Anda di halaman 1dari 28

Perawatan Perioperatif dan Asuhan

Keperawatan Anak Apendisitis


Pediatric Nursing II

Lecturer : Ns. Lia Kartika, M.Kep., Sp.Kep.An.

Dilarang memperbanyak karya tulis ini, termasuk fotokopi, tanpa ijin tertulis dari Universitas Pelita Harapan
Persiapan Pre Operatif
• Pengkajian Pre Operatif  tanggung jawab utama saat
merawat anak yang akan menjalani operasi.
• Tujuan: Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
membawa anak berisiko mengalami efek samping dari proses
operasi yang tidak diharapkan dan menginformasikan orang
tua akan risiko potensial yang mungkin dialami anak.
• Anak memiliki insidens kejadian henti jantung/ cardiac arrest
lebih tinggi dari klien dewasa  efek anesthesia.
• Anak yang mengalami cardiac arrest ini umumnya memiliki
penyakit yang berat dan kompleks dan yang memiliki status
pernapasan yang buruk.
Persiapan Pre Operatif Cont.

• Risiko insidens kejadian kritis perioperative adalah berisikonya


anak yang diklasifikasian dalam status pengkajian anesthesia,
usia, kegawatdaruratan tindakan operatif dan adanya penyakit
penyerta.
• Anak dengan penyakit sistem pernapasan dan kardiovaskular,
prematuritas, penyakit neuromuscular, dan riwayat penggunaan
obat steroid dalam jangka waktu lama berisiko tinggi
mengalami komplikasi perioperative.
• Kaji usia anak, tingkat perkembangan, prosedur yang akan
dijalani, persiapan pre operatif dan status psikologis klien serta
keluarga.
• Identifikasi faktor yang dapat mempengaruhi tindakan operatif
dan upaya pemulihan untuk mendapatkan hasil yang optimal
Persiapan Pre Operatif Cont.

• Kaji riwayat adanya infeksi saluran pernapasan atas ataupun


bawah terkini. Dalam beberapa kasus, operasi dapat ditunda
sampai anak pulih, khususnya jika tindakan operatif
membutuhkan intubasi endotrakeal. Penundaan dapat
berlangsung sekitar 4-6 minggu.
• Penggunaan Laryngeal Mask Airway selama pemberian anestesi
membantu menurunkan kejadian komplikasi saluran
pernapasan.
• Anak yang mengalami Asma berisiko mengalami komplikasi
karena kemungkinan terjadi bronkospasme kolaborasi
pemberian kortikosteroid dan beta agonist
Persiapan Pre Operatif Cont.

• Bayi premature berisiko terjadi apnea selama usia 6 bulan


kehidupan  regional anestesi menunjukkan penurunan risiko
apnea selama 12 jam post operasi. Penelitian menunjukkan
terapi kafein menurunkan angka kejadian apnea post operatif.
• Bayi dengan dysplasia bronkopulmonal memiliki risiko
hipoksema dan gagal jantung kanan  PICU untuk observasi
ketat.
• Auskultasi murmur patologis rujuk segera ke dokter jantung
anak.
• Kaji kelainan jantung bawaan dan informasikan kepada dokter
anestesi. Terapi antibiotik profilaksis dapat diberikan untuk
mencegah Bacterial Endocarditis.
Persiapan Pre Operatif Cont.

• Anak dengan kelainan neuromuskular berisiko mengalami


peningkatan tekanan intrakranial, karena terjadi vasodilatasi
pembuluh darah serebral selama proses induksi.
• Gangguan fungsi pernapasan dan penurunan reflek dapat
terjadi di anak yang mengalami kelemahan neuromuskular
seperti distrofi otot.
• Anak yang menerima terapi obat antikonvulassan harus
dilakukan pengecekan dosis untuk mencegah komplikasi.
• Anak dengan Sickle Cell Anemia berisiko mengalami komplikasi
post operaso karena efek bius umum. Kaji, tipe Sickle Cell,
tanggal krisis terkini dan keterlibatan organ lain.
Persiapan Pre Operatif Cont.
• Hidrasi dan pemberian transfusi dapat
diberikan pre operasi untuk mencegah
hipoksia, hipotermia, hypovolemia dan
hipoperfusi perioperatif & post operatif.
• Pemeriksaan darah rutin tidak
direkomendasikan, pemeriksaan darah
dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi
tiap anak/ individualized.
• Nilai hematokrit perlu ada dari bayi < 1
tahun, anak perempuan yang sedang
menstruasi dan kondisi kronik lainnya.
• Pemeriksaan crossmatch untuk kantung
PRC dilakukan jika ada indikasi tranfusi
darah.
Persiapan Pre Operatif Cont.
• Lakukan pemeriksaan darah 24-48 jam
sebelum operasi dan pastikan hasil
sudah ada di rekam medis.
• Orang tua dan anak harus mendapat
edukasi akan adanya komplikasi
potensial dan alasan/ rasional
diperlukannya pemeriksaan darah
tersebut.
• Infomasikan dengan segera hasil
laboratorium yang abnormal kepada
dokter bedah untuk menentukan
keputusan dilanjutkan/ dibatalkannya
suatu tindakan operasi
• Informed Consent
Persiapan Pre Operatif
Edukasi tentang Persiapan Keluarga terhadap Prosedur
• Nama prosedur
• Tujuan dari prosedur
• Perkiraan durasi waktu pelaksanaan prosedur
• Antisipasi efek dari prosedur
• Tanda-tanda dari efek samping
• Kaji tingkat pemahaman keluarga
• Beri contoh/ demonstrasikan dan validasi keluarga untuk
melakukan kembali demonstrasi yang telah dicontohkan
Tabel ini dikeluarkan oleh American Society of
Anesthesiologists: Practice guidelines for preoperative fasting
and the use of pharmacologic agents to reduce the risk of
pulmonary aspiration: application to healthy patients
undergoing elective procedures, Anesthesiology 90(3):896–905,
1999.
• Rekomendasi ini diperuntukkan bagi klien yang sehat yang
akan menjalani operasi elektif Periode puasa berlaku untuk
semua usia.
• Contoh clear liquids adalah air putih, jus buah tanpa serat buah,
teh encer dan kopi hitam.
• Susu formula diperlakukan serupa dengan makanan padat
untuk waktu pengosongan lambung.
• Makan ringan terdiri dari roti dan clear liquids.
• Makanan yang berasal dari makanan yang digoreng atau
makanan berlemak seperti daging dapat memperpanjang
waktu pengosongan lambung.
• Baik jumlah maupun tipe makanan yang dicerna harus
dipertembangkan dalam menentukan masa puasa untuk
persiapan operasi.
Parental Presence
• Beberapa rumah sakit
melibatkan orang tua
untuk dapat hadir selama
proses induksi/ pemberian
anestesia.
• Edukasi yang tepat
membantu orang tua
memahami tahapan
anestesia, apa yang
diharapkan dan
bagaimana cara
mendukung anaknya.
Parental Presence
• Perawat membantu menyatukan orang tua dan anak sesegera
mungkin setelah operasi.
• Selama operasi berjalan, keluarga diarahkan di ruang tunggu
dan perawat harus selalu menginformasikan kemajuan
jalannya informasi.
• Orang tua juga harus mengetahui dimana dan kapan dapat
mengunjungi anak post operasi.
Parental Presence

Penelitian mengungkapkan
bahwa kehadiran orang tua
selama proses induksi
membantu menurunkan
kecemasan anak dan orang
tua, menurunkan dosis obat
bius post operatif dan
menurunkan insidens
terjadinya delirium, serta
memperpendek waktu
kepulangan klien.
Perawatan Post Operatif
1. Yakinkan semua alat siap pakai untuk mendukung
perawatan anak
• Tempat tidur/ inkubator tersedia.
• Infus pump, alat suction, oksigen dan flow meter.
2. Dapatkan data dasar
• Kaji tanda-tanda vital; mencakup tekanan darah  Posisikan
manset di lengan klien dan kempiskan manset untuk
meminimalkan gangguan yang dialami anak.
• Observasi tanda-tanda vital lebih sering jika ada temuan
abnormal.
• Inspeksi area operasi
• Cek balutan, beri tanda jika ada area perdarahan di balutan
atau di gips dengan pulpen
• Kencangkan kembali jika ada balutan yang mengendur
Perawatan Post Operatif
• Observasi area dibawah area operasi jika ada drainase darah,
tempatkan lebih rendah dari posisi tidur klien
• Kaji adanya perdarahan atau gejala lain di area yang tidak
ditutup dengan balutan, misalnya area tenggorokan setelah
operasi tonsilektomi.
• Kaji warna kulit dan karakteristik serta kaji tingkat kesadaran
dan tingkat aktivitas anak.
3. Informasikan ke dokter jika ada ketidaknormalan kondisi
anak
4. Kaji nyeri anak
Perawatan Post Operatif
5. Baca dengan cermat advis dokter beda setelah
melakukan pengkajian awal dan cek jika ada pesanan pre
operatif seperti pengobatan jantung atau pengobatan
kejang yang telah dipesan dan dapat diberikan melalui
jalur yang ada (pemberian via oral menjadi kontra
indikasi).
6. Kaji peristaltik usus.
7. Observasi akan tanda syok, distensi abdomen, dan
perdarahan.
8. Kaji akan adanya distensi kandung kemih.
9. Observasi tanda dan gejala dehidrasi.
Perawatan Post Operatif
10. Kaji tanda-tanda infeksi:
• Observasi TTV setiap 2 – 4 jam
• Kumpulkan specimen yang dibutuhkan (misalnya darah atau
urine)
• Inspeksi tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, rasa
panas, nyeri, dan adanya pus/ nanah
11. Infeksi pernapasan kerap kali menjadi komplikasi:
• Auskultasi bunyi nafas untuk mengidentifikasi bunyi nafas
abnormal
• Untuk menghindari pneumonia hipostatik, pernafasan dapat
dilatih menggunakan incentive spirometer
• Ganti posisi anak setiap 2 jam dan motivasi anak melakukan
teknik tarik nafas dalam.
Appendicitis
• Kasus kegawatan area abdomen paling
sering muncul
• Apendisitis adalah suatu proses
inflamasi dan infeksi yang terjadi di
Apendiks vermiformis.
• Paling sering pada usia 11-12 tahun,
jarang di usia bayi, sering Misdiagnose.

Etiologi
- Obstruksi lumen Apendiks oleh
hyperplasia jaringan limfoid
submukosa.
- Infeksi virus
- Fecalith.
Appendicitis Cont.
Patofisiologi
Obstruksi  Distensi  menghambat
aliran darah balik vena maupun arteri
 iskemia  nekrosis  perforasi.
Pada fase awal, klien mengalami
nyeri hilang timbul di sekitar
umbilicus (T 10). Dengan semakin
kongestinya  permeabilitas kapiler
di daerah App bertambah 
ekstravasasi cairan menuju
intraperitoneal  nyeri berpindah ke
abdomen kuadran kanan bawah.
Perforasi? Isi lumen Apendiks akan https://images.app.goo.gl/PUzQw4AN9RQKZHg18
keluar  Peritonitis.
Appendicitis Cont.
Manifestasi Klinis
- Nyeri abdomen hilang timbul,
lalu berpindah ke abdomen
kuadran kanan bawah.
- Demam, mual, muntah
- Diare

Pemeriksaan Fisik
- Klien menunjukkan lokasi nyeri. https://images.app.goo.gl/yWg3QWrbw2c5udbF7
- Dimulai dari sisi abdomen yang
tidak sakit.
- Muscle Rigidity?
- Rectal Touche
Appendicitis Cont.
Test Diagnostik
- Leukositosis
- BNO (sulit ditemukan)
- USG (noncompressible tubular
structure 6mm or wider pada
abdomen di kuadran kanan bawah,
apendikolit, cairan dalam lumen
apendik)
- CT Scan – Akurasi 97%,
pertimbangkan paparan radiasi.
https://images.app.goo.gl/MMw31n2Ath6KqqSRA

Penatalaksanaan Medis
- Tindakan operasi
- Antibiotik, Analgetik post operasi
- Terapi intravena
Appendicitis Cont.
Sistem Skoring
The Samuel Score The Alvarado Score
RLQ tenderness elicited by cough, hopping or Migration of pain to RLQ
percussion
Anorexia Anorexia
Elevated temperature Nausea/vomiting
Nausea/vomiting Tenderness in RLQ
Tenderness over right iliac fossa Rebound pain
Leukocytosis Elevated temperature ( >37,3oC )
Increased polymorphonuclear neutrophil% ( ie, Leukocytosis ( >10.000/ul )
left shift on white blood cell differential )
Migration of pain Left shift

Komplikasi
Peritonitis, Abses intraperitoneal, Fistula enterokutaneus
Appendicitis Cont.
Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Nutrisi < kebutuhan tubuh
3. Cairan < kebutuhan tubuh
4. Risti infeksi

NIC
1. Pain Management
2. Nutrition Management
3. Fluid Management
4. Infection Control
Appendicitis Cont.
Nursing Consideration
• Kaji nyeri secara komprehensif (P, Q, R, S, T, U, V)
• Amati perubahan perilaku anak dalam menghadapi nyeri.
• Saat dicurigai app, maka waspadalah dalam pemberian laksatif/
enema, ataupun mengompres area perut dengan kompresan
hangat. Hal ini memicu motilitas usus dan meningkatkan risiko
perforasi.
• Askep untuk kondisi post operasi app non perforasi sama
dengan askep dengan post operasi abdomen yang lainnya.
• Perawatan anak dengan app perforasi membutuhkan perhatian
khusus dan kompleks.
Appendicitis Cont.
Nursing Consideration
• Pantau ketat balans cairan, terapi cairan intravena, kondisi NPO
dan NG tube diletakkan lebih rendah dari lambung untuk
dekompresi lambung sampai usus siap untuk mencerna.
• Auskultasi bising usus menjadi perhatian penting.
• Pantau dan evaluasi pemberian antibiotik.
• Jaga kepatenan drain operasi dan observasi area luka operasi.
• Perawat memberikan edukasi dan dukungan psikososial untuk
meningkatkan koping adekuat dan mengurangi kecemasan
anak maupun orang tua.
References
Bowden, V. R. & Greenberg, C. S. (2010). Children and their families (2nd ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Departemen Ilmu Kesehatan Anak. (2013). Tata laksana berbagai keadaan gawat
darurat pada anak. Cetakan pertama Universitas Indonesia. Jakarta

London, M. L., Ladewig, P. A., Ball, J. W., Bindler, R. C., & Cowen, K. J. (2011).
Maternal & Child Nursing Care. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Hockenberry, M. J. & Wilson, D. (2011). Wong’s Nursing Care of Infants and


Children (9thed.). Missouri: Elsevier Mosby. Available at
https://www.elsevier-elibrary.com/pdfreader/wongs-nursing-care-infants-
children58115

Anda mungkin juga menyukai