Anda di halaman 1dari 42

REFLEKSI KASUS

Orang Dengan HIV AIDS (ODHA)

Pembimbing:
dr. Eddy Mulyono, Sp.PD, FINASIM

Oleh:
Grace Erdiana
406162069

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAA SOEWONDO PATI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA


Identitas Pasien

 Nama : Tn. Y
 Usia : 42 tahun
 Alamat : Mojoagung 1/1 ,Pati, Jawa Tengah
 Tgl Lahir : 5 Agustus 1975
 Agama : Islam
 Pendidikan : 42 tahun
 Pekerjaan : Kuli
 Status : Kawin
 Suku : Jawa
ANAMNESIS

 Tanggal: 22 Desember 2017 ; Jam: 07.00


 Keluhan utama: BAB cair
Riwayat Penyakit Sekarang

 Keluhan Utama : BAB cair


 Onset : 3 bulan SMRS
 Kualitas : semakin lama makin berat
 Kuantitas : setiap hari
 Gejala Penyerta : demam naik turun sejak 3 bulan yll,
kandidiasis oral, BB turun 11 kg dalam 3 bulan
 Faktor memperberat : putus pengobatan di poli VCT sejak 1
tahun yll
 Faktor memperingan :-
 Riwayat pengobatan : pengobatan di poli VCT 2 tahun yll
Kronologi

2 tahun yang lalu pasien 3 bulan SMRS pasien BAB cair 2 hari SMRS pasien merasa
didiagnosa mengidap terus menerus, demam naik sangat lemas, tidak bias bangun
penyakit HIV. Pasien turin turun, BB turun banyak, dari tempat tidur
berobat, namun 1 tahun terdapat becak putih pada
terakhir pasien sudah tidak mulut dan lidah
berobat lagi

IGD RSUD RAA Soewondo Pati


Riwayat Penyakit Dahulu

 Rw penyakit HIV (+)


 Rw darah tinggi disangkal
 Rw penyakit gula disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

 Rw penyakit HIV tidak diketahui


 Rw darah tinggi disangkal
 Rw penyakit gula disangkal
Riwayat Asupan Nutrisi

 Sebelum sakit pasien makan 2-3x sehari, nasi dan lauk pauk. (telur, tempe,
sayur bening)
 Saat sakit, nafsu makan berkurang, hanya makan bubur polos 1x sehari

Riwayat Kebiasaan : merokok (-), alkohol (-), penggunaan narkotika suntik (-), rw transfuse
darah (-), riwayat mentato tubuh (-)
Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 22/12/2017 jam 7.15 WIB

 Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum :lemas, tampak sakit sedang
 Kesadaran : E4M6V5
 Data antropometri: BB= 46 kg (sebelumnya 57 kg)
TB= 165 cm
IMT= 17.4 (underweight)
 Tanda Vital
 TD : 100/70 mmHg
 HR : 80x/mnt, reguler, isi cukup
 RR : 20x/mnt, reguler
 Suhu : 37.6°C
 Kepala: normosefali, rambut berwarna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut,
kulit kepala tidak ada kelainan
 Mata: bentuk simetris, pupil ODS bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva
anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
 Hidung: bentuk normal, deformitas (-/-), sekret (-/-), deviasi (-)
 Mulut: bibir kering (+), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, kandidiasis oral
 Leher: trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax

Paru-paru
 Inspeksi : bentuk normal, pergerakan dada simetris
 Palpasi : stem fremitus sama kuat, nyeri tekan (-)
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
 Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
 Palpasi : pulsasi iktus kordis tidak teraba
 Perkusi : redup, batas jatung dbn
 Auskultasi : bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (+)
 Abdomen
 Inspeksi : datar
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
 Palpasi : supel

 Anus dan Genitalia: dalam batas normal


 Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, edem extermitas (-)
 Tulang Belakang: kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), gibus (-)
 Kulit: turgor kulit normal, siaosis (-), kulit kering (+), tattoo (-)
 Kelenjar Getah Bening: pembesaran (-)
 Pemeriksaan neurologis :
 reflek fisiologis (+), reflek patologis (-)
Pemeriksaan Penunjang

HEMATOLOGI HASIL NILAI ACUAN


Hemoglobin 9,8 g/dL 12 – 15,8 g/dL
Hematokrit 28,3 % 35,4 – 44,5 %
GDP 119 mg/dL 70-160 mg/dl
IMUNOLOGI HASIL NILAI ACUAN
Anti HIV positif negatif
KIMIA KLINIK HASIL NILAI ACUAN
Na 135 mmol/L 135-155 mmol/L
K 4,5 mmol/L 3,6-5,5 mmol/L
Cl 100,5 mmol/L 95-108 mmol/L
Resume

 Telah diperiksa pasien laki-laki usia 42 th dengan keluhan utama BAB cair.
 Pasien didiagnosa mempunyai penyakit HIV 2 tahun yang lalu.
 3 bulan SMRS pasien BAB cair terus menerus. Pasien juga demam naik turun.
BB pasien turun 11 kg.
 Data antropometri: BB= 46 kg (sebelumnya 57 kg), TB= 165 cm, IMT= 17,4
(underweight)
 Lab ditemukan: Hb; 9,8 gr/dL, Anti HIV= positif
Diagnosis

Diagnosis Kerja
 ODHA putus berobat stadium 3
 Anemia ringan
Rencana Diagnostik

 Pemeriksaan jumlah CD4


Tatalaksana
 Farmakologi
 Inf asering 500 mL20 tpm
 Inj ceftriaxone 1x 2 gr
 Inf pamol 3x 1 gr
 Fluconazole tab 150 mg 1x1 tab
 Biodiar tab 630 mg 3x2 tab

 Non-farmakologi
 Tirah baring
 Cukupi nutrisi dan cairan
Rencana Evaluasi

 Pemantauan keadaan umum


 Pemantauan tanda-tanda vital
 Evaluasi hasil lab
 Evaluasi jumlah CD4
Edukasi

 Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien


 Menjelaskan tentang faktor risiko dan penularan penyakit pasien
 Menjelaskan jika pasien tidak boleh putus beroba
 Meminta keluarga pasien untuk mmberi dukungan kepada pasien
Prognosis

 Ad vitam : dubia ad malam


 Ad sanationam : dubia ad malam
 Ad functionam : dubia ad malam
PEMBAHASAN
HIV DAN AIDS
HIV dan AIDS...
 HIV: Human Immunodeficiency
Virus, adalah virus yang
menyerang dan bertahap
merusak sistem kekebalan
tubuh dan berkembang
menjadi AIDS.

 AIDS: Acquired Immune


Deficiency Syndrome adalah
sekumpulan tanda atau gejala
berat dan kompleks yang
disebabkan oleh penurunan
respon immunitas tubuh.

 “HIV tidak sama dengan AIDS”


Epidemiologi
Etiologi dan patofisiologi

 HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang
memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di
permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh
manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit
yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke
tubuh manusia.
 Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar
antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan
yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4
semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus
bisa sampai nol
 Setelah infeksi primer, terdapat 4-11 hari masa antara infeksi mukosa
dan viremia permulaan yang dapat dideteksi selama 8-12 minggu.
Selama masa ini, virus tersebar luas ke seluruh tubuh dan mencapai
organ limfoid. Pada tahap ini telah terjadi penurunan jumlah sel-T
CD4. Respon imun terhadap HIV terjadi 1 minggu sampai 3 bulan
setelah infeksi, viremia plasma menurun, dan level sel CD4 kembali
meningkat namun tidak mampu menyingkirkan infeksi secara
sempurna. Masa laten klinis ini bisa berlangsung selama 10 tahun.
Selama masa ini akan terjadi replikasi virus yang meningkat.
 Seorang pengidap HIV lambat laun akan jatuh ke dalam kondisi AIDS,
apalagi tanpa pengobatan. Umumnya keadaan AIDS ini ditandai
dengan adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit
maupun jamur. Keadaan infeksi ini yang dikenal dengan infeksi
oportunistik
 Infeksi oportunistik dapat terjadi karena para pengidap HIV terjadi
penurunan daya tahan tubuh sampai pada tingkat yang sangat rendah
Bagaimana HIV ditularkan?

 Kegiatan Seksual tertentu


- Genital (kelamin dengan kelamin)
- Oral (mulut dengan kelamin)
- Anal (dubur dengan kelamin)
 Kontak Darah
(penggunaan jarum suntik, alat tindik, alat tato/alat
peluka lain, transfusi darah)
 Kehamilan, kelahiran dan pemberian air susu ibu
HIV tidak menular melalui
Gejala klinis

Gejala Klinis
WHO menetapkan empat stadium klinik pada pasien yang terinfeksi
HIV/AIDS,
sebagai berikut
TES YANG MENGIDENTIFIKASI

 ANTIBODI
 ELISA
 Western Blot
 Dipstick

 VIRUS HIV  PCR


Pengobatan

 Pemberian anti retroviral (ARV) untuk menekan terhadap replikasi


virus menyebabkan penurunan produksi sitokin dan protein virus yang
dapat menstimulasi pertumbuhan.
 Terapi antiretrovirus yang sangat aktif(highly active antiretroviral
therapy, disingkat HAART). Kombinasi yang umum digunakan adalah
• Nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor(NRTI) yang terdiri
Zidovudin (AZT/ZDV), Lamivudin (3TC),Tenofovir (TDF), Emtricitabine
(FTC)
• Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor(NNRTI)yang terdiri dari
Nevirapin (NVP), Efavirenz (EFV)
Saat memulai terapi pada ODHA dewasa
Evaluasi terapi

 Pemantauan klinis
 Pemantauan lab
-Pemantauan CD4 secara rutin setiap3 - 6 bulan, atau lebih sering bila
ada indikasi klinis
Indikasi kegagalan terapi

 Kegagalan klinis
 Kegagalan imunologis -> CD4 lebih rendah atau kembali rendah
daripada awal terapi
 Kegagalan virologis -> viral load > 10.000/mL setelah 6 bulan
menjalani terapi (indicator paling sensitif)
CEGAH HIV DENGAN
D
B C
A A: Abstinence
B: Be Faithfull
E C: Condom
D: No Drugs
E: Education

Anda mungkin juga menyukai