Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

Chici Chahyanti
Finni Dwi Ratnasari
Inggryd Christianita
Stanly J. Karubaba

Pembimbing : dr. Rosmini, Sp. THT-KL


: dr. Agustina P. K., Sp.THT-KL
FISIOLOGI TELINGA
Otitis Media

Otitis Media
Otitis Media Otitis Media
Kronik
Akut (OMA) Sub Akut
(OMSK)

Risiko rendah, Tipe aman,


Risiko tinggi Tipe bahaya
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

Radang telinga tengah dengan perforasi


membran timpani permanen disertai
keluarnya sekret encer atau kental, bening
atau nanah, intermiten atau persisten
selama lebih dari 12 minggu
Etiologi
Pseudomonas aeruginosa, S. eureus, dan
Proeteus sp, melalui mekanisme kontaminasi
langsung dari liang telinga luar atau kontaminasi
bakteri dari nasofaring.
Jenis OMSK
Benigna Maligna

Sekret Mukoid, tidak berbau Purulen, berbau busuk

Perforasi Sentral Atik atau marginal

Granulasi Jarang Biasa terjadi

Polip Berwarna pucat Berwarna kemerahan

Kolesteatoma Tidak ada Ada

Komplikasi Jarang terjadi Sering terjadi

Audiogram Tuli konduktif ringan hingga Tuli Konduktif atau


sedang campuran
Diagnosis OMSK

• Dibuat berdasarkan gejala klinis dan


pemeriksaan THT terutama pemeriksaan
otoskopi
Terapi OMSK

Prinsip terapi OMSK tipe aman adalah konservatif atau


medikamentosa :

o Membersihkan liang telinga dan kavum timpani.


o Larutan H2O2 3% selama 3-5 hari
o Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik
dan kortikosteroid (setelah sekret berkurang)
o Terapi oral ; antibiotik
o Miringoplasti/timpanoplasti (setelah sekret kering
tetapi perforasi masih ada)
• Prinsip terapi OMSK tipe bahaya adalah
pebedahan mastoidektomi dengan atau tanpa
timpanopplasti

• Terapi medikamentosa hanyalah merupakan


terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan
Komplikasi

Intratemporal Intrakranial Ekstratemporal

Mastoiditis akut
Meningitis
Labirintitis
Encefalitis
Petrositis Abses subperiosteal
Hidrocefalus
Perforasi MT
Obses otak
Paresis N.VII
Identitas Pasien
• Nama pasien : An. EM
• Umur : 14 Tahun
• Jenis kelamin :♂
• Alamat : Oksibil
• Agama : Kristen Protestan
• Nomor DM : 459021
• Berat badan : 41 Kg
• Tanggal Pemeriksaan: 3 Juli 2018
Keluhan Utama : Nyeri di telinga atas kanan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli THT dirujuk dari RSUD Oksibil. Pasien


mengaku nyeri pada telinga atas kanan yang timbul sejak ± 1
bulan yll. Pasien juga mengaku keluar cairan berwarna putih
dan bau dari telinga kanan ± 1 tahun yll, disertai keluhan
penurunanan pendengaran sejak tiga bulan yang lalu.
Demam (+), pusing berputar (-), batuk dan pilek (-).
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku sebelumnya mengalami batuk dan pilek yang


tidak diobati.

Riwayat Penyakit Psikososial

Pasien merasa terganggu dalam aktivitas sehari-hari dengan


adanya cairan yang keluar dari telinga dan adanya gangguan
pendengaran disertai nyeri pada telinga kanan bagian atas.

Riwayat Kebiasaan
Korek-korek telinga (-).
Bagian Telinga Dextra Sinistra
Aurikula
Bentuk Normal Normal
Tragus Pain + -
Mastoid Pain + -
Hematom - -
Massa - -
Fistel Retroaurikuler - -
Abses retroaurikuler + -

Meatus Akustikus Ext.


Edema - -
Hiperemi - -
Serumen + +
Sekret + -
Furunkel - -
Jaringan granulasi + -
Membran Timpani
Perforasi + -
Hiperemi + -
Retraksi - -
Hasil Laboratorium (25 – 06 – 2018)
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Hematologi rutin
Hb 11.3 g/dL 13.3 – 16.6
Hct 32.2 % 41.3 – 52.1
WBC 10.59 103/uL 3.37 – 8.38
PLT 119 103/uL 140 – 400
PRC 4.31 106/uL 3.69 – 5.46
Hitung jumlah leukosit
Sel basofil 0.3 % 0.3 – 1.4
Sel Eusinofil 0.7 % 0.6 – 5.4
Sel Neutrofil 78.8 % 39.8 – 70.5
Sel Limfosit 10.9 % 23.1 – 49.9
Sel Monosit 9.3 % 4.3 – 10.0
Kimia darah
BUN 16.3 mg/dL 7 – 18
Creatinin 0.77 mg/dL <= 0.95
Koagulasi (27-06-2018)
PT 11.2 Detik 10.2 – 12.1
APTT 24.3 Detik 24.8 – 34.4
GAMBARAN RADIOLOGI FOTO SKULL
(26 JUNI 2018)

Kesan : abses retroaurikula kanan


• CT scan kepala (26 Juni 2018)

• Kesimpulan:
– Abses retroaurikula pada telinga kanan
• DIAGNOSIS
• OMSK tipe bahaya (D) + cephalgia + vertigo susp
abses retroaurikula (D)
• PLANNING
• IVFD NaCl 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 2 dd Fo 800 mg
• Inj. Metronidazol 3 dd 400 mg
• Inj. Ketorolac 3 dd ½ amp
• Inj. Ranitidin 3 dd ½ amp
Perawatan H1 (26 Juni 2018) : Perawatan H2 (27 Juni 2018) : perawatan H3 ( 28 Juni 2018)

 Keluhan : nyeri ditelinga sisi kanan (+), keluar Keluhan : nyeri kepala (+), makan/minum (+/+) Keluhan : nyeri kepala (+), makan/minum
nanah dari liang telinga (+), pendengaran (<)  Status THT-KL : (+/+)
makan/minum (+/+)
 Telinga: D= MAE sekret (+), kuning,  Status THT-KL :
 Status THT-KL :
darah (-), granulasi (+),  Telinga: D= MAE sekret (+), kuning,
 Telinga: D= MAE sekret (+), kuning, darah (-),
 S = MAE DBN , MT intak darah (-), MT perforasi total, granulasi
granulasi (+),
(+),
 S = MAE DBN , MT intak  Pungsi aspirasi (+), pus 10 cc
Diagnosis : OMSK tipe bahaya (D) + susp abses  S = MAE DBN , MT intak
Diagnosis : OMSK tipe bahaya (D) +
retroaurikula (D) + Vertigo  Pungsi aspirasi (+), pus 10 cc
susp abses retroaurikula (D) + Vertigo
Diagnosis : OMSK tipe bahaya (D) +
Terapi : IVFD NaCl :D5 = 20 tpm
susp abses retroaurikula (D) +
Inj. Ceftriaxone 2x 800 mg Terapi : IVFD NaCl :D5 = 20 tpm
Vertigo
Inj. Metronidazol 3x 400 mg Inj. Ceftriaxone 2x 800 mg
Terapi : IVFD NaCl :D5 = 20 tpm
Inj. Keterolak 3x ½ amp Inj. Metronidazol 3x 400 mg
Inj. Ceftriaxone 2x 800 mg
Inj. Ranitidin 3x ½ amp Inj. Keterolak 3x ½ amp
Inj. Metronidazol 3x 400 mg
Inj. Ranitidin 3x ½ amp
Inj. Keterolak 3x ½ amp
Cek PTT/APTT
Perawatan di ruang Seruni H2 (16 desember 2012) : Inj. Ranitidin 3x ½ amp
Perawatan H4 (29 Juni 2018): Perawatan H5 ( 30 Juni 2018) Perawatan H6 (1 Juli 2018)
Keluhan : nyeri kepala (+), makan/minum (+/+) dilakukan cito insisi dan drainase retroaurikula Keluhan : nyeri kepala (+) pus (+)
 Status THT-KL : 10:15 telah dilakukan insisi dan drainase abses Status THT-KL : terpasang draine di
 Telinga: D= MAE sekret (+), kuning, darah (-), retroaurikula dextra
MT perforasi total, granulasi (+), Post op : Diagnosis : OMSK tipe bahaya (D) + abses
 S = MAE DBN , MT intak Terapi injeksi lanjut retroaurikula + insisi H1
 Pungsi aspirasi (+), pus 10 cc Rawat luka tiap hari Terapi :
Diagnosis : OMSK tipe bahaya (D) + susp RL Asnet
abses retroaurikula (D) + Vertigo Inj. Ceftriaxone 1x 1600 mg
Inj. Metronidazol 3x 500 mg
Terapi : IVFD NaCl :D5 = 20 tpm Inj.keterolac 3x ½ amp

Inj. Ceftriaxone 2x 800 mg Inj. Ranitidin 3x ½ amp


Inj. PCT 3x 500 mg
Inj. Metronidazol 3x 400 mg

Inj. Keterolak 3x ½ amp

Inj. Ranitidin 3x ½ amp

Inj. PCT 3x 400 mg

Pasien direncanakan operasi tgl 30 juni


2018 jam 09:00

Konsul anastesi

Perawatan H7 (2 Juli 2018) Perawatan H8 (3 Juli 2018)

Keluhan : nyeri kepala (+) pus (+) Keluhan : nyeri kepala (+) pus (+)
Status THT-KL : terpasang draine di retroaurikula Status THT-KL : terpasang draine di retroaurikula
dextra dextra
Diagnosis : OMSK tipe bahaya (D) + abses Diagnosis : OMSK tipe bahaya (D) + abses
retroaurikula + insisi H1 retroaurikula + insisi H1
Terapi : Terapi :
PEMBAHASAN
• Nyeri kepala atau cephalgia adalah nyeri yang
• Berdasarkan diagnosis dirasakan di daerah kepala atau merupakan suatu

sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah


cephalgia didapatkan adanya
kepala. Nyeri kepala diklasifikasikan oleh International
nyeri kepala pada anamnesa Headache Society, menjadi nyeri kepala primer dan

yang dirasakan pada hari sekunder. Yang termasuk ke dalam nyeri kepala primer

antara lain adalah: nyeri kepala tipe tegang (TTH -


kedua perawatan dimana
Tension Type Headache), migrain, nyeri kepala cluster
disebabkan oleh abses dan nyeri kepala primer lain, contohnya hemicrania

retroaurikula dextra akibat continua. Nyeri kepala primer merupakan 90% dari

semua keluhan nyeri kepala. Nyeri kepala juga dapat


penumpukan pus yang
terjadi sekunder, yang berarti disebabkan kondisi
semakin hari semakin kesehatan lain

bertambah sehingga tekanan


pada tulang semakin besar.
• Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang
• Pada diagnosis vertigo
serius. Keluhan vertigo merupakan tanda telah
disebabkan oleh OMSK terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh

kolesteotoma. Vertigo yang timbul biasanya akibat


yang didapatkan pada
perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada
anamnesa adanya nyeri penderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi

kepala yang terasa berputar hanya karena perforasi besar membran timpani yang

akan menyebabkan labirin lebih mudah terserang oleh

perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin

juga akan menyebabkan keluhan vertigo. Fistula

merupakan temuan yang serius pada OMSK, karena

infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah

dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul

labirinitis dan bisa berlanjut menjadi meningitis.


PENUTUP

• Telah dilaporkan laporan kasus An.EM umur 14 tahun


dengan keluhan nyeri di telinga sebelah kanan.
Berdasarkan anamnesis,pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis OMSK
tipebahaya (D) + abses retroaurikula + cephalgia +
Vertigo. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu
Inj.Ceftriaxon, inj. Ranitidin Metronidazol infus, Inj.
keterolac dan cuci telinga dengan H2O2 3% 2kali sehari
• Pasien datang dan dirawat di ruang bedah pria RSUD
Jayapura sejak tanggal 26 Juni 2018 di rencanakan
insisi abses retroaurikula,selama perawatan pasien
menunjukkan keadaan yang semakin membaik.

Anda mungkin juga menyukai