Anda di halaman 1dari 54

CASE REPORT II

SEORANG ANAK PEREMPUAN


DENGAN DHF DAN DSS

Oleh
Prala Ayu P., S. Ked
Sares Daselva., S. Ked
Pembimbing
dr. Sudarmanto, Sp.A
Identitas
• Nama lengkap : An. N
• Jenis Kelamin :P
• Tempat dan tanggal lahir : Siman, 18 Desember 2015
• Umur : 5 tahun
• Nama Ayah : Tn. S
• Umur : 49 tahun
• Pekerjaan ayah : Wiraswasta
• Nama ibu : Ny. E
• Umur : 40 tahun
• Pekerjaan ibu : Wiraswasta
• Alamat : Siman, Ponorogo
• Masuk RS tanggal : 11 April 2018
• Diagnosis masuk : DHF - DSS
Tanggal : kamis, 12 April 2018 Alloanamnesis di Bangsal Delima

KELUHAN UTAMA : Demam

KELUHAN TAMBAHAN : akral dingin,pusing, lemas,batuk, nyeri perut

Riwayat penyakit sekarang


• Pasien dibawa ke IGD RSUD ponorogo dengan keluhan demam. Keluhan dirasakan sejak
hari sabtu, 7 April 2018, 4 hari SMRS dan demam naik turun.1 hari SMRS kedua tangan
dan kaki pasien teraba dingin (hingga ke siku dan lutut) disertai keringat dingin tetapi badan
panas. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut (+), pusing (+), lemas (+), Batuk berdahak (+)
ketika di IGD. Sebelumnya pasien sudah berobat ke mantri tetapi belum ada perbaikan.
Keluhan saat ini demam (+), akral hangat (+), pusing (+), lemas (+), mimisan (-), nyeri perut
(-), mual (-), muntah (-), Batuk (+), pilek (-), nyeri perut (-). Nafsu makan menurun, namun
minum baik. BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat penyakit dahulu

Riwayat sakit serupa : diakui


Riwayat asma : diakui
Riwayat batuk pilek sebelumnya : diakui
Riwayat alergi : diakui
Riwayat typoid : diakui

Riwayat penyakit pada keluarga


Riwayat penyakit pada lingkungan
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat batuk pilek : disangkal Tetangga terkena penyakit serupa
Riwayat asma : diakui : diakui (4 orang)
Riwayat alergi : disangkal Kesan :
terdapat riwayat penyakit pada
lingkungan berhubungan dengan
penyakit pasien sekarang.
Pohon keluarga
Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat kehamilan ibu pasien
• Ibu G3P3A0 hamil saat usia 34 tahun. Ibu memeriksakan kehamilan secara
rutin ke bidan dan dokter terdekat. Ibu tidak pernah mengalami mual dan
muntah yang berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi selama
kehamilan, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil
(-). Ibu hanya mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan dan dokter.
Tekanan darah saat hamil normal. Perkembangan kehamilan dinyatakan
normal.
Riwayat persalinan ibu pasien
• Ibu melahirkan dibantu oleh bidan secara spontan, umur kehamilan 39
minggu, bayi langsung menangis dengan berat lahir 3500 gram, panjang
badan 50cm, cacat lahir (-). Ibu sempat mengalami perdarahan setelah
melahirkan karena plasenta tidak bisa lahir spontan.
Riwayat pasca lahir pasien
• Bayi perempuan lahir dengan BB 3500 gram, setelah lahir langsung
menangis, warna kulit kemerahan, bergerak secara aktif, tidak ada demam
atau kejang. ASI keluar pada hari pertama dan bayi dilatih menetek. Bayi
kontrol ke bidan 1 kali dan dinyatakan dalam keadaan baik.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan normal, riwayat PNC baik.
Riwayat makanan
• 0-6 bulan : ASI eksklusif.

• 6 bulan- 2 tahun : ASI, makanan pendamping ASI

• 2 tahun sampai sekarang : susu formula, makanan tambahan

• Kesan : Kualitas dan kuantitas cukup

Riwayat vaksinasi
Vaksin I II III IV V

6 bulan - -
Hepatitis B 0 hari 2 bulan

- - -
BCG 1 bulan -

6 bulan 2 tahun 5 tahun


DTP 2 bulan 4 bulan

6 bulan 2 tahun 5 tahun


Polio 2 bulan 4 bulan

6 tahun - -
Campak 9 bulan 2 tahun

• Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI


Sosial dan ekonomi
• Ayah (49 tahun, pekerja swata) dan ibu (40
tahun, ibu rumah tangga) penghasilan
keluarga ± Rp 3.000.000/bulan dan keluarga
merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

Lingkungan
• Pasien tinggal bersama kakek, nenek, orang
tua dan kakak-kakak pasien. Rumah terdiri
dari 5 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang
keluarga, dan satu dapur dengan disertai 1
kamar mandi yang berada di dalam rumah.
Sumber air berasal dari sumur. Rumah
berlantai keramik dengan ventilasi yang
cukup (terdapat 1 jendela tiap ruangan).
Disekitar rumah banyak genangan air.

Kesan : keadaan sosial ekonomi cukup &


kondisi lingkungan rumah cukup baik.
Anamnesis sistem
• Cerebrospinal : kejang (-), delirium (-), pusing (+)

• Kardiovaskuler :sianosis (-), keringat dingin (+)

• Respiratori : batuk (+), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak


nafas (-)

• Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri perut (+), BAB(+), nafsu
makan menurun

• Urogenital : BAK lancar(+), nyeri berkemih (-)

• Muskuloskeletal :lemas (+), deformitas (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-
),

• bengkak (-)

• Integumentum :bintik merah (+), ikterik (-)

• Otonom : demam (+)

• Kesan : Terdapat masalah pada sistem serebrospinal, kardoivaskuler,


respiratori, gastrointestinal, musculoskeletal, serta pada sistem otonom
(demam).
• Keadaan Umum: lemas
• Vital Sign
• TD :90/60
• Nadi : 125 x/menit
• RR : 28x /menit
• Suhu : 38ºC
• Status Gizi
• BB/TB : 25 kg/107 cm
• BMI :17,7 kg/m2
PEMERIKSAAN KHUSUS
• Kulit : warna kuning langsat, petechie (+),
turgor kulit baik
• Kepala : ukuran normocephal, rambut
warna hitam, jumlah cukup
• Mata :mata cowong (-/-), ca (-/-), si (-/-),
reflek cahaya (+/+), pupil isokor
• Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas
cuping hidung (-/-)
• Leher : pembesaran limfonodi leher (-),
massa (-), kaku kuduk (-)
Kesan : Terdapat kelainan
kedua lapang paru yaitu
Rhonki (+) dan wheezing (+)
Abdomen
• Inspeksi : distended (-), sikatrik (-), purpura (-)
• Auskultasi : peristaltik dalam batas normal
• Perkusi : timpani (+)
• Palpasi : turgor kulit baik, nyeri tekan (-)
• Hepar : tidak teraba membesar
• Lien : tidak teraba membesar
• Anogenital : tidak ada kelainan

• Kesan : Tidak terdapat kelainan pada abdomen .


• Ekstremitas : akral dingin (-), deformitas (-), kaku sendi (-),
sianosis (-), edema (-)
• Tungkai Lengan
• Kanan Kiri Kanan Kiri
• Gerakan : bebas bebas bebas bebas
• Tonus : normal normal normal normal
• Trofi : eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi

• Klonus Tungkai : (-) (-) (-) (-)


• Reflek fisiologis : biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek patella (+)
normal ,achiles (+) normal
• Refleks patologis : babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-),
rosolimo (-)
• Meningeal Sign : kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-),
brudzinski III (-), brudzinski IV (-)
• Sensibilitas : dalam batas normal

• Kesan : extremitas superior et inferior normal.


No Parameter Jumlah Satuan Nilai Rujukan
1. Leukosit 17.7 uL 4000-10000 /uL
2. Lymph# 1.3 uL 0.8-4.0
3. Mid# 0.9 uL 0.1-1.5
4. Gran# 15.5 uL 2.0-7.0
5. Lymph% 7.2 % 20.0-40.0
6. Mid% 5.2 % 3.0-15.0
7. Gran% 87.6 % 50.0-70.0
8. RBC 5.71 uL 3,50-5,5 / uL
9. HGB 16.1 gr/dl 11,0-16,0 g/dl
10. HCT 44.1 % 37-54%
11. MCV 77.2 femtoliter 80-100 fl
12. MCH 28.2 Pikograms 27-34 pg
13. MCHC 36.5 g/dl 32-36 g/dl
14. RDW-CV 13.4 % 11.0-16.0
15. RDW-SD 44.4 fL 35.0-58.0
16. PLT 327 uL 150.000-450.000/uL
17. MPV 7.8 fL 6.5-12
18. PDW 15.2 9.0-17.0
19. PCT 2.55 Ml/l 1.08-2.82
20. P-LCC 60 uL 30-90
Pasien dibawa ke rumah sakit masuk IGD dengan keluhan batuk dan sesak
sejak 6 hari SMRS. Malamnya pasien sudah di bawa ke IGD dikarenakan
demam, batuk, dan sesak. Batuk disertai dahak berwarna kekuningan.
Kemudian pasien mendapatkan pengobatan dengan nebulizer. Sesak
berkurang dan pasien dibawa pulang ke rumah. Keesokan harinya pasien
mengalami sesak berulang dan dibawa lagi ke IGD RSUD DR Hardjono.
Muntah (-), BAB dan BAK dalam batas normal.

Riwayat penyakit dahulu,keluarga dan lingkungan disangkal

Pasien mendapatkan makanan susu formula dan nasi.

Riwayat ANC baik dan PNC kurang baik, persalinan sectio caesarea prematur

Perkembangan dan kepandaian baik.

Imunisasi dasar lengkap, sesuai usia pasien saat ini.


RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK
• KU: Sedang
• Vital sign :Nadi 96x /menit, RR 30x/menit, Suhu : 36,3 ºC
• Kulit : dalam batas normal
• Kepala : ca (-/-), si (-/-)
• Leher : PKGB (-/-)
• Pemeriksaan thorax : SDV (+/+), ronkhi (+/+), weezing (+/+)
• Abdomen : bintik merah (-), ikterik (-)
• Extremitas superior et inferior normal.
LABORATORIUM
• Darah Rutin : Hasil laboratorium menunjukkan Leukosit
meningkat.
DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF

AKTIF INAKTIF

Sesak Demam

Batuk pilek
DIAGNOSA KERJA

Bronkitis asmatis
Rencana Terapi

• Infus RL 10 tpm makro


• O2 1-2 liter/menit
• Inj aminofilin 90mg selama 30 menit (serangan awal)
• Inj dexamethason 3x3,5 mg (iv)
• Inj Cefotaxim 3 x 400 mg (iv)
• PO : Parasetamol 4x1 C (jika demam)
• PO : Ambroxol Syr 2x5ml
• Nebulizer 3 x 5 menit
Rencana Tindakan
• Obsevasi Keadaan Umum
• Observasi Vital Sign

Rencana Edukasi
• Mengetahui penyakit yang berkaitan dengan penyakit yang diderita
• Segera memanggil bantuan atau membawa pasien ke rumah sakit
kembali jika didapatkan gejala yang sama
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad fungsionam : ad bonam
• Quo ad sanam : ad bonam
Tgl SOAP Talaksana

Pasien batuk dan sesak sudah - Infus RL 10 tpm makro


berkurang. Demam (-). BAB dan
- O2
BAK dalam batas normal.
Vital sign: - Inj Cefotaxim 3 x 400 mg (iv)
S: 37,1ºC, HR:98x/menit ,RR: - Nebulizer 3 x 5 menit
37/menit
- PO : Ambroxol syr 2x5ml
KU: baik
Kepala : CA (-/-), UUB normal,
08/01/ mata cekung (-), mukosa mulut
2016 kering (-), secret dari hidung (+),
Leher : PKGB (-)
Thorax :
Pulmo: Ronkhi (+/+), Whezzing
(+/+)
Cor: bising (-/-)
Abdomen: Peristaltik meningkat (-),
nyeri tekan (-)\
Ekstremitas: normal
Tgl SOAP Talaksana

Pasien batuk dan sesak berkurang.


Demam (-). BAB dan BAK dalam
- Infus RL 10 tpm makro
batas normal.
Vital sign: - Inj Cefotaxim 3 x 400 mg (iv)
S: 37ºC, HR:90x/menit, RR : - Nebulizer 3 x 5 menit
24xmenit
- PO : Ambroxol syr 2x5ml
KU: Baik
Kepala : CA (-/-), UUB normal, mata
09/01/
cekung (-), mukosa mulut kering (-),
2016
secret dari hidung (+),
Leher : PKGB (-)
Thorax :
Pulmo: Ronkhi (+/+), Whezzing (-/-)
Cor: bising (-/-)
Abdomen: Peristaltik meningkat (-),
nyeri tekan (-)
Ekstremitas: normal
Tgl SOAP Talaksana

Pasien batuk . sesak (-) - Lepas infus


Vital sign:
- Pasien pulang
S: 36 ºC, HR:96x/menit, RR
24x/menit
KU:Baik
Kepala : CA (-/-), UUB normal, mata
cekung (-), mukosa mulut kering (-),
secret dari hidung (-),
10/01/
Leher : PKGB (-)
2016
Thorax :
Pulmo: Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Cor: bising (-/-)
Abdomen: Peristaltik meningkat (-),
nyeri tekan (-)
Ekstremitas: normal
PEMBAHASAN
Diagnosis bronkitis
Pada penderita asmatis
ini dari ditegakkan
anamnesis berdasarkan
didapatkan adanya anamnesis, pemeriksaan
gejala bronkitis dan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
asma, dengan gejala batuk disertai dahak 6 hari SMRS disertai demam,
sedangkan gejala asma berupa sesak napas . Sehari SMRS, penderita
merasa sesak napas, namun berkurang setelah dilakukan nebulisasi di IGD
RSUD DR Hardjono Ponorogo. Serangan selanjutnya penderita langsung
dibawa ke rumah sakit lagi keesokan harinya. Selain itu, penderita ini juga
didapatkan
Pada riwayatgejala sesak
penyakit napas
dahulu episodik, mengi
didapatkan pasien(wheezing
sudah seringberulang),
mendapat rasa
dada tertekan,
serangan asma,dimana
pasiengejala timbul bila
juga memiliki penderita
riwayat alergi.terpajan dengan
Pada riwayat faktor
penyakit
pencetus.pasien juga ada yang memiliki riwayat asma dan alergi. Ini berarti
keluarga
sesuai faktor resiko pada asma.
TINJAUAN PUSTAKA
ASMA
DEFINISI

menurut GINA (Global Initiative For Asthma) 2002,


batasan asma menggambarkan konsep inflamasi
sebagai dasar mekanismenya. Asma didefinisikan
sebagai gangguan inflamasi kronik saluran nafas
dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel
eosinofil dan limfosit T
FAKTOR RESIKO
Faktor Pejamu Faktor Lingkungan Faktor Lingkungan
Mempengaruhi berkembangnya asma Mencetuskan eksaserbasi

 Prediposisi genetik Alergen di dalam ruangan  Alergen di dalam dan di luar


 Atopi  Mite domestik ruangan
 Hiperesponsif jalan  Alergen binatang  Polusi udara di dalam dan di
napas  Alergen kecoa luar ruangan
 Jenis kelamin (L:Pr =  Jamur (fungi, molds, yeasts)  Infeksi pernapasan
1,5-2 : 1) Alergen di luar ruangan  Exercise dan hiperventilasi
 Tepung sari bunga  Perubahan cuaca
 Jamur (fungi, molds, yeasts)  Sulfur dioksida
Infeksi pernapasan  Makanan, aditif (pengawet,
Infeksi parasit penyedap, pewarna makanan),
Status sosioekonomi obat-obatan
Diet dan obat  Ekspresi emosi yang
Obesitas berlebihan
 Asap rokok
 Iritan
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
Paramater klinis, Ringan Sedang Berat Ancaman henti
fungsi paru, napas
laboratorium

Kesulitan Berjalan Berbicara Istirahat


bernafas saat Bayi : menangis Bayi : Bayi berhenti
aktivitas keras - Tangis pendek makan
&lemah
- Kesulitan
makan

Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata- kata

Posisi Bisa berbaring Lebih suka Duduk bertopang


duduk lengan

Kewaspadaan Mungkin Biasanya Biasanya teragitasi Pusing/


teragitasi teragitasi bingung

Sianosis Tidak ada Ada ada Ada, nyata


Mengi Sedang, sering Nyaring, Sangat nyaring, Sulit/ tidak terdengar
hanya pada akhir sepanjang terdengar tanpa ( silent chest )
ekspirasi ekspirasi stetoskop

Sesak nafas Minimal Sedang berat

Retraksi Dangkal, retraksi Sedang, Dalam, Dangkal / hilang


intercostal ditambah ditambah nafas
retraksi cuping hidung
suprasternal

Laju napas Meningkat ± Meningkat + Meningkat ++ Menurun

Pedoman nilai baku laju napas pada anak sadar :


Usia Laju napas normal
< 2 bulan < 60 x / menit
2- 12 bulan < 50 x / menit
1 – 5 tahun < 40 x / menit
6- 8 tahun < 30 x / menit
Laju nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi

Pedoman nilai baku laju nadi pada anak sadar :


Usia Laju nadi normal
2 – 12 bulan < 160 x / menit
1 – 2 tahun < 120 x / menit
3- 8 tahun < 110 x / menit

FEV-1
- pra b. dilator > 60 % 40 -60 % < 40 %
- pasca b.dilator > 80 % 60 – 80 % < 60 %
Respon < 2 jam

Sa O2 % > 95 % 91 -95 % ≤ 90 %

Pa O2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg


( biasanya
tidak perlu
diperiksa )

Pa CO 2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg


Serangan Asma Ringan:
• sekali nebulisasi respon baik
• diobservasi 1 jam, bila tetap baik dipulangkan
• dibekali: obat β-agonis hirupan/oral diberi tiap 4-6 jam
• pencetus virus: corticosteroid oral untuk 3-5 hari.
• Kontrol ke klinik rawat jalan24 – 48 jam untuk re-evaluasi
tatalaksana.
Serangan Asma Sedang:
• Dalam observasi 1 jam gejala timbul kembali
• Pemberian nebulisasi 2 kali, menunjukan respon parsial.
• Observasi dan ditangani dalam ruang rawat sehari
• Obat: steroid sistemik (oral) metilprednisolon 0,5 – 1 mg/kgbb/ hari
untuk 3-5 hari.
• Atau steroid nebulisasi dosis tinggi 1600 ug
• Sebaiknya dipasang jalur parenteral
Serangan Asma Berat:
• Nebulisasi 3 kali berturut-turut tidak ada respon
• Harus Rawat di ruang rawat inap.
• Sejak awal dinilai berat: nebulisasi β-agonis + antikolinergik
• Oksigen 2- 4 L/menit sejak awal
• Pasang jalur parenteral
• Foto rontgent  deteksi pneumothoraks atau pneumo-mediastinum.
BRONKITIS
DEFINISI

Bronkitis ( bronchitis ) adalah peradangan (inflamasi) pada selaput


lendir (mukosa) bronkus (saluran pernafasan dari trachea
hingga saluran napas di dalam paru-paru). Peradangan ini
mengakibatkan permukaan bronkus membengkak (menebal)
sehingga saluran pernapasan relatif menyempit
ETIOLOGI

Bronkitis akut dapat disebabkan oleh :

Infeksi virus : influenza virus, parainfluenza virus, respiratory syncytialvirus


(RSV), adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.

Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilus


influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma
pneumoniae, Chlamydia pneumonia, Legionella).

Jamur

Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.


MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama bronkitis adalah batuk-batuk yang dapat berlangsung 2-3
minggu. Batuk bisa atau tanpa disertai dahak. Dahak dapat berwarna jernih,
putih, kuning kehijauan,atau hijau. Selain batuk, bronkitis akut dapat disertai
gejala berikut ini :

Demam (biasanya ringan)

Batuk (berdahak ataupun tidak berdahak).

Sesak napas, rasa berat bernapas,

Bunyi napas mengi atau ± ngik

Rasa tidak nyaman di dada atau sakit dada


DIAGNOSIS
Diagnosis dari bronkitis akut dapat ditegakkan bila; pada anamnesa pasien
mempunyai gejala batuk yang timbul tiba – tiba dengan atau tanpa sputum dan
Demam

Pemeriksaan fisik

• Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat, tidak sesak atau takipnea.
Mungkin ada nasofaringitis
• Paru:ronki basah kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah
batuk),wheezing dan krepitasi

Pemeriksaan penunjang

• Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia


• Laboratorium : Leukosit > 17.500.
PENATALAKSANAAN

Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan


keluhan).
Antitusif (penekan batuk):
• DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Codein 10 mg,
diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari.
Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah
dikeluarkan sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim
digunakan diantaranya: GG (glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol,
dan lain-lain.
Antipiretik : parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya, digunakan jika
penderita demam.
Bronkodilator ,
• diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain.
KOMPLIKASI

Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik

Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan
gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia

Pleuritis

Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi

Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau


Bronkietaksis
Umur Alat Inhalasi
< 2 tahun Nebuliser, Aerochamber, Babyhaler
2 - 4 tahun Nebuliser, Aerochamber, Babyhaler
MDI dengan alat peregang (spacer)
5 - 8 tahun Nebuliser,
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler,
Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler)

> 8 tahun Nebuliser,


MDI
Alat hirupan bubuk (DPI)
Autohaler
Metered dose Inhaler (MDI)
Metered Dose Inhaler dengan spacer
Dry powdered Inhaler
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai