Anda di halaman 1dari 31

z

Definisi Morbus Hansen


Kusta /Lepra/ Morbus Hansen

Penyakit infeksi granulomatous


kronik

z
Penyebabpenyakit Mycobacterium
leprae,

mengenai sistem saraf perifer, kulit,


traktus respiratorius bagian atas,
kemudian dapat ke organ lain kecuali
susunan saraf pusat
z
Epidemiologi

Frekuensi tertinggi Kusta terdapat


serta masyarakat
terdapat pada dimana-mana,
yang sosial
kelompok umur tertama daerah
ekonominya rendah
antara 25-35 tahun. tropis dan subtropis
Etiologi
z

Kuman penyebab lepra adalah Mycobacterium


leprae.

Kuman ini bersifat obligat intrasel, aerob, tidak


dapat dibiakkan secara in vitro,

berbentuk basil Gram positif dengan ukuran 3 – 8


μm x 0,5 μm, bersifat tahan asam dan alkohol.

Waktu pembelahan Mycobacterium leprae sangat


lama, yaitu 2-3 minggu,

kuman ini dapat bereproduksi optimal pada suhu


27°C – 30°C secara in vivo,
Klasifikasi dan manifestasi klinis
z PB MB
(Pausibasilar) (Multibasilar)
Lesi kulit (makula yang 1-5 lesi >5 lesi
datar, papul yang
meninggi, infiltrate,
plak eritem, nocus)

Hipopigmentasi/ Distribusi lebih


eritema simetris
Distribusi tidak
simetris
Kerusakan saraf Hilangnya Hilangnya sensasi
(menyebabkan sensasi yang kurang jelas
hilangnya jelas
sensasi/kelemahan otot
yang dipersarafi oleh
saraf yang terkena

Hanya satu Banyak cabang


cabang saraf saraf
BTA Negatif Positif
Tipe Indeterminate Lepromatosa
(I), Tuberkuloid (LL), Borderline
(T), Borderline lepromatous
tuberkuloid (BT) (BL), Mid
borderline (BB)
Klasifikasi Ridley And Jopling
z
Borderline Tuberkuloid
Tuberkuloid (TT) Indeterminate (I)
(BT)
Makula atau
Makula dibatasi
Bentuk makula dibatasi Hanya infiltrate
infiltrat; infiltrat saja
infiltrat
Satu atau Satu atau
Jumlah Satu dengan lesi satelit
beberapa beberapa
Terlokasi dan
Distribusi Asimetris Bervariasi
asimetris
Halus agak
Permukaan Kering,skuama Kering, skuama
berkilat
Tidak ada
Anestesia Jelas Jelas sampai tidak
jelas
Dapat jelas atau
Batas Jelas Jelas
tidak jelas
BTA Negatif Negatif, atau 1+ Biasanya negatif
Dapat positif
Tes Lepromin Positif kuat (3+) Positif lemah lemah atau
negative
Karakteristik Lepromatosa Borderline Mid-
(LL) Lepromatosa borderline
(BL) (BB)
Lesi
z
Bentuk Makula, Makula, plak, Plak, lesi
infiltrat difus, papul bentuk kubah,
papul, nodus lesi punched
out
Jumlah Banyak Banyak tapi Beberapa,
distribusi kulit sehat kulit sehat (+)
luas, praktis masih ada
tidak ada
kulit sehat
Distribusi Simetris Cenderung Asimetris
simetris
Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Sedikit
berkilap,
beberapa lesi
kering
Anestesia Tidak jelas Tidak jelas Lebih jelas
Batas Tidak jelas Agak jelas Agak jelas
BTA
Pada lesi kulit Banyak Banyak Agak banyak
Sekret hidung Banyak Biasanya tidak Tidak ada
ada
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya
negatif
PATOGENESIS

z
z
DIAGNOSIS
z

Kelainan (lesi) kulit mati rasa

3
Tanda Penebalan saraf tepi disertai
kardina gangguan saraf
l lepra
Adanya BTA pada
pemeriksaan slit skin smear

Lepra (+)  Jika ditemukan satu dari 3 tanda


diatas
z
Pemeriksaan Saraf Tepi dan fungsinya

Saraf Perifer Perlu dinilai


 N. fasialis

 N. aurikularius magnus 
 N. ulnaris
- Pembesaran
 N. medianus
- Konsistensi
 N. radialis
- Nyeri +/-
 N. Peroneus communis

 N. tibialis posterior
z
z
DIAGNOSIS BANDING
DD Etiologi
Vitiligo Idiopatik

Pitiariasis Vesikolor Malassezia furfur Robin


Dermatitis Seboroik Idiopatik,Status seboroik
Psoriasis Autoimun,Genetik
Neurofibromatosis Mutasi gen NF1
Granuloma Anulare Idiopatik
Xantomatosis Genetik
Skleroderma Idiopatik
Leukemia Kutis Leukimia
Tuberkulosis Kutis M. Tuberculosis
Verukosa HPV
Overgrowth of B.V.,
Birth mark Melanocytes,smooth muscle,fat,fibroblast, or
keratinocytes
z
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaaan bakterioskopik
• 1 + Bila 1 – 10 BTA dalam 100 LP
• 2+ Bila 1 – 10 BTA dalam 10 LP
• 3+ Bila 1 – 10 BTA rata – rata dalam 1 LP
• 4+ Bila 11 – 100 BTA rata – rata dalam 1 LP
• 5+ Bila 101 – 1000BTA rata – rata dalam 1 LP
• 6+ Bila> 1000 BTA rata – rata dalam 1 LP
z

2. Pemeriksaan histopatologi
• Tipe tuberkoloid adalah tuberkel dan kerusakan saraf yang
lebih nyata, tidak ada basil atau hanya sedikit dan non solid.
• Tipe lepromatosa terdapat subepidermal clear zone
3. Pemeriksaan serologik
• Spesifik terhadap M. leprae, yaitu antibodi anti phenolic
glycolipid-1 (PGL-1) dan antibodi antiprotein 16kD serta
35kD.
z
DIAGNOSIS BANDING

Vitiligo

Ptiriasis versikolor

Dermatitis seboroik
z PENATALAKSANAAN
Tabel 2.4 Obat dan dosis regimen MDT-PB
OBAT DEWASA
BB<35 kg BB>35 kg
Rifampisin 450 mg/bln (diawasi) 600 mg/bln (diawasi)

Dapson swakelola 50mg/hari(1- 100 mg/hari


2mg/kgBB/hari)

Tabel 2.5 Obat dan dosis regimen MDT-MB

OBAT DEWASA
BB<35 kg BB>35 kg
Rifampisin 450 mg/bln (diawasi) 600 mg/bln (diawasi)

Klofazimin 300 mg/bln diawasi dan


diteruskan 50 mg/hari
swakelola
Dapson swakelola 100 mg/hari
50mg/hari(1-
2mg/kgBB/hari)
z
Tabel 2.6 Obat dan dosis regimen MDT
WHO untuk anak

PB MB
< 10 tahun 10 th – 14 th < 10 th 10 th -14 th
OBAT
BB < 50kg BB < 50 kg

Rifampisin 300 mg/bln 450 mg/bln 300 mg/bln 450 mg/bln

Klofazimin - - 100 mg/bln 150 mg/bln


dilanjutkan 50 mg, dilanjutkan 50 mg/hr
2x/mgg
50 mg/hr
25 mg/hr 50 mg/hr
25 mg/hr
z
Obat Alternatif

Ofloksasin

Klaritromisin Minosiklin
z
Reaksi kusta

 Keadaan akut pada perjalanan penyakit kusta yg kronik

 Penyebab utama kerusakan saraf dan cacat

 Dapat terjadi awal, selama dan setelah terapi

 Pembagian :
 Reaksi tipe I : Reversal : hipersensitivitas tipe IV

 Reaksi tipe II : ENL : Hipersensitivitas tipe III


z
Tabel 2.7 Perbedaan Reaksi Kusta Tipe 1 dan Tipe
No. Gejala/tanda
2 Tipe I (reversal) Tipe II (ENL)
1 Kondisi umum Baik atau demam ringan Buruk, disertai malaise dan febris
2 Peradangan di kulit Bercak kulit lama menjadi lebih meradang Timbul nodul kemerahan, lunak, dan
(merah), dapat timbul bercak baru nyeri tekan. Biasanya pada lengan dan
tungkai. Nodul dapat pecah (ulserasi)
3 Waktu terjadi Awal pengobatan MDT Setelah pengobatan yang lama,
umumnya lebih dari 6 bulan
4 Tipe kusta PB atau MB MB
5 Saraf Sering terjadi Dapat terjadi
Umumnya berupa nyeri tekan saraf dan
atau gangguan fungsi saraf
6 Keterkaitan organ lain Hampr tidak ada Terjadi pada mata, KGB, sendi, ginjal,
testis, dll
7 Faktor pencetus  Melahirkan  Emosi
 Obat-obat yang meningkatkan  Kelelahan dan stress fisik lainnya
kekebalan tubuh  kehamilan
Tabel 2.8 Perbedaan Reaksi Kusta Ringan dan Berat
z tipe 1 dan tipe 2

No Gejala/tanda Tipe I Tipe II


Ringan Berat Ringan Berat
1. Kulit Bercak : merah, Bercak : merah, Nodul : Nodul : merah, panas, nyeri yang
tebal, panas, nyeri tebal, panas, nyeri merah,panas,nyeri bertambah parah sampai pecah
yang bertambah
parah sampai pecah
2 Saraf tepi Nyeri pada perbaan Nyeri pada perabaan Nyeri pada perabaan (-) Nyeri pada perabaan (+)
(-) (+)
3 Keadaan umum Demam (-) Demam (+) Demam (+) Demam (+)
4 Keterlibatan - - - +
organ lain Terjadi peradangan pada :
 mata : iridocyclitis
 testis : epididimoorchitis
 ginjal : nefritis
 kelenjar limpa : limfadenitis
 gangguan pada tulang, hidung,
dan tenggorokan
z
Lanjutan Reaksi Kusta..

 Fenomena Lucio
 Kusta tipe lepromatosa non nodular difus. Gambaran klinis berupa
plak atau infiltrat difus, bewarna merah muda, bentuk tidak teratur
dan terasa nyeri.
z

Pengobatan ENL

 Kortikosteroid, antara lain prednisone. Dosisnya 15-30 mg/hari


dan dosisnya diturunkan bertahap.

 Klofazimin dosisnya antara 200-300mg/hari.


z
Pengobatan Reaksi Reversal

 Biasanya diberikan prednisone 40-60 mg/hari yang dosisnya


diturunkan secara bertahap.

 Analgesik dan sedatif jika diperlukan

 Antihistamin yang dipilih adalah antihistamin golongan sedatif


misalnya Klorfeniramin maleat 2 x 4 mg.
z
PENCEGAHAN CACAT

 Cara terbaik untuk melakukan pencegahan cacat atau


prevention of disabilities (POD) adalah
 Melaksanakan diagnosis dini

 Pemberian pengobatan MDT yang cepat dan tepat

 Mengenali gejala dan tanda reaksi kusta yang disertai gangguan


syaraf
z
WHO Expert Committee on Leprosy membuat klasifikasi cacat pada
tangan, kaki dan mata bagi penderita kusta

Cacat pada tangan dan kaki


• Tingkat 0 : tidak ada gangguan sensibilitas, tidak ada kerusakan atau
deformitas yang terlihat.
• Tingkat 1 : ada gangguan sensibilitas, tanpa kerusakan atau deformitas
yang terlihat.
• Tingkat 2 : terdapat kerusakan atau deformitas.
Cacat pada mata
• Tingkat 0 : tidak ada kelainan atau kerusakan pada mata (termasuk visus).
• Tingkat 1 : ada kelainan atau kerusakan pada mata, tetapi tidak terlihat,
visus sedikit berkurang.
• Tingkat 2 : ada kelainan mata yang terlihat (misalnya lagoftalmos, iritis,
kekeruhan kornea) dan atau visus sangat terganggu.
z
Rehabilitasi

Operasi dan
Kekaryaan
Fsioterapi
z
PROGNOSIS

 Quo ad vitam adalah ad bonam

 Quo ad fungsionam adalah dubia ad bonam

 Quo ad sanationam pada pasien ini adalah dubia ad bonam


KESIMPULAN
z

 Diagnosa kusta didasarkan secara klinis terdapat tiga tanda kardinal yang
khas yaitu lesi kulit yang mati rasa (hipopigmentasi atau eritema yang mati
rasa atau anestesi), penebalan saraf perifer dan ditemukan M. leprae
(bakteriologis positif).

 Pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan BTA dan menentukan indeks


bakteri membantu membedakan jenis kusta yang diderita.

 Pengobatan lepra disarankan memakai program Multi Drugs Therapy


(MDT). Tujuan dari program MDT adalah mengatasi resistensi dapson yang
semakin meningkat, menurunkan angka putus obat (drop-out rate) dan
ketidaktaatan penderita.

 Komplikasi utama yang ditakutkan adalah kecacatan bagian tubuh akibat


hilangnya sensitifitas terutama pada kulit.

 Prognosis penyakit ini dengan adanya obat-obat kombinasi, menjadi lebih


baik, dan pengobatannya menjadi lebih sederhana.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ringkasan
    Ringkasan
    Dokumen3 halaman
    Ringkasan
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Dokumen19 halaman
    Torsio Testis
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Radio
    Jurnal Radio
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Radio
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Kasus Kista
    Kasus Kista
    Dokumen6 halaman
    Kasus Kista
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Dokumen19 halaman
    Torsio Testis
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Referat Trauma Ginjal Efa
    Referat Trauma Ginjal Efa
    Dokumen28 halaman
    Referat Trauma Ginjal Efa
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Interna - Lapkas 1
    Interna - Lapkas 1
    Dokumen8 halaman
    Interna - Lapkas 1
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Dokumen25 halaman
    Torsio Testis
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen53 halaman
    Print
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Anat0mi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Materi Kuliah Ums
    Anat0mi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Materi Kuliah Ums
    Dokumen53 halaman
    Anat0mi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Materi Kuliah Ums
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen40 halaman
    Print
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen53 halaman
    Print
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Case Report Aph, KPD, HT
    Case Report Aph, KPD, HT
    Dokumen60 halaman
    Case Report Aph, KPD, HT
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Referat CA
    Referat CA
    Dokumen24 halaman
    Referat CA
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Eva
    Jurnal Eva
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Eva
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Eva
    Jurnal Eva
    Dokumen20 halaman
    Jurnal Eva
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Referat Kusta
    Referat Kusta
    Dokumen24 halaman
    Referat Kusta
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Putus Asa
    Jurnal Putus Asa
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Putus Asa
    Efa Anggraini
    Belum ada peringkat
  • ASFIKSIA
    ASFIKSIA
    Dokumen15 halaman
    ASFIKSIA
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Fix Bismillah
    Jurnal Fix Bismillah
    Dokumen19 halaman
    Jurnal Fix Bismillah
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Kasus 1
    Kasus 1
    Dokumen13 halaman
    Kasus 1
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Regimen MDT
    Regimen MDT
    Dokumen5 halaman
    Regimen MDT
    Kesuma Larasati
    Belum ada peringkat
  • Jurnal3-4
    Jurnal3-4
    Dokumen19 halaman
    Jurnal3-4
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • 29 Feb 2016
    29 Feb 2016
    Dokumen5 halaman
    29 Feb 2016
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Opini-Manajemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga
    Opini-Manajemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga
    Dokumen4 halaman
    Opini-Manajemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Tahapan Penemuan Obat &screening Obat
    Tahapan Penemuan Obat &screening Obat
    Dokumen36 halaman
    Tahapan Penemuan Obat &screening Obat
    Rizadin Anshar
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 5-6
    Jurnal 5-6
    Dokumen12 halaman
    Jurnal 5-6
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 1-2
    Jurnal 1-2
    Dokumen8 halaman
    Jurnal 1-2
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Bentuk Sediaan Obat
    Bentuk Sediaan Obat
    Dokumen74 halaman
    Bentuk Sediaan Obat
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat