Anda di halaman 1dari 12

SETELAH MEMPELAJARI MATERI INI, KAMU DIHARAPKAN MAMPU:

1. Menganalisis kebahasaan teks laporan hasil observasi.

2. Membenahi kesalahan berbahasa dalam teks laporan hasil observasi.


KAIDAH BAHASA TEKS LAPORAN HASIL
OBSERVASI
1.Kata dan Frasa Verba serta Frasa
Nomina.
2.Afiksasi
3.Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
4.Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kata dan Frasa Verba serta Nomina.
Kata berbentuk morfem atau morf bebas, yaitu satuan bahasa terkecil (dapat memiliki
arti maupun tidak) yang bersifat bebas.
Frasa merupakan unsur yang lebih luas, yaitu kelompok kata nonpredikatif, hanya
menduduki satu fungsi dalam sebuah kalimat.
atau Frasa adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kelompok
kata atau lebih yang memiliki satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah
menyesuaikan dengan konteks). Singkatnya frasa adalah gabungan dari dua kata atau
lebih namun tidak dapat membentuk kalimat sempurna karena tidak memiliki predikat.
Ciri-ciri frasa

■ Dalam frasa harus terdiri setidaknya minimal dua kata atau lebih.
■ Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
■ Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.
■ Frasa bersifat nonpredikatif.
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa
adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat membentuk kalimat
sempurna
Perhatikan contoh identifikasi kata
benda dan frasa benda
Contoh Kata: wayang
Contoh Frasa Nomina: 1. wayang kulit
2. seni pertunjukkan yang telah ditetapkan
sebagai warisan budaya asli Indonesia
Contoh Frasa Verba: sudah membagi
Kategori Frasa
1. Berdasarkan Jenisnya ( Frasa Nomina, Frasa Verba, Frasa Adjektiva dll.)
2. Berdasarkan Fungsi unsur pembentukannya
Frasa endosentris yaitu frasa yang salah satu unsur atau keduanya merupakan unsur
inti atau pusat.
a. Frasa atribut, unsur pembentukannya menggunakan diterangkan dan
menerangkan atau menerangkan dan diterangkan. contoh Ayah kandung
(diterangkan menerangkan) seekor ayam (menerangkan diterangkan)
b. Frasa apositif, salah satu unsur pembentukannya dapat digunakan sebagai
pengganti unsur inti. contoh asisten pribadi
c. Frasa koordinatif, unsur-unsur pembentukannya berperan sebagai unsur inti.
contoh Kakek nenek
Frasa eksosentris Frasa Eksosentris, yaitu frasa yang pada salah satu unsurnya
merupakan kata tugas. Contoh Kepada ayah
Afiksasi

Sebuah kata dalam teks dapat berupa kata dasar atau kata turunan.
Kata turunan terbentuk melalui afiksasi, yaitu proses pengimbuhan. Suatu kata
yang melalui afiksasi bisa saja berubah jenis. Sebagai contoh, suatu jenis verba
suatu ketika muncul sebagai nomina dengan hanya menambah atau
mengubah imbuhan. Suatu kata dasar dapat berubah menjadi verba jika diberi
imbuhan me(N)-, be(R)-, di-, bahkan terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu,
kata dasar yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan
pe(N)-, pe(R)-, -an, atau terkadang ke-an. Berikut adalah contoh afiksasi:
Contoh:
Kata Jenis Imbuhan Kata Dasar
disebut verba di- sebut
Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi
Setelah mengidentifikasi verba di atas, kamu menemukan beberapa verba yang
digunakan untuk mendefinisikan dan mendeskripsikan objek.
a. Contoh kalimat Definisi, Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan
sebagai warisan budaya asli Indonesia.
b. Contoh kalimat Deskripsi, Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan
diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan
tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang
terdiri dari: tuding dan gapit
Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat dalam sebuah teks dapat dibentuk hanya oleh satu klausa, yaitu bagian kalimat
yang mengandung subjek dan predikat (predikatif). Kalimat yang hanya memiliki satu klausa
disebut sebagai kalimat simpleks atau biasa disebut pula sebagai kalimat tunggal.
Berikut adalah contoh kalimat simpleks dengan bermacam pola:
a. Ada beragam jenis topeng di museum ini.
P S K
b. Kelelawar merupakan hewan unik.
S P Pel
c. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit.
S P O K
Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks atau kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih
klausa. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam, yaitu kalimat kompleks atau
majemuk setara dan kalimat kompleks atau majemuk bertingkat. Kalimat majemuk
setara memiliki dua atau klausa ganda yang setara dalam suatu kalimat, sedangkan
kalimat majemuk bertingkat memiliki klausa ganda yang tidak sama atau berada di
bawah fungsi utama suatu kalimat. Fungsi-fungsi utama dalam dalam kalimat
majemuk setara membentuk induk kalimat atau klausa atasan. Fungsi-fungsi yang
membentuk tingkat, yaitu yang mengikuti konjungsi subordinatif disebut klausa
bawahan atau anak kalimat. Kalimat majemuk setara biasanya ditandai dengan
penggunaan konjungsi koordinatif (setara), sedangkan kalimat majemuk bertingkat
biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi subordinatif (bertingkat).
Kalimat kompleks setara

a. Dalam budaya modern, wayang berfungsi menghibur dan mendidik.

K S P Pel Konjungsi Koordinati Pel

b. Kelelawar aktif pada malam hari, tetapi tidur pada siang hari.

S P K Konjungsi Koordinati P K

Kalimat kompleks bertingkat

a. Keberadaan D’topeng tidak dapat dipisahkan dengan Museum Angkut karena / kedua tempat ini / berada / di satu tempat yang sama.

Klausa Atasan Klausa Atasan

S P K Konjungsi Subordinatif S P K

b. Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek / yang / mempertunjukkan / boneka kayu.

Konjungsi antar kalimat Klausa Atasan

S P Inti O Konjungsi perluasan P O

Anda mungkin juga menyukai