Anda di halaman 1dari 35

PENGENALAN

STANDAR KONSTRUKSI
JARINGAN DISTRIBUSI

Oleh :

BAHDER SYAMSU
DM. KONSTRUKSI BIDANG DISTRIBUSI

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT


Buku 1 : Kreteria Disain Enjinering Kontruksi
Disain Enjinering Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Kepdir No. 475.K/DIR/2010 tgl 11 Agust 2010

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sistim kelistrikan adalah


kondisi dari konstruksi pada Jaringan distribusi tenaga listrik yang meliputi :

• Sambungan Tenaga Lisrik (Rumah/Pelayanan)


• Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
• Gardu Distribusi & Gardu Hubung
• Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Buku 2:
SAMBUNGAN Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik
Kepdir No. 474.K/DIR/2010 tgl 11 Agust 2010

TENAGA LISTRIK 1. Sambungan Tenaga Listrik :


Jaringan atau instalasi antara jaringan distribusi
tenaga listrik sampai dengan rel pembatas dan
pengukur.

Sambungan Tenaga Listrik adalah


2. Sambungan Luar Pelayanan (SLP):
Bagian dari jaringan sambungan tenaga listrik
penghantar di bawah ataupun di atas
antara tiang saluran udara tegangan rendah
tanah termasuk
dengan bangunan pelanggan.
peralatannya sebagai bagian instalasi
milik PLN yang menghubungkan jaringan
tenaga 3. Sambungan Masuk Pelayanan (SMP):
listrik milik PLN dengan instalasi listrik Bagian dari jaringan sambungan tenaga listrik
pelanggan untuk menyalurkan tenaga yang berada di dalam bangunan pelanggan
listrik. sampai dengan alat pembatas dan
pengukur.

Berdasarkan jenis tegangannya pada sistem distribusi terbagi atas :


1) Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah (SLTR)
• Pelanggan tegangan rendah Fasa 1 dan dilayani dengan tegangan 220 V.
• Pelanggan tegangan rendah Fasa 3 dan dilayani dengan tegangan 220/380 V.
2) Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah (SLTM)
Sambungan tenaga listrik tegangan menengah dilayani dengan tegangan 20 kV
dan dengan pengukuran pada sisi 20 kV.
Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah (SLTR)

 Tegangan pelayanan sebesar 220/380 Volt dan dengan daya sebesar-besarnya 197 kVA.
 Terdapat 2 jenis konstruksi : fasa 1 ataupun fasa 3 sebagai berikut :
 a. Konstruksi melalui saluran udara
 b. Konstruksi melalui kabel bawah tanah
 Berdasarkan sistem pengukuran bebannya di bagi menjadi 2.
 a. Pengukuran langsung (tanpa trafo arus)
 b. Pengukuran ti dak langsung (menggunakan trafo arus)

 Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Melalui Saluran Udara


 Persyaratan Konstruksi Objek Jarak (meter) ≥
1. Permukaan jalan raya 6m
2. Permukaan jalan lingkungan 5m
3. Halaman penduduk 4m
4. Balkon rumah 2,5 m
5. Menara/ tower reklame 2,5 m
6. Atap rumah 1m
7. Saluran Telkom non Opti k 2,5 m
8. Jalan Kereta Api Tidak di anjurkan
JENIS KONSTRUKSI SAMBUNGAN
TIPE JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
Sambungan tenaga listrik tanpa memakai tiang atap/dak standar dan di pergunakan Sambungan masuk pelayanan tidak mengenai fisik bangunan
A jika jarak antara tiang dan bangunan (Sambungan Luar Pelayanan) sampai dengan dan di lindungi dengan pipa PVC tahan mekanis atau sejenis.
APP tidak melebihi 30 meter
Penghantar sambungan masuk pelayanan, diluar pipa dak
Sambungan tenaga listrik memakai tiang atap/dak standar dan di pergunakan
standar, dilindungi dengan pipa PVC atau sejenis; ujung pipa
B apabila jarak aman terhadap lingkungan atau permukaan jalan tidak memenuhi
bagian atas di tutup dengan protective cup dan bagian bawah di
syarat jika memakai sambungan tipe A
tutup dengan cable gland.
Sambungan pelayanan dengan sambungan luar pelayanan Umumnya di gunakan pada daerah pertokoan/ruko/rukan.
C
mendatar dimana jarak bangunan dan tiang atap sangat dekat (± 3 meter). Ketentuan mengenai SMP sama dengan Tipe A atau B.

Sambungan pelayanan memakai kabel jenis NYFGbY atau NYY


yang di masukan dalam pipa PVC tahan mekanis. Semua kabel
Sambungan tenaga listrik seri pada ruko, rumah petak, toko dan pertokoan atau dilindungi secara fisik dari sentuhan tangan. Pada konstruksi ini
D
mall. sadapan pencabangan dapat dilakukan dengan:
a. T doos atau kotak pencabangan .
b. Konektor/H atau O Pressed Connector atau tipe piercing

Menggunakan kabel NYFGbY yang di tarik dari tiang JTR. Ujung kabel Sambungan ke jaringan harus memakai bimetal joint Al-Cu yang
E
pada tiang harus diterminasi. di bungkus dengan heathshrink sleeve.
Sambungan tenaga listrik dengan alat pengukur kWh dan pembatas terpasang
F
terpusat pada tiang untuk beberapa rumah/bangunan.
Sama dengan tipe F, hanya alat pengukur kWh dan pembatas terpasang terpusat
G
pada bangunan.
Penghantar Kabel Udara Jenis NFA2X-T untuk
Sambungan Pelayanan Fasa Fasa 1 dan Fasa 3

Daya Sistem Fasa -1 Sistem Fasa -3


Tersanbung Seri 5 Seri 3
Tunggal Tunggal
(MCB) Sambungan Sambungan
2A 2x10 mm2 2x10 mm2
4A 2x10 mm2 2x10 mm2
6A 2x10 mm2 2x10 mm2
10 A 2x10 mm2 2x10 mm2
16 A 2x10 mm2 4x10 mm2
20 A 2x16 mm2 4x10 mm2
25 A 2x25 mm2 4x16 mm2
30 A 2x25 mm2 4x16 mm2
43 A 2x25 mm2 4x16 mm2
50 A 2x35 mm2 4x25 mm2
Catatan : Untuk daya lebih besar dari 50 Ampere di gunakan jenis Kabel Pilin
Panel Meter kWh – APP Kolektif
 Panel meter untuk penempatan APP kolektif ditempatkan berdampingan dengan panel PHB
jaring distribusi, pada lokasi yang mudah dicapai, dan bukan dijalur lalu lintas padat.

 Tinggi panel tidak kurang dari 60 cm di atas permukaan lantai. Jika di tempatkan di luar,
bangunan di lindungi dengan patok pengaman tinggi 60 cm. Kabel SLP antara PHB distribusi
dan panel APP dilindungi secara mekanis. panel harus dibumikan.

Pemasangan Alat Pembatas dan Pengukur (APP)


 Pemasangan alat pembatas dan pengukur (APP) berdasarkan sifat penempatan APP sesuai
standar PLN yang berlaku:
1) Dipasang per pelanggan secara terpisah sesuai ketentuan (SPLN 55 Alat Ukur, Pembatas
dan Perlengkapannya dan SPLN 57-1 Meter kWh Arus Bolak Balik Kleas 0,5,1 dan 2
Bagian -1: Pasangan Dalam)
2) Dipasang per pelanggan dengan menggabungkan meter dan alat pembatas secara
terpadu (diatur alam SPLN D3.003 APP Terpadu).
3) Menyatukan beberapa pelanggan dalam kotak meter terpusat khusus untuk meter energi
elektromekanik (diatur dalam SPLN D3.001-1 Kotak kWh Meter Elektromekanik Terpusat,
Bagian 1: kWh Meter Fase Tunggal).
4) Khusus pelanggan dengan daya mulai 33 kVA keatas, instalasi APP tidak harus dipasang
di Gardu PLN dengan sisitem pengukuran AMR.
5) APP dipasti kan aman dan tersegel sesuai ketentuan perusahaan.
Pemasangan di Rumah pelanggan

Pemasangan di rumah pelanggan dilakukan dengan 2 cara, yaitu


1. Terpasang di muka atau di teras rumah
2. Dipasang di halaman bagian luar.

Ketentuan-ketentuan pemasangan di rumah pelanggan adalah:


1) Tinggi panel APP (OK) tidak kurang dari 160 cm dari lantai.
2) Di luar atau di teras rumah, mudah dibaca, dan mudah akses masuk.
3) Tidak terkena hujan, panas, atau mudah terkena benturan mekanis.
4) Jauh dari jangkauan anak-anak.

Pemasangan di Luar Rumah / di Halaman Pelanggan


APP ditempatkan pada panel ( kotak ) APP yang memenuhi persyaratan di
atas tiang besi galvanis atau tiang beton atau pada tembok pagar dengan
tinggi sekurang – kurangnya 180 cm.
Pemasangan Meter Energi
 Meter energi dan papan OK di pasang tidak kurang dari 180 cm di atas lantai
pada tempat yang terlindung dari panas , hujan dan benturan benda keras.
 Terminasi kabel pada meter kWh harus di lapisi timah solder, baru di
kencangkan pada terminal kWh / kVARh.
 Kabel instalasi dalam meter kWh / kVARh harus dari jenis NYAF dengan warna
yang sesuai standard PLN dengan ukuran sekurang-kurangnya 10 mm2.

Warna Kabel Instalasi dalam meter kWh


Meter kWh Fasa Netral
Fasa -1 Hitam Biru
Fasa -3 R. Merah Biru
S. Kuning
T. Hitam

Bagian berlogam dari papan OK di bumikan, pembumian di satukan satu dengan instalasi pembumian
sirkit utama instalasi pelanggan.
Pada meter kWh Fasa- 1 atau -3 dengan konstruksi moulded case tanpa logam, Penghantar pembumian
instalasi pelanggan tidak boleh di masukkan ke dalam lubang terminal penghantar netral meter kWh.
SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK
TEGANGAN MENENGAH (SLTM)

Sambungan tenaga listrik tegangan menengah merupakan


sambungan tenaga listrik dengan tegangan pelayanan 20.000
Volt dan dengan daya di atas 197 kVA.

Pembatasan beban pelanggan dilakukan dengan cara:


1) Berdasarkan arus pengenal pengaman lebur tegangan
menengah
2) Berdasarkan setting relay pembatas sehingga memerlukan
pemutus tenaga sebagai sarana pemutus beban.

Berdasarkan jenis konstruksinya, dibedakan:


1) Konstruksi Pasangan luar
2) Konstruksi pasangan dalam
Konstruksi SLTM
Konstruksi Komponen utama pada instalasi
a) Gardu portal lengkap tanpa transformator
1. Pasangan Luar
b) Trafo arus sekurang-kurangnya kelas 0,2
Pasangan luar instalasi sambungan c) Trafo tegangan sekurang-kurangnya kelas 0,2
pelanggan tegangan menengah, d) Pengaman lebur (fused cut out) tipe HRC
merupakan instalasi yang terbuka atau e) Panel APP
terlihat mata. Instalasi ini terpasang f) Meter kWh sekurang-kurangnya kelas 0,5
pada umumnya di gardu portal. g) Meter kVARh sekurang-kurangnya kelas 0,5
h) Time switch

a) Kubikel load break switch untuk saklar masuk dan keluar


2. Pasangan Dalam b) Kubikel trafo tegangan lengkap sekurang-kurangnya kelas 0,2
c) Kubikel sambungan pelanggan dengan kelengkapannya:
- Pemutus tenaga
Instalasi sambungan tegangan - Relai pembatas
menengah ini adalah instalasi yang - Trafo arus sekurang-kurangnya kelas 0,2
keseluruhannya tertutup dalam suatu - Terminal sambungan pelanggan
panel metal/metal clad. d) Kubikel sambungan pelanggan (tambahan jika belum ada di butir C)
e) Panel APP
f) Meter kWh
g) Meter kVARh
h) Time switch
Komponen Instalasi
Kelengkapan komponen instalasi pada sambungan
pelanggan tegangan menengah adalah
 a) Kabel NYAF dengan penampang minimal 10 mm2
 b) Sepatu kabel dengan ukuran yang sesuai
 c) Plastic tie
 d) Bimetal joint 10-25 mm2
 e) Sepatu kabel bimetal 10-25 mm2
 f) Kawat tembaga 25 mm2
 g) Spirale plastic
Jaringan Tegangan Buku 3 :
Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah

Rendah (JTR)
Tenaga Listrik
Kepdir No. 473.K/DIR/2010 tgl 11 Agust 2010

Jenis Konstruksi terdiri dari :


1. Saluran Udara Tegangan Rendah Kabel pilin.
2. Saluran Udara Tegangan Rendah Bare Conductor.
3. Saluran Kabel tanah Tegangan Rendah.
Jaringan Distribusi
Tegangan Rendah
adalah bagian hilir dari
suatu sistem tenaga Saluran Udara Tegangan Rendah dengan Kabel pilin
listrik. Melalui jaringan (twisted cable) ini dapat dikonstruksikan pada :
distribusi ini disalurkan
tenaga listrik kepada 1. Tiang yang berdiri sendiri dengan panjang tiang 9
para pemanfaat /
meter dan ditanam 1/6 kali panjang tiang.
pelanggan listrik.
2. Di bawah jaringan saluran udara tegangan
menengah
3. Pada dinding bangunan.
KOMPONEN UTAMA KONSTRUKSI JTR

 Tiang Beton / Besi / kayu


 Piercing Connector Type
 Penghantar Kabel Pilin Udara (NFA2Y)
 Elektroda Pembumian
 Penghantar Kabel Bawah Tanah (NYFGBY)  Penghantar Pembumian
 Perlangkapan Hubung Bagi dengan Kendali  Pipa galvanis
 Tension bracket  Turn buckle
 Strain clamp  Guy-wire insulator
 Suspension bracket  Ground anchor set
 Steel wire
 Suspension Clamp
 Guy-Anchor
 Stainless steel strip
 Collar bracket
 Stopping buckle  Terminating thimble
 Link  U – clamp
 Plastic strap  Connector Block
 Joint sleeve Press Type ( Al – Al ; Al – Cu )
 Connector press type
Jarak Aman (Safety Distance)

No. Objek Jarak Aman (meter)


1 Permukaan jalan raya utama 6
2 Permukaan jalan lingkungan 5
3 Halaman penduduk/ tanah kosong 4
4 Balkon rumah 1,5 (tidak terjangkau tangan)
5 Menara/tower/papan reklame 2,5
6 Atap rumah 1
7 Saluran Telkom non optik 2,5
8 SUTM (8. under-built) 1,2
9 Permukaan sungai saat air pasang 2 meter diatas tiang layar
tertinggi perahu
10 Jalan kereta api Sebaiknya dihindari/tidak
dianjurkan
Pemasangan Pembumian
Pembumian Penghantar netral

 Penghantar netral pada jaringan tegangan


rendah dibumikan sesuai dengan konsep TN – C
yang dianut PLN
 Konstruksi pembumian dipasang pada tiang
pertama dan tiang akhir dan selanjutnya setiap
200 meter setelah tiang pembumian pertama.
Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 10 Ohm,
dan tidak melebihi 5 Ohm untuk seluruh tahanan
pembumian pada satu gardu distribusi.

TN-C : System proteksi pembumian dimana penghantar netral juga berfungsi sebagai penghantar
pembumian (PE- Protective Earthing)
Konstruksi Khusus JTR
 Konstruksi pada dinding bangunan
 Konstruksi saluran udara kabel pilin pada dinding bangunan (konstruksi pada ruko, rukan,
pasar) jarak antar bracket tidak lebih dari 6 meter. Jarak antara kabel dengan lantai
bangunan tidak kurang dari 3 meter.
 Semua bagian ujung jaringan ditutup dengan insulating tape dan mekanikal proteksi (pipa
PVC). Tidak ada penghantar yg terkena dinding bangunan dan jarak dgn dinding tidak
kurang dari 10 cm.

 Konstruksi melintasi jalur kereta api


 Persilangan dengan jalur kereta api direkomendasikan menggunakan saluran kabel
tegangan rendah bawah tanah. Dalam hal menggunakan saluran udara, perhatikan jarak
aman minimum yang dipersyaratkan. Keadaan ini tidak direkomendasikan untuk lintasan
dengan jalur kereta api listrik.
 Tidak disarankan jaringan tegangan rendah melintasi jalur kereta api .

 Konstruksi disekitar SUTT


 Persilangan JTR dengan SUTT tidak direkomendasikan. Konstruksi saluran udara pararel
dengan SUTT jika tiang rubuh tidak boleh mengenai garis batas vertical penghantar
transmisi pada permukaan tanah.
 Konstruksi melintasi sungai
 Persilangan dengan sungai hanya diizinkan bila lebar bentangan sungai tidak lebih dari 50
meter dan harus memperhatikan jarak aman jaringan SUTR dengan lalu lintas pengguna
aliran sungai.
Peralatan Keselamatan Kerja
& Peralatan Pengujian

 Peralatan Keselamatan Kerja


Alat–alat keselamatan kerja minimal yang harus
disediakan dan dipergunakan sesuai dengan
fungsi dan spesifikasinya antara lain : peralatan
pelindung diri, sarung tangan elektris &
mekanis, sabuk pengaman, helm, platform, tali
temali, kaca mata hitam, kaca mata pelindung,
sepatu kerja.
 Peralatan Pengujian
Peralatan pengujian sekurang-kurangnya, alat
uji tahanan isolasi (Insulation tester), alat ukur
tahanan pembumian (Earth Resistance tester), alat
ukur dimensi penghantar (micrometer, slide gauge,
dial gauge, measuring tape),phase sequence
meter
Penyelenggaraan Konstruksi
Handling / Transportasi :
1. Transportasi Kabel Pilin (Twisted Cable)
 Transportasi kabel harus dalam keadaan haspel. Penarikan kabel keatas tiang harus
dilakukan dengan cara penguraian kabel selanjutnya ditarik keatas tiang. Ujung kabel
yang akan ditarik harus dilengkapi dengan Pulling Grip. Dilarang menarik kabel diatas
peralatan besi atau bergesekan dengan tanah.
 Pengangkatan/transportasi/penurunan kabel dari kendaraan harus dilakukan dengan
haspel kabel. Jika haspel kabel telah rusak/hancur atau diambil/diangkut tidak utuh,
maka gulungan kabel harus diikat dengan pengikat yang kuat.
 Ujung kabel diikat agar tidak terurai, jika terurai harus dijalin kembali dengan jarak
antar putaran (pitch) 60cm. Haspel kabel tidak boleh dijatuhkan dari kendaraan, harus
diturunkan dengan alat pengangkut. Haspel kabel ditempatkan pada dongkrak haspel
agar mudah diputar dan diperhatikan arah putaran haspel.
 Untuk melepaskan kabel, haspel harus didorong secara manual, dilepas menurut
sejumlah panjang kabel untuk satu tarikan/penguluran.

2. Transportasi dan Penempatan Tiang


 Pengangkatan, penurunan tiang dari kendaraan pengangkut harus dilakukan dengan
alat pengangkat (HOIST). Tiang ditumpuk sebanyak-banyaknya 3 lapis tiang dan
harus diberi penghalang agar tidak bergerak. Tumpukan tiang berbentuk trapezium.
Pemindahan tiang dari tempat penumpukan dilakukan dengan trailer.
Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi

1. Persiapan peta rencana dan proses perizinan.


Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan membuat peta rencana jalur saluran tegangan rendah dengan skala 1 : 1000.

2. Survei
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, penentuan jalur kabel harus diidentifikasi, kemungkinan perubahan jalur
berdasarkan rencana konstruksi dapat dilakukan. Survey dilakukan berdasarkan peta gambar rencana jaringan.
Pelaksanaan survey bersamaan dengan penentuan jalur pada garis tepi (garis sepadan jalan) dan jalan atau bangunan
sesuai izin pemerintah daerah setempat.
 Survey jalur dan penentuan lokasi titik pendirian dilakukan sesuai dengan peraturan pemerintah daerah, dan
mengikuti garis sepadan jalan. Penentuan lokasi dilakukan dengan :
 Theodolit•
 Dua petugas dengan bantuan kompas•

3. Penentuan Titik Penanam Tiang (Pole staking)


 Titik lokasi Penanaman Tiang mengikuti ketentuan pada peta rencana jalur. Koreksi lapangan dapat dilakukan
dengan pertimbangan :
 Perlu dilakukan penyesuaian jalur saluran pada lokasi-lokasi sebagai berikut :
1. Lereng sungai / tepi saluran air
2. Titik tikungan jalan
 Khusus untuk lokasi yang menyangkut kepemilikan tanah perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Titik pada garis pagar bangunan
2. Halaman rumah penduduk
3. Garis batas antara bangunan penduduk
Buku 4 :
GARDU DISTRIBUSI (GD) Standar Konstruksi Gardu Distribusi & Gardu
Hubung Tenaga Listrik
& GARDU HUBUNG Kepdir No. 605.K/DIR/2010 tgl 09 Des 2010

1. Gardu Tiang
1.1 Gardu Portal Gardu dengan konstruksi instalasi gardu dengan
Gardu Distribusi adalah menggunakan 2 buah tiang.
suatu bangunan gardu 1.2 Gardu Cantol dengan konstruksi instalasi gardu dengan
listrik berisi atau terdiri menggunakan 1 buah tiang.
2 . Gardu Beton : Gardu dengan konstruksi dari beton
dari instalasi
3. Gardu Kios : Gardu dengan konstruksi dari plat besi
Perlengkapan Hubung
4. Gardu Pelanggan Umum
Bagi Tegangan Menengah 5. Gardu Pelanggan Khusus
(PHB-TM), Transformator 6. Gardu Hubung : gardu yang ditujukan untuk memudahkan
Distribusi (TD) dan manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain yang
Perlengkapan Hubung dapat dilengkapi/tidak dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit)..
Bagi Tegangan Rendah
(PHB-TR) untuk memasok Secara garis besar gardu distribusi dibedakan atas :
kebutuhan tenaga listrik 1. Jenis pemasangannya :
bagi para pelanggan baik a. Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantol
dengan Tegangan b.Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu Kios
Menengah (TM 20 kV) 2. Jenis Konstruksinya : .
a. Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton)
maupun Tegangan
b. Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantol
Rendah (TR 220/380V).
c. Gardu Kios c)
3. Jenis Penggunaannya :
a. Gardu Pelanggan Umum
b.Gardu Pelanggan Khusus
KOMPONEN UTAMA KONSTRUKSI GARDU
 Transformator Distribusi Fase 3
• Transformator gardu pasangan luar dilengkapi bushing Tegangan Menengah
isolator keramik. Sedangkan Transformator gardu pasangan dalam dilengkapi
bushing Tegangan Menengah isolator keramik atau menggunakan isolator plug-in
premoulded. peralatan transformator distribusi sepenuhnya harus merujuk pada
SPLN D3.002-1: 2007.

 Transformators Completely Self Protected (CSP)


• adalah transformator distribusi yang sudah dilengkapi dengan Pengaman
Lebur (fuse) pada sisi primer dan LBS (Load Break Switch) pada sisi
sekunder. Spesifikasi teknis transformator ini merujuk pada SPLN No 95:
1994 dan SPLN D3.002-1: 2007
 PHB sisi Tegangan Menengah (PHB-TM)
Berikut ini adalah Komponen Utama PHB-TM yang sudah
terpasang/terangkai secara lengkap yang lazim disebut dengan
Kubikel-TM,
 PHB sisi Tegangan Rendah (PHB-TR)
PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih Perlengkapan
Hubung Bagi Tegangan Rendah dengan peralatan kontrol, peralatan
ukur, pengaman dan kendali yang saling berhubungan.
Keseluruhannya dirakit lengkap dengan sistem pengawatan dan
mekanis pada bagian-bagian penyangganya.
Secara umum PHB TR sesuai SPLN 118-3-1–1996
Pemasangan Penghantar Pembumian
Bagian-bagian yang harus dibumikan pada Gardu adalah :
 Titik netral sisi sekunder Transformator
 Bagian konduktif terbuka (BKT) instalasi gardu
 Bagian konduktif ekstra (BKE) Bagian yang bersifat kondukti f yang ti dak merupakan dari bagian instalasi
dan dapat menimbulkan potensial, biasanya potensial bumi.
 Lightning arrester
Instalasi Pembumian pada gardu
No. URAIAN Ukuran minimal
Penghantar Pembumian
1 Panel PHB TM (kubikel) BC 16 mm2
2 Rak kabel TM-TR BC 16 mm2
3 Pintu gardu/pintu besi/pagar besi BC pita 16 mm2 (NYAF)
4 Rak PHB.TR BC 50 mm2
5 Badan transformator BC 50 mm2
6 Titik netral sekunder transformator BC 50 mm2

Seluruh terminal pembumian tersebut disambung pada ikatan penyama potensial pembumian dan
selanjutnya dihubungkan ke elektroda pembumian. Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 1 Ohm. Titik
netral transformator dibumikan tersendiri.
Pembumian Lightning Arrester (LA), pembumian BKT dan BKE, pembumian titik netral transformator
dilakukan dengan memakai elektroda bumi sendiri-sendiri, namun penghantar pembumian Lightning
Arrester dan BKT dan BKE dihubungkan dengan kawat tembaga 50 mm2. Penghantar-penghantar
pembumian dilindungi dengan pipa galvanis dengan diameter 5/8 inci sekurang-kurangnya setinggi 3 meter
diatas tanah.
Jaringan Tegangan Buku 5 :
Standar Konstruksi Jaringan Tegangan
Menengah Tenaga Listrik
Menengah (JTM) Kepdir No. 606.K/DIR/2010 tgl 09 Des 2010

Konstruksi JTM terdiri dari :


a. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Jaringan Tegangan
SUTM merupakan jaringan kawat tidak berisolasi dan berisolasi. Bagian
Menengah berfungsi utamanya adalah tiang (beton, besi), Cross arm , Isolator dan konduktor.
untuk menyalurkan Konduktor yang digunakan adalah aluminium (AAAC), berukuran 240
tenaga listrik dari mm2, 150 mm2, 70 mm2 dan 35 mm2.
pembangkit atau b. Saluran Kabel Udara Tegangan Menegah (SKUTM)
gardu induk ke gardu
distribusi. Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV dengan konstruksi
penghantar berisolasi penuh yang dipilin.
Jaringan ini dikenal Berat kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap pemilihan kekuatan
dengan feeder atau beban kerja tiang beton penopangnnya
penyulang. Tegangan b. Saluran Kabel Tanah Tegangan Menegah (SKTM)
menengah yang
digunakan PT. PLN Kabel yang digunakan adalah berisolasi XLPE. Kabel ini ditanam
langsung di tanah pada kedalaman tertentu dan diberi pelindung
adalah 12 kv dan 20 terhadap pengaruh mekanis dari luar. Kabel tanah ini memiliki isolasi
kv antar fasa sedemikian rupa sehingga mampu menahan tegangan tembus yang
ditimbulkan. Dibandingkan dengan kawat pada SUTM maka kabel tanah
banyak memiliki keuntungan diantaranya :
• Tidak mudah mengalami gangguan baik oleh cuaca dan
binatang.
• Tidak merusak estetika (keindahan) kota.
• Pemeliharaannya hampir tidak ada.
KOMPONEN UTAMA KONSTRUKSI SUTM

1. Penghantar
1.1 Penghantar Telanjang (BC : Bare Conductor)
• Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium (Al) yang di pilin
bulat padat , sesuai SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987

• Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade ini adalah
AAC atau AAAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum
memungkinkan penggunaan penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang
baik.

1.2 Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (half insulated single core)


• Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan material XLPE
(croslink polyetilene langsung), dengan batas tegangan 6 kV dan harus memenuhi
SPLN No 43-5-6 tahun 1995

1.3 Penghantar Berisolasi Penuh (Three single core)


• XLPE dan berselubung PVC berpenggantung penghantar baja dengan tegangan
Pengenal 12/20 (24) kV Penghantar jenis ini khusus digunakan untuk SKUTM dan
berisolasi penuh. SPLN 43-5-2:1995-Kabel
2. Isolator
Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan dengan tiang
penopang/travers, dibedakan untuk jenis konstruksinya adalah :

2.1 Isolator Tumpu

Pin- Insulator Pin-Post insulator Line-Post insulator

2.2 Isolator Tarik


Piringan Long-Rod Keterangan
Material dasar isolator
Long-Rod dapat
berupa keramik atau
gelas atau polimer
3. Peralatan Hubung (Switching)

Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk maksud
kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break Switch : LBS),
selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).

Fused Cut-Out Load Break Switch

4. Tiang
4.1. Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi,
kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah
pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan
sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM.
4.2. Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga diperoleh
kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan.

Walaupun lebih mahal, pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan
karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga
dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi lebih murah dibandingkan
dengan tiang beton akibat diwilayah tersebut belum ada pabrik tiang beton.

4.3. Tiang Beton


Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di seluruh PLN karena
lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya termasuk terhadap
kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi profil.

Tiang Kayu Tiang Besi Tiang Beton


Peralatan JTM
1. Peralatan Hubung (Switching)
Pada jaringan SUTM digunakan juga peralatan switching untuk
optimasi operasi distribusi. Sesuai karakteristiknya, peralatan
hubung dapat dibedakan atas :
1. Pemisah (Disconnecting Switch = DS)
2. Pemutus beban (Load Break Switch = LBS)

2. Peralatan Proteksi Jaringan SUTM


1. Pemisah dengan pengaman lebur (Fused Cut-Out )
2. Pemutus Balik Otomatis (Automatic Recloser)
3. Saklar Seksi otomatis (Automatic Sectionalizer)
4. Penghantar tanah (Shield Wire)
Ruang Bebas Hambatan (Right Of Way) dan
Jarak Aman (Safety Distance)
• Ruang Bebas Hambatan (Right of Way) : Ruang bebas lintasan sambungan
tenaga listrik.
• Jarak aman atau safety distance adalah jarak antara jaringan sambungan
tenaga listrik dengan lingkungan hidup khususnya pemanfaat tenaga listrik
yang di anggap aman.

No. URAIAN JARAK AMAN


1 Terhadap permukaan jalan raya ≥ 6 meter
2 Balkon rumah ≥ 2,5 meter
3 Atap rumah ≥ 2 meter
4 Dinding Bangunan ≥ 2,5 meter
5 Antena TV/ radio, menara ≥ 2,5 meter
6 Pohon ≥ 2,5 meter
7 Lintasan kereta api ≥ 2 meter dari atap kereta
8 Underbuilt TM – TM ≥ 1 meter
9 Underbuilt TM – TR ≥ 1 meter
Konstruksi Pembumian

• Bagian-bagian yang harus dibumikan adalah Bagian Konduktif Terbuka


konstruksi tiang untuk setiap 3 gawang dan instalasi lightning arrester.

Konstruksi ini memakai penghantar pembumian jenis tembaga, bimetal


joint, penghantar alumunium dan elektroda pembumian.

• Nilai satuan Pembumian :


– Pada jaringan tidak melebihi 10 ohm.
– pada Lightning Arrester dan gardu < 1 ohm
Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi :

Persiapan Peta Rencana dan Proses Perizinan


Sebelum melaksanakan pekerjaan penarikan
penghantar/penggelaran kabel JTM, perlu dilakukan
persiapan teknis dan administratif, berupa :
1) Gambar Rencana Pelaksanaan
2) Izin Pelaksanaan
3) Gambar As Built Drawing Utilitas yang terpasang pada
jalur rencana pekerjaan
4) Dokumen-dokumen permintaan material
5) Persiapan Peralatan Kerja dan K2/K3
6) Izin Pelaksanaan Otoritas setempat
7) Pengawas Unit PLN terkait.
Survei dan Penentuan Lokasi
Titik Tiang (Pole Staking)
Fungsi utama survei adalah menentukan rute / lintasan optimal konstruksi
jaringan yang akan dipasang.

Kriteria utama survei :


- Lintasan konstruksi jaringan diusahakan merupakan garis lurus .
- Permukaan tanah dipilih antara satu titik ke titik lainnya mempunyai
ketinggian yang sama atau kalaupun berbeda, dengan selisih sekecil-
kecilnya
- Lintasan/Titik-titik lokasi tiang dioptimalkan dengan memperhatikan
rencana pengembangan wilayah/ jaring distribusi dikemudian hari.
- Bila jaringan berdekatan dari benda-benda lain (bangunan, pohon)
jarak aman yang dipersyaratkan .
- Survei dilakukan sekurang - kurangnya oleh 2 orang untuk fungsi
recheck dan juga dilengkapi peralatan survei sekurang - kurangnya :
Kompas, Rol meter , Rol Dorong dan GPS dsb.
PEMBUMIAN PADA KONSTRUKSI
JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Tujuan pembumian pada suatu sistem tenaga listrik secara umum adalah :
 Memberikan perlindungan terhadap bahaya listrik bagi pemanfaat listrik dan lingkungannya
 Mendapatkan keandalan penyaluran pada sistem baik dari segi kualitas, keandalan ataupun kontinuitas
penyaluran tenaga listrik
 Membatasi kenaikan tegangan pada fasa yang tidak terhubung tanah dan nilai tegangan kerja minimal.

Pada jaringan distribusi tenaga listrik terdapat sejumlah titik pembumian baik pada sisi tegangan menengah
maupun pada sisi Tegangan Rendah yaitu:
 1. Pembumian pada konstruksi jaringan distribusi
 Pembumian titik netral transformator sisi Tegangan Rendah (sekunder) pada Gardu Distribusi
 Pembumian penghantar netral sisi tegangan menengah dan Tegangan Rendah
 Pembumian penghantar tanah (shield wire) sisi Tegangan Rendah
 Pembumian pelindung lapisan tembaga, baja pada kabel bawah tanah
2. Pembumian alat proteksi dan alat ukur
 Pembumian Lightning Arrester
 Pembumian CT/PT
3. Pembumian Bagian Konduktif Terbuka dan Ekstra (BKT dan BKE)
 Pembumian badan (panel) PHB‐TM, PHB‐TR, Kabel Tray/Rak Kabel
 Pembumian Palang (cross arm/travers)
 Pembumian bagian logam yang bukan merupakan bagian dari instalasi misalnya pintu gardu,
pagar besi
Terima Kasih Pengabdianmu

Anda mungkin juga menyukai