Anda di halaman 1dari 45

PENDEKATAN DAN REFERAT

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGUE


HAEMORRHAGIC FEVER
Pembimbing :
dr. Nurhidayat, Sp. PD

Oleh :
Ikbar ardiansyah J510165104
Pendahuluan

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit


demam akut yang disebabkan oleh virus dengue serta
memenuhi kriteria WHO untuk DBD.
Epidemiologi
Indonesia merupakan daerah endemis
Transmisi: virus- vektor perantara- manusia
Vektor : nyamuk genus Aedes (A aegypti,
A albopictus)
Angka fatalitas kasus DBD dapat mencapai lebih dari
20%, namun dengan penanganan yang baik dapat
menurun hingga kurang dari 1 % (WHO, 2008).
Etiologi
Virus dengue, Arboviruses genus Flavivirus
Terdapat 4 serotipe, DEN-1 sampai DEN-4
Di Indonesia paling banyak DEN-3
Bisa terjadi reaksi silang dengan flavivirus lain
Antibodi spesifik
BAB I
PENDAHULUAN
A. FEBRIS (DEMAM)

Suhu tubuh adalah cerminan dari keseimbangan antara produksi


dan pelepasan panas, keseimbangan ini diatur oleh pengatur suhu
(termostat) yang terdapat di otak (hipotalamus). Pada orang normal
termostat diatur pada suhu 36,50C - 37,20C.
Demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,20C.
Demam didefinisikan sebagai suatu bentuk sistem pertahanan
nonspesifik yang memnyebabkan perubahan mekanisme pengaturan
suhu tubuh yang mengakibatkan kenaikan suhu tubuh diatas variasi
sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi
yang terletak dalam hipotalamus anterior.
TIPE DEMAM

Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang


tinggi sekali pada malam hari dan turun
DEMAM
SEPTIK kembali ke tingkat di atas normal pada pagi
hari. Sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat

DEMAM Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak


REMITEN pernah mencapai suhu badan normal

DEMAM Suhu badan turun ke tingkat yang normal


INTERMITEN selama beberapa jam dalam satu hari
DEMAM Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
KONTINYU dari satu derajat

Kenaikan suhu badan selama beberapa hari


yang diikuti oleh periode bebas demam untuk
DEMAM SIKLIK
beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula
BAB iI
Tinjauan pistaka
I. DEMAM TIFOID

Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang


disebabkan oleh Salmonella typhi.
S/
1. Demam naik turun terutama sore dan malam hari dengan pola intermiten
dan kenaikan suhu step-ladder. Demam tinggi dapat terjadi terus menerus
(demam kontinu) hingga minggu kedua.

2. Sakit kepala (pusing-pusing) yang sering dirasakan di area frontal

3. Gangguan gastrointestinal berupa konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri


abdomen dan BAB berdarah

4. Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan pegal-pegal, batuk, anoreksia,
insomnia

5. Pada demam tifoid berat, dapat dijumpai penurunan kesadaran atau kejang.
Faktor Risiko

1. Higiene personal yang kurang baik, terutama jarang mencuci tangan.

2. Higiene makanan dan minuman yang kurang baik, misalnya makanan yang
dicuci dengan air yang terkontaminasi, sayuran yang dipupuk dengan tinja
manusia, makanan yang tercemar debu atau sampah atau dihinggapi lalat.

3. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.

4. Adanya outbreak demam tifoid di sekitar tempat tinggal sehari-hari.

5. Adanya carrier tifoid di sekitar pasien.

6. Kondisi imunodefisiensi.
O/ Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum biasanya tampak sakit sedang atau sakit berat.
2. Kesadaran: dapat compos mentis atau penurunan kesadaran (mulai
dari yang ringan, seperti apatis, somnolen, hingga yang berat
misalnya delirium atau koma)
3. Demam, suhu > 37,5oC.
4. Dapat ditemukan bradikardia relatif, yaitu penurunan frekuensi nadi
sebanyak 8 denyut per menit setiap kenaikan suhu 1oC.
5. Ikterus
6. Pemeriksaan mulut: typhoid tongue, tremor lidah, halitosis
7.Pemeriksaan abdomen: nyeri (terutama regio epigastrik),
hepatosplenomegali
8. Delirium pada kasus yang berat
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah perifer lengkap beserta hitung jenis leukosis
Dapat menunjukkan: leukopenia / leukositosis / jumlah leukosit normal,
limfositosis relatif, monositosis, trombositopenia (biasanya ringan), anemia.
2. Serologi
a. IgM antigen O9 Salmonella thypi (Tubex-TF)
Hanya dapat mendeteksi antibody IgM Salmonella typhi
Dapat dilakukan pada 4-5 hari pertama demam
b. Enzyme Immunoassay test (Typhidot)
Dapat mendeteksi IgM dan IgG Salmonella typhi
Dapat dilakukan pada 4-5 hari pertama demam
c. Tes Widal tidak direkomendasi
Dilakukan setelah demam berlangsung 7 hari.
Interpretasi hasil positif bila titer aglutinin O minimal 1/320 atau terdapat
kenaikan titer hingga 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang dengan interval 5 7
hari.
3. Kultur Salmonella typhi (gold standard)
Dapat dilakukan pada spesimen:
a. Darah : Pada minggu pertama sampai akhir minggu ke-2 sakit, saat
demam tinggi
b. Feses : Pada minggu kedua sakit
c. Urin : Pada minggu kedua atau ketiga sakit
d. Cairan empedu : Pada stadium lanjut penyakit, untuk mendeteksi
carrier typhoid
4. Pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi klinis, misalnya: SGOT/SGPT,
kadar lipase dan amilase
Suspek demam tifoid (Suspect case)
A/ Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam,
gangguan saluran cerna dan petanda gangguan kesadaran. Diagnosis
suspek tifoid hanya dibuat pada pelayanan kesehatan primer.
Demam tifoid klinis (Probable case)
Suspek demam tifoid didukung dengan gambaran laboratorium
yang menunjukkan tifoid.

P/ 1. Terapi suportif dapat dilakukan dengan:


Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi
Menjaga kecukupan asupan cairan, yang dapat diberikan secara oral
maupun parenteral.
Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori dan protein,
rendah serat.
Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,
kesadaran), kemudian dicatat dengan baik di rekam medik pasien
2. Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan mengurangi

keluhan gastrointestinal.
3. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik.

Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hr/4kali selama 14 hari


Amoksisilin 100 mg/kgBB/hr/4kali
Kotrimoksazol 480 mg 2x2 tablet selama 14 hari
Sefalosporin generasi I dan II
oCiprofloxacin 2x500 mg selama 6 hari
oOfloxacin 600 mg/hari selama 7 hari
oCeftriaxone 4 gram/hari selama 3 hari
II. DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan


ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti

S/ Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 7 hari.

Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit, mimisan, gusi


berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar berdarah.

Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.

Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut (biasanya di ulu


hati atau di bawah tulang iga)

Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri menelan, batuk, pilek.

Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau mengalami penurunan
kesadaran.

Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.


Faktor Risiko

1. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan sampah, timbunan


barang bekas, genangan air yang seringkali disertai di tempat tinggal pasien sehari-
hari.

2. Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di tempat tinggal pasien
sehari-hari.

3. Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar pasien.

Pemeriksaan Fisik
O/
Tanda patognomonik untuk demam dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue

1. Suhu > 37,5 derajat celcius

2. Ptekie, ekimosis, purpura

3. Perdarahan mukosa

4. Rumple Leed (+)

5. Hepatomegali

6. Splenomegali

7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda efusi


pleura dan asites.

8. Hematemesis atau melena


Pemeriksaan Penunjang :

1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:

a. Trombositopenia ( 100.000/L).

b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:

Peningkatan hematokrit (Ht) 20% dari nilai standar data populasi


menurut umur

Ditemukan adanya efusi pleura, asites

Hipoalbuminemia, hipoproteinemia

c. Leukopenia < 4000/L.

2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang titernya dapat
terdeteksi setelah hari ke-5 demam.
A/ Demam Dengue

1. Demam 27 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus, bifasik.

2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,


purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau
melena; maupun berupa uji tourniquet positif.

3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.

4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar


rumah.

5. Leukopenia <4.000/mm3

6. Trombositopenia <100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua


atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat
ditegakkan.
Demam Berdarah Dengue

1. Demam 27 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus (kontinua)

2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
Tourniquette yang positif

3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital

4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan sekolah, rumah atau di
sekitar rumah

a. Hepatomegali

b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu:

Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan awal atau dari data
populasi menurut umur

Ditemukan adanya efusi pleura, asites

Hipoalbuminemia, hipoproteinemia

c. Trombositopenia <100.000/mm3
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih
manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan plasma dan
trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis Demam Berdarah
Dengue.

1. Analgetik& Antipiretik
P/
Paracetamol 3 x 500-1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
Sebelum terjadi DSS RL
Sesudah terjadi DSS koloid, kristaloid
3. Diet. Hati-hati pada perdarahan lambung
4. Antasid
5. Antibiotik bila ada leukositosis
III. MALARIA

Merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang


disebabkan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan
ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan
gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.

S/ Demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai


dengan menggigil, berkeringat,
Sakit kepala
Nyeri otot dan persendian
Nafsu makan menurun
Sakit perut, mual muntah, dan diare.
Faktor Risiko
1. Riwayat menderita malaria sebelumnya.
2. Tinggal di daerah yang endemis malaria.
3. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik malaria.
4. Riwayat mendapat transfusi darah.

Pemeriksaan Fisik
O/
1. Tanda Patognomonis
a. Pada periode demam:
Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh
meningkat dapat sampai di atas 40 C dan kulit kering.
Pasien dapat juga terlihat pucat.
Nadi teraba cepat
Pernapasan cepat (takipneu)
b. Pada periode dingin dan berkeringat:

Kulit teraba dingin dan berkeringat.

Nadi teraba cepat dan lemah.

Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran.

2. Kepala: Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria serebral
dapat ditemukan kaku kuduk.

3. Toraks: Terlihat pernapasan cepat.

4. Abdomen: Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga ditemukan asites.

5. Ginjal: bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oligouri atau anuria.

6. Ekstermitas: akral teraba dingin merupakan tanda-tanda menuju syok.


Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit Plasmodium.

2. Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT).

A/ Diagnosis ditegakkan berdasarkan


Anamnesis (Trias Malaria: panas menggigil berkeringat),
Pemeriksaan fisik
Ditemukannya parasit plasmodium pada pemeriksaan
mikroskopis hapusan darah tebal/tipis.
P/ - Dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin (DHP), diberikan
peroral satu kali per hari selama 3 hari
- primakuin 0,25mg/kgBB/hari (selama 14 hari).
IV. CHIKUNGUYA

Chikunguya adalah penyakit mirip demam dengue yang disebabkan oleh


virus chikunguya dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
africanus.
- Demam mendadak
S/
- Ruam kulit
- Atralgia, myalgia, artritis
Pemeriksaan Fisik
O/ - Febris
- Limfadenopati
- Ruam kulit
Pemeriksaan Laboratorium
- Hematologi rutin trombositopenia, leukopenia atau
leukositosis, limfositosis
- Kimia SGOT, SGPT, bilirubin direk atau total meningkat
- Serologi RDT, ELISA, HI, IFA (mendeteksi antibodi IgM, IgG),
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan
A/
laboratorium, yaitu adanya antibody IgM dan IgG dalam darah.

1. Pengobatan suportif
P/ Istirahat tirah baring dilakukan untuk mempercepat penyembuhan
bersama dengan penambahan vitamin yang meningkatkan daya tahan
tubuh. Penderita sebaiknya diberi minum cairan yang cukup.
Rehabilitasi dengan fisioterapi untuk nyeri sendi juga perlu
dipertimbangkan.
2. Pengobatan analgetik
Obat antipiretik atau analgesic non aspirin dan antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) diberikan untuk mengurangi demam dan rasa sakit
pada persendian serta mencegah kejang.
3. Infus
Infus diberikan apabila perlu, terutama pada penderita yang malas
minum. Ini berguna untuk menjaga keseimbangan cairan.
V. LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang menyerang manusia disebabkan oleh


mikroorganisme Leptospira .Tikus adalah reservoir yang utama dan kejadian

leptospirosis lebih banyak ditemukan pada musim hujan.

S/ Demam tinggi mendadak disertai menggigil


sakit kepala
anoreksia
mialgia yang hebat pada betis, paha dan pinggang
disertai nyeri tekan.
Mual, muntah, diare dan nyeri abdomen
fotofobia
penurunan kesadaran
O/ Pemeriksaan Fisik

1. Febris

2. Ikterus

3. Nyeri tekan pada otot

4. Ruam kulit

5. Limfadenopati

6. Hepatomegali dan splenomegali

7. Edema

8. Bradikardi relatif

9. Konjungtiva suffusion

10. Gangguan perdarahan berupa petekie, purpura, epistaksis dan


perdarahan gusi

11. Kaku kuduk sebagai tanda meningitis


Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

1. Darah rutin: jumlah leukosit antara 3000-26000/L, dengan pergeseran ke kiri,


trombositopenia yang ringan terjadi pada 50% pasien dan dihubungkan dengan
gagal ginjal.

2. Urin rutin: sedimen urin (leukosit, eritrosit, dan hyalin atau granular) dan
proteinuria ringan, jumlah sedimen eritrosit biasanya meningkat.

Diagnosis dapat ditegakkan pada pasien dengan demam tiba-tiba,


A/ menggigil terdapat tanda konjungtiva suffusion, sakit kepala, mialgia,
ikterus dan nyeri tekan pada otot. Kemungkinan tersebut meningkat
jika ada riwayat bekerja atau terpapar dengan lingkungan yang
terkontaminasi dengan kencing tikus.
P/ 1. Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi
dan mengatasi keadaan dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal
ginjal sangat penting pada leptospirosis.
2. Pemberian antibiotik harus dimulai secepat mungkin.
Pada kasus-kasus ringan dapat diberikan antibiotik oral
Ampisilin 4x500mg
Amoksisillin 4x500 mg
Eritromisin 4x500 mg
Pada kasus sedang atau berat diberikan
Penisilin 4x1,5 IU
Amoksisilin 4x1gr selama 7 hari
VI. HEPATITIS A

Hepatitis A adalah infeksi akut di liver yang disebabkan oleh hepatitis A virus (HAV),
sebuah virus RNA yang disebarkan melalui rute fekal oral.

Demam
S/ Mata dan kulit kuning
Penurunan nafsu makan
Nyeri otot dan sendi
Lemah, letih, dan lesu.
Mual dan muntah
Warna urine seperti teh
Tinja seperti dempul
Faktor Risiko
Sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak terjaga sanitasinya.
Menggunakan alat makan dan minum dari penderita hepatitis.

Pemeriksaan Fisik
O/
1. Febris
2. Sklera ikterik
3. Hepatomegali
4. Warna urin seperti teh

Pemeriksaan Penunjang
1. Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
2. Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam darah,
kadar SGOT dan SGPT 2x nilai normal tertinggi, dilakukan
pada fasilitas primer yang lebih lengkap.
3. IgM anti HAV (di layanan sekunder)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
A/ pemeriksaan penunjang.

1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat


P/
2. Tirah baring
3. Pengobatan simptomatik
a. Demam: Ibuprofen 2x400mg/hari.
b. Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3x10 mg/hari atau
Domperidon 3x10mg/hari.
c. Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3x200 mg/hari
atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor
(Omeprazol 1 x 20 mg/hari).
VII. INFEKSI SALURAN KENCING (ISK)

Infeksi saluran kemih merupakan salah satu masalah kesehatan akut yang sering
terjadi pada perempuan. Masalah infeksi saluran kemih tersering adalah sistitis
akut, sistitis kronik, dan uretritis.

S/ Pada sistitis akut keluhan berupa: Pada pielonefritis akut


1. Demam 1. nyeri pinggang
2. Susah buang air kecil 2.demam tinggi sampai
3. Nyeri saat di akhir BAK (disuria menggigil
terminal) 3. mual muntah
4. Sering BAK (frequency) 4.nyeri pada sudut
5. Nokturia kostovertebra.
6. Anyang-anyangan (polakisuria)
7. Nyeri suprapubik
Pemeriksaan Fisik
O/ 1. Demam
2.Flank pain (Nyeri ketok pinggang belakang/costovertebral
angle)
3. Nyeri tekan suprapubik
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah perifer lengkap
2. Urinalisis
3. Ureum dan kreatinin
4. Kadar gula darah
Pemeriksaan penunjang tambahan (di layanan sekunder) :
1. Urine mikroskopik berupa peningkatan >103 bakteri per
lapang pandang
2. Kultur urin (hanya diindikasikan untuk pasien yang
memiliki riwayat kekambuhan infeksi salurah kemih atau
infeksi dengan komplikasi)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
A/
dan pemeriksaan penunjang

P/ 1. Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi ginjal normal.


2. Menjaga higienitas genitalia eksterna
3. Pada kasus nonkomplikata, pemberian antibiotik selama 3
hari dengan pilihan antibiotik sebagai berikut:
a. Trimetoprim sulfametoxazole
b. Fluorikuinolon
c. Amoxicillin-clavulanate
d. Cefpodoxime
VIII. ENCEPHALITIS

Encephalitis merupakan suatu proses inflamasi pada otak dengan


memberikan efek yaitu disfungsi dari neurologi

1) Demam
S/
2) sakit kepala
3) muntah
4) perubahan status mental
5) kejang

O/
Pemeriksaan neurologis
Hiperrefleksia, ataksia, gangguan kognitif, defisit neurologi fokal,
aphasia dan hemiparesis
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah lengkap jumlah leukosit meningkat.
- Pemeriksaan cairan serobrospinal jumlah sel diatas normal, hitung jenis
didominasi oleh limfosit, protein dan glukosa normal atau meningkat

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,


A/
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

- Acyclovir 60 mg/kg/hari dibagi menjadi 3 dosis untuk


P/ neonatus dan anak-anak sampai usia 12 tahun. Remaja &
dewasa, 30 mg/k/hari dibagi 3 dosis.
- Gancyclovir 7-10 mg/kg BB/kali
- Pemberian kortikosteroid tidak dianjurkan pada ensefalitis
viral.
- Pemberian Imunoglobulin
IX. MENINGITIS

Meningitis adalah radang pada selaput otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, parasit, jamur, dan keadaan non infeksi seperti neoplasma

demam tinggi
mual / muntah
S/
kejang
sakit kepala
penurunan kesadaran
adanya meningeal sign
fotofobi.

O/ Punksi Lumbal : Analisis dan kultur cairan


serebrospinal (CSS) merupakan metode utama
mendiagnosa meningitis
A/ Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.

Penisilin
P/
Kloramfenikol
Ceftriaxone

Anda mungkin juga menyukai