Anda di halaman 1dari 31

REFLEKSI KASUS

Demam Tifoid

Pembimbing:
dr. Eddy Mulyono, Sp.PD, FINASIM

Oleh:
Grace Erdiana
406162069

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAA SOEWONDO PATI
Identitas Pasien

 Nama : Ny. Karwati


 Usia : 47 th
 Alamat : Blingijati 3/1,Pati, Jawa Tengah
 Tgl Lahir : 1 Juli 1970
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Status : Kawin
 Suku : Jawa
ANAMNESIS

 Tanggal: 17 Desember 2017 ; Jam: 07.00


 Keluhan utama: nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang
 Keluhan Utama : nyeri perut
 Onset : 2 hari SMR
 Kualitas : semakin lama semakin berat
 Kuantitas : nyeri terus menerus
 Gejala Penyerta : demam, muntah, mual, konstipasi
 Faktor memperberat : terlambat makan
 Faktor memperingan : -
 Riwayat pengobatan : ranitidine 150 mg 3x1
Kronologi

5 tahun yang lalu pasien 2 hari SMRS pasien 1 hari SMRS nyeri perut
didiagnosa mempunyai demam tinggi, nyeri bertambah berat dan
hipertensi. Pasien rutin perut, mual, muntah demam tak kunjung
minum obat anti dan sulit BAB turun
hipertensi

IGD RSUD RAA


Soewondo Pati
Riwayat Penyakit Dahulu
 Rw darah tinggi (+)
 Rw sakit jantung disangkal
 Rw penyakit gula disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
 Rw darah tinggi (-)
 Rw sakit jantung disangkal
 Rw penyakit gula disangkal
Riwayat Asupan Nutrisi

 Sebelum sakit pasien makan 2-3x sehari,


nasi dan lauk pauk. (telur, tempe, sayur
bening)
 Saat sakit, nafsu makan berkurang, setiap kali
makan mual dan muntah

 Kebiasaan : merokok (-), alkohol (-)


Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 17/12/2017 jam 7.15
WIB

 Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum :lemas, tampak sakit sedang
 Kesadaran : E4M6V5
 Tanda Vital
 TD : 130/80 mmHg
 HR : 100x/mnt, reguler, isi cukup
 RR : 27x/mnt, reguler
 Suhu : 37,7°C
 Kepala: normosefali, rambut berwarna hitam, distribusi
merata, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak ada
kelainan
 Mata: bentuk simetris, pupil ODS bulat, isokor, refleks
cahaya (+/+), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
 Hidung: bentuk normal, deformitas (-/-), sekret (-/-),
deviasi (-)
 Mulut: bibir kering (+), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
 Leher: trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah
bening (-)
Thorax
Paru-paru
 Inspeksi : bentuk normal, pergerakan dada simetris
 Palpasi : stem fremitus sama kuat, nyeri tekan (-)
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
 Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
 Palpasi : pulsasi iktus kordis tidak teraba
 Perkusi : redup, batas jatung dbn
 Auskultasi : bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (+)
Abdomen
 Inspeksi : datar
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
 Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium dan kuadran kanan atas
Anus dan Genitalia: dalam batas normal
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, edem extermitas (-)
Tulang Belakang: kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), gibus (-)
Kulit: turgor kulit normal, siaosis (-), kulit kering (+)
Kelenjar Getah Bening: pembesaran (-)
Pemeriksaan neurologis :
 reflek fisiologis (+), reflek patologis (-)
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI HASIL NILAI ACUAN
Hemoglobin 10,9 g/dL 12 – 15,8 g/dL
Hematokrit 35,9 % 35,4 – 44,5 %
Leukosit 3.000/µL 3.600 – 11.000/µL
Trombosit 140.000/µL 150.000 – 400.000/µL
SGOT 30,7 U/L <31 U/L
SGPT 33,5 U/L <34 U/L
S. Typi O 1/360 negatif

Urinalisa: Dalam batas normal


Follow 17/12/2017 18/12/2017 19/12/2017
Up
S Demam sejak 2 SMRS, demam Sudah tidak demam, perut sudah tidak
tinggi terus menerus. Mual, terasa perih dan kembung demam, perut
muntah dan nyeri perut masih tidak perih, sulit
dirasakan BAB
O TD: 130/80 mmHg TD: 130/70 mmHg TD: 140/90
HR: 71x/m HR: 75x/m mmHg
S: 37,7 drjt C S: 36,7 drjt C HR: 80x/m
Lab S: 36,5 drjt C
Leukosit: 3000
Trombosit: 140.000
S. Typi O: 1/360
urinalisa & fungsi hati: DBN

A Obs.febris Demam tifoid Demam tifoid


Dyspepsia
P Inf RL 500 ml 20 tpm Inf RL 500 ml 20 tpm Pasien BLPL
Inj ceftriaxone 2 gr 1x1 Inj ceftriaxone 2gr 1x1 Kloramfenikol
Inj ranitidine 25 mg 2x1 Inj ranitidine 25 mg 2x1 tab 500 mg 3x1
Inj pamol I gr 3x1 Ranitidine tab
Periksa: darah lengkap, urine 150 mg 2x1
rutin, widal, fungsi hati
Resume
 Pasien wanita usia 47 th dengan keluhan utama nyeri
perut.
 Pasien punya hipertensi sejak 5tahun yang lalu.
 Kemudian 2 hari SMRS pasien demam tinggi terus
menerus. Pasien juga nyeri perut, mual, muntah,
konstipasi.
 Pasien dibawa ke IGD RSUD dengan nyeri perut yang
bertambah berat
 PF ditemukan, TD: 130/80 mmHg, HR: 71x/m, S: 37,7
drjt C, nyeri tekan pada epigastrium dan kuadran
abdomen kanan atas
 Lab ditemukan, lekosit: 3000, S.typi O: 1/360
Definisi

Demam Tifoid adalah penyakit


sistemik yang diakibatkan oleh
penyebaran kuman Salmonella
typhi dan Samonella paratyphi
Patofisiologi

Air/makanan terkontaminasi
kuman

Sebagian dimusnahkan di
dalam lambung

Sebagian lolos ke usus dan


berkembang

Bila respon imun <<  kuman


menembus sel epitel ( sel M)
Lanj patofisiologi

Menembus lamina propria  difagosit


oleh makrofag

Dibawa oleh makrofag ke plak payer


ileum

Menjalar ke KGB mesentrika

Melalui duktus torasikus  aliran


darah sistemik (bakteriemia I =
asimptomatik)
Lanj patofisiologi

Menyebar ke seluruh sistem RES (TU hati &


limfa)

Berkembang di dalam organ hati dan limfa

Masuk ke aliran darah kembali (bakteriemia


II =simptomatik )  gejala klinis sistemik

Dari hati  empedu sebagian dikeluarkan


dikeluarkan bersama feses, sebagian di
serap kembali (proses berulang)
Gejala Klinis
Setelah Masa inkubasi = 10-14 hari
 Gejala klinis

Trias demam tifoid:


1. Demam tinggi berkepanjangan
2. Gejala gastrointestinal
3. Kesadaran berkabut
Gejala klinis

 Demam (Tipe step ladder)


 Gejala gastrointestinal: diare atau
konstipasi
 Gejala sistemik: nyeri kepala, anoreksia,
nyeri perut, radang tenggorokan
 Lidah kotor dengan selaput putih ditengah
 Hepatomegali
Pemeriksaan laboratorium
 Gold standard: kultur darah
 Pemeriksaan rutin
-Darah perifer lengkap: paling sering leukopeni
-Anemia ringan
-Trombositopenia
-LED meningkat
-SGOT dan SGPT meningkat
 Uji widal
 Uji Tubex
 Typhi dot
 Kultur feses
 Kultur urine
Penatalaksanaan

Istirahat dan • Mencegah komplikasi


perawatan • Mempercepat kesembuhan

Diet dan • Mengembalikan rasa nyaman


penunjang • Mengembalikan kesehatan

• Menghentikan dan mencegah


Antibiotika penyebaran kuman
Antibiotika
Kloramfenikol
 Di Indonesia  pilihan utama
 Dosis 4 X 500 mg  s/d 7 hari bebas demam
 Penurunan demam rata2 setelah 5 hari

Tiamfenikol
Dosis sama dengan kloramfeniko
Efek supresi sumsumtulang lebih rendah
Ampisilin dan amoksisilin

 Kemampuan menurunkan demam lebih


rendah
 Dosis 50-150 mg/kg/hari
 Diberikan selama 2 minggu
Sefalosporin generasi ke 3

 Yang terbukti efektif = seftriakson


 Dosis 3-4 gram/hari
 3-5 hari
Flurokuinolon

 Norfloksasin dosis 200-400 mg/hari (14 hari)


 Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari (6 hari)
 Oflofloksasin 2 x 400 mg (7 hari)
 Pefloksasin dosis 400 mg/hari (7 hari)
 Flerofloksasin dosis 400 mg/hari (7 hari)
Kombinasi antimikroba

 Di Indikasikan pada tifoid toksik,


peritonitis, perforasi, syok septik
atau penyakit yang pernah
ditemukan dua macam organisme
dalam kultur darah selain
salmonella
Obat yang aman untuk Wanita hamil

 Ampisilin
 Amoksisilin
 Sefriakson
Komplikasi
 Intestinal
- Perdarahan usus
- Perforasi usus

 Ekstraintestinal
- Miokarditis
- Neuropsikiatrik

Anda mungkin juga menyukai