Anda di halaman 1dari 48

Presentasi refarat:

PERDARAHAN ANTEPARTUM

DIPRESENTASIKAN OLEH:
ERES TRIASA

dr. David Randel Christanto, Sp.OG (KFM), M.Kes


PENDAHULUAN

 Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang


berbahaya.
 Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus,
sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum.
Penyebab tersering perdarahan pada trimester III, yaitu : Solusio plasenta
30%, Plasenta previa 32%, Vasa previa 0,1%, Inpartu biasa 10%,
Kelainan lokal 4%,Tidak diketahui sebabnya 23,9%.

Penyebab utama perdarahan antepartum yaitu plasenta previa dan


solusio plasenta, penyebab lainnya biasanya berasal dari lesi lokasi
pada vagina/serviks.
PERDARAHAN ANTEPARTUM

Definisi
Perdarahan antepartum menurut WHO adalah perdarahan pervaginam setelah 29
minggu kehamilan atau lebih.
Perdarahan antepartum yang berbahanya umumnya bersumber pada kelainan plasenta
Perdarahan antepartum dapat berasal Bukan dari kelaianan plasenta:
dari plasenta :  Kelainan serviks dan vagina, dapat
 Plasenta previa diketahui bila dilakukan
pemeriksaan dengan spekulum
 Solusio plasenta  Kelainan yang tampak ialah :
 Erosio portionis uteri
 Carcinoma portionis uteri
 Polypus cervicis uteri, varices
vulvae, dan trauma.
KELAINAN PLASENTA

A. Plasenta Normal : tampak plasenta tidak


melekat pada dinding endometrium
B. Plasenta Previa : tampak plasenta letak di
bagian bawah dari endometrium
C. Plasenta Akreta : tampak dinding endometrium
menempel dengan plasenta
D. Solusio Plasenta : tampak gambar darah berada
diantara dinding endometrium dengan plasenta
KELAINAN PLASENTA
PLASENTA PREVIA
DEFINISI PLASENTA PREVIA

 Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada


tempat abnormal, yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian
atau seluruh osteum uteri internum.
KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA

 Plasenta previa totalis


 Plasenta previa lateralis
 Plasenta previa marginalis
 Plasenta letak rendah
ETIOLOGI PLASENTA PREVIA

 Beberapa faktor dan etiologi dari plasenta previa tidak diketahui.


 Berhubungan dengan abnormalitas dari vaskularisasi endometrium yang
mungkin disebabkan oleh timbulnya parut akibat trauma operasi/infeksi
FAKTOR RISIKO PLASENTA PREVIA

 Riwayat plasenta previa sebelumnya  Umur ibu yang telah lanjut, wanita lebih dari 35
tahun
 Riwayat seksio cesarea dan riwayat
 Multiparitas
aborsi
 Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim
 Kehamilan ganda
FAKKTOR RISIKO PLASENTA PREVIA

 Merokok dan penggunaan kokain

 Sosial ekonomi rendah/gizi buruk, patofisologi dimulai dari usia kehamilan 30 minggu segmen bawah
uterus akan terbentuk dan mulai melebar serta menipis
 Pernah mendapat tindakan kuretase.
PATOFISIOLGI
PLASENTA
PREVIA
GEJALA PLASENTA PREVIA

 Perdarahan tanpa rasa nyeri,


 Bagian terendah anak sangat tinggi
 Kelainan letak
DIAGNOSA PLASENTA PREVIA

 Anamnesis
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri terutama pada
multigravida.
 Pemeriksaan luar
Janin biasanya belum masuk pintu atas panggul presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung
di atas pintu atas panggul mengarah ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul.
DIAGNOSA PLASENTA PREVIA

 Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum atau dari ostium uteri internum, adanya plasenta previa harus dicurigai.
 Penentuan letak plasenta tidak langsung
Melalui USG  ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium
bila jarak tepi 5 cm disebut plasenta letak rendah
USG TRANSVAGINAL

PLASENTA LETAK
RENDAH. BAGIAN
TEPI BAWAH
PLASENTA ADALAH
0,9 CM DARI OS
SERVIKS INTERNUM
DIAGNOSIS BANDING
Klinis Solusio plasenta Plasenta previa Ruptura uteri
Onset kejadian Sewaktu hamil dan inpartu Sewaktu hamil Inpartu

Cara mulainya Tiba-tiba Perlahan Tiba-tiba


Tipe perdarahan Non recurren Recurren Bergantung pada pembuluh
darah yang pecah
Warna darah Darah beku+segar Darah segar Darah segar
Anemia Tak sebanding dengan darah Sesuai dengan darah yang Perdarahan keluar dan di dalam
yang keluar keluar
Toxemia gravidarum Bisa ada - -

Nyeri perut Ada Tidak ada (+) di segmen bawah rahim

Palpasi Uterus in-bois bagian anak sulit Biasa dan floating Defans muskular, meteoritis
ditentukan
His Kuat Biasa Hilang
Bunyi jantung anak - + -

Periksa dalam Ketuban tegang, menonjol Jaringan plasenta Robekan

Plasenta Tipis, cekung Selaput robek pada pinggiran Biasa


PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA

 Terapi Ekspektatif  Tujuan supaya janin tidak lahir premature. Syaratnya:


• Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
• Belum ada tanda-tanda inpartu
• Keadaan umum ibu cukup baik
• Janin masih hidup

 Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis.


PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA

 Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta


 Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
• MgSO4 i.v dosis awal tunggal dilanjutkan 4 gram setiap 6 jam
• Nifedipin 3 x 20 mg perhari
• Dexamethason 6 mg/IM interval 12 jam untuk pematangan paru janin

 Pada terapi ekspektatif, rawat pasien di RS sampai berat anak ± 2500 gram atau
kehamilan sudah sampai 37 minggu.
PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA

 Terapi Aktif (Tindakan segera)  Lakukan PDMO jika :


• Infus I transfusi telah terpasang
• Kehamilan > 37 minggu (berat badan > 2500 gram) dan inpartu
• Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor, seperti anesefali.
• Perdarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh melewati pintu atas panggul (2/5 atau 3/5
pada palpasi luar).

 Seksio caesarea
KOMPLIKASI PLASENTA PREVIA

 Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia
karena perdarahan, plasentitis, dan endometritis pasca persalinan.
 Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi seperti
Asfiksia berat.
PROGNOSIS PLASENTA PREVIA

 Dengan adanya fasilitas diagnosa dini (USG), transfusi darah, teknik


anestesi dan operasi yang baik dengan indikasi SC yang lebih liberal,
prognosis ibu cukup baik

 Janin  Kematian janin umumnya disebabkan prematuritas.


SOLUSIO PLASENTA
DEFINISI SULOSIO PLASENTA

 Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal di korpus uteri yang
terjadi setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin dilahirkan.
 Dengan manifestasi sebagai perdarahan pervagina, peningkatan kontraksi uterus dan
distres pada fetus yang dapat berakibat pada kematian ibu dan janin
KLASIFIKASI SULOSIO PLASENTA

Solusio Plasenta
Ada 3 tipe perdarahan pada solusio plasenta, yaitu :
 Perdarahan keluar (External hemorrhage)
 Perdarahan tersembunyi (Concealed hemorrhage)
 Perdarahan kombinasi (Combined hemorrhage)
Sedangkan berdasarkan luas terlepasnya plasenta:
 Solusio plasenta totalis
 Solusio plasenta partialis
ETIOLOGI SULOSIO PLASENTA

 Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti.


FAKTOR RISIKO SULOSIO PLASENTA

 Usia ibu saat hamil


 Paritas
 Merokok
 Ras dan faktor keturunan
 Kokain
 Hipertensi kronis dan preeklampsia
 Leimioma
 Riwayat trauma
 Thrombofilia
 Riwayat solusio plasenta sebelumnya
PATOFISOLOGI
SOLUSIO
PLASENTA
LANJUTAN
 Uterus Courvelaire, tampak
Uterus Berwarna kebiruan
DERAJAT SOLUSIO PLASENTA

Solusio plasenta ringan


 Kehilangan darah sekitar 10-15% volume darah atau < 1000 cc darah dan tekanan darah >
100/60, kesadaran baik, mungkin terdapat postural hipotensi.
Solusio plasenta moderat
 Kehilangan darah sekitar 15-30% volume darah atau sekitar 1000-1500 cc darah dan tekanan
darah pada rentang nilai > 80/40 dan < 100/60, nadi > 120x/menit, tampak lemah dan merasa
kehausan.
DERAJAT SOLUSIO PLASENTA

Solusio plasenta mayor


 kehilangan darah sekitar 30-40% volume darah atau 1500-2000 cc dan tekanan darah < 60/0,
nadi > 120x/menit, pasien tampak pucat, sesak, penurunan kesadaran bahkan koma,
oligouria.
Solusio plasenta berat
 kehilangan > 40% volume darah atau > 2000 cc darah, tekanan darah dan nadi tidak dapat
terukur, koma dan anuria.
GEJALA SULOSIO PLASENTA

 Perdarahan, desertai nyeri yang timbul  Palpasi sukar, karena uterus keras
juga diluar his  Fundus uteri, semakin lama semakin naik
 Anemia dan syok,  Bunyi jantung, biasanya tidak ada
 Uterus keras,  Proteinuria
DIAGNOSA SULOSIO PLASENTA

 Anamnesa  Pemeriksaan penunjang :

 Pemeriksaan • Pemeriksaan laboratorium


fisik • Pemeriksaan darah rutin (complete blood cell count)
 Status • Pemeriksaan kadar fibrinogen
generalis
• Prothrombin Time/Activated Partial Thromboplastin
 Status Time (PTT/APTT)
obstetrik
• Blood urea nitrogen/serum kreatinin
• Kleihauer-Betke test
• Golongan darah
USG
USG

(a) 2X4 CM PADA


PERMUKAAN
ANTERIOR
PLASENTA.

PASIEN MEMILIKI
NYERI ABDOMEN
BAGIAN BAWAH DAN
HIPERTONIK UTERUS
TANPA PERDARAHAN
VAGINAL
DIAGNOSIS BANDING
Klinis Solusio plasenta Plasenta previa Ruptura uteri
Onset kejadian Sewaktu hamil dan inpartu Sewaktu hamil Inpartu

Cara mulainya Tiba-tiba Perlahan Tiba-tiba


Tipe perdarahan Non recurren Recurren Bergantung pada pembuluh
darah yang pecah
Warna darah Darah beku+segar Darah segar Darah segar
Anemia Tak sebanding dengan darah Sesuai dengan darah yang Perdarahan keluar dan di dalam
yang keluar keluar
Toxemia gravidarum Bisa ada - -

Nyeri perut Ada Tidak ada (+) di segmen bawah rahim

Palpasi Uterus in-bois bagian anak sulit Biasa dan floating Defans muskular, meteoritis
ditentukan
His Kuat Biasa Hilang
Bunyi jantung anak - + -

Periksa dalam Ketuban tegang, menonjol Jaringan plasenta Robekan

Plasenta Tipis, cekung Selaput robek pada pinggiran Biasa


PENATALAKSANAAN SULOSIO PLASENTA

 Penanganan solusio plasenta secara umum :


• Pemberian darah yang cukup
• Pemberian O2
• Pemberian antibiotik
• Pada syok yang berat diberikan kortikosteroid dosis tinggi untuk mencegah
terjadinya perdarahan yang semakin hebat.
PENATALAKSANAAN SULOSIO PLASENTA

Perdarahan masif
 Evakuasi pasien ke RS, jaga agar hemtokrit darah sekitar 30% dan keluaran urin sekitar 60 ml/jam dan cek
kadar hemoglobin tiap 4 jam. Lakukan transfusi fresh frozen plasma atau darah segar.
 Lakukan terminasi kehamilan baik persalinan pervaginal jika dilatasi serviks sudah lengkap ataupun dengan
seksio caesarea.
 Jika terjadi perdarahan postpartum pasca terminasi kehamilan yang menyebabkan atonia uteri dan tidak dapat
teratasi, maka dapat dilakukan histerektomi
PENATALAKSANAAN SULOSIO PLASENTA

Perdarahan sedikit
 Penatalaksanaan ekspektatif  Dilakukan jika umur kehamilan < 36 minggu dan janin masih hidup serta tidak adanya
perdarahan yang hebat yang menyebabkan syok hipovolemia pada ibu.
 Observasi yang ketat terutama kondisi ibu (tekanan darah, nadi, kadar hemoglobin dan urinaria) dan kondisi janin
menggunakan cardiotocografi (CTG).
 Penatalaksanaan aktif  Adalah sebuah tindakan terminasi kehamilan pada kondisi janin yang matur ataupun terjadi
fetal distres.
PENATALAKSANAAN SULOSIO PLASENTA

 Hal-hal yang dilakukan dalam penatalaksanaan terapi diantaranya adalah :


• Mengkoreksi keadaan umum pasien dengan tindakan resusitasi untuk mencegah agar pasien tidak jatuh
dalam kondisi syok.
• Segera lakukan persalinan
 Persalinan pervaginal  Syarat perdarahan jumlahnya sedikit, multipara, serviks lunak dan pembukaan
telah lengkap, presentasi kepala dan tidak didapatkannya disproporsi kepala bayi dan panggul ibu
 Seksio caesarea
KOMPLIKASI SULOSIO PLASENTA

Komplikasi pada ibu, antara lain :


 Syok Komplikasi pada janin, antara lain :
 Terjadinya gangguan pembekuan darah  Tingginya angka kematian perinatal
(koagulopati) akibat turunnya kadar  Gangguan pertumbuhan pada bayi
fibrinogen.
 Tingginya asfiksia neonatal
 Kerusakan jaringan pada organ vital
 Prematuritas bayi
 Atonia uteri post partum
 Anemia pada neonatal.
PROGNOSIS SULOSIO PLASENTA

 Ibu  Angka kematian ibu 0,5%-5% di seluruh dunia. Kebanyakan karena


perdarahan (segera atau lambat) atau gagal jantung atau ginjal

 Janin  Pada solusio plasenta ringan dan sedang kematian janin tergantung dari luas
plasenta yang terlepas dan usia kehamilan
SIMPULAN

 Perdarahan antepartum terjadi setelah kehamilan 22 minggu.


 Penyebab dari perdarahan antepartum sampai saat ini belum diketahui, namun ada
beberapa faktor risiko yang menunjang sampai terjadinya plasenta previa, solusio
plasenta.
 Diagnosis dari perdarahan antepartum saat ini yang lebih akurat adalah dengan
pemeriksaan ultrasonografi.
SIMPULAN

 Penanganan perdarahan antepartum adalah dengan tindakan secara ekspektatif, aktif


dan operasi seksio caesarea.
 Komplikasi yang paling berbahaya adalah syok oleh karena perdarahan sehingga harus
ditangani lebih awal/segera.
 Prognosis pada perdarahan antepartum baik bila ada fasilitas yang cukup memadai.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai