Pembimbing:
dr. Eddy Mulyono, Sp.PD, FINASIM
Oleh:
Grace Erdiana
406162069
Nama : Tn. Y
Usia : 42 tahun
Alamat : Mojoagung 1/1 ,Pati, Jawa Tengah
Tgl Lahir : 5 Agustus 1975
Agama : Islam
Pendidikan : 42 tahun
Pekerjaan : Kuli
Status : Kawin
Suku : Jawa
ANAMNESIS
2 tahun yang lalu pasien 3 bulan SMRS pasien BAB cair 2 hari SMRS pasien merasa
didiagnosa mengidap terus menerus, demam naik sangat lemas, tidak bias bangun
penyakit HIV. Pasien turin turun, BB turun banyak, dari tempat tidur
berobat, namun 1 tahun terdapat becak putih pada
terakhir pasien sudah tidak mulut dan lidah
berobat lagi
Sebelum sakit pasien makan 2-3x sehari, nasi dan lauk pauk. (telur, tempe,
sayur bening)
Saat sakit, nafsu makan berkurang, hanya makan bubur polos 1x sehari
Riwayat Kebiasaan : merokok (-), alkohol (-), penggunaan narkotika suntik (-), rw transfuse
darah (-), riwayat mentato tubuh (-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum :lemas, tampak sakit sedang
Kesadaran : E4M6V5
Data antropometri: BB= 46 kg (sebelumnya 57 kg)
TB= 165 cm
IMT= 17.4 (underweight)
Tanda Vital
TD : 100/70 mmHg
HR : 80x/mnt, reguler, isi cukup
RR : 20x/mnt, reguler
Suhu : 37.6°C
Kepala: normosefali, rambut berwarna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut,
kulit kepala tidak ada kelainan
Mata: bentuk simetris, pupil ODS bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva
anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Hidung: bentuk normal, deformitas (-/-), sekret (-/-), deviasi (-)
Mulut: bibir kering (+), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, kandidiasis oral
Leher: trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan dada simetris
Palpasi : stem fremitus sama kuat, nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : pulsasi iktus kordis tidak teraba
Perkusi : redup, batas jatung dbn
Auskultasi : bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (+)
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi : supel
Telah diperiksa pasien laki-laki usia 42 th dengan keluhan utama BAB cair.
Pasien didiagnosa mempunyai penyakit HIV 2 tahun yang lalu.
3 bulan SMRS pasien BAB cair terus menerus. Pasien juga demam naik turun.
BB pasien turun 11 kg.
Data antropometri: BB= 46 kg (sebelumnya 57 kg), TB= 165 cm, IMT= 17,4
(underweight)
Lab ditemukan: Hb; 9,8 gr/dL, Anti HIV= positif
Diagnosis
Diagnosis Kerja
ODHA putus berobat stadium 3
Anemia ringan
Rencana Diagnostik
Non-farmakologi
Tirah baring
Cukupi nutrisi dan cairan
Rencana Evaluasi
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang
memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di
permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh
manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit
yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke
tubuh manusia.
Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar
antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan
yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4
semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus
bisa sampai nol
Setelah infeksi primer, terdapat 4-11 hari masa antara infeksi mukosa
dan viremia permulaan yang dapat dideteksi selama 8-12 minggu.
Selama masa ini, virus tersebar luas ke seluruh tubuh dan mencapai
organ limfoid. Pada tahap ini telah terjadi penurunan jumlah sel-T
CD4. Respon imun terhadap HIV terjadi 1 minggu sampai 3 bulan
setelah infeksi, viremia plasma menurun, dan level sel CD4 kembali
meningkat namun tidak mampu menyingkirkan infeksi secara
sempurna. Masa laten klinis ini bisa berlangsung selama 10 tahun.
Selama masa ini akan terjadi replikasi virus yang meningkat.
Seorang pengidap HIV lambat laun akan jatuh ke dalam kondisi AIDS,
apalagi tanpa pengobatan. Umumnya keadaan AIDS ini ditandai
dengan adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit
maupun jamur. Keadaan infeksi ini yang dikenal dengan infeksi
oportunistik
Infeksi oportunistik dapat terjadi karena para pengidap HIV terjadi
penurunan daya tahan tubuh sampai pada tingkat yang sangat rendah
Bagaimana HIV ditularkan?
Gejala Klinis
WHO menetapkan empat stadium klinik pada pasien yang terinfeksi
HIV/AIDS,
sebagai berikut
TES YANG MENGIDENTIFIKASI
ANTIBODI
ELISA
Western Blot
Dipstick
Pemantauan klinis
Pemantauan lab
-Pemantauan CD4 secara rutin setiap3 - 6 bulan, atau lebih sering bila
ada indikasi klinis
Indikasi kegagalan terapi
Kegagalan klinis
Kegagalan imunologis -> CD4 lebih rendah atau kembali rendah
daripada awal terapi
Kegagalan virologis -> viral load > 10.000/mL setelah 6 bulan
menjalani terapi (indicator paling sensitif)
CEGAH HIV DENGAN
D
B C
A A: Abstinence
B: Be Faithfull
E C: Condom
D: No Drugs
E: Education