Anda di halaman 1dari 11

Penerapan FMEA pada Kasus Bearing

Roda Stainless Steel Mobil Listrik :

 Oleh : Kelompok 9
- Ghiffari Arif Maulana
- Muhammad Eka Rizki
- Maidi
- Liza Rizqi Handayani
- M.Afraqil Irsan
Bearing
 Bearing dalam Bahasa Indonesia berarti bantalan. Dalam ilmu mekanika
bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk membatasi
gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar selalu
bergerak pada arah yang diinginkan. Bearing menjaga poros (shaft)
agar selalu berputar terhadap sumbu porosnya, atau juga menjaga
suatu komponen yang bergerak linier agar selalu berada pada jalurnya

 Bola (Ball Bearing) Bantalan bola menggunakan bola untuk membawa


beban yang diterapkan. Karena ada titik kontak (dibandingkan dengan
kontak line untuk bantalan tol [Roll Bearing]) beban daya dukung lebih
rendah dari pada bantalan rol [Roll Bearing]. Bantalan rol dapat
mendukung kedua Radial (Tegak Lurus pada poros) dan Aksial beban
(Parelel ke poros).
Failure Modes and Effects Analysis
(FMEA)
 Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah suatu metode yang
sistematis, proaktif untuk mengevaluasi proses, untuk mengidentifikasi
dimana dan kenapa proses gagal dan untuk menentukan dampak (impact)
relative dari kegagalan proses, untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari
proses yang paling membutuhkan perubahan.
 Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) merupakan suatu usaha untuk
menggambarkan semua kegagalan yang mungkin dan pengaruhnya pada
sistem.
Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
Penentuan RPN pada Bearing
 Pada dasarnya, fungsi bearing adalah menjaga agar poros ban (as roda)
tidak langsung bergesekan dengan rumah (roda). Komponen ini juga
didesain minim friksi, sehingga ketika roda berputar bisa terjaga stabil.
Sehingga fungsinya untuk mengurangi hambatan putaran. Ujungnya,
adalah level keborosan suatu kendaraan bisa lebih irit atau sebaliknya
boros. Jadi makin efisien penggunaan bahan bakar minyak (BBM), karena
putaran yang lebih ringan. Tabel 1.1 menyajikan mode-mode kegagalan
potensial dan bobot nilai RPN dari masing-masing mode kegagalan
potensial Bearing. Perhitungan dan pembobotan nilai RPN akan
dideskripsikan sebagai berikut:
MODE KEGAGALAN POTENSIAL BERKARAT PADA BEARING
 Mode kegagalan potensial karat pada Bearing merupakan cara terjadinya
kegagalan pada Bearing yang disebabkan oleh korosi. Dampak potensial
bearing berkarat yang dipengaruhi dari tingkat parah atau tidaknya suatu
karat antara lain dapat membahayakan operator, menyebabkan as
berhenti bekerja dan merusak mesin atau peralatan lain. Berdasarkan hal
tersebut, maka kegagalan potensial berkarat di bobot nilai:
 Severity adalah 5 karena akibat dari kegagalan potensial tersebut maka
mesin harus dihentikan dan segera mengganti bearing.
 Occurrence adalah 3 karena berdasarkan data yang tersedia karat terjadi
setelah 4 bulan dioperasikan.
 Detection adalah 5 karena berdasarkan cara deteksi yang dilakukan
Kemungkinan sangat terpencil bahwa kontrol design atau mesin akan
mendeteksi sebab potensial dan mode kegagalan berikutnya.
 Berdasarkan Severity, Occurrence dan Detection dari mode kegagalan
potensial berkarat pada Bearing, maka diperoleh nilai RPN adalah :
 RPN = S x O x D = 5 X 3 X 5 = 75
MODE KEGAGALAN POTENSIAL OVERHEAT PADA BEARING
 Mode kegagalan potensial overheat pada Bearing merupakan cara terjadinya
kegagalan pada Bearing yang disebabkan oleh kelebihan panas. Dampak potensial
bearing dipengaruhi dari tingkat parah atau tidaknya overheat antara lain dapat
membahayakan operator, menyebabkan as berhenti bekerja dan merusak mesin atau
peralatan lain. Berdasarkan hal tersebut, maka kegagalan potensial overheat di bobot
nilai:

 Severity adalah 3 karena akibat dari kegagalan Bearing beroperasi dan aman namun
kinerjanya terdegradasi.
 Occurrence adalah 3 karena berdasarkan data yang tersedia karat terjadi setelah 4
bulan dioperasikan.
 Detection adalah 3 karena dapat diditeksi Inspeksi visual 100% dengan standar visual.

 Berdasarkan Severity, Occurrence dan Detection dari mode kegagalan potensial


berkarat pada Bearing, maka diperoleh nilai RPN adalah :
 RPN = S x O x D = 3 X 3 X 3 = 27
6
Grafik Nilai SOD

4
Nilai SOD

0
Severity Occurence Detection
Axis Title

Berkarat Over Heating


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai