Anda di halaman 1dari 47

BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI

ALAT BERAT

Dalam menentukan biaya yang harus


dikeluarkan untuk pengoperasian alat
berat ada dua bagian penting yang
harus diperhitungkan :

1. Biaya Tetap ( Biaya Pemilikan )


2. Biaya Variabel ( Biaya Operasi )

1
1. Biaya Tetap ( Biaya Pemilikan )
2. Biaya Variabel ( Biaya Operasi )

Biaya Pemilikan ( Owning Cost )


Biaya Operasi ( Operating Cost )

yang sering disebut O & O Cost

Owning & Operating Cost


Alat Berat

2
1. Biaya Pemilikan ( Owning Cost )

Dalam menghitung biaya pemilikan ada 4 ( empat )


bagian utama yang harus dihitung, keempat bagian
tersebut adalah :

a. Biaya Penyusutan ( Depreciation Cost )


b. Biaya Bunga ( Interest Rate Cost )
c. Biaya Asuransi ( Insurance Cost )
d. Biaya Pajak ( Taxes Cost )

3
a. Biaya Penyusutan ( Depreciation Cost )

Biaya penyusutan adalah biaya yang harus dihitung


sehubungan dengan berkurangnya nilai alat. Baik karena
terjadinya keusangan ataupun berkurangnya nilai alat
akibat keausan berbagai elemen yang ada dalam alat
tersebut. Menentukan nilai penyusutan secara ideal dan
tepat memang pekerjaan yang sulit. Karena alat berat
adalah sebuah benda yang selalu bergerak dan bersifat
mekanis. Tak mudah menghitung berapa penyusutan
sebenarnya yang terjadi pada sebuah alat berat, setelah
melakukan pekerjaan tertentu pada periode waktu yang
lama.

Namun untuk menghitung nilai penyusutan secara teoritis


berdasarkan ukuran keuangan, tidaklah terlalu rumit,
karena sebagian data yang digunakan untuk dasar
perhitungan hanya angka perkiraan, misalnya dalam
menetapkan usia ekonomis alat.
4
Biaya penyusutan dapat ditentukan dengan rumus
berikut :

Harga Penyerahan ( Rp )
Biaya Penyusutan ( Rp/jam ) =
Usia Ekonomis ( jam )

atau
DP
DC =
EL

dimana :
DC = Depreciation Cost ( Biaya Penyusutan )
DP = Delivered Price ( Harga Penyerahan )
EL = Economis Life ( Usia Ekonomis ) - jam
5
Harga Penyerahan :
adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memiliki alat tersebut termasuk pajak dan
bea masuk untuk alat tersebut jika
didatangkan dari luar negri.

Usia Ekonomis :
adalah usia dari alat dapat dipakai secara
ekonomis dan ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain kondisi kerja
dan tingkat pemeliharaan yang dilakukan
oleh pemilik.

6
Karena pengaruh kondisi kerja ini sangat besar
terhadap usia ekonomis alat. Maka berdasarkan
Caterpillar Performance Handbook edisi 22, untuk alat-
alat merk caterpillar kondisi daerah kerja dibagi dalam
tiga kondisi yaitu :

a. Daerah Kerja Berat


b. Daerah Kerja Sedang
c. Daerah Kerja Ringan

dibawah ini dapat dilihat pada tabel berikut perkiraan


usia ekonomis beberapa alat berat berdasarkan
kondisi daerah kerja.

7
Tabel 10. 1
Perkiraan Usia Ekonomis Alat Berat

Kondisi Daerah Kerja ( jam )


Jenis Alat
Berat Sedang Ringan
Excavator 8.000 jam 10.0000 jam 12.000 jam

Bulldozer
D3 - D7 8.000 Jam 10.000 jam 12.000 jam
D8 - D10 15.000 jam 18.000 jam 20.000 jam

Motor Grader 12.000 jam 15.000 jam 20.000 jam

Wheel Loader
910 – 966 8.000 jam 10.000 jam 12.000 jam
980 - 982 10.000 jam 12.000 jam 15.000 jam

Dump-Truck 15.000 jam 20.000 jam 25.000 jam

Wheel Tractor Scraper 8.000 jam 12.000 jam 16.000 jam

Asphalt Compactor 8.000 jam 12.000 jam 15.000 jam

Sumber : Caterpillar performance Handbook Edisi 26 :1995

8
harga penyerahan diatas itu termasuk biaya ban dan
biaya perlengkapan khusus dan juga jika alat
mempunyai nilai sisa setelah mencapai usia ekonomis,
maka biaya penyusutan akan menjadi :

DP - ( SV + TC + SIC )
DC =
EL

dimana :
DC = Depreciation Cost ( Biaya Penyusutan )
DP = Delivered Price ( Harga Penyerahan )
SV = Salvage Value ( Nilai Sisa )
TC = Tires Cost ( Biaya Ban )
SIC = Biaya Perlengkapan Khusus
EL = Economis Life ( Usia Ekonomis ) - jam

9
Untuk memperkirakan nilai sisa ( Salvage value ) ini
cukup sulit. Tak mudah memperkirakan berapa alat
akan dijual setelah dipakai selama mencapai usia
ekonomis. Caterpillar Performance Handbook
memberikan angka perkiraan nilai sisa alat berat
setelah berakhir usia ekonomisnya kurang lebih 35 %
dari harga penyerahan.

SV = ± 35 % DP

SV = Salvage Value ( Nilai Sisa )


DP = Delevered Price ( Harga Penyerahan )

10
Contoh 1
Sebuah bulldozer model D7 dibeli dengan harga
penyerahan dilokasi proyek dengan harga Rp 380.000.000.
Berapa biaya penyusutan perjam, jika alat ini beroperasi
pada daerah kerja kondisi sedang, dengan perkiraan usia
ekonomis 18.000 jam.

Solusi :
Harga Penyerahan ( Rp )
Biaya Penyusutan =
Usia Ekonomis ( jam )

Rp 380.000.000,-
=
18.000 jam

= Rp 21.111,11 / jam
11
Contoh 2
Sebuah Bulldozer model D7 dibeli dengan harga
penyerahan Rp 380.000.000,-. Diperkirakan setelah
berakhirnya usia ekonomis selama 18.000 jam dapat dijual
kembali dengan harga senilai 30 % dari harga penyerahan.
Hitunglah biaya penyusutan perjam.

Solusi
Harga Penyerahan - Nilai Sisa
Biaya Penyusutan =
Usia Ekonomis ( jam )

Rp 380.000.000,- 30 % Rp 380.000.000,-
=
18.000 jam

= Rp 13.722,22 / jam
12
Contoh 3.

Sebuah wheel loader dibeli dengan harga


penyerahan dilokasi proyek pekerjaan Rp
800.000.000,- . Setelah berakhir usia ekonomis alat
ini diperkirakan dapat dijual kembali dengan nilai 35
% dari harga penyerahan. Harga ban diperkirakan
Rp 4.000.000,- perbuah. Hitung biaya penyusutan
setiap jam, jika alat ini dapat mencapai usia
ekonomis 9 tahun dengan jam kerja rata-rata 2.000
jam pertahun.

13
Solusi

Biaya Penyusutan

Harga Penyerahan – ( Nilai Sisa + Harga Ban )


=
Usia Ekonomis

Rp 800.000.000,- - ( 35% Rp 800.000.000,- + 4 x Rp 4.000.000,- )


=
9 x 2000 jam

Rp 800.000.000,- - ( Rp 280.000.000,- + Rp 16.000.000,- )


=
18.000 jam

= Rp 28.000,-/ jam

14
Contoh 4

Seorang Pengusaha Industri Konstruksi membeli


sebuah Motor Grader dengan harga Rp
800.000.000,- dengan perjanjian alat tersebut
diterima bersih di lapangan. Setelah dipakai
selama sembilan tahun, setelah mencapai usia
ekonomis, alat ini diperkirakan akan dapat dijual
kembali dengan nilai 35 % dari harga penyerahan.
Diperkirakan harga ban Rp 4.000.000,- perbuah
dan harga pisau Blade sebesar Rp 20.000.000,-.
Hitung biaya penyusutan per jam jika jam operasi
alat rata-rata 2.000 jam pertahun.

15
Solusi

Biaya Penyusutan

Harga Penyerahan – ( Nilai Sisa + Harga Ban + Harga Blade )


=
Usia Ekonomis

Rp 800.000.000,- - ( 35% Rp 800.000.000,- + 6 x Rp 4.000.000,- + Rp 20.000.000,- )


=
9 x 2000 jam

Rp 800.000.000,- - ( Rp 280.000.000,- + Rp 24.000.000,- + Rp 20.000.000,- )


=
18.000 jam

= Rp 26.444,44 / jam

16
b. Biaya Bunga
Apabila seorang kontraktor tidak memiliki cukup modal
untuk membeli sebuah alat berat, biasanya mereka
berusaha untuk mendapatkan pinjaman dari berbagai
pihak, sebagai sebuah perusahaan tentunya
kemungkinan besar untuk memperoleh pinjaman dari
Bank. Dan pinjaman ini akan dikembalikan dengan
cara-cara tertentu sesuai dengan perjanjian kedua
belah pihak. Dan pengembalian ini ada keharusan
bagi kontraktor untuk membayar bunga pinjaman.
Dengan demikian kontraktor akan mengeluarkan biaya
tetap setiap periode waktu tertentu. Biaya inilah yang
diperhitungkan sebagai biaya bunga.

Dan demikian juga apabila kontraktor memiliki cukup


modal untuk membeli alat,dengan tidak meminjam
uang dari Bank,maka biaya bunga tetap harus
diperhitungkan.
17
Faktor-faktor penting yang harus diketahui untuk menghitung
biaya bunga adalah :

> Usia Ekonomis Alat ( tahun )


> Harga Penyerahan Alat ( Rp )
> Jam Kerja Rata-rata pertahun ( jam / tahun )
> Besarnya suku bunga ( % )

Jika semua data di atas sudah dapat diketahui maka Biaya


Bunga dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :

( N 1)
x DP x IR
IRC  2 N
Hpy
18
dimana ;
IRC = Biaya Bunga ( Rp/jam )
N = Usia Ekonomis ( tahun )
DP = Harga Penyerahan ( Rp )
IR = Suku bunga ( % pertahun )
Hpy = Jam kerja rata-rata ( jam/tahun )

Suku bunga yang dijadikan sebagai dasar perhitungan


bersumber pada sumber-sumber yang dapat
dipercaya, misalnya dari Bank, meskipun kadang kala
uang yang digunakan untuk membeli alat tersebut
milik sendiri.

19
contoh 5

Sebuah Motor Grader dibeli dengan harga penyerahan


dilokasi proyek Rp 800.000.000,-. Diperhitungkan alat ini
dapat mencapai usia ekonomis 6 tahun dengan jam kerja rata-
rata pertahun 2000 jam. Hitung biaya bunga perjam, jika suku
bunga yang berlaku pada waktu membeli alat 12 %.

solusi

Biaya Bunga

( N 1 )
x DP x IR
IRC  2 N
Hpy
20
( 91 )
x Rp 800.000.000, x 12%
IRC  2 x 9
2.000 jam
Rp 53.333.333,33

2.000 jam
 Rp 26.666,66

Jadi Biaya Bunga = Rp 26.666,66

21
c. Biaya Asuransi

Untuk menutupi kerugian-kerugian akibat kerusakan-


kerusakan atau kecelakaan-kecelakaan tak terduga
selama periode kepemilikan atau selama usia ekonomis,
kontraktor akan mengasuransikan alatnya.
Mengasuransikan alat berarti ada suatu keharusan
membayar segala macam premi yang berkenaan dengan
alat tersebut. Dengan adanya pembayaran tersebut,
kontraktor tentunya mempunyai pengeluaran tetap
selama kepemilikan alat berada di tangannya.
Pengeluaran inilah yang dimaksud sebagai biaya
Asuransi, yang besarnya tergantung dari kesepakatan
antara kedua belah pihak. Jumlah uang yang dikeluarkan
untuk biaya asuransi ini, memang tergantung
kesepakatan, tetapi biasanya tergentung dari persentase
preminya.
22
Untuk menghitung biaya Asuransi juga diperlukan data-
data sama seperti biaya bunga dengan rumus seperti
berikut :

( N 1)
x DP x I
IC  2 N
Hpy
dimana ;
IC = Biaya Asuransi ( Rp/jam )
N = Usia Ekonomis ( tahun )
DP = Harga Penyerahan ( Rp )
I = asuransi ( % pertahun )
Hpy = Jam kerja rata-rata ( jam/tahun )
23
Contoh 6

Sebuah Dump-Truck dibeli dengan harga penyerahan


dilokasi proyek Rp 900.000.000,-. Diperkirakan alat ini
dapat mencapai usia ekonomis 8 tahun dengan jam kerja
rata-rata pertahun 2.000 jam. Sesuai dengan perjanjian
untuk keperluan asuransi kontraktor harus membayar premi
polis sebesar 2 % pertahun. Hitung biaya Asuransi
perjamnya.

Solusi

Biaya Asuransi ( IC ) =

( N 1)
x DP x I
IC  2 N
Hpy 24
( 8 1)
x Rp 900.000.000 x 2%
IC  2 x 8
2.000 jam
Rp 10.125.000,

2000 jam
 Rp 5062,5 / jam

Jadi Biaya Asusransi = Rp 5062,5 / jam

25
d. Biaya Pajak

Pajak merupakan suatu kewajiban membayar kepada


negara atas pemilikan barang atau jasa. Memiliki alat
berat berarti juga harus membayar pajak kepada negara
sejumlah tertentu sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Pajak yang dimaksud disini bukan pajak
pendapatan atau pajak perusahaan, melainkan pajak
peralatan sama seperti pajak kendaraan bermotor
lainya.

Cara menghitung biaya pajak, juga sama dengan


menghitung biaya bunga dan asuransi terdahulu,
mungkin hanya besar prosentasenya yang berbeda.

26
Rumus untuk menghitung biaya Pajak adalah

( N 1)
x DP x T
TC  2 N
Hpy
dimana ;
TC = Biaya Pajak ( Rp/jam )
N = Usia Ekonomis ( tahun )
DP = Harga Penyerahan ( Rp )
T = Pajak ( % pertahun )
Hpy = Jam kerja rata-rata ( jam/tahun )

27
Contoh 7
Sebuah Dump-Truck dibeli dengan harga penyerahan
dilokasi proyek Rp 900.000.000,-. Diperkirakan alat ini
dapat mencapai usia ekonomis 8 tahun dengan jam kerja
rata-rata pertahun 2.000 jam. Sesuai dengan ketentuanyang
berlaku pajak peralatan sebesar 1 % pertahun. Hitung biaya
pajak perjamnya.

Solusi
Biaya Pajak ( TC ) =

( N 1)
x DP x T
TC  2 N
Hpy

28
( 8 1)
x Rp 900.000.000 x 1 %
TC  2 x 8
2.000 jam
Rp 5.062.500 ,

2000 jam
 Rp 2531,25 / jam

Jadi Biaya Pajak = Rp 2531,25

29
dari ketiga persamaan diatas dapat dijadika menjadi
satu persamaan :

Biaya Bunga, Asuransi dan Pajak

( N 1)
x DP x ( IR  I  T )
 2N
Hpy
dimana ;
N = Usia Ekonomis ( tahun )
DP = Harga Penyerahan ( Rp )
IR = suku bunga ( % pertahun )
I = Asuransi ( % pertahun )
T = Pajak ( % pertahun )
Hpy = Jam kerja rata-rata ( jam/tahun )

30
jadi dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan

Biaya Pemilikan = Biaya Penyusutan + Biaya Bunga


+ Biaya Asuransi + Biaya Pajak

BP = DC + IRC + IC + TC

dimana :
BP = Biaya Pemilikan
DC = Biaya Penyusutan
IRC= Biaya Bunga
IC = Biaya Asuransi
TC = Biaya Pajak
31
contoh 8

Satu unit Bulldozer D6D dibeli dengan harga


penyerahan dilokasi proyek Rp 900.000.000,-.
Diperhitungkan mampu mencapai usia ekonomis
9 tahun dengan jam kerja rata-rata 2000 jam
pertahun, Setelah berakhir usia ekonomis alat ini
dapat dijual kembali dengan harga 30 % dari
harga penyerahan, Bila suku bunga 12 %,
Asuransi 1 % dan Pajak 1 % pertahun, Hitung
biaya pemilikan Bulldozer tersebut perjamnya.

32
Contoh 9

Sebuah Wheel Loader model 980C/270 Hp dibeli


dengan harga Rp 600.000.000,-. Alat ini hanya
akan beroperasi memuat truck pada sebuah
quarry dengan perkiraan jam kerja rata-rata 1500
jam pertahun dan usia ekonomis 10 tahun. Biaya
penggantian ban Rp 8.000.000,- dan dengan
memperhitungkan nilai sisa dari alat ini 25 % dari
harga penyerahan, sedangkan suku bunga yang
berlaku 15%, Asuransi 1% dan Pajak 1%.
Hitunglah biaya pemilikan alat tersebut
perjamnya.

33
2. Biaya Operasi ( Biaya Variabel )
Biaya Operasi adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan operasi sebuah alat
berat. Biaya ini memang tergantung pada
beroperasi atau tidaknya sebuah alat, berbeda
dengan biaya pemilikan, biaya operasi tidak akan
dikeluarkan bila alat dalam keadaan tidak
beroperasi. Oleh karena itu biaya operasi ini
tergantung dari intensitas pemakaian alat.
Sehingga besarnya biaya operasi yang harus
dikeluarkan sangat ditentukan dari jumlah bahan
bakar dan bahan-bahan yang lain serta
perlengkapan yang dikonsumsi oleh alat tersebut.

34
Secara teoritis biaya-biaya yang harus dihitung dalam
bagian biaya operasi ini adalah :

a. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas


b. Biaya Penggantian Ban
c. Biaya Penggantian Roda Rantai
d. Biaya perlengkapan khusus
- Ripper Tip
- Blade
- Bucket
e. Biaya Reparasi
f. Biaya Operator dan Pembantu Operator.

35
a. Biaya Bahan Bakar

Biaya bahan bakar dapat dihitung dengan mengalikan


bahan bakar yang dikonsumsi oleh alat dengan harga
satuanya. Menentukan harga satuan bahan bakar tidak
ada kesulitan, karena harga satuan bahan bakar berlaku
sama diseluruh Indonesia dan harganya ditetapkan oleh
pemerintah. Sedangkan untuk menentukan jumlah
konsumsi bahan bakar relatif agak sulit secara akurat,
mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya ,
antara lain :
- Horse Power ( HP mesin )
- Efisiensi Kerja
- Faktor Lapangan
- dan Faktor alat itu sendiri.

36
Berdasarkan beberapa referensi kebutuhan bahan
bakar secara umum dapat ditentukan dengan angka
teoritis sebagai berikut :

1. Untuk mesin yang berbahan bakar solar ( mesin diesel )


Membutuhkan bahan bakar 0,15 liter/Hp/jam
2. Untuk mesin yang berbahan bakar premium ( bensin )
Membutuhkan bahan bakar 0,23 liter/Hp/jam

Dengan demikian kebutuhan bahan bakar yang diperlukan


sebuah alat dapat ditentukan dengan rumus :

Mesin Diesel qf = Hp x f x 0,15


Mesin Bensin qf = Hp x f x 0,23

dimana qf = Jumlah bahan bakar yang diperlukan.


f = faktor Efisiensi
37
Biaya Pelumas dan Filter

Biaya pelumas adalah biaya yang diperlukan untuk


kebutuhan minyak pelumas dan gemuk lumas. Besarnya
biaya yang dikeluarkan untuk ini sangat tergantung
jumlah minyak lumas dan gemuk lumas yang dikonsumsi
setiap jam. Kebutuhan pelumas bervariasi sesuai
dengan :
> ukuran Horse Power ( HP )
> Kapasitas bak ( crankcase ) mesin
> Kondisi rinn torak ( ringpiston condition )
> Interval penggantian pelumas
> Banyaknya bagian yang memerlukan
pelumas.
> Serta kondisi kerja.

38
Kebutuhan minyak pelumas dalam sebuah alat besar
biasanya diberikan data-data secara lengkap. Bahkan
bagian-bagian mana yang perlu mendapatkan minyak
pelumas secara rinci juga dijelaskan. Biasanya yang dihitung
sebagai pengkonsumsi minyak lumas adalah bagian bak
mesin ( crankcase ), transmission, final drive dan hydraulic
control. Namun bila tidak ada data lengkap tentang
kebutuhan minyak lumas ini, maka dapat ditentukan dengan
persamaan berikut ini :

Hp x f x 0,006 lb per Hp  Hr c
q 
7,4 lb per gal t
dimana : q = jumlah minyak lumas yang dikonsumsi
Hp = Hourse power mesin
C = Kapasitas Crankcase ( gallon )
t = interval penggantian pelumas ( jam )
39
Rumus di atas menggunakan satuan english. Bila
menggunakan satuan metrik sebagaimana yang
berlaku dinegara kita, maka rumus tersebut akan
berubah jadi:

1,014 Hp x f x 0,002716 kg per Hp  jam C


q 
0,8868 kg per liter t

Catatan
> angka 1,014 adalah berasal dari
1 Hp english unit = 1,014 metrik unit
> angka 0,002716 kg adalah
hasil kali 0,006 dengan 0,4536
1 pound (lb) = 0,4536 kg
> angka 0,8868 kg adalah
1 pound (lb) = 0,4536 kg
1 US gallon = 3,785 liter
40
Interval waktu penggantian minyak pelumas untuk
kondisi pekerjaan yang tidak berdebu biasanya berkisar
antara 100 – 200 jam. Sedangkan untuk daerah yang
banyak debu diperlukan penggantian pelumas setiap 50
jam. Angka ini merupakan angka pengalaman, karena
tidak ada ketentuan yang menyatakan setiap berapa jam
pelumas harus diganti.

Pemakaian Gemuk Lumas ( grease ) setiap jam


biasanya ditentukan oleh jumlah fitting yang harus
digemuki, pada tabel 13. 1 adalah kebutuhan minyak
dan gemuk lumas yang dikonsumsi perjam. Angka ini
tentunya adalah angka perkiraan berdasarkan manual
alat.

Tabel 13. 1
Konsumsi Minyak dan Gemuk Lumas per jam
41
Biaya Filter

Satu lagi yang perlu dipertimbangkan adalah biaya


Filter. Biaya filter dapat ditentukan dengan menghitung
jumlah filter yang dibutuhkan dalam satu jam. Jumlah
filter yang dibutuhkan relatif tidak sama karena
intensitas pemakaian dan usia pelayanan yang
berbeda . Usia pelayanan sebuah filter yang diberikan
pabrik biasanya dalam jam. Sehungga akan
memudahkan untuk menghitung biaya filter. Dalam hal
ini akan dibuat terlebih dahulu jumlah kebutuhan filter
setiap periode 2000 jam, setelah itu dibagi dengan
2000 agar mendapatkan angka faktor pemakaian filter
per jam.

Tabel 13. 2
Perhitungan Kebutuhan Biaya Filter Per Jam

42
2. Biaya Penggantian Ban

Biaya ban dihitung untuk alat-alat yang beroda ban


dan biasanya dipengaruhi harga satuan ban dan usia
pelayanan ban itu sendiri. Harga ban dapat diambil
harga lokal sebagai patokan perhitungan. Sedangkan
untuk menentukan usia pelayanan ban memang agak
sulit. Karena usia ban ini banyak dipengaruhi oleh
kondisi kerja dilapangan, terutama untuk alat-alat
angkut yang sering menemui medan kerja yang sangat
bervariasi.

Berdasarkan petunjuk dari manual peralatan


( CPHB,1995 ) untuk menghitung usia pelayanan ban
dapat menggunakan kurva seperti gambar di bawah ini
Kurva tersebut dibagi 3 ( tiga ) daerah pemakaian.
43
( Aplication Zones ) yakni daerah A, B, dan C. Ketiga
daerah tersebut diartikan sebagai berikut :

Daerah A = Ban aus karena gesekan

Daerah B = Ban aus karena pemakaian biasa


tetapi usia pelayanan menjadi singkat
karena sobek karena batu

Daerah C = Umumnya ban berusia dini karena


sobek terkena batuan.

44
Wheel Tractor Scraiper

A B C
APPLICATION ZONES

45
1. Untuk keperluan penimbunan suatu proyek jalan diperlukan material timbunan sebanyak 25.000 m 3
material, untuk mengangkut material dioperasikan Dump Truck dan untuk memuatkan ke Damp
truck dioperasikan Wheel Loader serta menempuh jarak 60 m untuk mencapai Damp truck dan
engan data dan kondisi kerja sebagai berikut :

Wheel Loader :
 Kapasitas bucket : 5,20 m3
 Waktu siklus dasar : 0,50 menit
 Waktu angkut : 0,40 menit
 Waktu kembali : 0,30 menit
 Waktu tetap : 0,12 menit
 Faktor isi : 0,85
 Faktor Efisiensi kerja : 55 menit / jam
Damp Truck :
 Kapasitas bak : 56,0 m3
 Waktu muat : ?
 Waktu buang : 0,70 menit
 Waktu tetap : 0,90 menit
 Kecepatan angkut : 14,00 km/jam
 Kecepatan kembali : 22,00 km/jam
 Jarak angkut/kembali : 7500 meter
 Faktor isi : 0,85
 Faktor Efisiensi kerja : 0,83

 Di minta : a. Produktifitas Wheel Loader
 b. Produktifitas Damp Truck
 c. Berapa buah Damp truck dapat dilayani oleh sebuah Wheel loader
 d. Berapa lama pekerjaan itu dapat diselesaikan.

46
2. a Wheel loader diatas dibeli dengan harga penyerahan dilokasi
proyek Rp. 400.000.000,- setelah berakhir usia ekonomis dapat
dijual lagi dengan harga 30 % harga penyerahan, harga ban Rp
12.000.000,- Harga blade Rp. 8.000.000,- diperkirakan usia
ekonomis 9 tahun dengan jam kerja rata-rata 2000 jam/tahun,
Bunga 12 %, asuransi 1 % dan Pajak 2 % pertahun.

Sedangkan Damp truck dibeli dengan harga penyerahan dilokasi


proyek Rp. 350.000.000,- setelah berakhir usia ekonomis tidak
mempuyai nilai sisa lagi, harga ban Rp. 14.000.000,- usia ekonmis
10 tahun dengan jam kerja rata-rata 2000 jam pertahun. Bunga 12
%, asuransi 1 % dan Pajak 2 % pertahun.

Diminta :
a. Biaya pemilikan Whell loader perjam
b. Biaya pemilikan Damp truck perjam
c. Jika biaya Operasi Wheel loader perjam Rp. 45.000,- dan Damp
truck Rp. 40.000 perjam, Berapakah biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan Proyek di atas.

47

Anda mungkin juga menyukai