Anda di halaman 1dari 73

EFEK IMOBILISASI

KULIAH PAKAR

dr.Belinda J. Latumeten Sp. SPKFR


Instalasi Rehabilitasi Medik RSU UKI
Imobilisasi

Imobilisasi menunjuk kepada penyakit atau


disabilitas yang membutuhkan bed rest total atau
limitasi dari pada gerakan pasien.

Contoh kondisi yang menyebabkan imobilisasi : SCI,


stroke, fraktur, dll.

Imobilisasi menyebabkan timbulnya berbagai


kelainan pada pasien usia lanjut yang dapat
menimbukan rasa nyeri, disabilitas dan penurunan
kualitas hidup.
Imobilisasi

Memaksimalkan mobilisasi merupakan goal dari


team geriatri saat merawat pasien geriatri.

Sedikit saja perbaikan dari imobilisasi dapat


menurunkan insiden dan beratnya komplikasi,
meningkatkan well-being pasien, menurunkan biaya
perawatan dan beban dari care giver.
Penyebab Imobilisasi

Kelaianan Penyebab
Muskuloskeletal Osteoporosis,Fraktur,Atritis
Neurologis Stroke,SCI, Parkinson,
Neuropati,Dementia
Jantung CHF, CAD, PAD
Paru-paru PPOK
Faktor lingkungan Perawatan, Alat bantu jalan yang tidak
baik, Nyeri akut / kronis
Lain-lain Malnutrisi, Penyakit berat (kanker),
Depresi, Efek samping obat, Takut jatuh
KARDIOVASKULAR
SISTEM KARDIOVASKULAR

Health related fitness berhubungan dengan cardio-


respiratory endurance atau aerobic capacity.
Aerobic capacity kemampuan tubuh untuk mengambil
oksigen dan mengunakannya guna merubah lemak dan
karbohidrat menjadi energi.
Oxygen uptake = VO2max
SISTEM KARDIOVASKULAR

VO2 max = CO x a-v O2

CO = SV x HR
KARDIOVASKULAR

Pe 26% VO2max terjadi setelah 20 hari bed rest


setara dengan pe cardiac output.

Pe resting HR disebabkan oleh penurunan tonus


fagal dan pe maximum HR disebabkan oleh
meningkatnya pelepasan NE dan peningkatan
sensitifitas reseptor adrenergic di jantung.

Pe SV disebabkan pe preload karena pe


volume plasma.
KARDIOVASKULAR

Pe produksi urine terjadi dalam 24-48 jam


pe volume plasma 10-20%.

Sebagai tambahan compliance vena meningkat 20-


25% saat bed rest pooling vena pada
ekstremitas bawah saat pasien mulai ke posisi
upright dan menyebabkan penurunan SV.
KARDIOVASKULAR

Prolong bed rest pe 9% masa sel darah merah


mempengaruhi oxygen carrying capacity pe
VO2 max.

Pe kapilerisasi dan muscle blood flow VO2


max
KOMPLIKASI AKiBAT PENURUNAN VO2 Max

Gangguan toleransi ortostatik hipotensi


ortostatik akibat penurunan volume plasma.

Meningkatnya risiko trombus di vena. 50% pasien


yang mengalami trombosis vena memiliki risiko
emboli paru 20-35% risiko kematian.
Kardiovaskular

Imobilisasi dapat menyebabkan hipotensi


orthostatik, hal ini terjadi saat pasien berubah
posisi dari berbaring ke duduk atau berdiri.

Hal diatas disebabkan pooling darah pada


ekstremitas bawah yang menyebabkan volume
sirkulasi berkurang.

Tekanan darah turun, nadi menjadi cepat dan


pasien bisa kehilangan kesadaran.
Kardiovaskular

Vena ekstremitas bawah merupakan bagian dari


post capillary blood pool, dan merupakan 70% dari
volume intravaskular.

Kontraksi gastoknemius dan soleus pada saat


ambulasi menekan sinusoid otot dan mendorong
darah vena menuju jantung.

Reflux saat otot dalam kondisi relax tidak terjadi


oleh karena katup yang terdapat dalam vena.
Kardiovaskular

Mekanisme diatas tidaklah sempurna saat berdiri


500cc darah berpindah dari tubuh bagan atas ke
bawah dengan tekanan vena stabil 80-100mmHg.

Pada aktifitas tungkai ringan tekanan pada vena


menurun menjadi 25mmHg dan aliran dari rongga
thoraks tetap besar.
Tatalaksana

Latihan ankle pumping

Electrical stimulation

Compression stocking
SISTEM
PERNAFASAN
Sistem Pernafasan

Pada posisi supine, pasien imobilisasi biasanya tidak


mengontraksikan otot interkostal, diafragma, atau
otot abdominal untuk inspirasi maksimal.

Atrofi otot-otot diatas secara keseluruhan akan


mengganggu fungsi pernafasan dan efisiensinya.

Sendi iga rentan untuk terfiksasi dalam posisi


ekspirasi, sehingga tidak mampu memenuhi lingkup
gerak sendinya secara maksimal.
Sistem Pernafasan

Imobilisasi mempengaruhi mekanisme batuk.

Hal diatas disebabkan menurunnya efisiensi dari


cilliar .

Sehingga saat batuk sekret tidak dapat di batukkan


secara maksimal.

Menurunnya kapasites pernafasan serta


menumpuknya sekret dapat mencetuskan
terjadinya pneumonia dan atelektsis.
Breathing Exercise

Breathing exercise
Breathing Exercise

Chest Expansion
Batuk Efektif
Postural Drainase
Postural Drainase
TULANG
Metabolisme Kalsium

Kemampuan tulang untuk melawan daya mekanik


selama aktifitas terpelihara bila tulang diberikan
gaya yang sama secara intermiten.
Pemberian stress saat aktifitas maupun exercise
timbulnya teganganan pada tulang perubahan
pada aktifitas osteoclast dan osteoblast tulang.
Bila pasien imobilisasi maka mineral tulang akan
hilang , hal ini disebabkan kecepatan formasi tulang
lebih lambat dibandingkan kecepatan penyerapan
mineral tulang.
Metabolisme Kalsium

Osteoporosis ditandai dengan hilangnya masa


tulang dan dapat menyebabkan fraktur patologis.

Pada pasien imobilisasi , tanpa gerakan otot dan


adanya berat badan pada tulang meningkatkan
risiko osteoporosis.

Hilangnya kalsium tulang dapat menyebabkan


deposisi kalsium pada jariangan lunak dan sendi
ankilosing atau fiksasi permanen dari sendi.
Metabolisme Kalsium

Hilangnya kalsium tulang menyebabkan hiperkalsiuria


pembentukan batu di ginjal atau saluran kencing
lainnya.
Berdasarkan penelitian
pada pasien yang bed rest
sampai 36 minggu kalsium urine meningkat
12%/minggu.
Kehilangan kalsium melalui urin/feses/keringant
0,5%/bulan.
Hal diatas paralel dengan kehilangan fosfor dan
hydroxyproline. Penurunan fosfor berkisar 150mg /hari
dibandingkan kontrol
Metabolisme Kalsium

Kecepatan kehilangan kalsium bervariasi pada


setiap tulang .

Calcaneus 5%/ bulan, 10 kali kecepatannya


dibandingkan tubuh keseluruhan.

Saat pasien kembali ambulasi , keseimbangan


kalsium dan fosfor setelah 4 minggu.
Metabolisme Kalsium

> 17 minggu bed rest penurunan 24% dari intake


harian.
5 minggu bed rest me 0,9% masa tulang
12 minggu bed rest me 4% masa trochanter dan
3% masa vertebra
17 minggu bed rest me 10% di calcaneus, 5%
trochanter, 4% leher femur, 4% vertebra, 2% tibia.
Metabolisme Kalsium

Risiko pada sisitem ini tidak


bersifat langsung tapi dapat
menigkatkan risiko patah.
Penurunan masa tulang yang
dikombinasi penurunan masa
otot merubah balance dan
pola jalan menigkatkan
risiko jatuh.
Penatalaksanaan

Exercise : Karena tulang merupakan jaringan hidup


yang bereaksi terhadap beban mekanik yang di
terima akibat latihan fisik maka kepadatannya dapat
meningkat.
Senam meningkatkan kepadatan tulang melalui :
stimulasi tekanan dan tarikan.
Stimulasi tarikan : diperoleh dari kontraksi otot dan
gerakan aktif sendi melawan gravitasi. Latihan
resistensi kontraksi otot melawan beban
recruitment serabut otot kepadatan tulang
Exercise
GASTROINTESTINAL
Gastrointestinal

Saat imobilisasi terjadi penurunan aktifitas


gastrointestinal.
Menurunnya fungsi sekresi sering menyebabkan
konstipasi impaksi feses.
Bolus yang tidak kental melewati esophagus lebih
cepat saat upright dibandingkan supine.
Hal ini disebabkan meningkatnya kecepatan
pergerakan esophagus dan memendeknya masa
relasasi sfingter esofagus bagian bawah.
Gastrointestinal

Saat pasien berbaring terjadi peningkatan asam


lambung.

Pergerakan usus halus melambat dan defekasi


terganggu akibat posisi berbaring.

Fungsi absorbsi pun terganggu dengan bed rest.


TROMBOSIS VENA
Trombosis Vena

Trombosis dapat terjadi di berbagai vena tubuh


tertapi terutama pada vena di tungkai (Betis) dan
pelvis.

DVT 29% post op, 44% post fraktur panggul.

Schlosser post op emboli paru 0,2-1,2%

Having emboli paru menyebabkan kematian


sampai 20%.
Trombosis Vena

Trombosis terjadi akibat rusaknya sistem katup


serta perforasi pada vena, hal ini dapat berlangsung
menahun dan menyebabkan edema kronis dan
ulserasi.

Virchow penurunan aliran darah vena


mengkontribusi pembentukan trombus.

Trombus mungkin timbul pada berbagai bagian dari


vena, biasanya pada katup vena.
Trombosis Vena

Sevitt nidus yang berlokasi di kantong katup


dekat endotel dinding vena bercampur dengan sel
darah merah dan fibrin serta trombosit membentuk
trombi.
Statis menyebabkan endotel mengalami hipoksia.

Stasis enzim trombin agregasi trombosit.


Trombin merusak permukaan endotel.
Perubahan pada fibrinolisis juga memegang
peranan pembentukan trombus.
Trombosis Vena

Memang tidak ada satu faktor yang menyebabkan


trombosis, bed rest menyebabkan penurunan aliran
darah vena secara sekunder koagulasi
intravaskular.
Penatalaksanaan
ATROFI OTOTdan
KONTRAKTUR
Atrofi Otot dan Kontraktur

Imobilisasi dalam waktu lama akan menyebabkan


atrofi otot.

Penurunan masa otot akan menyebabkan turunnya


kekuatan otot dan daya tahan / endurance otot.

VS
Atrofi Otot dan Kontraktur

Pada imobilisasi yang lama, otot dapat kehilangan


masanya sampai 35%.

Imobilisasi akan menyebabkan hilangnya 3% dari


kekuatannya per hari.
Atrofi Otot dan Kontraktur

Sistem otot mempengaruhi seseorang pada posisi


tegak melawan gravitasi.

Otot-otot antigravitasi (leher, pinggang, abdomen,


bokong, paha dan betis) memegang peranan
penting saat berdiri.

Bed rest disuse otot-otot tersebut perubahan


/ kerusakan pada struktur dan fungsi otot tersebut.
Atrofi Otot dan Kontraktur

Pada bed rest otot beradaptasi dengan hilangnya


Weight bearing (WB) dan penurunan jumlah otot
yang berkontraksi.

Massa otot menurun penurunan area cross


sectional fiber dan penurunan keseluruhan jumlah
muscle fibers.
Atrofi Otot dan Kontraktur

Bloomfield,1997 pe 6-40% kekuatan otot


dalan 4-6 minggu bed rest.

Bloomfield,1997 pe kekuatan otot ekstensor


> otot fleksor dan pe kekuatan otot ekstremitas
bawah > ekastremitas atas.
MUSKULAR

EFEK PADA OTOT :

ATROFI , yang terjadi akibat perubahan volume otot,


area cross sectional otot dan serat area cross sectional
berhubungan dengan lamanya tirah baring.
30 hari bed rest 8% slow twitch fiber cross sectional
dan 15% fast twitch fiber cross sectional.
Negative nitrogen balance menunjukkan ketidak
seimbangan sintetis dan pemecahan protein otot skeletal
tanda awal atrofi otot.
Peningkatan ekskresi nitrogen urine
MUSKULAR

Perubahan Z line streaming

Kerusakan myofibril

Edema sel dan mitokondria di extra selular


kerusakan scleroderma

Penurunan max aliran darah ke betis 38% dan


hilangnya aktivitas enzim oksidatif pada otot
skeletal vastus lateralis dan soleus (30 setelah bed
rest)
PENURUNAN KEKUATAN OTOT BERDASARKAN
LAMANYA TIRAH BARING AKIBAT PENURUNAN
MASA OTOT
MUSKULAR

Perubahan kekuatan otot :


Penurunan efisiensi elektrikal otot perubahan pada
rekruitment mototr unit.

Efek dari penurunana kekuatan otot dan perubahan


neuromuskular menyebabkan perubahan pada
POSTUR, BALANCE,POLA JALAN RISIKO JATUH
PADA USIA LANJUT.
Atrofi Otot dan Kontraktur

Otot yang tidak digerakkan dan dalam posisi


memendek akan menjadi kontraktur.

Hal diatas terjadi akibat jaringan otot berubah


menjadi jaringan fibrosis, sehingga fungsi
normalnya tidak dapat tercapai.

Efek imobilisasi pada sendi terjadi kontraktur


pada kapsul sendi dan otot disekitar sendi
restriksi gerakan sendi.
Atrofi Otot dan Kontraktur

Kurangnya gerakan sendi menyebabkan


menurunnya jumlah cairan sendi perubahan
degeneratif yang bersifat irreversible.
Penatalaksanaan

Latihan Lingkup Gerak Sendi


Penatalaksanaan

Latihan kekuatan otot


PRESSURE ULCERS
Pressure Ulcers

Definisi NPUAP perlukaan lokal pada kulit dan


atau jaringan dibawahnya yang terletak pada
tonjolan-tonjolan tulang, hal ini timbul karena
tekanan, atau tekanan yang dikombinasi dengan
gesekan.

Insiden dan prevalensi : pada perawatan akut 1%


- 29% .

Pada rumah rumah perwatan : insidens 10-


38%, prevalensi 1-35%.
Pressure Ulcers

Brandies et al : timbulnya PU berhubungan dengan


meningkatkan 4,5 x kematian pada pasien usia
lanjut dibandimgkan pasien usila tanpa PU dengan
faktor risiko yang sama.
Lokasi Penekanan saat Berbaring
Faktor Risiko

Hal diatas dapat terjadi pada pasien usia lanjut akibat mobilisasi yang terbatas,
pasien dalam perawatan dengan kondisi medis yang kompleks, gangguan
kognisi, gangguan motorik dan sensoris.
Patofisiologi

Pressure peningkatan tekanan kapiler


pembuluh darah yang lebih dalam mengalami oklusi
menganggu aliran darah.
Aliran kelenjar limfe terganggu menurunnya
drainase pembuangan intraselular meningkatkan
risiko edema.
Jaringan lunak memiliki komponen elastis, bila
jaringan diberikan beban dalam waktu lama
kerusakkan jaringan yang ireversible
membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Patofisiologi

Bila pressure disingkirkan peningkatan aliran


darah. Durasi dari fenomena ini disebut dengan
hiperemia reaktif. Hiperemia reaktif berhubungan
dengan lamanya oklusi.

Selama fase hiperemi kerusakan jaringan dapat


timbul akibat aktifitas oksigen free radikal.
Tools
Tools
Stage
Stage
Stage
Pressure Ulcers
Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan :
Identifikasi dan koreksi faktor risiko
Memperbaiki lingkungan tempat terjadinya ulkus
Pengobatan dilakukan secara konservatif terlebih
dahulu, bila konservatif gagal di stage 3 dan 4 baru
dilakukan tindakan pembedahan.

Perbaikan faktor risiko :


Nutrisi : Protein, Vitamin A-C-E-Zinc-Arginine
Penatalaksanaan

Gangguan mobilisasi : rubah posisi pasien tiap 2


jam. Perhatian pada daerah tonjolan tulang.

Perwatan luka : berikan pelembab, debridement


jaringan nekrotik.

Modalitas tambahan : Hydroterapy, pulsative


therapy
Modalitas tambahan : US, Laser.

Kasur anti decubitus


TERIMA KASIH

dr.Belinda J. Latumeten Sp.KFR

Anda mungkin juga menyukai