Anda di halaman 1dari 59

PENYAKIT

HIPERTENSI

Pembimbing:
dr. Christofel Panggabean, Sp.OG-KFM

Trias Dinar Azwarini Rahayu


1161050080
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Hipertensi Preeklampsia
kronik & eklampsia

Hipertensi Sindrom
gestasional HELLP
HIPERTENSI KRONIK
PADA KEHAMILAN
1
HIPERTENSI KRONIK PADA KEHAMILAN
(CHTN)

Riwayat hipertensi yang dimulai


kehamilan atau tekanan darah
≥140/90 mmHg dimulai pada 20
minggu usia gestasi.

Mortalitas
Kematian
1-5% maternal 15%
kedua
CHTN TDS ≥160 mmHg, atau
berat TDD ≥110 mmHg

Dewasa tidak hamil

Normal : <120/80 mmHg


Prehipertensi :120-139/80-89 mmHg
Hipertensi
- Stage 1 : 140-159/90-99 mmHg
- Stage 2 : ≥160/100 mmHg
RISIKO FAKTOR
TINGGI RISIKO

1. Penyakit ginjal
2. Penyakit vaskular
1. Hipertensi sekunder
kolagen
2. Kerusakan organ
3. Sindrom antifosfolipid
target
4. Diabetes
3. SBP ≥180 mmHg or DBP
5. Tirotoksikosis
≥110 mmHg
6. Penyakit Cushing
4. Diabetes melitus
7. Hiperaldosteronisme
5. Obesitas
8. Feokromositoma
9. Koarktasio aorta
KOMPLIKASI
(MATERNAL)

Perburukan Superimposed
Eklampsia
CHTN preeclampsia

Persalinan
Sindrom HELLP
caesar

Ensefalopati
Edema paru Retinopati
hipertensi

Perdarahan Gagal ginjal


serebral akut
KOMPLIKASI
(FETAL)

Restriksi
Abrupsi Oligo-
pertumbu
plasenta hidram-
han
(0,7-1,5%) nion
(8-15%)

PT Kematian
(12-34%) perinatal
PENANGANAN
(EVALUASI AWAL)

RIWAYAT PEMERIKSAAN FISIK

• Obat antihipertensi • Tekanan darah


• Diagnosis awal • Cardiac murmurs
• Kerusakan organ akhir • Edema
• Riwayat obstetrik awal
• Riwayat penyakit ginjal
atau jantung pada
keluarga
PENANGANAN
(EVALUASI AWAL)

LABORATORIUM TES LAIN

• Tes fungsi liver (LFT) • Maternal EKG


• Platelet
• Kreatinin • Echocardiogram
• Analisa urin • Pemeriksaan
• Urin 24 jam untuk protein
total ophthalmologi
• Creatinine clearance
• Glucose challenge test
• Koagulasi (fibrinogen)
LATIHAN
BERAT
ASPIRIN BADAN
12 - <24 IDEAL
minggu

PENCEGAHAN PROPER
DIET
RESTRIKSI
INTAKE
NATRIUM
< 2,4
gram/hari
OBAT ANTIHIPERTENSI

Calcium
Beta
Labetalol channel
blockers
blockers
Current drug of choice First/second opinion

Diuretik ACE inhibitor Metildopa


Source: American College of Obstetricians and Gynecologists, Task Force on Hypertension in Pregnancy. Obstet
Gynecol, 122, 5, 1122-31, 2013.
Source: American College of Obstetricians and Gynecologists, Task Force on Hypertension in Pregnancy. Obstet Gynecol,
122, 5, 1122-31, 2013.
Rekomendasi:

Hipertensi ringan hingga sedang:


(SBP ≥140 mmHg tapi <160 mmHg atau
DBP ≥90 mmHg atau <110 mmHg)
tanpa kerusakan organ sebaiknya
tidak diterapi dengan agen
farmakologi

The task force


Rekomendasi:

Memulai terapi antihipertensi pada


SBP >160 mmHg atau DBP >105 mmHg
pada setidaknya 2x pemeriksaan
dengan target SBP antara120-160
mmHg and DBP antara 80-105 mmHg

Target:
The task force pertahankan TD
sekitar 140-150 / 90-
100 mmHg
HIPERTENSI GESTASIONAL
(GHTN)
GHTN/ HIPERTENSI YANG DIINDUKSI
KEHAMILAN

Tekanan darah yang bertahan (setidaknya 2x


pengukuran, berjarak 6 jam) ≥140/90 setelah
usia gestasi 20 minggu, tanpa proteinuria,
tanda/gejala lain preeklampsia, atau riwayat
hipertensi sebelumnya.

6-17%
GHTN berat:
wanita
≥160/110
nulipara
mmHg
sehat

Progres kearah preeklampsia terlihat pada 1–3 minggu

GTHN < 30 minggu/berat  50% progres kearah PE


SURVEILANS ANTEPARTUM

• Hitung gerakan janin dalam sehari


• USG perkembangan janin tiap 3–4 minggu
• BPP atau BPP modifikasi tiap minggu dimulai
saat onset diagnosis

Pengobatan antihipertensidirekomendasikan pada SBP


≥160 mmHg atau DBPs ≥110 mmHg untuk mengabaikan
komplikasi
PREEKLAMPSIA
DEFINISI

Tekanan darah yang sustained (setidaknya 2x


pengukuran, jarak 6 jam namun tidak >7 hari) BP
≥140 atau ≥90 mmHg dan onset baru proteinuria
(≥300 mg pada 24 jam atau rasio kreatinin protein
urin [UPC] ≥0.3) setelah 20 minggu usia gestasi.
SUPERIMPOSED PREECLAMPSIA

Satu atau lebih kriteria dibawah ini:


1. Onset dini proteinuria (≥300 mg pada 24 jam
tanpa proteinuria awal) setelah 20 minggu gestasi
pada wnita dengan CHTN atau peningkatan
mendadak proteinuria sebelum atau awal
kehamilan.

2. Peningkatan mendadak pada hipertensi yang


sebelumnya terkontrol dengan baik atau eskalasi
pengobatan antihipertensi untuk mengontrol
tekanan darah.
SUPERIMPOSED PREECLAMPSIA WITH
SEVERE FEATURES
Satu atau lebih kriteria:
1. Jarak TD berat (≥160/110 mmHg) meskipun eskalasi
antihipertensi
2. Platelet <100,000/mm3
3. Peningkatan hepatic transaminases (AST dan/atau
ALT) 2x diatas nilai konsentrasi normal
4. Onset baru atau perburukan insufisiensi (kreatinin
≥1.1 mg/dL atau 2x lipat kreatinin serum
5. Edema pulmonal
6. Gejala neurologi persisten (contoh sakit kepala,
gangguan penglihatan0
GEJALA

1. Sakit kepala persisten atau gangguan visual atau


serebral lain
2. Gangguan status mental (termasuk kejang grand
mal)
3. Nyeri epigastrik (atau kuadran kanan atas)
persisten
4. Jarak tekanan darah yang jauh
5. Poteinuria masif dan/atau edema
PATOFISIOLOGI DASAR

vasospasme, hemokonsentrasi, ↓ tekanan onkotik koloid


Vaskular

Kardiak << cardiac output, ↓ plasma volume, ↑ resistensi perifer

Trombositopenia dan hemolisis, koagulasi intravaskular diseminata


Hemato
(DIC)

Hepatik Peningkatan AST, ALT; subcapsular hematoma and ruptur liver

eklampsia, ICH, nyeri kepala, fotofobia, skotomata, hiperefleksia,


SSP kebutaan sementara

vasospasme, hemokonsentration, dan ↓ aliran darah ginjal,


Renal proteinuria, dan hematuria

Kerusakan aliran darah uteroplasental (FGR, oligohidramnion,


Fetal abrupsi
KOMPLIKASI

MATERNAL FETAL

HELLP syndrome (20%) PTB (15-60%)


DIC (10%) FGR (10-25%)
Edema paru (2-5%) Kematian perinatal (1-2%)
Abruptio placenta (1-4%) Kerusakan neurologis-hipoksemia (<1%)
Gagal ginjal (1-2%) Morbiditas kardiovaskular
Kejang (eclampsia) <1%
Perdarahan serebral (<1%)
Kematian (jarang)
PENCEGAHAN - ASPIRIN

• Aspirin dosis rendah (75-150 mg/hari)


- 17% mengurangi resiko PE
- 8% mengurangi bayi SGA
- 14% mengurangi kematian perinatal

• Aspirin dosis rendah inisiasi sebelum 16 minggu: ↓


- GTHN (69%) - PE berat (90%)
- PE (53%) - IUGR (54%)
- PTB (78%)

• Profilaksis sebaiknya tidak dilanjutkan < 37-38 minggu


PENCEGAHAN - HEPARIN

• 60% mengurangi mortalitas perinatal


• 54% dan 28% mengurangi kelahiran preterm < 34
dan 37 minggu gestasi
• 50% mengurangi SGA
PENCEGAHAN - KALSIUM

• 35% mengurangi insidensi tekanan darah tinggi


• 55% mengurangi resiko PE

• Suplementasi kalsium selama kehamilan


• Wanita yang beresiko tinggi mengembangkan PE
• Intervensi kalsium1.5 to 2 g/hari
DIAGNOSIS

RIWAYAT:
- nyeri kepala - penglihatan buram
- nyeri abdomen

PEMERIKSAAN FISIK:
- tanda vital
- edema paru
- nyeri tekan perut kanan atas
- edema
- hiperrefleks
PROFILAKSIS MAGNESIUM

• Obat pilihan untuk mencegah eklampsia


- 59% mengurangi risiko eklampsia
- 36% mengurangi abrupsi
- 46% mengurangi kematian maternal

• Dosis intravena:
- loading dose 4-6 g  dosis maintenans 1-2 g/hr
OBAT ANTIHIPERTENSI

• Target: 140-150/90 mmHg

Obat AH Dosis

Labetalol 20 mg IV bolus,
kemudian 40, 80, tiap 10 menit
max. 220 mg
Hydralazine 5-10 mg IV atau IM tiap 20 menit
Nifedipine 10-20 mg oral, diulang 30 menit
Sodium Dimulai 0,25 mcg/kg/min
nitroprusside max. 5 mcg/kg/min
(jarang)
HELLP SYNDROME
EPIDEMIOLOGI

• Sindrom HELLP merupakan manifestasi berat


preeklampsia, dan komplikasi:
- 0,5% - 0,9% dari semua kehamilan
- 10-20% kasus preeklampsia berat

72% kasus  antepartum


- 70% : 28-36 minggu
- 20% : >37 minggu
- 10% : <28 minggu

28% kasus  postpartum


- 80% : <48 jam postpartum
- 20% : ≥48 jam postpartum
SYNDROM HELLP

Sindrom HELLP dideteksi sebelum viabilitas fetal yang


mungkin mengidentifikasi komplikasi kehamilan:

1. Parsial mole/triploidy
2. Trisomy 13
3. Sindrom antifosfolipid
4. Autoantibodi angiotensin AT (1)-receptor
5. Preeklampsia berat dengan ‘mirror’ syndrome.
GEJALA DAN TANDA

1. Nyeri perut kanan atas atau epigastrium


2. Mual dan muntah
3. Nyeri kepala dan gejala visual
4. Malaise atau gejala infeksi virus
5. 15% tidak memiliki hipertensi dan 13% tanpa
proteinuria
PENANGANAN
• Diagnosis:
- tes laboratorium seperti pada preeklampsia berat
- peripheral smear evaluation

• Kortikosteroid:
meta-analisis  dexamethasone 10 mg (IV) tiap 6 to 12
jam (2 to 3 dosis)  diikuti oleh 5-6 mg (IV) 6-12 jam
selanjutnya (2-3 dosis)
PERSALINAN

1. Waktu
• >34 minggu atau lebih awal bila ada komplikasi
• Penundaan maksimal 48 jam (antara 24 dan 33
6.7 minggu untuk pemberian steroid guna
pematangan janin

2. Mode
tidak ada randomized trials yang
membandingkan persalinan pervaginam/caesar
EKLAMPSIA
EKLAMPSIA

Kejadian onset awal ≥ 1 kejang grand mal pada


preeclampsia

- antepartum (40-50%)
• 2-3 kasus/10.000 kelahiran
- intrapartum (20-35%)
• 16-69 kasus/10.000 kelahiran
- postpartum (10-40%)

Late postpartum eclampsia:


(> 48 jam namun < 4 minggu setelah persalinan) 
jarang tapi dapat terjadi
KOMPLIKASI

Kematian Kematian Abrupsi


DIC HELLP
maternal perinatal maternal
7-11% 10-15%
1-2% 6-12% 7-10%

Edema Gagal Cardio- Perinatal


Pneumonia pulmonary
paru ginjal aspirasi
arrest
PTB
3-5% 5-9% 2-3%
2-5% 50%
PENANGANAN
- Airway
assessment
Airway - Lateral decubitus
position

O2 8-10 L/m
Breathing mask
Prioritas
utama - Vital sign
Circulaton - Pulse oximetry

Supportive Guedel
care
TERAPI

Magnesium
Obat pilihan
Sulfat

 Loading dose 4 g  infus 1 g/jam


atau
 Loading dose 6 g  infus 2 g/jam
PENANGANAN POSTPARTUM

PENCEGAHAN EKLAMPSIA
• Magnesium sebaiknya dilanjutkan setidaknya:
- 12 jam
- maternal urinary output >100 mL/jam

• Eklampsia tetap dapat terjadi pada 48 jam pertama


pasca persalinan hingga >14 hari pasca persalinan
PENANGANAN POSTPARTUM

MANAGEMENT OF HYPERTENSION
• L-arginine  perbaikan pada postpartum PE
• alasan pemilihan: nifedipine oral
- 10 mg tiap 8 jam (short acting)
- 30 mg sehari (long acting)
- ACE-i: diabetes atau nefropati
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai