*PPDS Ilmu Kesehatan Anak, RSUD DR. Saiful Anwar, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
**Divisi Respirologi, RSUD DR. Saiful Anwar, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
• Necrotizing enterocolitis (NEC) adalah penyakit kritis yang umum terjadi pada bayi prematur.
• Kejadian NEC bervariasi antara unit perawatan intensif neonatal, dengan prevalensi rata-rata sekitar 7%
pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (VLBW) yaitu bayi dengan berat lahir kurang dari 1500g.
• Kematangan barier usus dan disbiosis mikrobiota usus dapat berkontribusi pada peradangan usus dan
• Bell’s stage membagi tingkat keparahan penyakit ini dan memandu pendekatan pengobatan.
• Pada stage I dan II, terapi meliputi antibiotik spektrum luas dan nutrisi parenteral, dengan penghentian
• Pada stage III, gejala memburuk atau penyakit lebih parah, seperti instabilitas hemodinamik, jumlah trombosit
rendah, CID, peritonitis, atau pneumoperitoneum. Pada kasus-kasus ini, operasi biasanya diperlukan.
• Tingkat kematian pada kasus NEC yang membutuhkan operasi berkisar antara 3 hingga 30%.
• Operasi yang melibatkan reseksi usus besar dapat menyebabkan sindrom usus pendek.
• Secara histologis, terjadi adaptasi struktur usus yang tersisa, seperti pemanjangan vili, pelebaran kripta, dan
peningkatan proliferasi enterosit. Perubahan ini meningkatkan kapasitas penyerapan usus yang tersisa.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi populasi pasien yang terkena NEC, mengumpulkan data
REFERENSI
5. Ou J, Courtney CM, Steinberger AE, Tecos ME, Warner BW. Nutrition in necrotizing enterocolitis and following intestinal resection. Nutrients. 2020; 18(2):12(2). https://doi.org/10.3390/nu12020520.
6. Schnabl K-L, Van Aerde J-E, Thomson A-B, Clandinin M-T. Necrotizing enterocolitis: a multifactorial disease with no cure. World J Gastroenterol. 2008;14(14):2142–61. https://doi.org/10.3748/wjg.14.2142.
7. Warner BW. The pathogenesis of resection-associated intestinal adaptation. Cell Mol Gastroenterol Hepatol. 2016;2(4):429–38. https://doi.org/10.1016/j. jcmgh.2016.05.001..
Metode
Desain Penelitian Observational prospective study
• Data diambil dari rekam medis:kondisi klinis, usia saat diagnosis, progress penyakit, terapi nutrisi, dan
manajemen pembedahan + jumlah kunjungan (perawatan multidisiplin)
Prosedur • Tujuan utama: mengevaluasi survival rate, distribusi dan karakteristik dengan single cohort, serta
evaluasi perbedaah pendekatan dan observasi kemungkinan clinical outcomes
• Data ditampilkan dalam tabel standar
• Variabel kategori disintesis menjadi frekuensi, persentase, dan distribusi statistik
Persetujuan Etik Sesuai panduan ”Declaration of Helsinski” dan disetujui oleh the ethical committee of the center
• Pada rangkaian kasus kami, karena prematuritas, banyak bayi mulai mendapatkan
• Rata-rata, bayi dalam populasi kami mendapatkan nutrisi parenteral selama 50 hari.
lipid minyak zaitun, 5 bayi menerima emulsi lipid kedelai, dan 1 bayi menerima
• 2 bayi menerima karnitin, 4 bayi menerima suplemen zat besi secara oral, 1 bayi menerima suntikan
• Dari bayi dibedah, 5 bayi menjalani reseksi usus dengan pemasangan ileostomi (27,8%), 4 bayi hanya
menjalani pemasangan ileostomi (22,2%), 1 bayi menjalani kolostomi, dan 2 bayi tidak menjalani reseksi
• Dalam kelompok bayi yang menjalani pembedahan, reintroduksi nutrisi enteral dilakukan rata-rata
Temuan radiologis yang diamati adalah pneumoperitoneum (38,9%), air fluid level (38,9%),
dan distensi intestinal (38,9%). Pneumatosis portal dan aerobilia merupakan tanda radiologis
yang kurang sering ditemukan.
Diskusi
• Masalah pencegahan NEC adalah pengenalan nutrisi enteral dan jenis formula yang diberikan.
• ASI terbukti sebagai faktor perlindungan, dengan insiden NEC yang lebih rendah
• Komponen ASI, seperti IgA, faktor pertumbuhan, dan asam lemak poliunsaturasi, berkontribusi pada
• Oligosakarida dalam ASI juga memiliki efek merangsang pertumbuhan flora bakteri yang sehat.
• Berat lahir rendah dan prevalensi NEC bedah yang tinggi dapat menjelaskan tingginya tingkat
REFERENSI
9. Morgan J, Bombell S, McGuire W. Early trophic feeding versus enteral fasting for very preterm or very low birth weight infants. Cochrane Database Syst Rev. 2013;3:CD000504. https://doi.org/10.1002/14651858.CD000504.pub4.
10. Nangia S, Vadivel V, Thukral A, Saili A. Early Total enteral feeding versus conventional enteral feeding in stable very-low-birth-weight infants: a randomised controlled trial. Neonatology. 2019;115(3):256–62. https://doi. org/10.1159/000496015.
11. Meinzen-Derr J, Poindexter B, Wrage L, Morrow AL, Stoll B, Donovan EF. Role of human milk in extremely low birth weight infants’ risk of necrotizing enterocolitis or death. J Perinatol. 2009;29(1):57–62. https://doi.org/10.1038/ jp.2008.117.
Diskusi
• Terapi medis NEC yaitu pemberian antibiotik spektrum luas, puasa, dan inisiasi nutrisi parenteral.
• Reintroduksi pemberian makanan enteral secara dini terkait dengan lebih sedikit komplikasi dan
• Puasa enteral yang terlalu lama dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan zat gizi, atrofi mukosa
usus, pertumbuhan bakteri berlebihan, dan komplikasi pada nutrisi parenteral yang berkepanjangan.
• Penting untuk meminimalkan puasa dan memulai kembali pemberian makanan enteral segera
REFERENSI
18. Valpacos M, Arni D, Keir A, Aspirot A, Wilde JCH, Beasley S, et al. Diagnosis and Management of Necrotizing Enterocolitis: an international survey of neonatologists and pediatric surgeons. NEO. 2018;113(2):170–6.
19. Hock AM, Chen Y, Miyake H, Koike Y, Seo S, Pierro A. Initiation of enteral feeding after necrotizing enterocolitis. Eur J Pediatr Surg. 2018;28(1):44–50.
20. Bohnhorst B, Müller S, Dördelmann M, Peter CS, Petersen C, Poets CF. Early feeding after necrotizing enterocolitis in preterm infants. J Pediatr. 2003; 143(4):484–7.
Diskusi
NUTRISI PARENTERAL
• Nutrisi parenteral diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan mempercepat pemulihan.
• Pemberian nutrisi enteral secepat mungkin setelah ada perbaikan klinis dapat mengurangi
• ASI memiliki efek pelindung terhadap NEC karena kandungan komponen-komponen seperti IgA,
• Pemilihan emulsi lipid yang tepat pada nutrisi parenteral, seperti Smoflipid, dapat mengurangi risiko
REFERENSI
31. Kalish BT, Le HD, Fitzgerald JM, Wang S, Seamon K, Gura KM, et al. Intravenous fish oil lipid emulsion promotes a shift toward anti- inflammatory proresolving lipid mediators. Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol. 2013;305(11):G818–28.
32. Muhammed R, Bremner R, Protheroe S, Johnson T, Holden C, Murphy MS. Resolution of parenteral nutrition–associated jaundice on changing from a soybean oil emulsion to a complex mixed-lipid emulsion. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2012;54(6):797–802.
33. Mundi MS, Martindale RG, Hurt RT. Emergence of mixed-oil fat emulsions for use in parenteral nutrition. J Parenter Enter Nutr. 2017;41(1S):3S–13S.
Diskusi
PEMBEDAHAN
• Pada kasus NEC yang mengalami komplikasi seperti perforasi usus, perlu dilakukan operasi.
• Jenis operasi dapat bervariasi, seperti reseksi usus dengan pemasangan enterostomi, pemasangan
• Setelah reseksi usus yang luas, dapat terjadi kegagalan usus yang membutuhkan adaptasi usus
• Pemberian ASI memberikan banyak manfaat dalam adaptasi usus, terutama karena kandungan
Pemberian ASI merupakan pencegahan terbaik untuk NEC, dan penting untuk
memperkenalkan nutrisi enteral secara dini. Tidak ada strategi nutrisi lain yang terbukti efektif
dalam mencegah penyakit ini. Diagnosa dini dengan biomarker spesifik sangat penting, dan
manajemen penyakit ini membutuhkan pendekatan multidisiplin. Studi lebih lanjut diperlukan
untuk mengidentifikasi strategi nutrisi yang ideal dan marker patologi spesifik.
CRITICAL APPRAISAL
Judul Necrotizing enterocolitis in the preterm: newborns medical and
nutritional Management in a Single-Center Study
Comparison/
• ASI versus formula, jenis emulsi lemak yang berbeda, dan durasi puasa.
Control
• Ya, tujuan penelitian ini mengevaluasi populasi pasien yang terkena NEC,
mengumpulkan data klinis mereka, dan menganalisis implikasi gizi dari NEC.
• Pembanding tidak dinyatakan dengan jelas dalam teks. Tidak ada informasi
yang menyebutkan kelompok pembanding atau kelompok kontrol yang
digunakan dalam penelitian ini.
Importance
Apakah outcome dari penelitian ini penting dan relevan bagi pasien?
Applicability