Anda di halaman 1dari 14

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
PPN XXXIV
SUB BAGIAN KEPERAWATAN ANAK

Bermain
Annida Nur Shalihah
220112170065
Definisi
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan/kepuasan. Bermain merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial, dan bermain
merupakan media yang baik untuk belajar, karena dengan bermain
anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan, melakukan apa yang diapat dilakukannya, dan
mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000). Bermain adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang
menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang
perkembangan sensoris-motorik, perkembangan
intelektual, perkembangan sosial, perkembangan
kreativitas, perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi.
Teori-Teori Klasik
Teori Penggagas Tujuan
bermain
Surpulus energi Schiller / Spencer Mengeluarkan
energi berlebih
Rekreasi Lazarus Memulihkan
tenaga
Rekapitulasi Hall Memunculkan
Instink nenek
moyang
Praktis Gross Menyempurnakan
instink
Teori-Teori Modern
Teori Peran Bermain dalam Perkembangan Anak

Psikoanalitik Mengatasi pengalaman traumatik, coping terhadap


frustasi
Kognitif-Piaget Mempraktekkan dan melakukan konsolidasi konsep-
konsep serta keterampilan yang telah dipelajari
sebelumnya
Kognitif- Memajukan berfikir abstrak; belajar dalam kaitan
Vygotsky ZPD; pengaturan diri
Kognitif- Memunculkan fleksibilitas perilaku dan berpikir;
Bruner/Sutton- imajinasi dan narasi
Smith
Singer Mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan dari
luar
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Aktivitas Bermain
Ada 5 faktor yang memengaruhi aktivitas bermain pada
anak, yaitu tahap perkembangan anak, status kesehatan
anak, jenis kelamin anak, lingkungan yang mendukung,
serta alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai
bagi anak.
Bentuk Kegiatan Bermain
Menurut Mildred Parten (1932)

Unoccupied Play
Anak hanya mengamati kejadian disekitarnya yang menarik
perhatian anak
Solitary Play (Bermain Sendiri)
Onlooker Play (Pengamat)
Kegiatan bermain dengan mengamati anak-anak lain melakukan
kegiatan bermain dan tampak ada minat yang semakin besar
terhadap kegiatan anak lain yang diamatinya
Bentuk Kegiatan Bermain
Pararel Play
Saat dua anak atau lebih bermain dengan jenis alat permainan yang
sama dan melakukan kegiatan atau gerakan bersama tetapi bila
diperhatikan tampak bahwa sebenarnya tidak ada interaksi
Assosiative Play
Adanya interaksi antar anak yang bermain, saling tukar alat
permainan, akan tetapi bila diamati akan tampak bahwa masing-
masing anak sebenarnya tidak terlibat dalam kerjasama
Cooperative Play
Jenis Kegiatan Bermain
Jenis Kegiatan Bermain Usia 3 Usia 4
4 tahun 5 tahun
Nonsosial activity: 41% 34%
Unoccupied, Onlooker behavior (19%) (14%)
Solitary play (22%) (20%)
Pararel Play 22% 23%
Cooperative Play 37% 43%
Tahapan Bermain Sesuai dengan
Berjalannya Kognitif Anak
Menurut Jean Piglet (1962)
Sensory Motor Play ( bulan - tahun)
Pra-operasional (2-7 tahun)
Konkrit Operasional (7-11 tahun)
Formal Operasional (11-14 tahun)
Ciri Kegiatan Bermain
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Smith et al; Garvey; Rubin, Fein &
Vandenberg (dalam Johnson et al., 1999) diungkapkan adanya beberapa
ciri kegiatan bermain, yaitu sebagai berikut:
1. Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik (muncul atas keinginan pribadi
serta untuk kepentingan sendiri)
2. Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh
emosi-emosi yang positif
3. Fleksibilitasi yang ditandai dengan mudahnya keiatan beralih dari satu
aktivitas ke aktivitas yang lain
4. Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil
akhir
Ciri Kegiatan Bermain
5. Bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi
konsep bermain pada anak kecil. Sebagai contoh, pada anak TK menyusun
balok disebut bermain apabila dilakukan atas kehendak anak. Tetapi
dikategorikan bekerja bila ditugaskan oleh guru. Kebebasan memilih
menjadi tidak begitu penting bila anak beranjak besar. Menurut hasil
penelitian King (1979) pada anak kelas 5 SD kesenangan yang didapat
(pleasure) lebih penting dibandingkan kebebasan untuk memilih sehingga
pada usia diatas pra-sekolah, pleasure menjadi parameter untuk
membedakan bermain dan bekerja.
6. Mempunyai kualitas pura-pura. Kegiatan bermain mempunyai kerangka
tertentu yang memisahkannya dari kehidupan nyata sehari-hari.
TERIMAKASIH
Referensi

Isenberg, J.P. & Jalongo, M.R. (1993). Creative Expression and Play in The Early
Childhood Curriculum. New York: Merrill, Macmillan Publising Company.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo
Rimm, Sylvia. (2003). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Supartini, Yupi. (2014). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia

Anda mungkin juga menyukai