Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus

BPPV
Disusun oleh:
Grace Erdiana
406162069

Pembimbing:
dr. Samadhi Tulus Makmud, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU SARAF


RS SUMBER WARAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 13 AGUSTUS – 16 SEPTEMBER 2018
Indetitas
• Nama : Nn. R
• Usia : 21 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Rusunrawa Tambora II no. 9
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Status Perkawinan : belum menikah
• Pendidikan terakir : SMA
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Indonesia
Keluhan Utama
• Pusing berputar sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan kepala terasa pusing berputar sejak 1 bulan yang lalu.
Pusing dirasa terus menerus, semakin memberat dan diperparah saat pasien
menundukan kepala serta perubahan posisi dari tiduran ke duduk.
• Pasien juga mengeluh mual dan muntah ketika serangan terjadi, sehingga nafsu
makan menurun.
• Keluhan lain seperti gangguan pendengaran, suara berdenging, nyeri kepala, bicara
pelo, gangguan menelan, kejang, penurunan kesadaran, kelemahan anggota badan
dan demam disangkal.
Riwayat penyakit Dahulu
• Keluhan serupa (+) sejak SMA
• Hipertensi (-)
• DM (-)
• Dislipidemia (-)
• Trauma (-)
• Stroke (-)
• Merokok (-)
• Alkohol (-)
• Alergi obat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Keluhan serupa (-)
• DM (-)
• Hipertensi (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Compos Mentis, Tampak Sakit Ringan
• TTV : TD: 120/80mmHg Nadi: 82 x/menit Nafas: 18
x/menit Suhu: 36,5 C
Pemeriksaan Sistem
• Kepala : normocephal, rambut hitam distribusi merata, luka (-)
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Bentuk Normal, Deviasi (-), Sumbatan (-)
• Leher : Trakea di tengah, benjolan (-), deviasi (-)
• Thorax
Cor:
Inspeksi : ictus cordis tidak tamapk
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Auskultasi : BJ 1 & 2 dalam batas normal, murmur (-), Gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris
Perkusi : Sonor
Palpasi : Stem fremitus sama kuat
Auskultasi : Vesikuler, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
• Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) 11x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (-)
• Extermitas dan tulang belakang : akral hangat dikeempat extermitas, CRT <2 detik, edema (-),
deformitas (-)
• Kulit : sianosi (-), ikterik (-), turgor baik
• Kelenjar ketah bening : tidak teraba pembesaran
Pemeriksaan neurologis
• GCS : ME6V5 (GCS 15)
• Tanda rangsang meningeal : Kaku kuduk (-), Brudzinski I-IV (-), Laseque (-/-), Kerniq (-/-)
• Saraf Kranialis:
N.I : Normosmia
N.II : Cahaya langsung (+/+), cahaya tidak langsung (+/+), lapang
pandang (N/N)
N.III,IV,VI : Kedudukan bola mata simetris, konvergensi baik, ptosis (-/-
), strabismus (-/-), pupil bulat, isokor, nistagmus (+/+) horizontal, enopthalmus (-)
N.V
Sensorik : oftalmik, mandibular, maksilla dalam batas normal
Motorik : membuka mulut dapat, menggigit dapat, menggerakan
rahang dapat
N.VII : Raut wajah simetris, fissure palpebral simetris, mengangkat alis
dapat, mengkerutkan dahi dapat, lagopthalmus (-/-), mencucu bibir dapat,
menggembungkan pipi dapat dan tidak bocor, menyeringai dapat dan simetris
N.VIII : koklearis baik, vestibular Romberg (+) jatuh saat mata tertutup
N.IX, X : kualitas suara dalam batas normal, disartia (-), sengau (-), menelan
dapat, palatum mole, uvula di tengah saat istirahat dan kontraksi
N.XI : M. Sternocleidomastoid (+), M. Trapezius (+)
N.XII : Menjulurkan lidah dapat, atrofi (-), tremor (-), Fasikulasi (-)
Sistem Motorik: Normotrofi, Normotoni, Kekuatan 5555/5555
Sistem sensorik: Raba baik, nyeri baik, propioseptif baik
Koordinasi baik
• Refleks Fisiologi : Biceps ++/++, Triceps ++/++, Patella ++/++,
Achilles ++/++
• Refleks Patologis : Hoffman-Tromner (-/-), Babinski (-/-),
Chaddock (-/-), Schaefer (-/-), Gordon (-/-), Oppenheim (-/-),Klonus
paha (-/-), Klonus kaki (-/-)
• Fungsi luhur : normal, orientasi baik, Bahasa baik, daya ingat
baik
Pemeriksaan Penunjang
• Audiometri
• Darah rutin: Hb, leukosit, Trombosit, Hematokrit, hitung jenis
Resume

• Telah diperiksa seorang pasien Perempuan 21 tahun dengan keluhan


kepala terasa pusing berputar sejak 1 bulan yang lalu. Pusing dirasa
terus menerus, semakin memberat dan diperparah saat
menundukan kepala serta perubahan posisi dari tiduran ke duduk.
Keluhan mual dan muntah terjadi ketika serangan terjadi, sehingga
nafsu makan menurun.
• Pada pemeriksaan didapatkan GCS 15, nystagmus horizontal (+/+)
dan tes Romberg (+), Jatuh saat mata ditutup
Diagnosis
• Diagnosis Kerja: Vertigo perifer BPPV

• Diagnosis Banding:
• Meniere
• Neuritis vestibular
• Labirintitis
Clinical Reasoning
Vertigo perifer BPPV
• Pusing berputar dengan intensitas berat, dipicu oleh perubahan posisi, gangguan
pendengaran (-), dan tinnitus (-), serta keluhan mual muntah (+)
• Nistagmus horizontal (+/+)
• Tes Romberg saat mata ditutup lebih goyang kemudian jatuh
Terapi
• Medikamentosa:
Flunarizin 2x5mg
Dimenhidrinat 3x50mg
Ondansentrone 2x8mg
• Non farmakologis:
• Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatan yang
diberikan
• Epley manuver
• Latihan brandt-daroff
• Istirahat yang cukup
Prognosis
• Ad vitam: bonam
• Ad sanationam: dubia ad bonam
• Ad functionam: bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Vertigo berasal dari bahasa Latin “vertere” yang artinya memutar
merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada
sistim keseimbangan.
• Vertigo -> halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar
mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi
lingkungan sekitar.
KLASIFIKASI
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi:
• Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak atau
cerebellum
• Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus
cranialis vestibulocochlear (N. VIII)
ETIOLOGI
VERTIGO PERIFER VERTIGO SENTRAL
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Vertebrobasilar insufficiency

Ménière’s disease Migraine

Vestibular Neuritis Tumor Intrakranial


GEJALA KLINIS
GEJALA PRIMER Sensasi berputar
Sensasi pergerakan
Osilopsia
Ataksia
Gangguan pendengaran

GEJALA SEKUNDER Otonom


Mual
Lelah
Sakit kepala
Penglihatan sensitif

GEJALA NON SPESIFIK Giddiness


Light headness
Ciri-ciri Vertigo perifer Vertigo sentral
Lesi Sistem vestibuler (telinga Sistem vertebrobasiler dan
dalam, saraf perifer) gangguan vaskular (otak,
batang otak, serebelum)
Penyebab Vertigo posisional paroksismal Iskemik batang otak,
jinak (BPPV), penyakit maniere, vertebrobasiler insufisiensi,
neuronitis vestibuler, labirintis, neoplasma
neuroma akustik, trauma
Gejala gangguan SSP Tidak ada Diantaranya: diplopia, parestesi,
gangguan sensibilitas dan
fungsi motorik, disartria,
gangguan serebelar
Nistagmus Selalu ada, dapat unidirectional Bisa negatif, dapat
unidirectional/bidirectional/vertical

Pengaruh gerakan kepala (+) (-)


Intensitas vertigo Berat Ringan
Telinga berdenging dan atau tuli Kadang-kadang Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan nervus kranialis
2. Test keseimbangan
a. Romberg test
b. Tandem gait
3. Test koordinasi
a. Pronasi-supinasi
b. finger to finger, finger to nose
c. knee to toe
4. Pemeriksaan untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral
atau perifer
a. Dix-Hallpike manuver
b. Test hiperventilasi
c. Test kalori
d. Elektronistagmogram
5. Fungsi pendengaran
Romberg Test Tandem gait
Dix-Hallpike Manuver
 Dua gerakan yaitu:
 Dix-Hallpike kanan  bidang kanal anterior kiri dan kanal
posterior kanan dan perasat
 Dix- Hallpike kiri  bidang posterior kiri.
 Dix-Hallpike kanan:
 Duduk tegak di meja pemeriksaan, kepala menoleh 450 ke
kanan.
 Dengan cepat dibaringkan sampai kepala menggantung 20-
300 di ujung meja pemeriksaan.
 Tunggu 40 detik sampai respon abnormal timbul.
 Respon dilakukan selama ±1 menit atau sampai respon
menghilang.
TERAPI
1. Medikasi
2. Terapi fisik
Tujuan latihan:
• Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.
• Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.
• Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
Latihan Brandt Daroff
• Latihan di rumah tanpa bantuan terapis.
• Pasien melakukan gerakan-gerakan posisi duduk
dengan kepala menoleh 450 , lalu badan dibaringkan
ke sisi yang berlawanan, dipertahankan selama 30
detik.
• Selanjutnya pasien kembali ke posisi duduk 30 detik.
• Pasien menolehkan kepalanya 450 ke sisi yang lain,
lalu badan dibaringkan ke sisi yang berlawanan
selama 30 detik.
• Latihan ini dilakukan secara rutin 10-20 kali
sebanyak 3 seri dalam sehari.

Anda mungkin juga menyukai