Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN PERAN AYAH

TERHADAP
CARA MERAWAT ANAK AUTIS
DI SLB NEGERI
TANJUNGPINANG
TAHUN 2016

Nama : Deka Dwi Yulanda


Nim : 07131105
Latar Belakang

Data UNESCO pada tahun 2011,


prevalensi penyandang autis di
- Di Indonesia penyandang anak
dunia sebanyak 35.000.000 orang autis meningkat selama 15 tahun
atau 6 dari 1000 orang dimana dari tahun 2000 terdapat
5.000 anak autis,
- Kemudian 2010 terdapat 1 per
300 anak dan tahun 2015 terdapat 1
per 250 anak autis.
- Diperkirakan anak penyandang
autis di Indonesia sebanyak 134.000
anak
Di Kepulauan Riau khususnya Tanjungpinang
diperkirakan jumlah anak autis berjumlah 21
anak. Terdapat dua sekolah anak autis .
Autis ?

Autis adalah gangguan perkembangan fungsi otak.


Suatu Gangguan yang mengalami kesulitan dalam
interaksi sosial, komunikasi dan perilaku, dengan
gejalanya muncul sebelum anak usia 3 tahun
Dari hasil survey, didapatkan wawancara dengan
ibu dari anak autis mengatakan bahwa ibu lebih
banyak berperan dalam merawat anaknya
sedangkan ayah sibuk bekerja dan sedikit waktu
ayah untuk merawat anaknya setelah ayah pulang
bekerja

Berdasarkan fenomena. Bahwa peran ayah sangat


diperlukan khususnya yang memiliki anak autis, karena
tentu apa yang diperankan ibu tanpa didampingi peran
ayah tidak dapat memberikan perubahan perkembangan
yang berarti bagi anak autis. Maka diperlukan peran ayah
yang aktif dalam merawat anak autis.
Tujuan
Penelitian

Tujuan Umum : Untuk mengetahui hubungan


peran ayah terhadap cara merawat anak autis di
SLB Negeri Tanjungpinang Tahun 2016.

Tujuan Khusus :
1. Diketahuinya karakteristik responden pada
penelitian (usia, jenis kelamin, pekerjaan dan
pendidikan)
2. Diketahuinya hubungan peran ayah terhadap
cara merawat anak autis.
Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan peran ayah terhadap cara


merawat anak autis di SLB Negeri
Tanjungpinang Tahun 2016 ?
Autis
Faktor penyebab :
Variabel yang diteliti
1. Genetik
2. Lingkungan
3. Usia orang tua
4. Pestisida
Variabel tidak diteliti
5. Perkembangan pada
otak
6. Mercuri
7. Obat-obatan
Cara merawat anak autis:
1. Komunikasi
Gangguan 2. Perilaku
Tumbuh kembang 3. Interaksi sosial
anak autis :
Peran ayah
1. interaksi sosial 4. Repetitif
2. Komunikasi 5. Persepsi
3. Perilaku

Kerangka Teori
Kerangka
Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Peran Ayah Cara merawat


anak autis
Definisi
Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
operasional

Peran Ayah Suatu Kuesioner Responden Skore : Ordinal


peran yang menjawab 27 Aktif = ≥ 50
dilakukan pertanyaan %
seorang dengan Pasif = < 50
ayah untuk pilihan yang
menjalanka dianggap
n tugas benar.
dalam Dengan nilai
perkemban jawaban :
gan anak Setuju = 1
autis. Tidak setuju
=0
Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
operasional

Cara Suatu cara Kuesioner Responden Skore : Ordinal


merawat dalam merawat menjawab Baik = ≥ 50
anak anak autis 22 %
autis untuk melihat pertanyaan Kurang
perkembangan dengan baik = < 50
anak yaitu pilihan %
perkembangan yang
interaksi sosial, dianggap
perilaku dan benar.
komunikasi. Dengan
Agar orang tua nilai
lebih jawaban :
memahami Setuju = 1
kebutuhannya. Tidak
setuju = 0
Hipotesis
Penelitian

Ada hubungan peran ayah terhadap


cara merawat anak autis di Sekolah
Luar Biasa (SLB) Negeri
Tanjungpinang tahun 2016.
Waktu dan Tempat
penelitian

Waktu terdiri dari tiga tahap :


tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap DI SLB Negeri
penyusunan laporan dilakukan, Tanjungpinang
mulai bulan Oktober 2016 dan
Januari 2017.
Populasi dan
Sample
Populasi di SLB Negeri :
15 orang

Sample : total sample


15 orang
Kriteria inklusi :
1. Ayah yang memiliki anak autis
2. Ayah yang menyekolahkan anaknya di SLB Negeri
Tanjungpinang
3. Ayah yang berada di kota tanjungpinang
4. Ayah dalam keadaan sehat
5. Bersedia menjadi responden

Kriteria eklusi :
1. Ayah yang tidak memiliki anak autis
2. Ayah yang tidak menyekolahkan anaknya di SLB Negeri
Tanjungpinang
3. Ayah yang tidak berada di kota tanjungpinang
4. Tidak bersedia menjadi responden
5. Ayah yang sedang sakit pada saat melakukan penelitian
Validitas adalah suatu indeks yang
menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur
apa yang diukur.

Responden yang sudah dilibatkan dalam uji


validitas, tidak akan diikutsertakan lagi dalam
peserta penelitian
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat mengukur dapat dipercayai
atau dapat diandalkan.

Penelitian uji reliabilitas dilakukan dengan


rumus Croanbach’s Alpha.
Uji univariate merupakan analisa yang
bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian :

Pada penelitian ini analisis univariat


dilakukan untuk mendeskripsikan variabel peran
ayah dan cara merawat anak autis menggunakan
data kategorik. Dan disajikan dalam bentuk
jumlah dan persentase.

Uji bivariat dilakukan terhadap dua variabel


yang diduga berhubungan atau berkorelasi

Pada penelitian ini menggunakan uji chi-


square karena variabel independent dan variabel
dependent berbentuk data nominal
Adapun syarat-syarat dalam penentuan
uji chi-square adalah data kategorik dengan
prinsip tabel 2 x 2, nilai expected count < 5
(kurang dari lima).

Bila P.Value > 0,05 berarti hipotesis ditolak. Uji


statistik menunjukkan tidak adanya hubungan
yang signifikasi.
Bila P.Value < 0,05 berarti hipotesis diterima. Uji
statistik menunjukkan adanya hubungan yang
signifikasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai