Anda di halaman 1dari 47

ASPEK KEPERAWATAN

PADA NEONATUS KASUS


BEDAH
LITANURLITA,M.Kep.,Sp.Kep.An
Multiple regression analysis of variables significantly
increasing the duration of intensive care unit stayfor
surgical neonates (N = 95)

Bhatti, K. M., Al-Balushi, Z. N., Sherif, M. H., Al-Sibai, S.M., Khan, A. A., Mohammed, M. A., ... & Kripail, M. (2015). Factors
responsible for the prolonged stay of surgical neonates in intensive care units. Sultan Qaboos University medical journal,
15(1), e91.
PENDAHULUAN

ELEKTIF
EMERGENCY

Pada Neonatus kelainan kongenital


merupakan salah satu alasan dilakukannya
tindakan pembedahan
Kelainan Kongenital Kasus Bedah

Gastroschizis Hirschsprung Omphalokel

Malformasi Atresia Atresia


Anorektal esopagus Duodenum
PERANPERAWAT……..??
Pengkajian

Perumusan
Evaluasi Neonatus diagnosa
pre-post
operasi

Implementasi Perencanaan
PENGKAJIAN

SUBJEKTIF OBJEKTIF

 Keluhan utama • Pemeriksaan


 Wawancara fisik
 Riwayat kesehatan • Observasi

Nursalam (2012). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktis.


Jakarta: salemba Medika
Masalah Keperawatan
Pre & Ggn. Oksigenasi
Post-op Thermoregulasi
Ggn. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Ggn. Nutrisi
Ggn. Eliminasi
Nyeri
Ggn. Tumbuh Kembang
Risiko Infeksi
Resiko Injuri
Impaired parenting
Intervensi Keperawatan
Pre & Manajemen Oksigenasi
Post-op Manajemen Thermoregulasi
Manajemen Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Manajemen Nutrisi
Manajemen Eliminasi
Manajemen Nyeri
Manajemen Tumbuh Kembang
Manajemen Risiko Infeksi
Manajemen Resiko Injuri

Manajemen Persiapan Keluarga dalam PolaAsuh


Manajemen Oksigenasi
• Posisikan bayi menghidu dan nyaman
• Tengkurap dengan kepala miring ke
kiri atau kanan (hindari nyeri)
• Bersihkan jalan napas dari lendir atau
darah dengan tekanan < 100 mmHg
atau < 1,5 Kpa
• Menyiapkan alat dan melakukan
pemasangan supralaryngeal air way
devices (Oro atau nasopharingal
airway, laryngeal mask airway)
• Menyiapkan alat dan melakukan
intubasi
Manajemen Oksigenasi
• Menyiapkan alat dan
memberikan terapi oksigen
melalui low flow oksigen (nasal
kanul, binasal kanul), NIV dan
ventilator
• Melakukan kalibrasi alat NIV dan
ventilator
• Melakukan inisial setting
CPAP/NIV dan ventilator
(kolaborasi dan sesuai dengan
klinikal pathway yang telah
disepakati bersama)
• Melakukan evaluasi pada pasien
yang terpasang CPAP dan
Ventilator
Manajemen Oksigenasi
• Melakukan pengambilan darah untuk
pemeriksaan AGD
• Melakukan interpretasi AGD dan
melakukan kolaborasi tindakan
• Melakukan evaluasi gawat napas
(downes score)
• Melakukan penanganan trouble
shooting pada CPAP dan ventilator
• Menyiapkan alat untuk pemasangan
CTT/WSD
• Melakukan evaluasi pada pasien yang
terpasang WSD/CTT
Mempertahankan keadequatan oksigenasi

Pengaruh Nesting tehadap saturasi o2 dan nadi

Penyebab  Stimulasi berlebihan

Saraf otonom + hypothalamic-pituitary adrenal (HPA)

1. perubahan warna kulit (pucat,


berbercak, sianosis), Pengeluaran h. Kortisol
2. tremor,
3. terkejut,
4. denyut jantung cepat tidak teratur,
5. terdapat jeda respirasi/periodic
breathing,
6. gasping,
7. takipneu
Mempertahankan Keadequatan Oksigenasi Dengan
NESTING

Corff et al dalam Buonocore dan Bellieni(2008),


hasil:
1. Penurunan denyut nadi secara signifikan pada 6-
10 menit setelah penusukan
2. Penurunan rerata waktu menangis
3. Penurunan gangguan tidur
4. Penurunan skala nyeri
Stop !!
Manajemen termoregulasi coldstress
• Segera keringkan bayi dari sejak
bayi dilahirkan
• Memasang topi, diapers dan
plastik (pada bayi < 1500 gram)
• Tempatkan diatas infant warmer
atau dalam incubator dengan
setting sesuai (32 – 35)
• Atur kelembaban inkubator (70 –
85% pada bayi < 7 hari,
diturunkan s.d 50 % setelah 7
hari)
• Berikan liquid parafin/ oil
• Berikan emollient
Manajemen cairan elektrolit
• Melakukan identifikasi kebutuhan
cairan dan elektrolit (usia, BB dan
nilai laboratorium elektrolit)
• Menghitung kebutuhan cairan dan
elektrolit (60 s.d 160 ml/kgBB/hari)
• Memasang akses intravena perifer
atau sentral
• Melakukan monitoring akses
intravena perifer dan sentral
• Memberikan cairan dan elektrolit
melalui akses perifer atau sentral
Manajemen cairan elektrolit
• Melakukan interpretasi dan mengenal tanda
gejala terjadinya gangguan akibat nilai
elektrolit kritis (kolaborasi)
• Melakukan evaluasi tanda-tanda
kekurangan dan kelebihan cairan
• Melakukan pengukuran intake dan output
(menghitung keseimbangan cairan), urine
out put: 1 – 3 ml/kgBB/ jam, IWL sesuai
BB
• Melakukan pengukuran
cardiak output
• Melakukan mengukuran
tekanan darah (MBP: > 35mmHg)

Cloherty, 2012
Manajemen nutrisi
• Melakukan identifikasi kebutuhan
nutrisi sesuai usia, BBdan tingkat
kegawatan penyakit (karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineral)
• Menghitung kebutuhan nutrisi setiap
hari, goal : 90 – 130 kcal/kg/day
• Memasang akses enteral (OGT/NGT)
dan akses intravena sentral
(PICC/UVC)
• Melakukan monitoring akses enteral
• Memberikan nutrisi melalui oral,
enteral atau parenteral
• Inisial feeding 10 – 20 ml/kgBB/hari

Cloherty, 2012
Manajemen nutrisi
• Melakukan pengukuran residu lambung
(tidak rutin)
• Melakukan evaluasi bising usus di semua
kuadran
• Melakukan penimbangan BB/ hari (ideal
tengah malam), 15 – 20 gram/kg/hari
• Mengukur panjang badan, goal: 1 cm/week
• Mengukur lingkar kepala, goal: 0,5-1
cm/week
• Melakukan penyajian ASI atau susuformula
dengan benar (resiko infeksi)
• Melakukan evaluasi kelebihan atau
kekurangan nutrisi (fenton chart)
• Melakukan oral motor
Intervensi nutrisi post-operasi
neonatus
The age of neonates at first full enteral feed is
of special concern

• Inisiasi dini dan pencapaian full feeding pd neonatuskasus


bedah meningkatkan outcome dan LOS
Apakah bayi stabil? Usia gestasi? Pengkajian fungsi
pencernaan?
• Mulai inisiasi awal (5-20 mlASI/kgBB/jam) dalam waktu 12
jam post-op, bahkan kasus anastomosis intestinal setelah
operasi abdomen.
• Dilanjutkan dg susu dengan kalori tinggi
Sharp M, Bulsara M, Gollow I, Pemberton P.Gastroschisis: Early enteral feeds may improve outcome. JPaediatr Child Health.
2000;36:472–6Lewis SJ,Egger M, Sylvester PA,Thomas S. Early enteral feeding versus “nil by mouth” after gastrointestinal surgery:
Systematic review and meta-analysis of controlled trials. BMJ. 2001;323:773–6
Ekingen G, Ceran C, Guvenc BH, Tuzlaci A, Kahraman H. Early enteral feeding in newborn surgical patients. Nutrition. 2005;21:142–6.
Protocol for neonatal minimal enteral
feeds with expressed breast milk

Bhatti, K. M., Al-Balushi, Z. N., Sherif, M. H., Al-Sibai, S. M., Khan, A. A., Mohammed, M. A., ... &
Kripail, M. (2015). Factors responsible for the prolonged stay of surgical neonates in intensive
care units. Sultan Qaboos University medical journal, 15(1), e91.
Bhatti, K. M., Al-Balushi, Z. N., Sherif, M. H., Al-Sibai, S. M., Khan, A. A., Mohammed, M. A., ... &
Kripail, M. (2015). Factors responsible for the prolonged stay of surgical neonates in intensive
care units. Sultan Qaboos University medical journal, 15(1), e91.
Manajemen pencegahan injuri
• Melakukan identifikasi faktor resiko
terjadinya injuri
• Pasang tanda resiko jatuh tinggi pada
inkubator
• Tutup jendela inkubator dankunci
• Lakukan positioning secara berkala
posisi tidur bayi
• Dampingi bayi pada saat dilakukan
tindakan invasif
• Rawat luka dengan tehnik modern
dressing dan steril
• Pastikan posisioning sesuai dengan
posisi fisiologis
Manajemen pencegahan infeksi

• Melakukan identifikasi resiko


terjadinya infeksi
• Melakukan tehnik septik dan aseptik dengan tepat
• Memelakukan tidakan invasif dengan tehnik steril
• Melakukan pengisian bundle infeksi (bundle VAP,
IADP, ISK, ILO)
• Melakukan kohorting
• Melakukan minimal handling dengan tepat
• Menghindari tindakan invasif yang tidak perlu
Manajemen pencegahan infeksi
• Melakukan cuci tangan FIVE MOMENT
• Melakukan peracikan terapi intravena dengan benar
• Memberikan terapi intravena (antibiotik) dengantepat
• Melakukan evaluasi dan monitoring kejadian sepsis
(kolaborasi)
• Melakukan interpretasi hasil laboratorium atau radiologi
kearah adanya infeksi
• Melakukan pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan kultur
• Rawat kebersihan kulit
• Lakukan oral hygiene
Kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 68,2% kematian bayi

• PenggunaanAPD
yang tepat
• Cuci tangan
(handrub,
handwashing,
prosedural,
INFECTION inkubator)
CONTROL • Kohorting
• Kelembaban
• Dekontaminasi
• Disinfeksi
Practicial Guidlines for Infection Control in Helath Care Facilities,WHO 2012
Penggunaan APDyang tepat
It is important touse personal
protective equipment
effectively, correctly, and at all
times where contactwith
patient’s blood, body fluids,
excretions and secretionsmay
occur.

seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau
sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Practicial Guidlines for Infection Control in Helath Care Facilities,WHO 2012
CUCITANGAN  Handrub
 Handwash
 Prosedural
 Inkubator

The hospital setting is a good setting for


communication about personal
hygiene, such as informing visitors and the
general public about hygiene
rules such as washing hands.

Practicial Guidlines for Infection Control in Helath Care Facilities,WHO 2012


Environment
• Ventilation
1) Adanya
maintenance/validation
efisiensi filter
2) Temperatur 20-22 derajat C
3) Kelembaban 30%-60% 
inhibit bacterialmultiplication

Special air handling for airborne precautions


Negative air pressure (contaminant areaand
patient with infection by the airborneroute)

Cleaning of the hospitalenvironment


1) Gunakan pengepel basah dan tidak menyapukering,
2) Area dengan darah/cairan tubuh  deterjen danair
3) Ruang isolasi  deterjen dan air setiaphari

Practicial Guidlines for Infection Control in Helath Care Facilities,WHO 2012


Pencegahan sepsis ‘risiko’
Bundle Pencegahan sepsis
Hand hygine

Full-barier precaution

2% chlorhexidine skin antiseptic

Hindari rute femoral

Matching michigan

Alcock, G., Liley, H. G., Cooke, L., & Gray, P.H. (2017). Prevention of neonatal late-onset sepsis: a randomised controlledtrial.
BMC pediatrics, 17(1),98.
PERHATIKAN!!
Development Guideline
• Izinkan untuk penggunaan pacifier
• Gunakan suara yang lembut
Rekomendasi AAP: 45-65 db
• Sentuhan, ayunan, pelukan pada bayi, pembedongan pada
bayi dapat memberikan rasa nyaman (comfort)  NESTING
• Pertahankan bayi tetap hangat (temperatur)
• Hilangkan rasa takut yang dialami oleh orangtua
Family Center Care, parent-staff communication,
edukasi
• Bayi juga merasakan sakit
Assasment dan Manajemen Nyeri yang tepat
Nishani Lucas. Developmental care in the neonatal unit. Sri Lanka Journal of Child Health, 2015; 44(1): 45-52
Korner AF,Constantinou JC,Singer L, Zeskind P.The neurobehavioral assessment of the preterm infant. Biobehavioral
Assessment of the Infant. 2001:381–397.
CEMAS
ORANGTUA
STRES

PERANPERAWAT:
1. Mengurangi kecemasan dan stres
2. Mendukung peran aktif (kolaborasi dgkeluarga)
3. Memahami perbedaan kultur, pengetahuan dankoping
keluarga
4. Melibatkan keluarga dalam setiap pengambilan keputusan
selama memberikan asuhan/ selama dirawat (informasi yang
baik dan jelas serta diskusi)
NID
Developmental Care
C
AP
Stress Yang DialamiKeluarga
Emosi yang paling sering dialami oleh orangtua:

Anak nya bisa meninggal


Anak akan merasakan nyeri
Perubahan pada tubuh anak (Kecacatan)
Defisit pengetahuan
Kesulitan pengambilan keputusan
Manajemen Anxietas Pada Keluarga

Family center care

Parent-staff communication

Edukasi preoperatif

Simeone, et al. (2017). Comparative Analysis: Implementation of a Pre-operative Educational Intervention to Decrease Anxiety Among Parents of Children With Congenital Heart Disease. Journal of
PediatricNursing.
ArshadiBostanabad, Mohammad, et al. "Effect of Family-centered Intervention in Neonatal Intensive Care Unit on Anxiety of Parents." International Journal of Pediatrics 5.6 (2017): 5101-5111.
Hasanpour, M., Alavi, M., Azizi, F., Als, H., & Armanian, A. M. (2017). Iranian parent-staff communication and parental stress in the neonatal Intensive Care Unit. Journal of Education and Health
Promotion,6.
Edukasi Orangtua

Simeone, et al. (2017). Comparative Analysis: Implementation of a Pre-operative Educational Intervention to Decrease Anxiety Among Parents of
Children With Congenital Heart Disease. Journal of Pediatric Nursing.
MANFAAT PEMBERIAN EDUKASI

1.Clarification of parent understanding and perceptions


of their chronic illness and caredecision
2. Promotion of informed decision making and
control over the situation
3.Diminished emotional stress associated with an
unfamiliar environtment and unknown prognosis
4. Improved adaptation to stressful situations
5. Improved satisfaction with the carereceived
6. Improved relationship with the healthcare team

Urden, L.D., Stacy, K.M.,& Lought, M.Em. 2014. Critical care nursing: Diagnosis and management.
Seventh edition. Mosby Elsevier.
Penggunaan Musik
Musik lullaby Brahm’s yang didengarkan bayi selama 30 menit di malam

Hari rentang jam 19.00-20.00 selama 3 hari

Lydia. (2017). Engaruh terapi musik lullaby terhadap heart rate, respiration rate dan saturasi
oksigen pada bayi prematur dengan alat bantu napas di neonatologi intensif care unit(nicu)
rumah sakit ibu anak limijati bandung
NEONATAL/ INFANT PAINSCALE

Pourrezaei, K., Pourshoghi, A., Barati, Z., & Zakeri, I. (2017). 2 Pain Assessment Using. Neurophotonics and Brain Mapping, 21.
Mahmud, S., Shah, S.A., & Khattak, S. Z. (2017). NEONATALPAINAND PREVENTIVESTRATEGIES:AN EXPERIENCEIN ATERTIARYCAREUNIT. Journal
of Ayub Medical College Abbottabad, 29(1), 42-44.
PENGKAJIANNYERI

Pourrezaei, K., Pourshoghi, A., Barati, Z., & Zakeri, I. (2017). 2 Pain Assessment Using. Neurophotonics and Brain Mapping, 21.
Mahmud, S., Shah, S.A., & Khattak, S. Z. (2017). NEONATALPAINAND PREVENTIVESTRATEGIES:AN EXPERIENCEIN ATERTIARYCAREUNIT. Journal
of Ayub Medical College Abbottabad, 29(1), 42-44.
MANAJEMEN NYERI NEONATUS

Pourrezaei, K., Pourshoghi, A., Barati, Z., & Zakeri, I. (2017). 2 Pain Assessment Using. Neurophotonics and Brain Mapping, 21.
Mahmud, S., Shah, S.A., & Khattak, S. Z. (2017). NEONATALPAINAND PREVENTIVESTRATEGIES:AN EXPERIENCEIN ATERTIARYCAREUNIT. Journal
of Ayub Medical College Abbottabad, 29(1), 42-44.
International Association for TheStudy
of Pain. Acute pain management in IASP. Acute pain management in
newborn infants. 2011; 9(6): 1-6
newborn infants. 2011; 9(6): 1-6
Gangguan Tidur Post Operasi Akibat
Nyeri
Melawan stimulasi
Tahaan Tidur Premature:
1. Deep sleep
2. Light sleep
3. Sleepiness Perkembangan
4. Slow wake otak
5. Active wake
6. Crying
7. Transitive stage

Tayebeh Reyhani, Somayeh Ramezani, Hasan Boskabadi, Seyedreza Mazlom . Evaluation of the
effect of nest posture on the sleep-wake state of premature infants. Evidence Based Care Journal, 6
(1): 29-36
Discharge Planning
• Orientasikan keluarga dalam setiap proses
perawatan (DPJP,perawat, ahli gizi, farmasi dan
bagian administrasi)
• Libatkan keluarga dalam mengambil keputusan
selama proses perawatan
• Informasikan dan jelaskan setiap perkembangan
penyakitnya dan tatalaksana yang akan diambil
• Ajarkan dan mandirikan keluarga selama perawatan
di rumah sakit dan siapkan keluarga mampu
dengan mandiri merawat anaknya selama di rumah
Evaluasi
• Melakukan evaluasi respon pasien setiap akan dan
setelah dilakukan tindakan/implementasi (formatif)
• Melakukan evaluasi sesuai target yang ditentukan
(evaluasi sumatif)
• Hasil capaian didokumentasikan dalam catatan
perkembangan terintegrasi pasien serta berikan
informasi kepada orangtua/keluarga
• Evaluasi discharge planning dalam setiap tahap
pembelajaran dalam memandirikan keluarga
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai