Anda di halaman 1dari 42

JOURNAL READING

An Unsual Case of Death in Police Custody : Suicide by


Consumption of Pottasium Cyanide
Disusun oleh :
Agnes Listyanakristi. P
Fatimah Nur Janah
Paramita
Titip Elia. G
Yohana SM

Dosen Penguji: Residen Pembimbing:


Bpk. Saebani, SKM, MKes dr. Yudhitya Meglan
Hariyanto

KEPANITRAAN KLINIK ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi/FK UNDIP
Periode 16 April – 12 Mei 2018
Latar Belakang

Studi mengenai perilaku dan efek yang


merugikan dari suatu zat terhadap
organisme/mahluk hidup.
TOKSIKOLOGI

Penerapan Toksikologi digunakan untuk membantu investigasi medikolegal dalam


kasus kematian, keracunan maupun penggunaan obat-obatan.

Racun adalah zat yang bekerja pada tubuh


secara kimiawi dan fisiologik yang dalam
dosis toksik akan menyebabkan gangguan
kesehatan atau mengakibatkan kematian.
Lanjutan...

Keracunan sianida
akut merupakan
kasus yang jarang
dilaporkan

Penulisan ini ditujukkan untuk memberikan gambaran mengenai laporan


kasus bunuh diri yang diakibatkan sianida khususnya kalium sianida yang
terjadi disebuah tahanan polisi
JURNAL
Pendahuluan
Kematian di penjara atau di tahanan polisi tidak
jarang ditemukan

Kapanpun kejadian kematian seperti itu terjadi, maka


terdapat dugaan penyiksaan di tahanan oleh rekan
korban, media, dan bagian politik yang menentang

Patologi Forensik memainkan peran utama dalam


memberikan keadilan dalam kasus-kasus tersebut

Keracunan sianida akut jarang terjadi dan lebih jarang


akibat penelanan garam sianida secara sengaja
seperti pada upaya bunuh diri atau pembunuhan
Lanjutan...

Penelitian ini menyajikan sebuah kasus yang


unik mengenai bunuh diri akibat keracunan
dengan konsumsi kalium sianida oleh
seorang tahanan polisi yang berprofesi sebagai
tukang emas.
Laporan kasus
Seorang laki-laki
Profesi : penjual emas Tidak terdapat riwayat
spesifik mengenai konsumsi/
Keluhan : inhalasi racun tertentu
• Kejang epileptikus
• Buih berwarna putih menetes
dari mulut
• Dispnea
• Koma
Setelah kematiannya,
muncul tuduhan
Di rumah sakit: mengenai penyiksaan
• Injeksi adrenalin di tahanan yang
• RJP dilontarkan oleh
kerabatnya
Meninggal dalam 10 menit
setelah rawat Inap
Pemeriksaan post mortem
Pakaian Pasien : Hasil Pemeriksaan Tubuh
• Terdapat warna kemerahan Bagian Luar :
di pakaian pasien • Mata tertutup & pupil
• Pakaian dalam keadaan dilatasi
intak • Cairan kekuningan
menetes dari hidung
Tanda – Tanda kematian :
• Bibir tampak sianosis
• Lebam mayat: terdapat
• Kedua jari dan telapak
punggung dan bokong
tangan berwarna
berwarna merah bata
kehitaman
• Rigor mortis:
• Tidak ada cedera eksternal
terdapatpada seluruh
• Tidak ada persepsi aroma
tubuh
racun
• Dekomposisi : tidak ada
Hasil Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam

Organ Temuan
Otak (1100gm) Kongesti dan edema
Paru (kanan 400 gram, kiri 300 Kongesti, edema dan pada potongan irisan kongesti dan
gram) perdarahan ditemukan
Kartilago trakea, laring dan Intak
tulang hioid
Jantung (250gram) • Ukuran dan bentuk yang normal dengan semua katup,
ruang dan koroner yang normal.
• Tidak ditemukan adanya cairan bebas pada pleura dan
rongga perikardium.
Hati (1400 gram) Kongesti
Limpa (100 gram) Kongesti
Ginjal (@100 gram) kongesti
Lambung • Berisi 10 ml cairan kekuningan yang tidak tidak
memiliki aroma yang khas
• Mukosa lambung mengalami kongesti, inflamasi,
melembut dan bintik perdarahan petekie ditemukan
Pemeriksaan Analisis kimia
• Spesimen : semua organ internal, rambut dan kuku
• Hasil : didapatkan adanya kandungan kalium sianida
Spesimen Kuantitas kalium sianida/100 gram
Stomach and loop of small intestine 6,50 mg
with their contents
Liver along with gall bladder, splen 2.60 mg
and kidneys
blood 0.91 mg

Hair and nail -


Pemeriksaan histopatologi
• Spesimen : semua organ internal
• Hasil :
Spesimen Hasil

Otak Edema, kongesti meningeal dan


edema serebri.
Paru Edema, perdarahan, kongesti
pembuluh darah
Hati & Limpa kongesti

Ginjal kongesti glomerlus dan tubulus ginjal


memperlihatkan perubahan yang
berkabut
foto slide edema paru foto slide kongesti glomerulus
• Hasil Analisis Kimia temuan di TKP
Sampel Hasil analisis kimia

Cairan kehijauan dalam wadah campuran asam sulfur yang pekat


plastik dan asam nitrat yang pekat (ini
mendeteksi 18% w/v logam).
Bubuk kuning dalam kantung Sabun bubuk mengandung besi dan
polyethene ion silicon
Bubuk coklat dalam kantung polylhen Amonium, besi, klorida, sulfat dan
ion silicon
.....laporan Kasus

Jadi, berdasarkan presentasi klinis pasien,


temuan postmortem, laporan analisis kimia
dan temuan histopatologi kami memberikan
opini akhir kami mengenai penyebab kematian
sebagai “keracunan kalium sianida”.
Pembahasan

Asam hidrosianat dan berbagai


sianida lain Pembunuhan / bunuh diri

“ASFIKSIA terjadi dalam


keadaan ADANYA
OKSIGEN”
Pembahasan

MENGAPA KALIUM SIANIDA??


• Kematian secara tiba – tiba

• Adanya gejala : penurunan kesadaran,


dispnea, sianosis + edema paru non
kardiogenik

• Tidak terciumnya aroma almon pahit

Korban • Lividitas post mortem berwarna merah bata


Pembahasan

MENGAPA KALIUM SIANIDA??


• Korban berprofesi sebagai penjual emas

• Laporan analisis kimia pada organ dalam


tubuh menujukan adanya kandungan kalium
sianida

• Laporan analisis kimia memperlihatkan


campuran asam sulfur yang pekat dan asam
nitrat yang pekat (ini mendeteksi 18% w/v
Korban logam).
Kesimpulan
• Kematian akibat keracunan kalium sianida terjadi
dalam waktu 30 menit setelah konsumsi
• Insidensi keracunan oleh kalium sianida sangat sering
ditemukan diantara orang yang berhubungan dengan
pekerjaan di bidang fotografi, elektroplating,
pengolahan perak dan emas
• Ahli patologi forensik harus memberikan perhatian
yang seharusnya ke latar belakang dan pekerjaan
korban
TINJAUAN PUSTAKA
TOKSIKOLOGI

Ilmu yang menelaah tentang kerja dan efek berbahaya zat


kimia (racun) terhadap mekanisme biologi

Toksikologi Lingkungan Toksikologi Forensik Toksikologi Ekonomi

menekunkan diri pada aplikasi atau pemanfaatan ilmu


toksikologi untuk kepentingan peradilan
Bidang kerja toksikologi menurut SOFT
• Analisis dan evaluasi racun penyebab kematian
• Analisis ada tidaknya kandungan alkohol dalam cairan
tubuh atau nafas yang mengakibatkan perubahan perilaku
• Analisis obat terlarang pada kasus penyalahgunaan
narkotika dan psikotropika lain
Racun adalah zat yang bekerja pada tubuh secara
fisiologik dan kimiawi yang dalam dosis toksik akan
menyebabkan gangguan kesehatan atau menyebabkan
kematian.

Di indonesia, penyebab keracunan paling banyak terjadi akibat :


• Pestisida • Alkohol
• Obat obatan • Racun
• Bahan kimia korosif

 Klasifikasi racun :

Berdasarkan sumbernya Berdasarkan tempat Berdasarkan organ yang


dipengaruhi
Faktor yang mempengaruhi keracunan

Cara masuk

Usia

Kondisi Tubuh

kebiasaan

idiosinkrasi

Waktu pemberian
Sumber &
Klasifikasi

Terapi Toksisiitas

SIANIDA

Pemeriksaan Mekanisme
Jenazah Kerja

Gejala
Apa itu Sianida??
• Zat beracun yang sangat toksik yang telah digunakan
sejak ribuan tahun yang lalu.
• Sianida banyak digunakan pada saat perang dunia
pertama.
• Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat
mengakibatkan kematian dalam jangka waktu
beberapa menit.
Klasifikasi Sianida

Sianida Kompleks Sianida


Sianida Bebas
Sederhana dan turunannya
• HCN • Natrium sianida • Logam
• Ion CN • Kalium sianida kadmium
• Kalsium sianida • Tembaga
• Magnesium • Nikel
sianida • Perak
• Tiosinat
Sumber Sianida

Cairan sianida Garam sianida Cyanogen


Co/: pengerasan besi dan
Co/: fumigasi kapal, Co/:singkong liar, umbi
baja, penyepuhan emas,
sintesis kimia fotografi, semir sepatu liar, temulawak, aprikot

vitamin B12 suplemen


sianokobalamin
rokok
mengandung 20
mikrogram sianida

Dosis sianida yang berbahaya, umumnya berkisar antara 50 dan


200 mg hidrogen sianida
Toksisitas Sianida

• Toksisitas suatu zat dipengaruhi oleh : dosis,


Jenis Sianida Cara Masuk Dosis Toksik/ Letal
konsentrasi •racun Oral
di reseptor,
60-90mg
sifat fisiko kimia toksik
tersebut, kondisi 200 bioorganisme
mg atau sistem
• Intra vena 1,0mg/kgBB
bioorganisme,
• HCN paparan terhadap organisme dan
• KCN/NaCN Inhalasi 20 ppm  muncul gejala ringan dalam
bentuk efek yang ditimbulkan. beberapa jam
100 ppm  muncul gejala dalam 1 jam
• Tingkat toksisitas dari sianida
200-400 bermacam-macam
pm  meninggal dalam 30 menit
tergantung dari bentuk dan cara masuknya ke dalam
tubuh.
Mekanisme kerja
Fase Eksposisi Toksokinetik Toksodinamik

• Inhalasi • Adsorpsi • Interaksi


• Oral • Metabolisme dengan
• Kulit • Distribusi reseptor
• mata • Eskresi
Toksodinamik

Toksodinamik
Gejala dan Tanda Keracunan Sianida

Akut Kronik

Gejala : Gejala:
- Sesak napas - Pusing
- Nyeri Kepala - Mual
- Kolik
- Sesak napas
Tanda:
- Peningkatan RR dan nadi
- Pupil dilatasi
- Napas berbau almond Tanda:
- Sianosis - Pucat
- Keluar Busa mulut/hidung -Keringat Dingin
- Kejang -
Penurunan Kesadaran
Pemeriksaan Post Mortem

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Luar Dada Toksikologi
• Tubuh • Rongga • Uji kertas
• Mata Tengkorak saring
• Hidung • Rongga Dada • Reaksi
• Mulut • Rongga Perut schonbein
pagentecher
• Leher
• Prussian Blue
• Kulit
• Gettler
goldbaum
Tatalaksana Pada Keracunan Sianida

Pada keracunan
secara inhalasi Pindahkan korban ke udara bersih

Berikan amil-nitrit 1 ampul @5 menit


secara inhalasi

Berikan Oksigen 100%

Berikan antidotum berupa Natrium nitrit 3% IV diberikan


sesegera mungkin dengan kecepatan 2,5-5 ml/menit

Natrium tiosulfat 25% IV dengan


kecepatan 2,5-5 ml/menit.
Pada keracunan
secara per oral

Inhalasi amil-nitrit 1 ampul (0,2 ml)


dalam waktu 3 menit, diulang kembali
setiap 5 menit

Berikan bantuan pernapasan dengan


oksigen 100%

Berikan antidotum berupa Natrium


nitrit 3% IV diberikan sesegera mungkin
dengan kecepatan 2,5-5 ml/menit

Natrium tiosulfat 25% IV dengan


kecepatan 2,5-5 ml/menit.

Bilas lambung dengan Na-tiosulfat 5%


dan sisakan 200 ml (10 gram) dalam
lambung
Dosis Awal Dosis Awal Natrium
Dosis Awal
Natrium Nitrit 3% Tiosulfat 25%
Hb (gr/ml) Natrium Nitrat
(mg/KgBB) (ml/KgBB)
(mg/KgBB)

7 5.8 0.19 0.95

8 6.6 0.22 1.10

9 7.5 0.25 1.25

10 8.3 0.27 1.35

11 9.1 0.30 1.50

12 10.0 0.33 1.65

13 10.8 0.36 1.80

14 11.6 0.38 1.95


ASPEK MEDIKOLEGAL
Keterlibatan racun dalam suatu peristiwa secara spesifik harus
dibuktikan keberadaan racun tersebut dalam tubuh dan efeknya pada
tubuh.

KUHAP Untuk itu diperlukan seorang ahli yang dapat


Pasal 31 mengidentifikasi
“”Barang siapa sengaja
“Barangsiapa dengan sengaja
mendorong orang laindan “Dalam
denganhal
untuk penyidikan
rencana untuk kepentingan peradilan
terlebih
Keracunan menangani
sianida dapatseorang
terjadi dalam
korbanbeberapa keadaan
baik luka keracunan
bunuh diri, menolongnya
dahulu merampas nyawa
dalam perbuatan ituorang ataupun
ataulain, mati yangkarena
diancam diduga karena peristiwa yang
memberi sarana kepadanya merupakan tindak
pembunuhan dengan pidana, ia berwenang
mengajukan
untuk itu, diancam rencana,
dengan denganpermintaan
pidana matiketerangan ahli kepada ahli
Kecelakaan kedokteran Bunuh Diri
kehakiman Pembunuhan
pidana penjara palingatau
lamapidana penjara seumur atau dokter atau ahli
empat tahun kalau orang lainnya”
hidup itu atau selama waktu
Pasal 340
jadi bunuh diri” tertentu, palingPasal lama345dua
puluh tahun”
ANALISIS JURNAL
Jurnal Pembanding 1

Jurnal Pembanding 1

Kelebihan • Latar belakang yang


kuat untuk mendasari
dibuatnya jurnal ini
• Penatalaksanaan pada
pasien dijelaskan
secara kesuluruhan
Kekurangan • Tidak terdapat
pemeriksaan
konsentrasi sianida
yang menjadi
penyebab keracunan
Jurnal Pembanding 2

Jurnal Pembanding 2

Kelebihan • Adanya studi kasus


yang meskipun
belum dijabarkan
secara luas
• Terdapat penjelasan
menganai metode
analisis kimia
Kekurangan • Kurangnya
penjabaran
mengenai
pengambilan sampel
• Tidak dilakukannya
pemeriksaan
histopatologi
Kesimpulan

• Sianida merupakan racun yang sangat toksik


• Pada keracunan akut, sianida menyebabkan
kegagalan pernapasan dan kematian yang
timbul dalam beberapa menit
• Insidensi keracunan oleh kalium sianida sangat
sering ditemukan diantara orang yang
berhubungan dengan bekerja di fotografi,
elektroplating, pengolahan perak dan emas.
• Oleh karena itu, penting untuk mengetahui
pekerjaan korban sebelum meninggal

Anda mungkin juga menyukai