Pengembangan
Pertanian Perkotaan di
Indonesia Tahun 2030
Studi Kasus : DKI Jakarta
Oleh
Indonesia turut menandatangani dokumen Perpres 59/2017 tentang Pelaksanaan Salah satu tujuan dalam SDGs yaitu
Transforming Our World: The 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan meningkatkan ketahanan pangan dan
Agenda for Sustainable Development (SDGs) membuktikan keseriusan nutrisi, serta mempromosikan pertanian
pemerintah untuk mencapai SDGs berkelanjutan
Salah satu targetnya adalah Disusunnya Desain Besar untuk Tahun 2016. DKI Jakarta terpilih sebagai
peningkatan 30% produksi Pertanian Perkotaan DKI Jakarta Resilient Cities yang salah satu upaya
mencapainya dengan pertanian perkotaan
pertanian hingga Tahun 2030
Sumber: Podes 2008 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2018, Diolah
Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
2. Backcasting
Backcasting merupakan metode perencanaan dimana diawali dengan menetapkan masa depan yang
diinginkan, kemudian bekerja dengan langkah ke belakang untuk mengidentifikasi kebijakan dan program
apa yang akan menghubungkan masa depan yang ditentukan dengan kondisi saat ini. Tujuan dari backcasting
adalah menentukan aksi atau tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Jika forecasting memprediksi masa depan berdasarkan analisis trend saat ini, backcasting menggunakan
pendekatan untuk mendiskusikan masa depan dari arah yang berlawanan. Metode ini digunakan saat kondisi
masa depan yang diinginkan sudah ditetapkan, dan selanjutnya langkah-langkah didefinisikan untuk
mencapai kondisi tersebut, sehingga tidak seperti forecasting yang hanya mengekstrapolasikan pola yang
terbentuk dari data saat ini. Bentuk dari backcasting dapat berupa rencana aksi.
Analisis Situasi
2016 Dalam 5 tahun terakhir, tidak ada peningkatan
kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB DKI Jakarta,
melainkan cenderung semakin menurun.
0,1% 0,09% Akan tetapi, apabila dilihat dari nilainya
mengalami sedikit kenaikan, yaitu Rp. 1,76 triliun pada
tahun 2014 menjadi 1,99 triliun pada tahun 2016.
2010-2014 Kontribusi tersebut senilai 1,76 triliun rupiah pada tahun
2014 juga mampu menghidupi sekitar 12.000 rumah
Kontribusi Sektor Pertanian, tangga lebih.
kehutanan, dan Perikanan Produksi pertanian padi dan perikanan tangkap
Terhadap PDRB maupun budidaya menjadi penyumbang terbesar dalam
sektor pertanian, kehutanandan perikanan.
Analisis Situasi
Luasan Sawah
Terjadi penurunan luasan sawah padi
secara drastis sebesar 79% dari tahun 2003 -
2016.
Alih fungsi lahan sawah menjadi
pemukiman, pusat perbelanjaan, dan
perkantoran telah menjadi faktor penyebab hal
tersebut. Perkembangan pembangunan tersebut
sulit dikendalikan melihat Kota Jakarta
merupakan kota tujuan para urban.
Sumber: Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup, 2017
Sumber: Google Earth, 2018, Diolah
Padi
Rentang waktu tahun 2010–2015, terjadi
penurunan produksi padi sebesar 43%.
Produksi padi yang kurang dari 6000 ton per
tahun ini, berdampak tidak dapat memenuhi
kebutuhan pangan 10 juta jiwa penduduk DKI
Jakarta dan imigran yang sebagian besar
merupakan pekerja. Sumber: DKI Jakarta Dalam Angka, 2016
Analisis Situasi
Analisis Situasi
Perikanan
Hasil budidaya ikan di kolam mengalami
penurunan signifikan pada tahun 2010-2013
kemudian naik pada tahun 2014 dan sedikit
turun pada taun berikutnya.
Ini juga menunjukkan peluang untuk
pengembangan sektor perikanan darat dengan
budidaya di kolam. Pemanfaatan lahan sempit
dan juga situ atau waduk untuk perikanan air
tawar bisa menjadi salah satu peluang
pengembangan pertanian perkotaan.
Sumber: Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup, 2017
Luasan Sawah Kecenderungan
A. Luasan lahan pada tahun 2030, menggunakan metode “analisis trend yaitu Perubahan
least square method” sebagai berikut :
Tahun Y X XY X2
a = 6949 / 7 = 992,71 b = -2966 / 28 = -105,93
( Luasan Sawah)
Y = 6846,86 + 238,11X ( Untuk tahun 2030 nilai X adalah 18) 2011 9516 -1 -9516 1
Y = 6846,86 + (238, 11 x 18) = 11132,84 Ton
◉ Dapat dilihat dari data 2015 bahwa produksi padi hanya 6361 ton dan 2012 1104 0 0 0
prediksi jumlah produksi padi tahun 2030 adalah 11132,84 ton, untuk 2013 10268 1 10268 1
perubahannya tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
2014 7541 2 15082 4
◉ Setiap tahunnya hanya mengalami kenaikan sekitar 400 - 500 ton pertahun.
Hal ini akan berdampak pada DKI Jakarta tidak akan bisa memenuhi 2015 6361 3 19083 9
kebutuhan padi pada tahun 2030.
Jumlah 47928 0 6667 28
◉ DKI Jakarta harus mempersiapkan kondisi kekurangan produksi padi pada
tahun 2030 dengan cara membuat kebijakan untuk memenuhi kebutuhan
Sumber: Olah Data, 2018
yang dapat diwujudkan dalam visi - misi DKI Jakarta.
Sayuran Kecenderungan
Sayuran pada tahun 2030, menggunakan metode “analisis trend yaitu least Perubahan
square method” sebagai berikut :
a = 339067 / 7 = 48438,14 b = 447747 / 28 = 15990,96 Tahun Y X XY X2
( Produksi
Sayur)
Persamaan garis linearnya : Y = 48438,14 + 15990,96X
Untuk tahun 2030, dapat diramalkan jumlah sayuran di DKI Jkarta : 2010 35627 -3 - 9
Y = 48438,14 + 15990,96X ( untuk tahun 2030 nilai X adalah 18) 106881
Y = 48438,14 + ( 15990,96x 18) = 336275,42 Ton
2011 15854 -2 -31708 4
◉ Dapat dilihat dari data 2015 bahwa produksi sayuran hanya 206114 ton
2012 61956 -1 -61956 1
dan prediksi jumlah produksi padi tahun 2030 adalah 336275,42 ton,
untuk perubahannya tidak mengalami peningkatan yang signifikan. 2013 9082 1 9082 1
◉ Setiap tahunnya hanya mengalami kenaikan sekitar 6000 - 7000 ton
2014 10434 2 20868 4
pertahun. Hal ini akan berdampak pada DKI Jakarta tidak akan bisa
memenuhi kebutuhan sayuran pada tahun 2030. 2015 206114 3 618342 9
◉ DKI Jakarta harus mempersiapkan kondisi kekurangan produksi sayuran i
Jumlah 339067 0 447747 28
pada tahun 2030 dengan cara membuat kebijakan untuk memenuhi
kebutuhan yang dapat diwujudkan dalam visi - misi DKI Jakarta.
Sumber: Olah Data, 2018
Perikanan Kecenderungan
A. Produksi perikanan pada tahun 2030, menggunakan metode “analisis trend
Perubahan
yaitu least square method” sebagai berikut : Tahun Y X XY X2
a = 35917,201 / 7 = 5131,03 ( Produksi Ikan)
b = -30243,6 / 28 = - 1080,13
2010 13674,997 -3 -41025 9
Persamaan garis linearnya : Y = 5131,03 - 1080,13X
Untuk tahun 2050 dapat diramalkan jumlah produksi padi di DKI Jakarta : 2011 5616,637 -2 -11233,3 4
Y = 5131,03 - 1080,13X ( Untuk tahun 2030 nilai X adalah 18)
Y = 5131,03 - ( 1080,13 x 18) = -14311,31 Ton 2012 4155,71 -1 -4155,71 1
● Diketahui bahwa produksi perikanan pada tahun 2015 hanya 35917,201 ton, dari 2013 3035,727 1 3035,727 1
tahun 2009 sampai 2015 mengalami penurunan yang cukup besar yang
disebabkan karena perubahan iklim. 2014 5167,755 2 10335,51 4
● Dari peramalan yang dilakukan untuk tahun 2030 bahwa DKI Jakarta
2015 4266,375 3 12799,13 9
kekurangan produksi sebanyak -14311,31 ton, sementara produksi perikanan
yang tersedia hanya 35917,201 ton , sehingga trendnya menurun untuk tahun - Jumlah 35917,201 0 -30243,6 28
tahun kedepannya akan mengalami penurunan jumlah produksi perikanan.
● Pemerintah DKI Jakarta harus memikirkan dan mencarikan solusi dalam Sumber: Olah Data, 2018
mengatasi masalah ini dengan cara menetapkan kebijakan melalui program yang
ditetapkan untuk meningkatkan jumlah produksi perikanan di DKI Jakarta.
Kecenderungan Perubahan
B. Menggunakan metode backcasting
● Pada kasus ini, telah ditetapkan apa yang ingin di capai di masa depan. Hal itu ditetapkan dalam buku “Desain Besar
Pertanian Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 - 2030” yang memiliki 3 target utama salah satunya meningkatkan 30%
produksi pertanian.
● Hal yang perlu dilakukan untuk mencapai target tersebut dengan cara memiliki empat komponen utama yang terdiri
dari (1) kebijakan dan regulasi, (2) pelaksanaan pertanian perkotaan, (3) lingkungan hidup, dan (4) monitoring,
evaluasi, dan pengelolaan pengetahuan.
● Untuk mencapai target tersebut ada beberapa tindakan yang sudah mulai dilakukan dengan adanya peningkatan dan
pengembangan teknologi budidaya tanaman pangan dan hortikultura
● Dari tahun ke tahun telah banyak perubahan yang dilakukan untuk meningkatkan 30% produksi pertanian namun dalam
pelaksanaan pertanian perkotaan juga masih dilakukan oleh masing-masing lembaga sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
● Belum banyak inisiasi untuk membangun kerjasama secara luas antar lembaga untuk melaksanakan pertanian
perkotaan secara luas di banyak wilayah DKI Jakarta. Hal ini juga disebabkan belum adanya mekanisme koordinasi
antar pelaku pertanian perkotaan untuk membangun sinergi dan kerjasama yang lebih efektif.
● Pengetahuan tentang pertanian yang berbasis ruang seperti dalam pertanian perkotaan, belum banyak diketahui oleh
masyarakat dan pelaku lainnya.
Gambaran Masa Depan
Apabila didasarkan oleh Trend Analysis yang telah dilakukan, dapat diambil dua kesimpulan
terhadap perkiraan kondisi pertanian di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2030, yakni:
● Lahan pertanian di DKI Jakarta akan habis akibat terjadinya alih fungsi lahan
menjadi lahan terbangun.
20XX
Layaknya intensifikasi pertanian Terciptanya jaminan terhadap Dilakukannya penyuluhan serta Diciptakannya mekanisme
dengan teknologi dan sarana mutu, terbukanya akses pasar peningkatan keterampilan kerjasama serta pembagian
pertanian, peningkatan akses langsung, dan konsistensi terutama dalam pemanfaatan peran penyedia sarana dan
modal dana, berikut dengan produktivitas pertanian teknologi pertanian teknologi pertanian perkotaan
penyediaan air.
Gambaran Masa Depan
3. Lingkungan Hidup, meliputi:
a. Pertanian perkotaan yang adaptif terhadap perubahan iklim dan bencana
Penerapan pertanian yang adaptif terhadap banjir guna minimalisir kerugian
pertanian
Meskipun itu, strategi yang direncanakan untuk memenuhi target yang ingin dicapai
masih bersifat normatif, dengan banyaknya ketentuan dasar serta mekanisme, baik dalam
kerjasama maupun pelaksaannya, yang tidak dijelaskan secara spesifik.
Gambaran Masa Depan
Tidak hanya itu, target untuk meningkatkan produktivitas pertanian sebesar 30% pada tahun
2030 meskipun terbilang ambisius masih belum dapat memenuhi kebutuhan pangan
bagi 11,31 juta penduduk DKI Jakarta tahun 2030 ke depan.
Terdapat empat tahap skenario dalam rencana aksi pertanian perkotaan DKI Jakarta Tahun 2018-2030
Berikut rencana aksi setiap tahapan skenario visi masa depan (2030) hingga mundur pada kondisi saat ini (2018) :
Prognosis
Tahun No Atribut Indikator Bentuk Rencana aksi
Skenario Tahun 2030 : sustainable Farming
melaksanakan efisiensi produksi dengan teknologi ramah
efisiensi produksi
Aksi-20 lingkungan (pengalihan beban waktu, kampanye teknologi
pertanian
pertanian ramah lingkungan)
Peningkatan
community farming Implementasi dan pengembangan pembinaan dan
2 kualitas SDM Aksi-12
development sosialisasi serta kemitraan
pertanian
Terjaminya
perencnaan sistem penanggulangan resiko
implementasi
2022 3 resilience planning Aksi-13 bencana banjir dan perubahan iklim berdasarkan
regulasi
aturan yang telah dibuat
kebencanaan
dukungan
politik
terintegrasi pengimplementasian regulasi politik dan
political farming
4 dalam satu Aksi-14 pengembangan pendanaan pertanian perkotaan
development
kesatuan dalam wilayah DKI Jakarta
wilayah DKI
Jakarta
Prognosis
Tahun No Atribut Indikator Bentuk Rencana aksi
Skenario Tahun 2018 : base farming palnning and design
Pembentukan payung hukum pertanian perkotaan
tata ruang pertanian terintegrasi dengan yang terintegrasi dengan rencana pembangunan
Aksi-1
rencana pembangunan wilayah untuk mempertahankan lahan pertanian yang
law design of semakin terbatas
1
farming Penegakkan hukum mempertahankan open space
open space dipertahankan dan diprioritaskan sebagai tangkapan air untuk mempertahankan kualitas
Aksi-2
sebagai cadangan lahan pertanian air petanmian dan cadangan lahan pertanian yang
semakin terbatas
Adanya regulasi politik dalam mendukung pembentukan regulasi politik dalam kegiatan pertanian
Aksi-5
kegiatan [ertanian perkotaan perkotaan
2018
pembinaan SDM yang mampu menggunakan teknologi
Adanya pembinaan SDM pertanian Aksi-6 pertanian, kreatif dan proaktif dalam pengembangan
produksi dan pemasaran