• meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan (BNN, 2004). • zat yg memengaruhi struktur / fungsi beberapa bagian tubuh orang yg mengonsumsinya. Manfaat maupun risiko penggunaan NAPZA bergantung pd seberapa banyak, seberapa sering, cara menggunakannya dan bersamaan dg obat atau NAPZA lain yg dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010). 1. Narkotika • Zat atau obat yg berasal dr tanaman/bukan tanaman, baik sintetis/bukan sintetis, yg dpt menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dpt mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan • Memiliki daya adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yg tinggi. Ketiga sifat ini yg menyebabkan pemakai narkotika tdk dpt lepas dr “cengkraman”-nya Berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009, jenis narkotika dibagi 3 kelompok: • Narkotika golongan I: paling berbahaya, daya adiktifnya sangat tinggi, tdk boleh digunakan utk kepentingan apapun, kecuali penelitian atau ilmu pengetahuan. Contoh: ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dll • Narkotika golongan II: daya adiktif kuat, tapi bermanfaat utk pengobatan dan penelitian. Contoh: petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol, dll • Narkotika golongan III: daya adiktif ringan, tapi bermanfaat utk pengobatan dan penelitian. Contoh: kodein dan turunannya. 2. Psikotropika • Zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintetis, yg memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche). Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997, jenis psikotropika dibagi 4 kelompok: • Golongan I: daya adiktif sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, ekstasi, LSD, dan STP. • Golongan II: daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: amfetamin, metamfetamin, metakualon, dsb • Golongan III: daya adiksi sedang serta berguna utk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam, dan sebagainya. • Golongan IV: daya adiktif ringan serta berguna utk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), diazepam, dll 3. Bahan Adiktif Lainnya • Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya : a. Rokok b. Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan. c. Thinner dan zat-zat lain, seperti lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan dicium, dapat memabukkan. Penyalahgunaan NAPZA • adalah penggunaan NAPZA yang bersifat patologis, paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan dalam pekerjaan dan fungsi sosial Tahapan Pemakaian NAPZA 1. Tahap pemakaian coba-coba (eksperimental) 2. Tahap pemakaian sosial 3. Tahap pemakaian situasional 4. Tahap habituasi (kebiasaan) 5. Tahap ketergantungan Dampak Penyalahgunaan NAPZA • Terhadap kondisi fisik – Akibat zat itu sendiri • Ganja : pemakaian lama menurunkan daya tahan shg mudah terserang infeksi, juga memperburuk aliran darah koroner. • Kokain : aritmia jantung, ulkus atau perforasi sekat hidung, jangka panjang tjd anemia dan turunnya berat badan. • Alkohol : banyak komplikasi, misal: ggn lambung, kanker usus, ggn hati, ggn otot jantung dan saraf, ggn metabolisme, cacat janin dan ggn seksual. – Akibat bahan campuran/pelarut • infeksi, emboli. – Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril • Dpt terjadi infeksi, berjangkitnya AIDS atau hepatitis. – Akibat pertolongan yang keliru • Misalnya dalam keadaan tidak sadar diberi minum. – Akibat tidak langsung • Misalnya terjadi stroke pada pemakaian alkohol atau malnutrisi karena gangguan absorbsi pada pemakaian alkohol. – Akibat cara hidup pasien • kurang gizi, penyakit kulit, kerusakan gigi dan penyakit kelamin • Terhadap kehidupan mental emosional – menimbulkan perubahan kehidupan mental emosional -> ggn perilaku tidak wajar – Pemakaian ganja yg berat dan lama menimbulkan sindrom amotivasional – Putus obat golongan amfetamin dpt menimbulkan depresi sampai bunuh diri. • Terhadap kehidupan sosial – mengganggu fungsinya sebagai anggota masyarakat, bekerja atau sekolah Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA • Pencegahan primer • Pencegahan sekunder • Pencegahan tersier Terapi • Detoksifikasi Tanpa Subsitusi • Detoksifikasi dengan Substitusi Rehabilitasi • Rehabilitasi Medik • Rehabilitasi Psikiatrik • Rehabilitasi Psikososial • Rehabilitasi Psikoreligius • Forum Silaturahmi • Program Terminal