Hasil
dibawah 1 Hz. Jika ada amplitude dibawah 1 maka frekuensi
tersebut harus dibaikan. Dari hasil FSR diperoleh nilai
frekuensi natural dan nilai FSR. Nilai FSR lantai 2
perpustakaan ITS sebesar 3,63 dan nilai frekuensi natural
yang didapat 1,45 Hz
Analisis RDM

Prinsip dari analisis RDM merupakan teknik yang digunakan untuk menghitung damping ratio (rasio redaman) bangunan
dengan melakukan band pass filtering dan evaluasi frekuensi natural dari spektrum Fourier terlebih dahulu sebelum
dilakukan analisis RDM dihasilkan Ratio redaman dari arah EW berkisar 5 7 % dan NS 3- 6.5 %.untuk ratarata
frekuensi RDM EW 1.56 Hz danNS 1.66 Hz .
Korelasi frekuensi natural FSR dan RDM
Hasil analisis struktur gedung tujuh lantai dengan mikrotremor dari kedua Table
1 dan 2 , Validasi ini dilakukan dengan mengkorelasikan nilai antara data
pengukuran dan prediksi (di asumsikan dari nilai RDM dan FSR sama). Hasil
korelasi adalah 0,705 dan root-mean-squareerror (RSME) mencapai 0,201 maka
ratio redaman yang dihasilkan RDM dan Amplifikasi yang diperoleh dari
metode FSR adalah akurat dengan ketelitian 61.59%.
Dari gambar grafik disamping diketahui bahwa perbandingan frekuensi
dari FSR dan RDM menunjukkan grafik yang linear. Hasil linear ini
membuktikan bahwa nilai antara RDM dan FSR hampir sama atau
mendekati, sehingga hasil tersebut dapat dikatakan akurat
Hubungan Frekuensi Natural dan Rasio Redaman
Nilai-nilai redaman berasal dari getaran lingkungan tidak dapat
diekstrapolasi langsung dengan nilai-nilai redaman dari struktur
bangunan: non-linear (bahan), maka diperlukan analisis
hubungan Frekuensi natural dengan Ratio redaman .
Nilai damping ratio antara 3 7%.nilai ini sudah memenuhi
standart untuk kualitas struktur gedung bertingkat redaman
kritis yaitu 10%.
Sedangkann nilai frekuensi yang dhasilkan adalah antara 1.5
1,8 Hz. Kemudian nilai ini dikorelasikan untuk mendapatkan
hasil .
Menggunakan estimasi regresi robust untuk mengetahui
hubungan keduanya. Di hasilkan R^2 memiliki nilai 0,614 yang
memiliki arti bahwa memiliki ketilitian 61,4% menunjukkkan
hubungan variable sangat kuat.
Jadi nilai frekuensi berasal dari rekaman getaran ambien
merupakan nilai-nilai frekuensi akurat dan nilai redaman pun
juga akurat
Gambar adaiats adalah grafik analisis hubungan ratio redaman dan indeks kerentanan pada bangunan dari
pengukuran 6 lantai yang menggunakan regresi R^2 memiliki nilai 0.827. Menunjukkan nilai yang akurat.
Kesimpulan
Frekuensi Natural Gedung Perpustakaan ITS dari hasil FSR antara 1.45 1.52 Hz.
Hasil RDM antara 1.51 1,66 Hz.
Menghasilkan korelasi 0.705 maka dari hasil validasi nilai frkuensi natural RDM dan
FSR adalah akurat.
Nilai damping ratio bervariasi antara 3 7 % sesuai dengan ratio redaman untuk
gedung bertingkat 10%.
Indeks kerentanan di gedung perpustakaan ITS menunjukkan nilai yang bervariasi
antara 43 107 untuk EW dan 45 107 untuk NS. Adapun nilai kerentanan 107
(tabel 2) terukur di lantai 2. sehingga lantai 2 memiliki kerentanan yang paling tinggi.
GETARAN REL KERETA API
Sumber Getaran Rel Kereta Api
Kereta Api
Penyebab Getaran Rel Kereta Api
Tumbukan secara terus menerus akibat lewatnya kereta di daerah yang permukaannya tidak
teratur pada ban dan rel kereta yang menyebabkan getaran yang menjalar dan menyebar di
sepanjang rel melalui media tanah yang berada di bawah kereta
Metode Geofisika
Metode Seismik
Peralatan yang Digunakan
Seismometer LennartZ 3 kanal
Global Positioning System (GPS) Trimble Navigation 4600 LS dengan ketelitian 10 cm
STUDI KASUS
ANALISIS DATA SEISMIK DI PEDUKUHAN NYAMPLU AKIBAT KERETA LEWAT
Pengambilan data dalam penelitian dilakukan di daerah Pedukuhan Nyamplu, Jawa
Tengah karena letaknya paling strategis berdasarkan kemudahan meletakkan alat
ukur dan faktor jumlah noise yang tidak terlalu banyak
Pengukuran dilakukan dengan mencatat besarnya respon yang dihasilkan akibat
kereta yang lewat
Alat ukur diletakkan pada jarak sekitar 20 meter dari rel kereta api pada pengukuran
pertama dan 40 meter pada pengukuran kedua
Pengolahan data seismik meliputi konversi data ke format ASCII, integrasi
data, koreksi baseline, transformasi Fourier, bandpass filter, dan particle
motion
Metode yang dipakai dalam penelitian ini ialah metode seismik yang
merupakan salah satu metode geofisika pasif untuk mecari percepatan
gerakan tanah
Setelah data didapatkan dari seismometer Lennartz yang memiliki tiga komponen,
lalu data ditransfer dalam format ASCII agar dapat dibaca oleh computer
Data yang sudah dalam format ASCII diproses dengan software PITSA 3.2 yang
bekerja dalam sistem operasi DOS
Integrate
Integrate merupakan proses pengolahan pertama yang dilakukan dan
bertujuan untuk mengetahui besarnya pengukuran
Dilakukan dengan cara mengubah seismogram yang peka kecepatan menjadi
peka pergeseran
Baseline Correction
Bertujuan untuk membuat gelombang menjadi simetris
Transformasi Fourier
Bertujuan untuk mengubah domain fungsi dari kawasan waktu menjadi
kawasan frekuensi, maka akan didapatkan amplitudo spektrumnya, pada
akhirnya dapat dibedakan mana yang merupakan event dan mana yang
merupakan noise
Filtering
Bertujuan untuk menghilangkan noise
Particle Motion
Bertujuan untuk mengetahui kecenderungan arah gerak partikel dari ketiga
komponen hasil rekaman, yang dapat ditampilkan baik secara 2D atau 3D
Hasil
Pengukuran dilakukan di sekitar rel dan dilakukan dua kali pengambilan data,
yaitu pengukuran pertama berjarak sekitar 20 meter dari rel kereta dan
pengukuran kedau berjarak sekitar 40 meter dari rel kereta, dengan kanal 1
sejajar rel, kanal 2 membentuk sudut 90 derajat terhadap rel, dan kanal 3
tegak lurus rel
Gambar (a) merupakan tampilan hasil rekaman seismik kanal 1,2,3 pada jarak 20
meter dari rel
Gambar (b) merupakan tampilan hasil rekaman seismik kanal 1,2,3 pada jarak 40
meter dari rel
Gambar (c) tiga kanal paling atas merupakan hasil dari gambar (a) yang telah diintegrasi dan dikoreksi
baseline, tiga kanal di tengah merupakan tampilan amplitudo spektrumnya, dan tiga kanal paling bawah
merupakan tampilan setelah dilakukan filtering bandpass 1 Hz dan 50 Hz
Gambar (d) tiga kanal paling atas merupakan hasil dari gambar (b) yang telah diintegrasi dan dikoreksi
baseline, tiga kanal kedua merupakan tampilan amplitude spektrumnya, dan tiga kanal paling bawah
merupakan tampilan setelah dilakukan filtering bandpass 1 Hz dan 50 Hz
Dari hasil rekaman seismik pada kedua lokasi terlihat adanya perbedaan, meskipun pada awalnya
asumsinya adalah sumber getaran dianggap sama
Pada jarak 20 meter dari rel terlihat getaran yang lebih kuat dari jarak 40 meter dari rel, hal
tersebut dikarenakan semakin jauh sumber dengan pencatat maka akan terjadi atenuasi yang
merupakan fungsi jarak dan karakteristik tanah daerah tersebut
Gambar (e) merupakan hasil particle motion dari rekaman seismik pada jarak 20 meter dari rel
Gambar (f) merupakan hasil particle motion dari rekaman seismik pada jarak 40 meter dari rel
Dari analisa particle motion 3D terlihat bahwa arah gerakan partikel cenderung pada arah
vertikal dan yang membentuk sudut 90 derajat terhadap rel, namun sedikit miring. Hal tersebut
dimungkinkan karena adanya pengaruh dari komponen gelombang yang sejajar dengan rel
Kesimpulan
Jarak antara sumber dengan titik ukur dapat mempengaruhi hasil pengukuran
Pengukuran seismik tiga komponen dapat memberikan informasi yang cukup
akurat tentang arah gerakan partikel ketika gelombang seismik dilewatkan
Untuk kasus ini yaitu kereta yang lewat, gerakan partikel didominasi oleh
komponen vertikal

Anda mungkin juga menyukai