Anda di halaman 1dari 41

PENGUKURAN LISTRIK

M. Hariansyah, Ir.,MT
1. UMUM

1.1. Sebelum melaksanakan pengukuran kita harus memahami


terlebih dahulu karakteristik obyek yang akan diukur.

1.2. Kita harus memilih alat ukur yang tepat dan menggunakan
dengan metode yang benar, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dan diperoleh
hasil pengukuran dengan akurasi dan optimasi yang
tinggi.

1.3. Beberapa alat ukur, berdasarkan arus yang diukur:


1.3.1. Arus searah
1.3.2. Arus bolak balik
1.3.3. Arus searah dan arus bolak balik.
2. PEMBACAAN ALAT UKUR

2.1. TIPE JARUM PETUNJUK


Harga yang dibaca adalah yang ditunjuk oleh jarum petunjuk, harga
tersebut adalah harga sesaat pada saat meter tersebut dialiri arus
listrik.

2.2. TIPE RECORDER


Harga yang dibaca adalah harga yang tertulis/tercatat pada kertas ,
pencatatan ini dilakukan secara otomatis dan terus menerus selama
meter tersebut dialiri arus listrik.

2.3. TIPE INTEGRATOR


Harga yang dibaca adalah harga dari hasil penjumlahan yang
dicatat pada selang waktu tertentu selama alat tersebut digunakan
(misal : KWH meter).

2.4. TIPE DIGITAL : harga yang dibaca adalah harga sesaat.


3.1. PRINSIP KERJA BESI PUTAR (ELEKTROMAGNIT)
Alat ukur dengan prinsip kerja besi putar, disebut juga sistem
elektromagnit, adalah alat ukur yang mempunyai kumparan tetap dan
besi putar.
Bila sebuah kumparan didalamnya terdapat besi, maka besi
tersebut akan menjadi magnit. Jika didalam kumparan tersebut
diletakkan dua batang besi, maka ke dua-duanya akan menjadi magnit,
sehingga kedua batang besi tersebut akan saling tolak-
menolak, karena ujung-ujung kedua batang besi tersebut mempunyai
kutub yang senama.

Arah arus

2 batang besi
berdamoingan
Lanjutan 3.1.

3.2. PRINSIP KERJA KUMPARAN PUTAR


Alat ukur sistem kumparan ini adalah alat ukur yang mempunyai kutub
magnit permanen dan kumparan putar. Besi magnit adalah magnit
permanen berbentuk kaki kuda yang pada kutub-kutubnya dilengkapi dengan lapis-
lapis kutub dan didalam lapang magnetis
+ antar lapisan kutub tersebut
dipasangkan sebuah kumparan yang dapat berkeliling poros.

+ - + -
S U S U

- -

a b
3.3. SISTEM INDUKSI ( Kwh meter )

Alat ukur dengan sistem induksi atau dikenal juga dengan sistem
ferraris ini mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :

Bila didalam medan magnit dengan garis gaya magnit arah yang
berputar, dipasang sebuah tromol berbentuk silinder, tromol
tersebut akan berputar menurut arah putaran garis-garis gaya
magnit tadi, medan magnit ini dinamakan alat ukur medan putar atau
induksi, biasa disebut alat ukur ferraris.

I2

B Tromol

I1 A Q1 C
Q2
Q

Gambar - Azas alat ferraris atau alat induksi


Lanjutan 3.3.

3.4. SISTEM ELEKTRO DINAMIS


Alat ukur electro dinamis yang mempunyai kumparan tetap dan
kumparan putar.
Sistem kerjanya sama dengan sistem kumparan berputar tetapi
magnit tetap diganti dengan magnit- listrik.

+ ++
U
+ - U + - S
Arah gerakan S U
jarum
Arah gerakan S
jarum

Bila arah arus terbalik Bila arah arus terbalik


Tegangan benar Tegangan terbalik
Alat ukur tipe elektro dinamis ini, dapat digunakan untuk arus bolak balik,
atau arus searah, dan dapat dibuat dengan presisi yang baik, dan telah
pula banyak digunakan dimasa masa yg lalu. Akan tetapi pemakaian daya
sendirinya tinggi, sedangkan alat ukur prinsip yang lain telah dapat pula
dibuat dengan presisi tinggi, maka pada saat ini alat ukur elektro dinamis
kurang sekali digunakan sebagai alat ukur ampere maupun volt, akan
tetapi penggunaanya masih sangat luas sebagai alat ukur daya atau
disebut watt.
Seperti lihat pada gambar suatu
kump putar M ditempatkan diantara
kumparan.-kumparan putar F1 dan F2
bila arus i1 melalui kumparan tetap
0
dan arus i2 melalui kumparan putar,
maka kepada kumparan putar akan
dikena kan gaya elektromagnitis,yang
F1
ber banding lurus dengan hasil kali I1
M
dan I2
F2

Misalkan sekarang, bahwa kumparan


yg putar terdapat dalam medan
magnit hampir-hampir rata yg
dihasilkan oleh kumparan-kumparan
tetap.
Lanjutan 3.4.

3.5. PRINSIP KAWAT PANAS


Jika sepotong kawat logam dialiri arus listrik yang cukup besar, kawat
tersebut akan menjadi panas, oleh sebab itu akan memuai (menjadi lebih
panjang). Pemuaian tadi dipakai untuk menggerakan jarum petunjuk.
Pada gambar berikut terlihat sepotong kawat logam campuran dari
logam platina dan iridium yang direntangkan pada A – B, pada waktu
tiada arus ( I = 0 ) jarum petunjuk tepat ditengah- tengah angka 0 .
Jika kita alirkan arus searah dari A – B sehingga kawat A – B
menjadi memuai dan lebih panjang, ternyata tidak menunjuk 0, tetapi
menyimpang kearah kanan ( sesuai gambar ) .
Hal ini disebabkan karena kawat A – B menjadi lebih panjang dan ditarik
oleh pegas sehingga memutar poros jarum. Baik arus searah tersebut
mengalir dari A – B maupun dari B – A jarum tetap menyimpang kearah
kekanan .
Kesimpulan : prinsip ini dapat dipakai untuk arus searah/ bolak-balik.
Lanjutan 3.5.

3.6. ALAT UKUR SISTEM ELEKTRONIK


Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
khususnya dalam bidang elektronik, tak tertinggal pula
kesertaan dari pada alat alat ukur elektronik. Pada
laboratorium dan industri-indutri banyak menggunakan
alat ukur tipe ini, karena memerlukan kecermatan dalam
penunjukan. Untuk harga relatif mahal dibandingkan
dengan alat ukur yang bukan elektronik, pada
umumnya alat ukur elektronik adalah digital, karena
penunjukannya berupa nilai angka, maka
penggunaan dalam pembacaan sangat sederhana dan
mudah dicerna.
Lanjutan 3.6.

Keterangan :
0
A – B = Baut terminal
A B C = Tempat pengikat
X
D = Ikatan Tali
m
a P = Pegas
P
D
n
a = Poros
penggulung
m = Kawat penarik
n = Tali penarik
x = Kawat panas
Lanjutan 3.6.

Keuntungan alat ukur elektronik


- Portable.
- Kecermatan tinggi, mencapai faktor kesalahan 0,1 -0,5 %.
- Kedudukan ate posisi alat ukur tidak mempengaruhi
penunjukan.

Kelemahannya:
- Dapat dipengaruhi oleh temperatur ruangan yg tinggi.
- Tidak boleh ditempatkan pada ruangan yg lembab / basah
- Harga relatif mahal.
Lanjutan 3.6.

3.7. ALAT UKUR RESISTANS PEMBUMIAN

I1 Cara kerjanya :
Pada resistan Ohm PQ digeser
M kontak geser Q’ yg tersambung pada
S tanah pembantu Y melalui telepon
I1 I2
kepala T. Titik A dan P disambung
I2 terus untuk memastikan bahwa titik²
ER
~ tersebut benar-benar mempunyai
satu tegangan yang sama.
A Q
P Besarnya tegangan antara titik P dan
Q’
tanah pembantu Y tergantung dari
T letak kontak geser Q’, jadi
EX tergantung dari besarnya penahan R
X Y Z
antara titik P dan kontak geser Q’

I1 Menitik arah aliran I1 di dlm Rx dan


aliran I2 didalam R itu, jelas bahwa Ex
dan Er harus berlawanan arahnya.
4. BEBERAPA DEFINISI

4.1. Yang dimaksud dengan pengukuran ialah :


Untuk menentukan pemakaian daya dan energi
listrik.
Dalam pengukuran ini alat pengukur yang dipakai meliputi
Meter Kwh, Meter KVarh dan Meter KVA maksimum.

4.2. Yang dimaksud dengan pembatasan ialah :


Untuk menentukan batas pemakaian daya sesuai
dengan daya yang tersedia.
Dalam pembatasan ini alat pembatas yang dipakai
meliputi pemutus mini, pelebur, relai yang dimaksud
dengan arus minimal pembatas (pemutus mini, pelebur,
relai) ialah:
Lanjutan 4.2

In = s
, Untuk fasa tunggal dalam A (Ampere)
E

In = s
, Untuk fasa tiga dalam A (Ampere)
√ 3 .E

Dimana S = Daya tersedia dalam VA


E = Tegangan ominal fasa netral dalam V
(Volt).

Apabila digunakan trafo arus, penyetelan relai harus


memperhatikan rasio arusnya.
Lanjutan 4.2

4.3. Yang dimaksud dengan perlengkapan untuk memungkin dipasangnya


alat pengukur dan pembatas, sehingga dapat berfungsi sesuai
dengan yang diisyaratkan, perlengkapan yang dimaksud meliputi kotak
alat pengukur dan pembatas, trafo arus dan trafo tegangan.

4.4. Yang dimaksud dengan sakelar waktu ialah :


Suatu peralatan yang digunakan untuk membuka dan menutup
kontak pada selang waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Kontak- kontak ini digunakan antara lain untuk mengaktifkan meter
KVA maksimum dan meter Kwh tarip ganda.

4.5. Yang dimaksud dengan APP adalah :


Suatu kotak dengan ukuran-ukuran tertentu yang didalamnya dapat berisi
pelebur, trafo arus dan blok penjepit (clamp block), untuk
menghubungkan terminal-terminal APP dengan instalasi konsumen.
5. PENGGUNAAN ALAT UKUR

5.1. Penggunaan alat ukur listrik yang dimaksud


adalah penggunaan yang biasa dan umum
digunakan pada jaringan listrik PLN.

5.2. Menurut sifat penggunaan :


5.2.1. Portable : alat ini mudah dipergunakan
dan dibawa kemana-mana sesuai
kebutuhan.
5.2.2. Papan penghubung / panel :
Alat ini dipasang pada panel atau tempat-
tempat tertentu secara permanen.
6. BEBERAPA MACAM ALAT UKUR

Nama Alat Besaran Yg Tanda Rangkaian Keterangan


Ukur Diukur Satuan Penggunaan

Ampere Meter Arus A AC / DC U/R


Volt Meter Tegangan E AC / DC I.R
Watt Meter Daya W AC / DC U.R , U.I
kWH Meter kWH AC / DC cos Q
Energi
kVARH Meter kVARH AC / DC U.I.t, U.I.t
Energi
cos
Frek Meter Getaran Hz AC
Dan sbg nya - - -
Cos Phi meter banyak digunakan dan terpasang pada :
Panel pengukur mesin pembagkit , Panel gardu induk , Gardu Induk, Alat pengujian , Penerangan dll
7. PENGUKURAN BIDANG KELISTRIKAN

MAGNIT
Tidak dapat dipisahkan
LISTRIK
Generator
Magnit : Mesin listrik Motor

Transformator
7.1. Alat Ukur mempunyai type penunjukan
a. Pengukuran kuat medan
b. Penentuan kurva B-H dari suatu matrial Ferro Magnit
c. Penentuan rugi-rugi Hysterisis dan Eddy Current
d. Pengetesan magnit permanen
Lanjutan 7.1.

7.2. Pengukuran Kapasitansi ( C )


Dilakukan untuk pengukuran kapasitansi suatu kapasitor (Farad
micro farad) atau suatu sistem yang mempunyai efek kapasitif

Contoh :
a. Mencari letak putusnya kabel tanah
b. Mengukur permitivitas suatu bahan dielektrik.
7.3. Pengukuran Induktansi (L)
Pengukuran ini pada umumnya digunakan pada rangkaian arus
bolak-balik (AC)
Contoh :
a. Kumparan (belitan)
b. Induksi sendiri (Self Inductance/L. Henry)
c. Induktansi bersama (Mutual Inductance)
Lanjutan 7.3.

7.4. Pengukuran Tahanan (R)


Tahanan Kecil : Digunakan untuk mengukur
Tahanan-tahanan kontak
Penghantar
Konektor
7.4.1. Metode Pengukuran Tahanan Kecil
• Metode VoltMeter – Ampere Meter
V
Iv

A
I IR
R

Sumber DC

• Metode Jembatan Thomson


Lanjutan 7.4.1.

7.4.2. Pengukuran Tahanan Sedang


Resistor
Digunakan untuk mengukur Semikonduktor

Metode yang digunakan : Tahanan Tanah


• Volt Meter – Ampere Meter (Pentanahan)
I I
A A

Iv

V V
VA R V V R

• Metode Substitusi
• Metode Jembatan Wheatstone
Lanjutan 7.4.2.

7.4.3. Pengukuran Tahanan Besar


Pengukuran tahanan besar ini pada umumnya dilakukan untuk
mengetahui tahanan isolasi suatu Isolator, Isolasi kabel.

- Metode pengukuran :
 Refleksi (Volt Meter – Micro ampere Meter)
 Pelepasan muatan (Lost of Charge Methode)
 Jembatan mega ohm (megger)

- Klasifikasi Tahanan :
 Tahanan kecil = < 1 ohm
 Tahanan sedang = 1 ohm sampai dengan 100.000 ohm
 Tahanan besar = > 100.000 ohm
Lanjutan 7.4.2.

7.5. Pengukuran Daya


7.5.1. Pembatasan Daya
Yang dimaksud dengan pembatasan daya untuk menentukan
batas pemakaian daya sesuai dengan daya tersambung.
Alat yang dipakai meliputi: Pemutus arus , Pelebur dan Relay
Arus searah (DC)
Daya

Arus bolak-balik (AC)


Daya arus bolak-balik (AC)

Daya bolak-balik 1 phasa Daya bolak-balik 3 phasa


Lanjutan 7.5.

7.5.2. Macam Pengukuran Daya Bolak-Balik ( AC )

 Daya Semu (APPARENT) = MVA ; KVA ; VA


 Daya Aktif (Real) = MW ; KW ; W
 Daya Reaktif = MVAR ; KVAR ; VAR
7.5.3. Parameter Pengukuran Daya:

 Tegangan (V)
 Arus (I)
 Impendansi (Z)
Induktif

Impendansi (Z) Resistif

Kapasitif
Lanjutan 7.5.3.

Daya semu = V.I (VA)


Daya aktif (Real) = V I cos j (watt)
Cos j = Faktor daya
V (Tegangan)
j

I (Arus)

Daya Reaktif = V.I sin j (VAR)


8. CARA PENGUKURAN DAN PEMBATASAN

8.1. Klasifikasi sambungan listrik


Berdasarkan golongan tarif cara penyambungan
sambungan listrik diklasifikasikan menjadi 3
golongan, yaitu:

- Sambungan tegangan rendah


- Sambungan tegangan menengah
- Sambungan tegangan tinggi
8.1.1. Pengukuran sambungan tegangan rendah
Meter kwh 1 phase 2 kawat
Meter kwh 3 phase 4 kawat

Pengukuran arus 100 A ke atas dilakukan menggunakan Trafo arus.


Pengukuran langsung menggunakan meter klas 2
Pengukuran tidak langsung menggunakan KWH meter klas
1, CT yang digunakan klas 1 atau lebih kecil
Lanjutan 8.1.1.

Meter KWH yang digunakan untuk pengukuran Tegangan


Rendah:

Pengukuran langsung :
 Untuk KWH satu phasa dua kawat
 Meter KWH tiga phasa empat kawat
Klas 1 untuk pengukuran tidak langsung
Klas 2 untuk pengukuran langsung
8.1.2. Pengukuran Tegangan menengah
Metode pengukuran tidak langsung, yaitu:
menggunakan alat bantu PT dan CT klas 0.5
Kwh meter fase Tiga 3 kawat digunakan untuk jaringan tegangan menengah
sistem fase Tiga 3 kawat atau dengan tahanan tinggi
Meter kwh fase Tiga 4 kawat digunakan untuk jaringan tegangan menengah
sistem fase tiga 4 kawat
Lanjutan 8.1.2.

8.1.3. Pengukuran Tegangan Tinggi


Pengukuran pada sambungan tegangan
tinggi menggunakan meter kwh fase Tiga - 3
kawat kelas 1 atau yang lebih teliti (1)

Alat bantu (CT dan PT) klas 0.5


Lanjutan 8.1.3.

RANGKAIAN CT

P1 500 / 5 P2
SINGLE RATIO K L
k l
s1 s2
500 - 1000 / 5
P1 P2
DOUBLE RATIO K L
k1 k2 l
s1 s2 s3

P1 500 - 1000 / 5 - 5 P2
DOUBLE RATIO K L
1k 1l 2k 2l
(1 s1) (1 s2) (2 s1) (2 s2)
CL 1 CL 5 P10
Lanjutan 8.1.3.

RANGKAIAN PT
3 PHASE U
V
3 WIRE
W

U V W

U V W
V V

U
3 PHASE
V
4 WIRE
W

V V
U V W n
9. CARA PENYAMBUNGAN / DIAGRAM PENGAWATAN

9.1. KWH METER


KWH meter dugunakan untuk mengukur energi listrik yang
menentukan besar kecilnya rekening listrik pemakai.
Mengingat sangat pentingnya arti kwh meter, baik bagi PLN maupun
sipemakai maka perlu diperhatikan benar² cara
penyambungannya.

DIAGRAM PENGAWATAN
METER KWH 1 FASE

Menentukan Pemabatas ( Zekring )

1 3 4 6 A = VA : V = 900 : 220 = 4,09A


L DIPILIH = 4 A
N
Lanjutan 9.1

a. DIAGRAM PENGAWATAN kWh METER 3 PHASA

1 3 4 6 7 9 10 12
R
S

T
N
MENENTUKAN PEMBATAS ( ZEKRING )
Daya tersambung = 33 kVA A= VA = 33.000 = 50,19 A
Tegangan = 220/ 380 V VPP x V3 380 x 1,73
Besar Arus = …… A DIPILIH = 50 A
Lanjutan 9.1.a.
b. DIAGRAM PENGAWATAN KWH METER TARIF GANDA DAN KVARH METER
kWh Meter kVarh Meter

1 3 4 6 7 9 10 12 13 15 1 3 4 6 7 9

R
S
T
N
Time Switch
M

7 8 1 2 3
Lanjutan 9.1.b.

9.2 FREKWENSI METER


Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi atau
gelombang sinusoida arus bolak balik yg merupakan jumlah
siklus gelombang sinusoida tersebut perdetiknya ( cycle /
second )
Cara penyambungannya :

P P
Sumber
~
Sumber
daya Hz beban ~ daya
beban Hz

Frekwensi meter mempunyai peranan cukup penting untuk mensin


kronisasikan ( paralelkan ) 2 unit mesin pembangkit dan stabilnya
frekwensi merupakan petunjuk kestabilan mesin pembangkit.
Lanjutan 9.2.

9.3. WATT METER


Alat ukur ini u/ mengetahui besarnya daya nyata ( daya aktif ) .
Pada watt meter terdapat spoel arus dan spoel tegangan ,
sehingga cara penyambungan watt pada umumnya
merupakan kombinasi dari volt meter dan ampere

W
P P

~
Sumber
daya
beban ~ Sumber
daya
beban

W
Jenis lain dari watt meter adalah
- KW meter ( kilo watt meter )
- MW meter ( mega watt meter
Lanjutan 9.3.

9.4. MEGGER
Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat
listrik atau instalasi-instalasi tenaga listrik misalnya: kabel, trafo,
OCB, Jaring SUTM dll.
Tegangan alat ukur ini umumnya tegangan tinggi arus
searah yang besarnya berkisar 500 s/d 10.000 Volt.
Tegangan megger dipilih berdasarkan tegangan kerja
daripada sistem tegangan kerja peralatan atau instalasi yang
akan diuji.
Hasil pengujian ditetapkan bahwa harga penahan isolasi
minimum = 1000 X tegangan kerja peralatan yang akan diuji.
Lanjutan 9.4.

GAMBAR RANGKAIAN DALAM MEGGER


A R
Ώ Cara kerjanya :

- D Penahan isolasi dipasang


X pada apitan A dan E
P + Tangkai generator D diputar
dengan cepat
E

Saklar P ditekan hingga jarum penunjuk menyimpang kekanan


ke angka Nol.
Bila kondisi ini sudah tercapai saklar P dilepas, sambil memutar
terus tangkai generator dengan kecepatan yang sama.
Maka jarum akan bergerak kembali dan berhenti pada suatu
harga penahan isolasi dengan satuan M.Ohm .
Lanjutan 9.4.

9.5 PHASA SQUENCE


Alat ini untuk mengetahui benar/ tidaknya urutan phasa system tegangan
listrik 3 phasa. Ini sangat penting khususnya dalam penyambungan
gardu-gardu atau konsumen listrik, karena kesalahan urutan phasa dapat
menimbulkan :
 Kerusakan pada peralatan / mesin antara lain putaran motor terbalik
 Putaran piringan kWH meter menjadi lambat atau berhenti dll

Phasa Squence
R Sumber daya/
S tegangan
RS T
T
10. BATAS UKUR PADA ALAT- ALAT UKUR LISTRIK

Setiap alat ukur mempunyai batus ukur tertentu, artinya alat ukur tersebut
hanya mampu mengukur sampai harga maksimum tertentu, dimana jarum
petunjuk akan menyimpang penuh sampai pada batas maximal dari pada skala
yang tersedia.
Pada alat ukur cermat yang dipakai untuk mengukur bermacam-macam
rangkaian , biasanya dilengkapi dengan dua, tiga atau lebih batas ukur

Contoh sebuah Volt Meter Angka penunjukan


Angka skala max
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Angka batas ukur
V
CARA MEMBACANYA
P
HS = X BU
0 2 5 10 15 SM
BU
11. PROSEDUR PENGUJIAN ISOLASI

11.1. Pengujian isolasi pada instalasi listrik dilakukan atas 3 hal


a. Uji isolasi fasa-fasa
b. Uji isolasi fasa-netral
c. Uji isolasi fasa-pembumian (jika penghantar netral tidak
dihubungkan ke
penghantar pembumian.

11.2. Pengujian dilakukan per sirkit antara titik pasok sampai


dengan PHB utama, PHB utama dengan PHB cabang
PHB cabang dengan PHB cabang berikutnya sampai sirkit
akhir.

11.3. Nilai resistans minimum adalah 1 kilo ohm untuk setiap 1


volt tegangan perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai