2. gangguan sekresi
Gatal
Kemerahan
1. Anak-anak.
Untuk ruam bersisik tebal di kulit kepala,
bisa dioleskan minyak mineral yang
mengandung asam salisilat secara
perlahan dengan menggunakan sikat gigi
yang lembut pada malam hari. Selama
sisik masih ada, kulit kepala juga dicuci
dengan sampo setiap hari; setelah
sisiknya menghilang cukup dicuci 2
kali/minggu.
2. Bayi.
Kulit kepala dicuci dengan sampo bayi
yang lembut dan diolesi dengan krim
hydrocortisone. Selama ada sisik, kulit
kepala dicuci setiap hari dengan sampo
yang lembut; setelah sisik menghilang
cukup dicuci 2 kali/minggu. . Produk-
produk yang digunakan untuk mengatasi
ketombe biasanya mengandung asam
salisilat, coal tar, zinc pyrithione, selenium
sulfida dan belerang
Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena
sampo merupakan produk yang dibuat khusus
untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran.
Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga
banyak mengeluarkan keringat dan membuat
kepalanya bau. Bila ingin menggunakan sampo
setiap hari, pilih sampo jenis mild.
Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa
menanganinya dengan mengontrol populasi
jamur. Kita bisa mencuci rambut anak setiap hari
dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara
perlahan karena akan menghilangkan jamur
lewat serpihan kulit yang lepas.
Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan
tidak selalu harus dilakukan oleh dokter. Kita bisa
menggunakan obat antijamur yang bisa didapat
di apotek. Carilah produk-produk yang
mengandung 2% clotrimezol. Pada beberapa
anak yang sensitif dengan produk krim, oleskan
sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah
konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan
alternatif pengobatan yang lain.
Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah
menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi.
Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan
lebih lanjut.
Sindrom kematian mati
mendadak (sudden infant
death syndrome – SIDS)
terjadi pada bayi yang
sehat, saat ditidurkan tiba-
tiba ditemukan meninggal
beberapa jam kemudian.
SIDS terjadi kurang lebih 4
dari 1000 kelahiran hidup,
insiden puncak dari SIDS
pada bayi usia 2 minggu
dan 1tahun.
Secara pasti penyebabnya belum diketahui,
namun beberapa ahli telah melakukan penelitian
dan mengemukakan ada beberapa penyabab
SIDs yaitu sebagai berikut :
Ibu yang masih remaja.
Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat.
Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah
normal.
Bayi yang mengalami dysplasia bronkopolmuner.
Bayi premature.
Gemeli (bayi kembar).
Bayi dengan sibling.
Bayi dengan ibu ketergantungan narkotika.
Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur
telungkup.
Bayi dengan virus pernafasan.
Bayi dengan infeksi botulinum.
Bayi dengan apneu yang berkepanjangan.
Bayi dengan gangguan pola nafas herediter.
Bayi dengan kekurangan surfaktan pada
alveoli.
Temuan postmortem adalah terkait
langsung dengan kelainan
perkembangan batang otak dan
asfiksia kronis. Perubahan asfiksi
adalah akibat kelainan yang
mendasar yang menyebabkan
gangguan perkembangan batang
otak atau akibat disfungsi batang
otak.
Harap waspada jika anak sedang
berada dalam ayunan atau tempat
tidur dengan bantal, mainan lunak, dan
besar, yang bisa menyebabkan muka
bayi tertutup dan mempengaruhi dia
bernapas. Jauhkan bayi anda dengan
kondisi kepala terbuka. Pastikan suhu
ruangan (sekitar 65 derajat Fahrenheit),
terutama jika anda membedung bayi.
• Bantu orang tua mengatur jadwal untuk
melakukan konseling.
• Berikan dukungan dan dorongan kepada
orang tua, ajak orang tua untuk
mengungkapkan rasa dukanya.
• Berikan penjelasan mengenai SIDs, beri
kesempatan pada orang tua untuk
mengajukan pertanyaan.
• Beri pengertian pada orang tua bahwa
perasaan yang mereka rasakan adalah hal
Beri keyakinan pada sibling (jika ada)
bahwa mereka tidak bersalah terhadap
kematian bayi tersebut, bahkan jika
mereka sbenarnya juga mengarapkan
kematian dari bayi tersebut.
Jika ibu nanti melahirkan bayi kembali, beri
dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama, paling tidak
sampai melewati usia bayi yang
meninggal sebelumnya.
Beritahu ibu cara menyusui yang benar
dan aman karena dikhawatirkan ibu
menyusui sambil berbaring yang dapat
memungkinkan bayi mengalami sesak
napas karena tertutup hidungnya.
Beritahu ibu untuk tidak membiarkan
bayinya tidur dalam keadaan tengkurap,
jika bayi tertidur seperti itu maka ibu
seharusnya merubah posisi tidurnya.
Beritahu orang tua untuk berada jauh dari
bayi saat merokok.
Infeksi perinatal adalah
infeksi pada neonatus
yang terjadi pada masa
antenatal, intranatal, dan
postnatal.
Infeksi pada bayi baru lahir sering
ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih sering
ditemukan pada bayi yang lahir dirumah
sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir
diluar rumah sakit. Bayi baru lahir
mendapat kekebalan atau imunitas
transplasenta terhadap kuman yang
berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi
terpapar dengan kuman yang jugaberasal
dari orang lain dan terhadap kuman dari
orang lain
Infeksi perinatal dapat
disebabkan oleh berbagai
bakteri seperti, Escherichia coli,
Psedomonas pyocyaneus,
Klebsielia, staphylococcus
aureus, Coccus gonococcus.
Infeksi karena bakteri pada bayi baru lahir dapat
diklasifikasikan menjadi tiga
› Infeks bakteri sistemik , yaitu apabila bayi tampak
mengantuk/letargi/tidak sadar, kejang disertai satu tanda
infeksi, gagguan nafas, malas minum atau tidak bisa minum
dengan atau tanpa muntah, bagian tubuh merah dan
mengeras, ubun-ubun cembung, suhu lebih dari 370C dan
teraba panas, atau suhu kurang dari 360C dan teraba
dingin.
› Infeks lokal berat, yaitu apabila ditemukan nanah di daerah
mata, telinga, tali pusat atau umbilikus kemerahan dan
meluas sampai ke kulit perut, bernanah serta ada kerusakan
kulit.
› Infeksi bakteri lokal, apabila ada nanah keluar dari mata
dalam jumlah sedikit, daerah tali pusat dan umbilikus
kemerahan berbau busuk dan terjadi sdikit kerusakan kulit.
1. Infeksi antenatal.
Infeksi yang trjadi pada kehamilan ketika
kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi
darah ibu, lalu masuk melewati plasenta dan
akhirnya ke dalam sirkulasi darah umbilikus.
Berikut adalah contoh kuman yang
menginvasi ke dalam janin.
• Virus rubella, poliomyelitis, variola, vaccinia,
coxsckie dan cytomegalic inclusion.
• Spirochaeta : Terponema palidum
• Bakteri : E. coli dan Listeria monocytoganes.
2. Infeksi intranatal.
• Infeksi terkaji pada masa perslinan.
Infeksi ini sering terjadi ketika
mikroorganisme masuk dari vagina,
lalu naik dan kemudian masuk ke
dalam rongga amnion, biasanya
setelah selaput ketuban pecah.
Ketuban yang pecah lebih dari 12 jam
akan menjadi penyebab timbulnya
plasentitis dn amniotis.
3. Infeksi postnatal.
• Infeksi pada periode postnatal dapat
terjadi setelah bayi lahir lengkap, misalnya
melalui kontamiasi langsung dengan alat-
alat yang tidak steril, tindakan yang tidak
antiseptik atau dapat juga terjadi
akibatinfeksi silang, misalnya pada
neonatus , omfalitis, dan lain-lain.
Gejala infeksi yang umumnya terjadi pada bayi yang
mengalami infeksi perinatal adalah sebagai berikut :
Bayi malas minum.
Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi.
Frekuensi pernafasan meningkat.
Berat badan menurun.
Pergerakan kurang.
Muntah.
Diare.
Sklerema dan udema.
Perdarahan, ikterus, dan kejang.
Suhu tubuh dapat normal, hipotermi, dan hipertermi.
Berikan posisi semifowler agar sesak berkurang.
Apabila suhu tinggi, lakukan kompres dingin.
Berikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit.
Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah
yaitu posisi tidur miring ke kiri atau ke kanan.
Apabila ada diare, perhatikan personal hygine
dan keadaan lingkungan.
Rujuk segera ke rumah sakit. Lakukan informed
consent pada keluarga.
Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau
seluruh isi lambung yang terjadi setelah
makanan masuk lambung agak lama, disertai
kontraksi lambung dan abdomen.
Dalam beberapa jam pertama setelah lahir,
tertelan.
Hal tersebut disebabkan karena
otot katup di ujung lambung tidak
bisa bekerja dengan baik.
Otot tersebut seharusnya
mendorong isi lambung ke
bawah. Kebanyakan gumoh
terjadi pada bayi di bulan-bulan
pertama kehidupannya.
1.Perbaiki teknik menyusui
2.Perhatikan posisi botol saat pemberian
susu.
3.Sendawakan bayi setelah disusui.
4.Lakukan teknik menyusui yang benar,
yaitu bibir mencakup rapat seluruh
putting susu ibu.
Penyebab Kelainan
Faktor non organik hormonal/metabolik
Kurang makanan yang Kelainan psikososial
tinggi serat Perubahan mikroflora
Kurang cairan usus
Obat/zat kimiawi Perubahan/kurang
exercise.
1. Obstipasi akibat obstruksi dari
intralumen usus meliputi akibat
adanya kanker dalam dinding usus
2. Obstipasi akibat obstruksi dari
Manometri
USG
1. Perawatan medis
2. Operasi
3. Diet
1. Obstipasi obstruksi total
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang