Anda di halaman 1dari 30

WORKSHOP PELAKSANAAN PROGRAM

PONEK DI RUMAH SAKIT KAB/KOTA

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN RUJUKAN


DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
BANDUNG, 29 SEPTEMBER 2014
TEMA
KONSEP MANAJEMEN KOLABORASI
PELAYANAN PONED-PONEK
PROGRAM PONEK DI RS

Rumah Sakit MAMPU PONEK 24 jam • Peningkatan kemampuan layanan


kesehatan PONEK di RS Kab/Kota

Rumah Sakit yang MAMPU


menyelenggarakan pelayanan
TUJUAN
kedaruratan maternal dan neonatal
secara komperhensif dan
terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7
hari dalam seminggu KEBIJAK
AN
KHUSUS/
TEKNIS
KEBIJAKAN PONEK DI RS • Sesuai RENSTRA UKP Tahun 2014
yaitu 100% RS telah menyelenggarakan
PONEK TARGET
Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan SASARAN 2014
Neonatal.
• AKB menjadi 24/1000 KH dan
AKI menjadi 118/100.000 kh
RS MAMPU PONEK 24 jam di masing –
masing kab / kota.
Pembinaan Puskesmas PONED oleh RS kab /
kota yang berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan kab / kota setempat
KEBIJAKAN PONEK
•Minimal 1 Rumah Sakit PONEK untuk setiap Kabupaten/ Kota (didahului
dengan pemetaan sesuai kebutuhan)
•Siap 24 jam sehari, 7 hari seminggu
REGIONALISASI •Kerjasama Dinkes dengan Rumah Sakit untuk pembinaan Puskesmas
PONED, Puskesmas, RS/ Klinik, Dokter Praktik Swasta/ Bidan Praktik Swasta
di sekitarnya

•Komprehensif (multi disiplin)


PELAYANAN •Paripurna (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)

•On The Job Training (OJT)


PENGEMBANGAN SDM •Lokakarya PONEK
•Evaluasi Pasca Lokakarya

•Standarisasi dan pengadaan peralatan dan obat


PENGEMBANGAN •Penyediaan bank darah
PERALATAN DAN OBAT •Penyediaan peralatan penunjang diagnostik (BDRS)
•Penyediaan Peralatan Penunjang Diagnostik (Lab & Diagnostik)
Strategi Bina Upaya Kesehatan Rujukan

• sarana
• Prasarana PROCESS
• Alat
• SDM
• POKJANAS PONEK dan PONED
• Provincial Trainer • Persentase RS Kab/Kota
• Tim PONEK di RS dan Kab/Kota yang melaksanakan
• Peningkatan Kompetensi RS PONEK PONEK 100%
INPUT • MONEV dan BIMTEK terhadap RS yang telah
dilatih PONEK OUTPUT
• Pembentukan sistem rujukan PONEK -
PONED  Improvement Collaborative

OUTCOME:
Peningkatan Pelayanan Program Ponek di RS Kab / Kota
IMPACT :Menurunnya AKB dan AKI
Grafik Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun
1980-2015
(dalam 100.000 kelahiran hidup).

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN


RUJUKAN

2008 2012
UPAYA PENINGKATAN PONEK DI RUMAH SAKIT
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan Tim

Workshop

Merupakan tindaklanjut dari


PONEK workshop

In House On The Job


Training Training (OJT)

Mengawasi/ mengevaluasi kinerja


unit maternal dan neonatal di RS
setempat
Ruang Lingkup Pelayanan PONEK
di RS

Disesuaikan
Unit Gawat Darurat Kamar Operasi / dengan kelas
Ruang Perawatan
(UGD) Ruang Tindakan masing-masing
RS

Secara singkat dapat dideskripsikan sebagai berikut:


• Terbentuknya TIM PONEK TERPADU 24j/ 7hari/minggu
• Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif.
• Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan.
• Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan seksio saesaria.
• Perawatan intermediate dan intensif ibu dan bayi.
• Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi.
RS PONEK 24 jam harus dapat terukur melalui:

Standar Kinerja Standar Penilaian


Manajemen Kinerja Klinis
• SDM • Disesuaikan dengan
• Sarana dan Prasarana masing-masing kelas RS
• Obat-obatan
• Manajemen
• Sistem Informasi
Daftar RS Ponek Provinsi Jabar
1 Kota Bandung RSUP Dr. Hasan Sadikin
2 RS Al Ihsan Bandung
3 RS Al Islam Bandung (swasta)
4 Kab. Bandung RSU Soreang
5 RSU Majalaya
6 Kab. Bekasi RSU Kab Bekasi
7 Kab. Bogor RSU Cibinong
8 RSU Ciawi
9 Kab. Ciamis RSU Ciamis
10 Kab. Cianjur RSU Cianjur
11 Kab. Cirebon RSU Waled
12 RSU Arjawinangun
13 Kab. Garut RSU Dr. Slamet Garut
14 Kab. Indramayu RSU Indramayu
15 Kab. Karawang RSU Karawang`
16 Kab. Kuningan RSU 45 Kuningan
17 Kab. Majalengka RSU Cideres
18 RSU Majalengka
19 Kab. Purwakarta RSU Bayu Asih
20 Kab. Subang RSU Subang
21 Kab. Sukabumi RSU Sekarwangi
22 RSU Pelabuhan Ratu
23 RSUD Jampang Kulon
24 Kab. Sumedang RSU Sumedang
25 Kab. Tasikmalaya RSU Kab. Tasikmalaya (persiapan)
26 Kota Bandung RSU Kota Bandung (Ujung Berung)
27 Kota Bekasi RSU Kota Bekasi
MANAJEMEN KOLABORASI PELAYANAN
PONED DAN PONEK
• "Perbaikan kolaborasi" adalah sistem
pembelajaran bersama yang menyatukan
sejumlah besar tim untuk bekerja sama untuk
secara cepat mencapai perbaikan yang
bermakna dalam proses, kualitas dan efisiensi
pada area tertentu dari pelayanan, dengan
maksud menyebarkan metode ini ke situs lain.
• Kunci dari kolaborasi adalah Kesamaan Visi,
Misi,Tujuan, Persepsi dan kesepakatan pada
Standar yang sama untuk melakukan
perbaikan diantara pengampu atau pelaku
program kesehatan. Bimbingan teknis dan
dukungan dari seluruh pengampu/mitra
akan sangat menentukan upaya perbaikan
yang dijalankan.
MANAJEMEN KOLABORASI
PELAYANAN PONEK-PONED

Adalah “Bentuk kerjasama antara


Pelayanan Mampu PONED dan Mampu
PONEK dalam rangka peningkatan atau
perbaikan kualitas pelayanan yang
dilaksanakan secara terpadu dan
terintegrasi “
TUJUAN
Pendekatan Improvement Collaborative Mampu
PONEK dan PONED adalah pendekatan
manajemen pengembangan kolaborasi yang
dilakukan agar terjadi sistem pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang
berkesinambungan dalam penanganan kasus
emergensi/ komplikasi maternal dan neonatal
dalam wilayah regional sistem rujukan
MANFAAT

 Terciptanya komunikasi yang positif


 Dicapainya efisiensi dan efektivitas PONEK dan
PONED.
 Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Neonatal (AKN)
Prinsip Metode Peningkatan Mutu

1. Memahami dan berfokus pada kebutuhan klien


2. Memahami bagaimana proses pelayanan berfungsi
dalam sistem
3. Menggunakan data untuk mengukur hasil 
melakukan analisa, kajian serta mengukur efek
perubahan dengan data.
4. Melibatkan tim manajer, penyedia layanan dan
pemangku kepentingan masyarakat dalam upaya
perbaikan
Kriteria Membangun perbaikan kolaborasi
dengan tim yang efektif :
1. Memiliki tujuan dan sasaran yang jelas serta standar yang sama atas
dasar komitmen bersama.
2. Adanya pembagian peran dan tugas dalam tim.
3. Ada eterbukaan dan saling mempercayai antar anggota tim.
4. Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing.
5. Anggota tim selalu mendukung keputusan, prosedur dan pengawasan
yang dibuat bersama.
6. Apabila terjadi konflik diselesaikan dengan jalan konsensus dan bersifat
konstruktif.
7. Kegiatan tim berfokus pada hasil, proses dan isi.
8. Tim memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat
keputusan dengan baik.
9. Kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dengan baik. Inti dari
suatu hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan saling membutuhkan
(interdependensi) untuk bekerjasama.
10. Tim dapat mengelola peningkatan penghargaan terhadap individu yang
berprestasi (individual self esteem).
PELAKSANAAN
1. Menyusun rencana penyelenggaraan PONED di Puskesmas
dan Mampu PONEK di RS dibahas secara lintas program dan
lintas sektor.
2. Menyusun kerangka kegiatan dalam upaya mencapai
tujuan, berdasarkan rencana yang disusun, mencakup
kegiatan-kegiatan teknis, non teknis dan manajemen
3. Membangun dan menggerakan peran serta masyarakat
4. Membangun sistem rujukan yang berfungsi baik, efektif dan
efisien
5. Penyelenggaraan (manajemen) PONED di Puskesmas dan
Mampu PONEK di RS, dalam rangka mencapai target
cakupan dan keberhasilan PONED dan Mampu PONEK
6. Pencatatan dan Pelaporan
SASARAN
 Dinas Kesehatan Provinsi
 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Puskesmas termasuk PKM Mampu PONED
 Rumah Sakit termasuk RS Mampu MAMPU
PONEK
 Lintas sektor dan lintas program lainnya
yang mendukung pelaksanaan Manajemen
Kolaborasi (IC).
TAHAPAN
1. Mengidentifikasi masalah – masalah terkait kesehatan ibu dan neonates di wilayah
kabupaten/kota.
2. Pembentukan struktur dan tupoksi pelaku utama dan mitra Collaborative Improvement
PONED-PONEK dan jejaring pelayanan emergensi yang melibatkan para unsur
pemegang kebijakan baik dari unsur pemerintahan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Organisasi Profesi, Instusi Kesehatan, Rumah Sakit, kepala Puskesmas, BKKBN, dan para
lembaga Swadaya Masyarakat yang berperan dalam bidang kesehatan.
3. Penyusunan rencana kegiatan Collaborative Improvement PONED-PONEK di tingkat
Provinsi, kabupaten/kota termasuk mapping wilayah kerja Puskesmas mampu PONED
dan RS PONEK dalam suatu sistem rujukan dan pola pembinaan. Tingkat provinsi akan
berperan dalam koordinasi rujukan terutama di lokasi perbatasan antar kabupaten atau
kabupaten dan kota, untuk memudahkan rujukan kasus emergensi/komplikasi
4. Tersedianya hotline service atau sistem informasi komunikasi di masing-masing rumah
sakit, khusus kasus obstetri dan neonatal dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
5. Adanya SOP tentang pelayanan di setiap RS PONEK dan Puskesmas mampu PONED
dalam penanganan kasus obstetri dan neonatal
6. Kesepakatan RS PONEK melakukan pembinaan ke Fasilitas pelayanan kesehatan
dasar Puskesmas mampu PONED, yang dihadiri juga oleh Tim dokter, Bidan
Koordinator dan beberapa Bidan Desa Tertentu dari puskesmas kluster, yang
dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
LANJUTAN ...
8. Pelaksanaan Lokakarya RSU Provinsi harus memenuhi baku mutu PONEK secara
internal dan kesinambungan sebagai upaya menjaga kinerja Institusi dan
kualitas pelayanan, termasuk menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan-
Puskesmas- Poskesdes/BPM.
9. Pelatihan PP GDON dan KB bagi Puskesmas/Polindes/BPM/BDD terpilih dan
dilakukan bimbingan teknis/ On the Job Training (OJT) ke Puskesmas yang juga
melibatkan Poskesdes/BPM/BDD dengan fasilitasi dari Dinkes
Provinsi/Kabupaten/Kota.
10. Upaya kendali mutu pelayanan dan perbaikan kinerja secara internal, termasuk
komponen jejaring secara berkala dan terjadwal yang difasilitasi oleh Dinkes,
Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan Rumah Sakit.
11. Membentuk sistem pencatatan dan pelaporan secara berkala ditingkat
Kabupaten/Kota dan Provinsi.
12. Melaksanakan evaluasi triwulan kinerja dan kualitas pelayanan institusional RS
Rujukan dan Jejaring Pelayanan dan Komunikasi Emergensi di wilayah cakupan
Collaborative Improvement PONEK oleh Organisasi Profesi dan Kemenkes.
13. Melakukan kajian data outcome (terutama MMR, NMR, still-birth, near-
miss), dengan mengkaji/review antara output pelayanan dengan kualitas
pelayanan (quality of care) kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir.
TARGET PERBAIKAN IC
 Solusi masalah kesehatan
 Kerjasama perbaikan kinerja dan kualitas
 Intervensi berdasarkan bukti atau praktek
terbaik
 Pemberdayaan mitra kerja
 Perbaikan kinerja dan kualitas secara mandiri
self-assessment dan On the Job Training
LOGISTIK
• Standar alat
• Standar Obat
• Pedoman atau standar pelaksanaan
kegiatan penyelenggaraan Poned dan
Ponek
• Sistem Pencatatan dan Pelaporan
• Anggaran
MoU PERBAIKAN PELAYANAN
PONED DAN PONEK
1. Menata Mekanisme Sistem Rujukan Regional Yang Berjenjang Untuk Kasus
Maternal Dan Neonatal Di Tingkat Kabupaten, Tingkat Regional, Dan Tingkat
Pusat .
2. Standar Prosedur Operasional/SPO tentang pelayanan di RS PONEK dan
Puskesmas PONED dalam penanganan kasus maternal dan neonatal.
3. Memetakan dan menyepakati tugas dan fungsi masing masing fasilitas sesuai
kewenangan .
4. Mendukung pendistribusian tenaga kesehatan Tim PONEK dan PONED
5. Menyepakati mekanisme laporan termasuk laporan kematian dalam 2 x 24 jam
dan kewajiban melakukan audit.
6. Menyepakati metode dan mekanisme komunikasi efektif dan efesien yang
dibangun.
7. Menyepakati mekanisme pembiayaan jaminan kesehatan nasional yang
disesuaikan dengan situasi setempat.
8. Menyepakati Mekanisme Pembinaan Klinis Dan Manajemen Dalam Jejaring.
PENUTUP

Melahirkan adalah sebuah pengorbanan yang


memberikan kebahagiaan terindah didunia,
Tidak ada sutera yang begitu lembut seperti
belaian seorang ibu, Tidak ada tempat yang
paling nyaman selain pangkuan seorang ibu.

Anda mungkin juga menyukai