Anda di halaman 1dari 20

REFARAT

“SPONDILITIS TUBERCULOSIS”

PEMBIMBING:
Dr. Paulina Watofa, Sp.Rad MPH

Dibacakan oleh:
Chici Chahyanti
Eres Triasa
Inggryd Christianita
Jenny Paola Ruamba
Syawal
LATAR BELAKANG
• Tuberkulosis masih menjadi salah satu penyakit
mematikan di seluruh dunia. Tuberkulosis (TB) sering
dijumpai di daerah dengan penduduk yang padat,
sanitasi yang buruk dan malnutrisi
• World Health Organization (WHO) memperkirakan
bahwa setiap tahun terdapat lebih dari 8 juta kasus
tuberkulosis dan kurang lebih 3 juta orang
meninggal akibat penyakit ini
• Tuberkulosis tulang dan sendi merupakan 35 persen
dari seluruh kasus tuberkulosis ekstrapulmonal dan
paling sering melibatkan tulang belakang, yaitu
sekitar 50 persen dari kasus tuberkulosis tulang.
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

Definisi

Etiologi

Penegakkan Diagnosis

Diagnosis Banding

Terapi

Rehabilitasi
Definisi
• Spondilitis Tuberkulosis (TB) atau pott’s disease
adalah suatu osteomielitis kronik tulang belakang
yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosa
• Infeksi umumnya mulai dari korpus vertebra lalu ke
diskus intervertebralis dan ke jaringan sekitarnya
ETIOLOGI

• Mycobacterium tuberculosis (MTB)


Anatomi Tulang Belakang
Proses penularan Penyakit
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi
infeksi awal pada
korpus vertebra

Peridiskal/paradiskal Sentral Anterior

• Infeksi pada daerah • Infeksi terjadi pada • Infeksi yang terjadi


yang bersebelahan bagian sentral karena perjalanan
dengan diskus (di korpus vertebra, perkontinuitatum
area metafise di terisolasi sehingga dari vertebra di
bawah ligamentum disalah artikan atas dan di bawah
longitudinal sebagai tumor.
anterior/area
subkondural).
Patofisiologi
Fokus Tuberkulosis
(paru, kel. Getah Sel-sel Terbentuk
bening) mononuklear pengkejuan di
kemudian menyatu pusat tuberkulum
ke dalam sel tersebut. Respons
epitheloid dan inflamasi tubuh
tuberkulum meningkat
Menyebar secara
Hematogen

organisme Mengakibatkan
ditangkap oleh sel eksudasi dan
mononuklear terbentuklah cold
Menyebar ke
tulang belakang abscess.
(spondilitis TB
predileksinya
pada perbatasan Dimulai dari area Kemudian
vertebrae subkondral bagian terbentuk formasi
torakalis dan anterior korpus gibus karena proses
lumbalis) vertebra destruksi tulang
Reaksi tubuh setelah terserang kuman
tuberkulosis dibagi menjadi lima stadium

Stadium III
Stadium I Stadium II
(Destruksi lanjut
(Implantasi) (Destruksi awal)
dan kolaps)

Stadium IV
Stadium V
(Gangguan
(Deformitas)
Neurologis)
DIAGNOSA
 Anamnesis
1. Identifikasi data
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat keluarga
6. Riwayat profesional dan sosial
7. Tinjau sistem tubuh
 Pemeriksaan fisik

1.
Inspeksi

Pemeriksaan
Fisik

3. Perkusi 2. Palpasi
Pemeriksaan penunjang radiologi
Foto X-Ray

Gambar 1. Pencitraan sinar-X


proyeksi AP pasien spondilitis TB. Gambar 2. Kolaps korpus
Sinar-X memperlihatkan iregularitas vertebrae pada anak 10 tahun
dan berkurangnya ketinggian dari dengan PD pada L1-3. Foto Ro
badan vertebra T9 (tanda bintang), Lumbal lateral menunjukkan
kolaps vertebrae L1-3. Terdapat
serta juga dapat terlihat massa penyempitan diskus
paravertebral yang samar, yang intervertebralis dengan gambaran
merupak cold abscess (panah lineasi yang buruk (anak panah).
putih).
CT Scan

Gambar 1. Pencitraan CT-scan pasien • Gambar 2. Kolaps korpus vertebrae pada


spondilitis TB potongan aksial setingkat T anak 10 tahun dengan PD pada L1-3. CT
12. Pada CT-scan dapat terlihat destruksi aksial pada vertebrae L2 menunjukkan
perluasan erosi pada sisi kiri korpus
pedikel kiri vertebra L3 (panah hitam), vertebrae (anak panah). Terdapat
edema jaringan perivertebra (kepala kalsifikasi jaringan lunak pada kanalis
panah putih), kompresi medula spinalis spinalis, yang menyebabkan kompresi
(panah kecil putih), dan abses psoas (kepala anak panah).
(panah putih besar).
MRI

Pencitraan MRI potongan


sagital pasien spondilitis TB.
Pada MRI dapat dilihat
destruksi dari vertebra L3-L4
yang menyebabkan kifosis
berat (gibbus), infiltrasi
jaringan lemak (panah
putih), penyempitan kanalis
spinalis, dan kompresi
medula spinalis. Gambaran
ini khas menyerupai
akordion yang sedang
ditekuk
Diagnosis Banding

Tumor
Spondilitis
metastatik
piogenik
spinal

Fraktur
kompresi
Tatalaksana
• Medikamentosa: Obat Anti Tuberkulosis
Dosis Rekomendasi OAT Lini Pertama Untuk Dewasa

DOSIS HARIAN 3 KALI PER MINGGU

Nama Obat
Dosis (mg/kgBB) Maksismum (mg) Dosis (mg/kgBB) Maksismum (mg)

Isoniazid 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900

Rifampisin 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600

Pirazinamid 25 (20-30) 35 (30-40)

Etambutol 15 (15-20) 30 (25-35)

Streptomisin 15 (12-18) 15 (12-18) 1000

• Non Farmakoterapi : Pembedahan


REHABILITASI
• Imobilisasi
1. Servikal  Jaket Minerva
2. Vertebra torakal , torakolumbal dan lumbal bagian
atas  body cast jacket.
3. lumbal bawah, lumbosacral, dan sacral  body
jacket
• Terapi pada penderita Spondilitis TB  tirah baring
disertai dengan pemberian kemoterapi
KESIMPULAN
• Spondilitis Tuberkulosis (TB) atau pott’s disease adalah suatu
osteomielitis kronik tulang belakang yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosa.
• Diagnosis dini spondilitis TB masih terbatas. Keterlambatan
diagnosis masih sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita.
• Diagnosis banding pada penderita Spondilitis TB adalah spondilitik
pyogenik, tumor metastatik spinal, keganasan primer, fraktur
kompresi
• MRI sampai saat ini merupakan sarana pembantu penegakan
diagnosis yang paling baik sekaligus menyingkirkan diagnosis
banding lainnya. Namun, jika fasilitas tidak memadai, CT scan, sinar-
X, dan pencitraan lainnya dapat membantu.
• OAT adalah pilihan pengobatan awal yang terbaik, terbukti paling
efektif hingga saat ini. Terapi pembedahan relatif ditinggalkan
sebagai pilihan pengobatan yang utama. Pembedahan dilakukan
hanya dengan indikasi-indikasi tertentu.
• Komplikasi yang dapat terjadi salah satunya adalah cedera corda
spinalis (spinalcord injury). Hal ini dapat terjadi karena adanya
tekanan epidural sekunder karena pus tuberkulosis, sekuestra
tulang, skuestrer dari diskus intervertebralis.
• Deformitas dan defisit motorik adalah konsekuensi paling serius
pada spondilitis tuberkulosis dan terus menjadi masalah serius
ketika diagnosa tertunda atau presentasi penderita dalam stadium
lanjut dari penyakit. Terapi kepatuhan dan resistensi obat
merupakan faktor tambahan yang signifikan, akan mempengaruhi
hasil individu
• Jenis imobilisasi spinal tergantung pada jenis tingkat lesi. Pada
daerah servikal dapat dimobilisasi dengan jaket Minerva; pada
daerah vertebra torakal , torakolumbal dan lumbal bagian atas
dapat dimobilisasi dengan menggunakan body cast jacket.
Sedangkan pada lumbal bawah, lumbosacral, dan sacral dilakukan
imobilisasi dengan body jacket
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai