Disusun oleh:
Dwi Wahyu Apriani
1261050119
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn.S
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 63 Tahun
• Status : Menikah
• Agama : Kristen
• No. RM : 31.96.90
• Tanggal masuk Rumah sakit : 15 Desember 2017
ANAMNESIS
• Autoanamnesis
• Keluhan Utama : nyeri kepala
• Keluhan tambahan : penurunan kesadaran
RPS
• Pasien datang dibawa oleh keluarganya dengan keluhan penurunan
kesadaran disertai dengan cedera kepala. Cedera kepala tersebut
diakibatkan karena kecelakaan motor yang dialami pasien 1 hari
SMRS. Setelah mengalami kecelakaan tersebut pasien dibawa ke klinik
terdekat tempat kejadian kecelakaan lalu pasien dirujuk ke RS PGI
Cikini untuk dilakukan tindakan kraniotomi.
RPD
Pasien juga tidak memiliki riwayat dirawat di rumah sakit sebelumnya.
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi terkontrol selama 1 tahun
belakangan , rutin minum obat dan berobat ke dokter akan tetapi
keluarga lupa nama obatnya. Pasien memiliki riwayat jatuh dari ranjang
1 bulan yang lalu Pasien tidak memiliki riwayat stroke dan diabetes
melitus sebelumnya. Riwayat alergi dan asma disangkal.
• RPK
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit asthma , diabetes ,
hipertensi , ataupun penyakit jantung dan bawaan
• RKP
Pasien merupakan perokok ringan , sekitar 2 batang per hari dan kalau
tidak ada uang tidak akan membeli rokok. Pasien tidak meminum
minuman ber alkohol
PEMERIKSAAN
• Keadaan Umum : tampak sakit berat
• Kesadaran : Somnolen (GCS E3V2M5)
• Tekanan darah : 140/90 mmHg
• Frekuensi Nadi : 80x / menit
• Respiratory Rate : 24x / menit
• Suhu : 36,5 C
• BB : 63 kg
• TB : 165 cm
Status Generalis
• Kepala :
normocephali, terdapat luka di kepala dengan ukuran 4cm x 1 cm
• Mata :
Mata simetris, tidak ada edema palpebra, konjutiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor dengan diameter 3 mm / 3 mm, refleks cahaya
langsung dan tidak langsung (+/+)
• THT :
Bentuk telinga normal dan simetris, tidak terdapat deformitas, liang
telinga tidak terdapat sekret, nyeri tekan tidak ada, pendengaran
normal
3 Golongan darah / Rh B
Ct-scan
• ASA Grade 3
• Subdural hematoma dan epidural hematoma
PENDAHULUAN
Umum Regional
Inhalasi parenteral
Tujuan umum
• meniadakan nyeri secara sentral disertai
hilangnya kesadaran dan bersifat reversible
Tujuan khusus
• premedikasi, induksi, maintenance
Komponen
anestesi
+ E Emergency/cito
2. Premedikasi Anestesi
Tujuan :
• memberikan rasa nyaman bagi pasien, misal : diazepam.
• menghilangkan rasa khawatir, misal : diazepam
• membuat amnesia, misal : diazepam, midazolam
• memberikan analgesia, misal : pethidin
• mencegah muntah, misal : droperidol
• memperlancar induksi, misal : pethidin
• mengurangi jumlah obat-obat anesthesia, misal pethidin
• menekan reflek-reflek yang tidak diinginkan, misal : sulfas atropin.
• mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas, misal : sulfas atropindan hiosin
3. Obat-obatan Premedikasi
SA Pethidin
Midazolam
Sulfas Atropin
Pemberian cairan :
1 jam pertama : M + O + 50% (P) = 103 + 504 + 412 =1019 cc
1 jam kedua : M + O + 25% (P) = 103 + 504 + 206 = 813 cc
Cairan yang masuk selama operasi :
NaCl 0,9 % : 2 x 500 ml = 1000 ml
RL : 1 x 500 ml = 500 ml
Urin : 1000 ml
Perdarahan : 400 ml
Jumlah cairan : 1400 ml
yang keluar
Laporan di Ruangan ICU
• A : Clear
• B : RR : 24 x / mnt, BND vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/- , ventilator (−)
• C : Bunyi Jantung I dan II reguler, murmur -, gallop -, TD : 130/80 mmHg,N: 90 x
/mnt, S: 36,7 0C
Instruksi post op
• - Bila pasien kesakitan berikan fentanyl 300 mcg atau NaCl 500 cc via syring pump 5
cc / jam
• - Bila pasien mual atau muntah diberikan ondancentron 8 mg
• - Tirah baring
• - IVFD RL 20 tpm
• - Asam tranexamat 3x500 mg iv
• - Dycinone 3 x 1 amp iv
• - Vitamin K 3 x 1 amp
• - Pasien sudah boleh minum bila sudah sadar penuh
• - Infus RL : D5 = 3 : 1 / 24 jam
BAB V
KESIMPULAN
• seorang pria usia 63 tahun adalah dengan anestesi umum.
• Pasien yang akan dioperasi diperiksa terlebih dahulu, meliputi
anamnesis, pemeriksaaan fisik, pemeriksaan penunjang untuk
menentukan ASA.
• Anestesi umum dengan teknik intubasi dipilih karena operasi tersebut
dilakukan diregion kapitis dan termasuk operasi mayor darurat
sehingga dengan teknik ini diharapkan jalan nafas dapat dikendalikan
dengan baik.
• Perawatan pasien di ICU dilakukan dengan tujuan memonitoring
stabilitas pasien post operatif sampai keadaan umum pasien
membaik dan dapat dipindahkan keruangan.