Anda di halaman 1dari 119

 Hemangioma merupakan tumor jinak pembuluh

darah yang berproliferasi dari sel-sel endotelium


pembuluh darah diikut i involusi terus menerus
menyebabkan kelainan yang merupakan hasil
dari anomali perkembangan pleksus vaskular
 Hemangioma sering terjadi pada bayi yaitu 1,1%
sampai 2,6% dan anak-anak yaitu 10% sampai
12%. Lesi ini lebih sering terjadi pada wanita
dibanding pria dengan rasio 3:1. Lesi
hemangioma tidak ada pada saat kelahiran.
Mereka bermanifestasi pada bulan pertama
kehidupan, menunjukkan fase proliferasi yang
cepat dan perlahan-lahan berinvolusi menuju
bentuk lesi yang sempurna
 Gambaran klinis hemangioma
campuran merupakan gabungan dari
jenis kapiler dan jenis kavernosum. Lesi
berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang pada
perkembangannya dapat memberikan
gambaran keratotik dan verukosa.
Sebagian besar ditemukan pada
ekstremitas inferior dan biasanya
unilateral
 Penentuan diagnosis hemangioma dilihat dari riwayat
pasien dan pemeriksaan klinis yang tepat. Secara klinis
diagnosis hemangioma tidaklah sulit, terutama pada lesi
yang khas. Diagnosis banding dari hemangioma adalah
terhadap tumor kulit lain nya yaitu limfangioma, higroma,
lipo ma, neurofibroma, malformasi vasku lar konge nital,
venous stars dan herediter hemorragik telangiek tasis
(Rendu-Osler-Weber Syndrome)
 Perawatan Hemangioma Ada berbagai jenis terapi
hemangioma dengan keuntu ngan dan kerugian masing-
masing. Secara umum perawatan hemangioma dapat
dibagi menjadi terapi secara konservatif (observasi) di
mana secara alamiah lesi hemangioma akan mengalami
perubahan dalam bulan-bulan pertama, kemudian
mencapai besar maksimum dan setelah itu terjadi regresi
spontan sekitar usia 12 bulan. Lesi terus mengadakan
regresi sampai usia lima tahun. Selain perawatan secara
konservatif, lesi hemangioma juga dapat dilakukan
secara aktif yaitu tindakan bedah, radiasi, penggunaan
kortikosteroid, dan, elektrokoagulasi
 Furunkel atau bisulan adalah infeksi kulit
yang disebabkan oleh staphylococcus
profunda yang berbentuk nodul-nodul
lemak eritematosa dan letaknya
didalam, biasanya daerah muka,
pantat, leher, ketiak dan lain-lain.
 Nodul ini mengandung cairan yang
dalam waktu beberapa hari akan
mengeluarkan bahan nekrotik
bernanah.
 Bisul adalah radang kecil bernanah
dekat sekali dengan permukaan kulit
disebut dengan pustule
 Jadi, bisul adalah infeksi/peradangan
yang terjadi pada kulit atau jaringan
sekitarnya dengan gejala kulit
merah/bengkak disertai fluktuasi dan
nyeri.
Furunkel dapat disebabkan oleh
beberapa factor, diantaranya adalah
sebagai berikut.
 Iritasi pada kulit.
 Kebersihan kulit yang kurang terjaga.
 Daya tahan tubuh yang rendah.
 Infeksi oleh staphylococcus aureus.
 Infeksi di mulai dari peradangan pada
folikel rambut di kulit ( folikulitis ) yang
menyebar pada jaringan sekitarnya.
Radang pus ( nanah ) yang dekat sekali
dengan kulit disebut pustule. Pustule ini
menyebabkan kulit di atasnya sangat
tipis, sehingga pus didalam dapat
dengan mudah mengalir keluar.
 Nyeri pada daerah ruam.
 Ruam pada daerah kulit berupa nodus
eritematosa yang berbentuk kerucut dan
memiliki pustule.
 Nodul dapat melunak menjadi abses yang
berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat
pecah membentuk fistel lalu keluar melalui
lobus minoris resistensiae.
 Setelah seminggu, umumnya furunkel akan
pecah sendiri dan sebagian dapat
menghilang dengan sendirinya.
 Leher
 Payudara
 wajah dan bokong
 Akan terasa sangat nyeri jika timbul di
sekitar hidung atau telinga atau pada
jari-jari tangan.
Folikulitis
 Diare adalah buang air besar
dengan frekuensi 3x atau lebih per
hari, disertai perubahan tinja menjadi
cair dengan atau tanpa lendir dan
darah yang terjadi pada bayi dan
anak yang sebelumnya tampak
sehat (A.H. Markum, 1999)
• Diare dapat disebabkan karena
beberapa faktor, seperti
1. Infeksi (enteral dan parenteral)
2. Malabsorbsi (karbohidrat,
lemak protein)
3. Makanan (basi, beracun, dll)
4. Psikologi (rsa takut, cemas)
 1. gangguan osmotik (mknn/zat yg tdk dpt
diserp o/ tbh tekann osmotik dlm
rongga usus )
 2. gangguan sekresi
 3. gangguan motilitas usus (hiperperistaltik
berkurangny usus menyerap mknn yg
msuk )
Patogenesis Diare Akut
• Masuknya jasad renik yang masih hidup ke
dalam usus halus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung.
• Jasad renik tersebut akan berkembang
biak (multiplikasi) di dalam usus halus.
• Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin
(toksin diaregenik).
• Toksin diaregenik akan menyebabkan
hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Disentri, terdapat darah
Diare akut, feses sering dalam feses, sedikit-
dan cair, tanpa darah, sedikit/sering, sakit perut,
berakhir <7 hari, muntah, sakit pada saat BAB,
demam anoreksia, kehilangan BB,
kerusakan mukosa usus

Diare persisten, berakhir


selama 14 hari/lebih,
dapat dimulai dari diare
akut ataupun disentri
 Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak
malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan
diare
 Feses mula-mula berwarna kuning dan encer,
kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan
berair serta frekuensinya bertambah sering
 Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah,
anoreksia
 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit
jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan
mata cekung, membran mukosa kering.
 Pucat anus dan sekitarnya lecet
 Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
 Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5%
dengan volume cairan yang hilang <
50 ml/kgBB
 Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9%
dengan volume cairan yang hilang
50-90% ml/kgBB
 Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari
10% dengan volume cairan yang
hilang ≥100 ml/kgBB
Komplikasi yang terjadi jika diare tidak
tertangani secara tepat dan tepat,
antara lain:
• Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan
elektrolit.
• Renjatan hipovolemik akibat
menurunnya volume darah dan apabila
penurunan volume darah mencapai 15-
25% BB maka akan menyebabkan
penurunan tekanan darah
 Hipokalemia dengan gejala yang muncul
adalah meteorismus, hipotoni otot,
kelemahan, bradikardi, dan perubahan
pada pemeriksaan EKG
 Hipoglikemia
 Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat
defisiensi enzim laktosa karena kerusakan vili
mukosa usus halus
 Kejang
 Malnutrisi energi protein karena selain diare
dan muntah, biasanya penderita
mengalami kelapararan.
Prinsip perawatan diare adalah sebagai
berikut:
1. Pemberian cairan (rehidrasi awal
dan rumatan)
2. Diatetik (pemberian makanan)
3. Obat-obatan
4. Teruskan pemberian ASI karena
dapat meningkatkan daya tahan tubuh
Oralit diberikan sebanyak lebih kurang 100 ml/kgBB
setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan sampai
berat
• Beberapa cara untuk membuat cairan rumah
tangga (cairan RT)
• a) Larutan gula garam (LGG): 1 sendok teh gula
pasir + ½ sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air
masak atau air teh hangat
• b) Air tajin (2 liter + 5g garam)
• 1) Cara tradisional
• 3 liter air + 100g atau 6 sendok makan beras dimasak
selama 45-60 menit
• 2) Cara biasa
• 2 liter air + 100g tepung beras + 5g garam dimasak
hingga mendidih
Obstipasi adalah penimbunan feses
yang keras akibat adanya penyakit
atau adanya obstruksi pada saluran
cerna. Bisa juga didefinisikan sebagai
tidak adanya pengeluaran feses
selama 3 hari atau lebih.
• Obstipasi pada anak dapat
disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. Kebiasaan makan
2. Hipotiroidisme
3. Keadaan – keadaan mental
4. Penyakit organic
5. Kelainan kongenital
• Pada neonatus jika tidak mengeluarkan
mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi
tidak mengeluarkan feses selama 3 hari atau
lebih.
• Sakit dan kejang pada perut.
• Pada pemeriksaan rektal, jari akan merasa
jepitan udara dan mekonium yang menyemprot.
• Feses besar dan tidak dapat digerakan dalam
rectum.
• Bising usus yang janggal.
• Merasa tidak enak badan , anoreksia, dn sakit
kepala.
• Terdapat luka pada anus.
Pada keadaan normal sebagian besar rectum
dalam keadaan kosong kecuali bila adanya
refleks masa dari kolon yang mendorong feses ke
dalam rectum yang terjadi sekali atau dua kali
sehari. Hal tersebut memberikan stimulus pada
arkus aferen dari refleks defekasi. Dengan
adanya stimulus pada arkus eferen tersebut akan
menyebabkan kontraksi otot dinding abdomen
sehingga terjadilah defekasi.
 Obstipasi akut, yaitu rektum tetap
mempertahankan tonusnya dan defekasi
timbul secara mudah dengan stimulasi
laksatif , supositoria, atau enema.
 Obstipasi kronik, yaitu rektum tidak kosong
dan dindingnya mengalami peregangan
berlebihan secara kronik, sehingga
tambahan feses yang datang mencapai
tempat ini tidak menyebabkan rektum
meregang lebih lanjut. Reseptor sensorik
tidak memberikan repons pada dinding
rektum lebih lanjut, flaksid, dan tidak
mampu untuk berkontraksi secara efektif.
Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita
obstipasi adalah sebagai berikut :
• Perdarahan
• Ulserasi
• Obstruksi parsial
• Diare intermiten
• Distensi kolon akan menghilang jika ada
sensasi regangan rektum yang mengawali
proses defekasi.
 Penilaian asupan makanan dan
cairan.
 Penilaian dari kebiasaan usus
(kebiasaan pola makan).
 Penilaian penampakan stres
emosional pada anak yang dapat
memengaruhi pola defekasi bayi.
 Mencari penyebab obstipasi.
 Menegakan kembali kebiasaan defekasi
yang normal dengan memperhatikan
gizi,tambahan cairan, dan kondisi psikis.
 Pengosongan rektum dilakukan jika tidak
ada kemajuan setelah dianjurkan untuk
menegakan kembali kebiasaan defekasi.
Pengosongan rektum bisa dilakukan
dengan disimpaksi digital, enema minyak
zaitun, dan laktasif.
Infeksi perinatal adalah
infeksi pada neonatus
yang terjadi pada masa
antenatal, intranatal, dan
postnatal.
 Infeksi pada bayi baru lahir sering
ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih sering
ditemukan pada bayi yang lahir dirumah
sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir
diluar rumah sakit. Bayi baru lahir
mendapat kekebalan atau imunitas
transplasenta terhadap kuman yang
berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi
terpapar dengan kuman yang jugaberasal
dari orang lain dan terhadap kuman dari
orang lain
 Infeksi perinatal dapat
disebabkan oleh berbagai
bakteri seperti, Escherichia coli,
Psedomonas pyocyaneus,
Klebsielia, staphylococcus
aureus, Coccus gonococcus.
 Miliaria kristalina
 Kelainan kulit berupa gelembung
kecil 1-2 mm berisi cairan jernih
disertai kulit kemerahan
 Vesikel bergerombol tanpa tanda
radang pada bagian pakaian yang
tertutup pakaian
 Umumnya tidak menimbulkan
keluhan dan sembuh dengan sisik
halus
 Pada keadaan histopatologik terlihat
gelembung intra/subkorneal
 Asuhan : pengobatan tidak
diperlukan, menghindari udara panas
 Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal
didaerah panas
 Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil
dan dapat menyebar atau berkelompok dengan
rasa sangat gatal dan pedih
 Staphylococcus juga diduga memiliki peranan
 Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi
pada stratum spinosum sehingga menyebabkan
peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis
 Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan
menyerap keringat, menghindari udara panas yang
berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan
bedak salicyl 2% dibubuhi menthol 0,25-2%
• Timbul setelah miliaria rubra
• Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm
• Terdapat terutama di badan ataupun
ekstremitas
• Karena letak retensi keringat lebih dalam maka
secara klinik lebih banyak berupa papula
daripada vesikel
• Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada
dasar kemerahan, bentuk ini jarang ditemui
• Pada keadaan histopatologik tampak saluran
kelenjar keringat yang pecah pada dermis
bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang
• Asuhan : hindari panas dan lembab
berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang
Asuhan yang umum diberikan adalah
sebagai berikut :
• Prinsip asuhan adalah mengurangi
penyumbatan keringat dan
menghilangkan sumbatan yang sudah
timbul.
• Jaga kebersihan tubuh bayi.
• Upayakan untuk menciptakan lingkungan
dengan kelembapan yang cukup serta
suhu yang sejuk dan kering, misalnya
pasien tinggal di ruangan ber-AC atau
didaerah yang sejuk dan kering.
 Segera ganti pakaian yang basah dan
kotor.
 Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak
salisil 2% dengan menambahkan mentol 0,5-
2% yang bersifat mendinginkan ruam.
 Bila membasah, jangan berikan bedak,
karena gumpalan yang terbentuk
memperparah sumbatan kelenjar
 Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul
bisul dapat diberikan antibiotik
 Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku
 Diare adalah buang air besar
dengan frekuensi 3x atau lebih per
hari, disertai perubahan tinja menjadi
cair dengan atau tanpa lendir dan
darah yang terjadi pada bayi dan
anak yang sebelumnya tampak
sehat (A.H. Markum, 1999)
• Diare dapat disebabkan karena
beberapa faktor, seperti
1. Infeksi (enteral dan parenteral)
2. Malabsorbsi (karbohidrat,
lemak protein)
3. Makanan (basi, beracun, dll)
4. Psikologi (rsa takut, cemas)
 1. gangguan osmotik (mknn/zat yg tdk
dpt diserp o/ tbh tekann osmotik
dlm rongga usus )

 2. gangguan sekresi

 3. gangguan motilitas usus


(hiperperistaltik berkurangny usus
menyerap mknn yg msuk )
Patogenesis Diare Akut
• Masuknya jasad renik yang masih hidup ke
dalam usus halus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung.
• Jasad renik tersebut akan berkembang
biak (multiplikasi) di dalam usus halus.
• Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin
(toksin diaregenik).
• Toksin diaregenik akan menyebabkan
hipersekresi yang selanjutnya akan
Disentri, terdapat darah
Diare akut, feses sering dalam feses, sedikit-
dan cair, tanpa darah, sedikit/sering, sakit perut,
berakhir <7 hari, muntah, sakit pada saat BAB,
demam anoreksia, kehilangan BB,
kerusakan mukosa usus

Diare persisten, berakhir


selama 14 hari/lebih,
dapat dimulai dari diare
akut ataupun disentri
 Gejala sering dimulai dengan anak yang
tampak malas minum, kurang sehat diikuti
muntah dan diare
 Feses mula-mula berwarna kuning dan
encer, kemudian berubah menjadi hijau,
berlendir dan berair serta frekuensinya
bertambah sering
 Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah,
anoreksia
 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi,
turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung, membran
 Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5%
dengan volume cairan yang hilang <
50 ml/kgBB
 Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9%
dengan volume cairan yang hilang
50-90% ml/kgBB
 Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari
10% dengan volume cairan yang
hilang ≥100 ml/kgBB
Komplikasi yang terjadi jika diare tidak
tertangani secara tepat dan tepat,
antara lain:
• Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan
elektrolit.
• Renjatan hipovolemik akibat
menurunnya volume darah dan apabila
penurunan volume darah mencapai 15-
25% BB maka akan menyebabkan
penurunan tekanan darah
 Hipokalemia dengan gejala yang muncul
adalah meteorismus, hipotoni otot,
kelemahan, bradikardi, dan perubahan
pada pemeriksaan EKG
 Hipoglikemia
 Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat
defisiensi enzim laktosa karena kerusakan vili
mukosa usus halus
 Kejang
 Malnutrisi energi protein karena selain diare
dan muntah, biasanya penderita
mengalami kelapararan.
Prinsip perawatan diare adalah sebagai
berikut:
1. Pemberian cairan (rehidrasi awal
dan rumatan)
2. Diatetik (pemberian makanan)
3. Obat-obatan
4. Teruskan pemberian ASI karena
dapat meningkatkan daya tahan tubuh
Oralit diberikan sebanyak lebih kurang 100 ml/kgBB
setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan sampai
berat
• Beberapa cara untuk membuat cairan rumah
tangga (cairan RT)
• a) Larutan gula garam (LGG): 1 sendok teh gula
pasir + ½ sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air
masak atau air teh hangat
• b) Air tajin (2 liter + 5g garam)
• 1) Cara tradisional
• 3 liter air + 100g atau 6 sendok makan beras dimasak
selama 45-60 menit
• 2) Cara biasa
• 2 liter air + 100g tepung beras + 5g garam dimasak
hingga mendidih
Seborrhea dalah suatu peradangan pada kulit
bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik
pada kulit kepala, wajah dan kadang pada
bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses
pergantian sel-sel pada kulit kepala terjadi secara
perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata,
pergantian terjadi setiap bulan. Jika proses ini
lebih cepat, maka timbul gangguan pada kulit
kepala yang kita sebut ketombe dan Pada Bayi
sering disebut Dermatitis seborrheic, umumnya
hanya terjadi pada bayi karena hal ini terkait
dengan hormon androgen milik ibunya yang
masih tersisa di dalam tubuhnya.
 Dermatitis seborrheic sering ditemukan
sebagai penyakit keturunan dalam suatu
keluarga. Salah satu penyebab ketombe
adalah Pitysporum yang merupakan
jamur secara alami terdapat pada kulit
kepala dan bagian kulit yang lain. .
Dengan berkembangbiaknya jamur
tersebut, akan menyebabkan gatal pada
kulit kepala dan mempercepat
kerontokan sel kulit yang lama. Hasilnya :
timbul Ketombe.
 Kondisiketombe yang parah atau
dermatitis seboroik (seborrhea),
seringkali ditemukan di kulit kepala.
Namun dapat juga ditemukan di alis
mata, pipi, di belakang telinga atau
bagian dada. Seborrhea berupa
sisik berwarna kuning berminyak
yang melekat pada kulit kepala
 Stres
 Kelelahan
 Kulit
berminyak
 Jarang mencuci rambut
 Pemakaian losyen yang
mengandung alkohol
 Penyakit kulit (misalnya jerawat)
 Obesitas (kegemukan).
 Pada bayi baru lahir yang berumur
kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik
menyebabkan ruam tebal berkeropeng
berwarna kuning di kulit kepala (cradle
cap) dan kadang tampak sebagai sisik
berwarna kuning di belakang telinga
atau beruntusan merah di wajah.
 Pada anak-anak, dermatitis seboreik
menyebabkan timbulnya ruam yang
tebal di kulit kepala yang sukar
disembuhkan.
Serpihan/Sisik

Gatal

Kemerahan
 1. Anak-anak.
 Untuk ruam bersisik tebal di kulit kepala,
bisa dioleskan minyak mineral yang
mengandung asam salisilat secara
perlahan dengan menggunakan sikat gigi
yang lembut pada malam hari. Selama
sisik masih ada, kulit kepala juga dicuci
dengan sampo setiap hari; setelah
sisiknya menghilang cukup dicuci 2
kali/minggu.
 2. Bayi.
 Kulit kepala dicuci dengan sampo bayi
yang lembut dan diolesi dengan krim
hydrocortisone. Selama ada sisik, kulit
kepala dicuci setiap hari dengan sampo
yang lembut; setelah sisik menghilang
cukup dicuci 2 kali/minggu. . Produk-
produk yang digunakan untuk mengatasi
ketombe biasanya mengandung asam
salisilat, coal tar, zinc pyrithione, selenium
sulfida dan belerang
 Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena
sampo merupakan produk yang dibuat khusus
untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran.
 Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga
banyak mengeluarkan keringat dan membuat
kepalanya bau. Bila ingin menggunakan sampo
setiap hari, pilih sampo jenis mild.
 Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa
menanganinya dengan mengontrol populasi
jamur. Kita bisa mencuci rambut anak setiap hari
dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara
perlahan karena akan menghilangkan jamur
lewat serpihan kulit yang lepas.
 Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan
tidak selalu harus dilakukan oleh dokter. Kita bisa
menggunakan obat antijamur yang bisa didapat
di apotek. Carilah produk-produk yang
mengandung 2% clotrimezol. Pada beberapa
anak yang sensitif dengan produk krim, oleskan
sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah
konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan
alternatif pengobatan yang lain.
 Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah
menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi.
Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan
lebih lanjut.
Sindrom kematian mati
mendadak (sudden infant
death syndrome – SIDS)
terjadi pada bayi yang
sehat, saat ditidurkan tiba-
tiba ditemukan meninggal
beberapa jam kemudian.
SIDS terjadi kurang lebih 4
dari 1000 kelahiran hidup,
insiden puncak dari SIDS
pada bayi usia 2 minggu
dan 1tahun.
 Secara pasti penyebabnya belum diketahui,
namun beberapa ahli telah melakukan penelitian
dan mengemukakan ada beberapa penyabab
SIDs yaitu sebagai berikut :
 Ibu yang masih remaja.
 Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat.
 Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah
normal.
 Bayi yang mengalami dysplasia bronkopolmuner.
 Bayi premature.
 Gemeli (bayi kembar).
 Bayi dengan sibling.
 Bayi dengan ibu ketergantungan narkotika.
 Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur
telungkup.
 Bayi dengan virus pernafasan.
 Bayi dengan infeksi botulinum.
 Bayi dengan apneu yang berkepanjangan.
 Bayi dengan gangguan pola nafas herediter.
 Bayi dengan kekurangan surfaktan pada
alveoli.
 Temuan postmortem adalah terkait
langsung dengan kelainan
perkembangan batang otak dan
asfiksia kronis. Perubahan asfiksi
adalah akibat kelainan yang
mendasar yang menyebabkan
gangguan perkembangan batang
otak atau akibat disfungsi batang
otak.
 Harap waspada jika anak sedang
berada dalam ayunan atau tempat
tidur dengan bantal, mainan lunak, dan
besar, yang bisa menyebabkan muka
bayi tertutup dan mempengaruhi dia
bernapas. Jauhkan bayi anda dengan
kondisi kepala terbuka. Pastikan suhu
ruangan (sekitar 65 derajat Fahrenheit),
terutama jika anda membedung bayi.
• Bantu orang tua mengatur jadwal untuk
melakukan konseling.
• Berikan dukungan dan dorongan kepada
orang tua, ajak orang tua untuk
mengungkapkan rasa dukanya.
• Berikan penjelasan mengenai SIDs, beri
kesempatan pada orang tua untuk
mengajukan pertanyaan.
• Beri pengertian pada orang tua bahwa
perasaan yang mereka rasakan adalah hal
 Beri keyakinan pada sibling (jika ada)
bahwa mereka tidak bersalah terhadap
kematian bayi tersebut, bahkan jika
mereka sbenarnya juga mengarapkan
kematian dari bayi tersebut.
 Jika ibu nanti melahirkan bayi kembali, beri
dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama, paling tidak
sampai melewati usia bayi yang
meninggal sebelumnya.
 Beritahu ibu cara menyusui yang benar
dan aman karena dikhawatirkan ibu
menyusui sambil berbaring yang dapat
memungkinkan bayi mengalami sesak
napas karena tertutup hidungnya.
 Beritahu ibu untuk tidak membiarkan
bayinya tidur dalam keadaan tengkurap,
jika bayi tertidur seperti itu maka ibu
seharusnya merubah posisi tidurnya.
 Beritahu orang tua untuk berada jauh dari
bayi saat merokok.
Infeksi perinatal adalah
infeksi pada neonatus
yang terjadi pada masa
antenatal, intranatal, dan
postnatal.
 Infeksi pada bayi baru lahir sering
ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih sering
ditemukan pada bayi yang lahir dirumah
sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir
diluar rumah sakit. Bayi baru lahir
mendapat kekebalan atau imunitas
transplasenta terhadap kuman yang
berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi
terpapar dengan kuman yang jugaberasal
dari orang lain dan terhadap kuman dari
orang lain
 Infeksi perinatal dapat
disebabkan oleh berbagai
bakteri seperti, Escherichia coli,
Psedomonas pyocyaneus,
Klebsielia, staphylococcus
aureus, Coccus gonococcus.
 Infeksi karena bakteri pada bayi baru lahir dapat
diklasifikasikan menjadi tiga
› Infeks bakteri sistemik , yaitu apabila bayi tampak
mengantuk/letargi/tidak sadar, kejang disertai satu tanda
infeksi, gagguan nafas, malas minum atau tidak bisa minum
dengan atau tanpa muntah, bagian tubuh merah dan
mengeras, ubun-ubun cembung, suhu lebih dari 370C dan
teraba panas, atau suhu kurang dari 360C dan teraba
dingin.
› Infeks lokal berat, yaitu apabila ditemukan nanah di daerah
mata, telinga, tali pusat atau umbilikus kemerahan dan
meluas sampai ke kulit perut, bernanah serta ada kerusakan
kulit.
› Infeksi bakteri lokal, apabila ada nanah keluar dari mata
dalam jumlah sedikit, daerah tali pusat dan umbilikus
kemerahan berbau busuk dan terjadi sdikit kerusakan kulit.
1. Infeksi antenatal.
Infeksi yang trjadi pada kehamilan ketika
kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi
darah ibu, lalu masuk melewati plasenta dan
akhirnya ke dalam sirkulasi darah umbilikus.
Berikut adalah contoh kuman yang
menginvasi ke dalam janin.
• Virus rubella, poliomyelitis, variola, vaccinia,
coxsckie dan cytomegalic inclusion.
• Spirochaeta : Terponema palidum
• Bakteri : E. coli dan Listeria monocytoganes.
2. Infeksi intranatal.
• Infeksi terkaji pada masa perslinan.
Infeksi ini sering terjadi ketika
mikroorganisme masuk dari vagina,
lalu naik dan kemudian masuk ke
dalam rongga amnion, biasanya
setelah selaput ketuban pecah.
Ketuban yang pecah lebih dari 12 jam
akan menjadi penyebab timbulnya
plasentitis dn amniotis.
3. Infeksi postnatal.
• Infeksi pada periode postnatal dapat
terjadi setelah bayi lahir lengkap, misalnya
melalui kontamiasi langsung dengan alat-
alat yang tidak steril, tindakan yang tidak
antiseptik atau dapat juga terjadi
akibatinfeksi silang, misalnya pada
neonatus , omfalitis, dan lain-lain.
 Gejala infeksi yang umumnya terjadi pada bayi yang
mengalami infeksi perinatal adalah sebagai berikut :
 Bayi malas minum.
 Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi.
 Frekuensi pernafasan meningkat.
 Berat badan menurun.
 Pergerakan kurang.
 Muntah.
 Diare.
 Sklerema dan udema.
 Perdarahan, ikterus, dan kejang.
 Suhu tubuh dapat normal, hipotermi, dan hipertermi.
 Berikan posisi semifowler agar sesak berkurang.
 Apabila suhu tinggi, lakukan kompres dingin.
 Berikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit.
 Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah
yaitu posisi tidur miring ke kiri atau ke kanan.
 Apabila ada diare, perhatikan personal hygine
dan keadaan lingkungan.
 Rujuk segera ke rumah sakit. Lakukan informed
consent pada keluarga.
 Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau
seluruh isi lambung yang terjadi setelah
makanan masuk lambung agak lama, disertai
kontraksi lambung dan abdomen.
 Dalam beberapa jam pertama setelah lahir,

bayi mungkin mengalami muntah lendir,


bahkan disertai sedikit darah.
1. Kelainan kongenital
Pada saluran pencernaan, iritasi
lambung, atresia esophagus,
hirschprung, tekanan intrakranial
yang tinggi.
 2. Infeksi pada saluran
pencernaan.
 3. Cara pemberian makan yang
salah.
1. Dehidrasi atau alkalosis karena kehilangan
cairan tubuh/elektrolit.
2. Ketosis karena tidak makan dan minum.
3. Asidosis yang disebab adanya ketosis
yang dapat berkelanjutan menjadi syok
bahkan sampai kejang.
4. Ketegangan otot perut, perdarahan
konjungtiva, rupture esophagus,aspirasi
yang disebabkan karena muntah yang
sangat hebat.
 Muntah terjadi ketika anak/bayi
menyemprotkan isi perutnya keluar
terkadang sampai seluruh isinya
dikeluarkan.
 Pada bayi, muntah sering terjadi pada

minggu-minggu pertama. Hal tersebut


merupakan reaksi spontan ketika isi
lambung dikeluarkan dengan paksa
melalui mulut.
 Muntah hijau kekuning-kuningan
kemungkinan akibat obstruktif dibawah
ampula vateri.
 Muntah segera setelah lahir dan
menetap, kemungkinan adanya tekanan
intrakranial yang tinggi atau obstruksi
pada usus.
 1.Kaji faktor dan sifat muntah.
 2.Berikan pengobatan yang bergantung
pada faktor penyebab.
 3.Ciptakan suasana tenang
 4.Perlakukan bayi dengan baik dan hati-
hati.
 5.Berikan diet yang sesuai dan tidak
merangsang muntah.
 6.Berikan antiemetik jika terjadi reaksi
simptomatis
 7.Rujuk segera
 Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian
kecil isi lambung setelah beberapa saat
setelah makanan masuk ke dalam
lambung.
 Muntah susu adalah hal yang biasa terjadi,
terutama pada bayi yang mendapatkan
ASI.
 Hal ini tidak akan mengganggu
pertambahan berat badan secara
signifikan. Gumoh biasanya terjadi karena
bayi menelan udara pada saat menyusu.
 1.Bayi sudah merasa kenyang.
 2.Posisi salah saat menyusui.

 3.Posisi botol yang salah.

 4.Tergesa-gesa saat pemberian susu.

 5.Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang

tertelan.
 Hal tersebut disebabkan karena
otot katup di ujung lambung tidak
bisa bekerja dengan baik.
 Otot tersebut seharusnya
mendorong isi lambung ke
bawah. Kebanyakan gumoh
terjadi pada bayi di bulan-bulan
pertama kehidupannya.
 1.Perbaiki teknik menyusui
 2.Perhatikan posisi botol saat pemberian
susu.
 3.Sendawakan bayi setelah disusui.
 4.Lakukan teknik menyusui yang benar,
yaitu bibir mencakup rapat seluruh
putting susu ibu.
Penyebab  Kelainan
Faktor non organik hormonal/metabolik
Kurang makanan yang  Kelainan psikososial
tinggi serat  Perubahan mikroflora
Kurang cairan usus
Obat/zat kimiawi  Perubahan/kurang
exercise.
 1. Obstipasi akibat obstruksi dari
intralumen usus meliputi akibat
adanya kanker dalam dinding usus
 2. Obstipasi akibat obstruksi dari

ekstralumen usus, biasanya akibat


penekanan usus oleh massa
intraabdomen misalnya adanya tumor
dalam abdomen yang menekan rectum.
 Frekuensi BAB kurang  Perut kembung
dari normal
 Kadang-kadang muntah
 Gelisah, cengeng, rewel
 Abdomen distensi
 Menyusu/makan/minum
kurang  Anoreksia
 Fese keras
 Sering menangis
 Susah tidur
 Gelisah
 Laboratorium (feses rutin, khusus)
 Radiologi (foto polos, kontras)

 Manometri

 USG
 1. Perawatan medis

 2. Operasi

 3. Diet
 1. Obstipasi obstruksi total

 2. Obstipasi obstruksi parsial.


 1. Anamnesis

 2. Pemeriksaan Fisik

 3. Pemeriksaan penunjang

 4. Pencitraan dengan CT scan, USG, X


rays dengan atau tanpa bahan
kontras.
 Secara pasti penyebabnya belum diketahui,
namun beberapa ahli telah melakukan penelitian
dan mengemukakan ada beberapa penyabab
SIDs yaitu sebagai berikut :
 Ibu yang masih remaja.
 Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat.
 Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah
normal.
 Bayi yang mengalami dysplasia bronkopolmuner.
 Bayi premature.
 Gemeli (bayi kembar).
 Bayi dengan sibling.
 Bayi dengan ibu ketergantungan narkotika.
 Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur
telungkup.
 Bayi dengan virus pernafasan.
 Bayi dengan infeksi botulinum.
 Bayi dengan apneu yang berkepanjangan.
 Bayi dengan gangguan pola nafas herediter.
 Bayi dengan kekurangan surfaktan pada
alveoli.
 Temuan postmortem adalah terkait
langsung dengan kelainan
perkembangan batang otak dan
asfiksia kronis. Perubahan asfiksi
adalah akibat kelainan yang
mendasar yang menyebabkan
gangguan perkembangan batang
otak atau akibat disfungsi batang
otak.
 Harap waspada jika anak sedang
berada dalam ayunan atau tempat
tidur dengan bantal, mainan lunak, dan
besar, yang bisa menyebabkan muka
bayi tertutup dan mempengaruhi dia
bernapas. Jauhkan bayi anda dengan
kondisi kepala terbuka. Pastikan suhu
ruangan (sekitar 65 derajat Fahrenheit),
terutama jika anda membedung bayi.
• Bantu orang tua mengatur jadwal untuk
melakukan konseling.
• Berikan dukungan dan dorongan kepada
orang tua, ajak orang tua untuk
mengungkapkan rasa dukanya.
• Berikan penjelasan mengenai SIDs, beri
kesempatan pada orang tua untuk
mengajukan pertanyaan.
• Beri pengertian pada orang tua bahwa
perasaan yang mereka rasakan adalah hal
 Beri keyakinan pada sibling (jika ada)
bahwa mereka tidak bersalah terhadap
kematian bayi tersebut, bahkan jika
mereka sbenarnya juga mengarapkan
kematian dari bayi tersebut.
 Jika ibu nanti melahirkan bayi kembali, beri
dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama, paling tidak
sampai melewati usia bayi yang
meninggal sebelumnya.
 Beritahu ibu cara menyusui yang benar
dan aman karena dikhawatirkan ibu
menyusui sambil berbaring yang dapat
memungkinkan bayi mengalami sesak
napas karena tertutup hidungnya.
 Beritahu ibu untuk tidak membiarkan
bayinya tidur dalam keadaan tengkurap,
jika bayi tertidur seperti itu maka ibu
seharusnya merubah posisi tidurnya.
 Beritahu orang tua untuk berada jauh dari
bayi saat merokok.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai