Anda di halaman 1dari 46

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Laporan Kasus:
DBD

Oleh:
Inayathul Wahdaniah
111 2018 1004

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
Identitas

Nama : Tn. A
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama : Kristen
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Sunu Komp. Unhas Blok
PX 22 D
Tanggal MRS : 04/9/2018
Anamnesis
Keluhan utama : Demam

Anamnesis Terpimpin:
Pasien masuk RS Ibnu Sina dengan keluhan demam. Demam dialami sejak 5
hari yang lalu SMRS. Demam timbul mendadak dan dirasakan terus-menerus.
Menggigil tidak ada. Keringat malam tidak ada. Pasien juga mengeluh nyeri
kepala dan rasa panas disekitar kedua bola mata sejak 5 hari yang lalu. Batuk
tidak ada. Sesak tidak ada. Nyeri dada tidak ada. Mual ada. Muntah tidak ada.
Nyeri ulu hati tidak ada. BAK kesan lancar berwarna kuning, tidak ada nyeri
berkemih. BAB kesan biasa dengan konsistensi lunak berwarna kuning
kecoklatan. Riwayat mimisan sebelumnya tidak ada. Riwayat perdarahan gusi
tidak ada. Riwayat penyakit dilingkungan sekitar tifak diketahui.
Review Of System
Lemas (+), demam (+), menggigil (-), sakit kepala (+), batuk (-), sesak (-), nyeri
dada (-), riwayat mual (+), riwayat muntah (-), nyeri ulu hati (-), BAK kesan lancar
berwarna kuning, tidak ada nyeri berkemih. BAB kesan biasa, konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat penyakit yang sama : Tidak ada
Riwayat penyakit thypoid : Tidak ada
Riwayat hipertensi : Tidak ada
Riwayat diabetes melitus : Tidak ada
Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
Riwayat penyakit hati : Tidak ada
Riwayat batuk lama : Tidak ada
Riwayat trauma : Tidak ada
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga : Tidak ada
Riwayat pengobatan : Tidak ada
Riwayat Kebiasaan:
Riwayat Sering Konsumsi Obat Nyeri : Tidak ada
Riwayat Konsumsi Jamu/Herbal : Tidak ada
Riwayat Konsumsi Alkohol : Tidak ada
Riwayat Makan tidak teratur : Tidak ada
Riwayat sosial ekonomi :
Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh BPJS.
Pasien bekerja sebagai karyawan swasta di daerah Papua.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Sakit sedang / Gizi lebih / Kepala


Compos Mentis • Bentuk : Normocephal, rambut hitam,
Status kesadaran distribusi merata
Kuantitatif : GCS 15 (E4M5V6) • Ekspresi : Lemas
Kualitatif : Compos Mentis • Wajah : Simetris
Berat Badan : 72 kg • Deformitas : tidak ada
Tinggi Badan : 169 cm
Mata
IMT : 25,2 kg/m2 (Obesitas 1)
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-)
Tekanan Darah: 130/80 mmHg
• Gerakan : segala arah
Nadi : 118x/menit, kuat angkat,
reguler • Tekanan bola mata : tdk diperiksa
Pernapasan : 24x/menit, tipe • Kelopak mata : edema palpebra (-)
torakoabdominal • Konjungtiva : anemis (-/-)
Suhu : 40,10C (Aksila) • Sklera : ikterus (-/-)
• Kornea : jernih
• Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
THT Thoraks
• Telinga : bentuk normal, simetris, Inspeksi
lubang lapang, serumen (-/-) •Bentuk: simetris kiri dan kanan
• Hidung : bentuk normal, sekret (-/-) •Sela iga dalam batas normal
• Bibir : normal, sianosis (-), pucat (-) •Pembuluh darah tidak ada kelainan
• Tonsil : T1-T1 hiperemis (-) •Lain lain (-)
• Faring : hiperemis (-)
Palpasi
• Lidah : kotor(-), tremor(-)
•Nyeri tekan (-)
• Mukosa mulut : koplik spot (-)
• Leher : simetris, pembesaran KGB •Fremitus raba nomal
tidak ada Perkusi
•Batas paru hepar : ics vi dekstra anterior
•Batas paru belakang kanan setinggi columna
vertebra thorakal ix dekstra
•Batas paru belakang kiri setinggi kolumna
vertebra thorakal X sinistra
Auskultasi
•Bunyi nafas : vesikuler
•Bunyi tambahan : ronchi -/- wheezing -/-
Jantung Abdomen
• Inspeksi : ictus cordis tidak nampak • Inspeksi : datar, ikut gerak napas
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba • Auskultasi : peristaltik ada dalam batas
• Perkusi : batas jantung kanan ICS 4 line normal
parasternalis dekstra, batas kiri jantung • Palpasi : nyeri tekan epigastrium hepar
ICS 5 linea midclavicularis sinistra dan lien tidak teraba
• Auskultasi : S1/S2 murni reguler • Perkusi : Timpani, undulasi (-)

• Lain–lain : ascites (-)

Ekstremistas :
Edema tidak ada, akral hangat
Pemeriksaan rumple leede (+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (Tanggal 04/04/2018)

Darah Rutin Nilai Nilai Rujukan


WBC 6,6 4,0-9,0
RBC 5,22 3,80-5,30
HGB 16,4 12,0-18,0
HCT 45,0 36,0-56,0
MCV 86,2 80,0-100,0
MCH 31,4 27,0-32,0
MCHC 36,4 32,0-36,0
PLT 81 120-380
RDW 11,5 11,5-16,5
PCT 0,08 0,10-1,00
MPV 9,6 5,0-10,0
PDW 17,5 12,0-18,0
A/
DBD Grade I
P/
IVFD RL 35 tpm
Paracetamol 1gr/8jam/iv
Ondansentron 4mg/12jam/iv
Plan:
Cek DR per hari, sgpt, kreatinin
Cek IgG & IgM Anti Dengue
FOLLOW UP
5 September 2018 6 September 2018
S Demam turun, menggigil tidak ada, rasa panas pada Masih demam, menggigil tidak ada, rasa panas pada kedua
kedua bola mata masih ada. Sakit kepala tidak ada. bola mata masih ada. Sakit kepala tidak ada. Batuk berlendir
Mual ada. Muntah ada. BAB biasa. BAK normal. ada. Mual tidak ada. Muntah tidak ada. BAB biasa. BAK
normal.
O TD: 120/80 Mmhg TD: 120/70 MmHg
N: 82x/i N: 68x/I
P: 20 x/I P: 20x/I
S: 36,7C S: 38,2C
Anemis tidak, ikterik tidak Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik,
RH-/-, WH -/-, BJ I/II murni regular, RH-/-, WH -/-, BJ I/II murni regular,
Peristaltik (+) kesan normal Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas: akral hangat, edema pretibial tidak Ekstremitas: akral hangat, edema pretibial tidak ada
ada

A DBD grade I DBD grade I


P IVFD RL 35 tpm IVFD RL 35 tpm
Paracetamol 500mg/8jam/iv (bila demam) Ibuprofen 400mg 3x1 (bila demam)
Domperidone 10 g/12jam/iv Neurosanbe 2x1

Lab (5/09/2018) Lab (6/9/2018)


PLT 52000 SGPT 152 PLT 55000
RDW 11,4 Kreatinin 0,4 PCT 0.05
PCT 0,05
MPV 10,1 Anti Dengue IgG Positif

Anti Dengue IgG Positif Plan:


Anti Dengue IgM Negatif Cek DR/hari
7 September 2018 8 September 2018
S Demam tidak ada, menggigil tidak ada, rasa panas Demam ada, menggigil tada, rasa panas pada kedua bola
pada kedua bola mata tidak ada. Sakit kepala tidak mata tidak ada. Sakit kepala tidak ada. Batuk berlendir ada.
ada. Batuk berlendir ada. BAB biasa. BAK normal. BAB biasa. BAK normal.
O TD: 120/70 Mmhg TD: 150/90 MmHg
N: 68x/i N: 101x/I
P: 20 x/I P: 21x/I
S: 36,2C S: 37,8C
Anemis tidak, ikterik tidak Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik,
RH-/-, WH -/-, BJ I/II murni regular, RH-/-, WH -/-, BJ I/II murni regular,
Peristaltik (+) kesan normal Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas: akral hangat, edema pretibial tidak Ekstremitas: akral hangat, edema pretibial tidak ada
ada

A DBD grade I DBD grade I + ISPA


P IVFD RL 35 tpm IVFD RL 26 tpm
N-Ace 200mg 1x1 N-Ace 200mg 1x1
Ibuprofen 400mg 3x1 (bila demam) Ibuprofen 400mg 3x1 (bila demam)
Neurosanbe 2x1 Neurosanbe 2x1

Lab (7/09/2018) Lab (8/9/2018) Anti Dengue IgG Negatif


WBC 7 PLT 70000 Anti Dengue IgM Negatif
PLT 47000 PCT 0,07
PCT 0,05
MPV 10,7 Foto Thorax (8/9/2018)
Kesan: Aspek bronchitis
Anti Dengue IgG Positif
Plan:
Plan: Cek DR, bila membaik boleh rawat jalan
Cek DR/hari
Foto Toraks (8/9/2018)

• Corakan bronkovaskular
kedua paru kasar.
• Tidak tampak perselubungan
homogen / inhomogen pada
kedua paru.
• Bentuk dan ukuran jantung
normal.
• Kedua sinus dan diafragma
kesan baik.
• Tulang-tulang intak.

Kesan: Aspek Bronchitis


9 September 2018
S Demam tidak ada, menggigil tidak ada, rasa panas pada kedua bola mata tidak ada. Sakit kepala tidak ada.
Batuk masih ada. BAB biasa. BAK normal.

O TD: 150/90 Mmhg


N: 76x/i
P: 22 x/I
S: 36,2C
Anemis tidak, ikterik tidak
RH-/-, WH -/-, BJ I/II murni regular,
Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas: akral hangat, edema pretibial tidak ada

A DBD grade I + Susp. Bronkitis


P IVFD RL 26 tpm
N-Ace 200mg 1x1
Neurosanbe 2x1

Plan:Boleh Rawat Jalan


Latar belakang
■Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah masalah kesehatan masyarakat di
daerah tropis dan sub-tropis di dunia. Penyakit akibat virus ini sangat cepat
menyebar yang ditularkan oleh nyamuk, dengan peningkatan 30 kali lipat
dalam insiden global selama 50 tahun terakhir
■WHO memperkirakan bahwa 50-100 juta infeksi dengue terjadi setiap
tahun
Definisi
■Demam dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyaki
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manfesasi klinis
demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia, dan diastesis hemoragik.
■Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di
rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.
Etiologi
■DD dan DBD disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk kedalam genus
Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm
terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106.
■Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya
dapat menyebabkan demam dengue dan demam berdarah dengue. Keempat
serotipe ditemukan di Indonesia dengan serotipe terbanyak adalah DEN-3.
Vektor

Penularan infeksi virus dengue


terjadi melalui vektor nyamuk
genus Aedes (terutama A. aegypti
dan A. albopictus). Peningkatan
kasus setiap tahunnya berkaitan
dengan danitasi lingkungan
dengan tersedianya tempat
perindukan bagi nyamuk betina
yaitu bejana yang berisi air jernih
(bak mandi, kaleng bekas dan
tempat penampungan air lainnya)
Epidemiologi
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Indonesia.
■Jumlah penderita DBD di Indonesia sebanyak 90 245 kasus dengan
jumlah kematian 816 orang
■Jumlah kasus penyakit DBD terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat
yaitu 19.663 kasus diikuti oleh Jawa Timur (8.177 kasus), Jawa Tengah
(7.088 kasus) dan DKI Jakarta (6669 kasus)
Riset Kesehatan dasar 2007.
■prevalensi tertingi diperoleh pada kelompok umur dewasa muda yaitu 25-
34 tahun sebanyak 0,7% dan terendah pada bayi 0,2%.
■ Diperkirakan 3,6 miliar orang kini tinggal di daerah tropis dan subtropis
di mana virus dengue berpotensi untuk ditularkan.
■ Perkiraan global bervariasi, tetapi memperkirakan 50 juta hingga 200
juta infeksi dengue,
- 500 000 episode berat dengue (DHF / DSS)
- > 20 000 kematian terkait dengue terjadi setiap tahun.
Patogenesis
Manifestasi klinis

3 Fase penyakit DBD :


■Fase Febris (berlangsung 2-7 hari)
■Fase Kritis (pada hari ke-4 setelah demam)
■Fase Penyembuhan
Fase Febris

■Demam tinggi muncul tiba-tiba


■Gejala penyerta berupa kemerahan,
eritem pada kulit, nyeri pada sendi dan
otot, nyeri retro-orbita, fotofobia, dan
nyeri kepala
■Tes Turniket (+)
Fase Kritis

■Demam turun (suhu sekitar 37,5-38 °C)


■Gejala awal kebocoran plasma
■Leukopenia disertai penurunan platelet
■Berlangsung 24-48 jam
Fase Penyembuhan

■Berlansgung cepat
■Reabsorpsi cairan ekstraseluler
■Pemulihan kondisi pasien
■Recovery rash
Diagnosis

Berdasarkan kriteria 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila


semua hal di bawah ini dipenuhi:

• Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya


bifasik.
• Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut:
- Uji bendung positif.
- Petekie, ekimosis, atau purpura.
- Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau
perdarahan gusi), atau perdarahan dari tempat lain.
- Hematemesis atau melena.
• Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ul)
• Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran
plasma) sebagai berikut:
• Peningkatan hematokrit 20% dibandingkan standar sesuai
dengan umur dan jenis kelamin.
• Penurunan 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya.
• Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites, atau
hipoproteinemia.
Klasifikasi (WHO 2011)
DD/D Derajat Tanda & Gejala Laboratorium
BD
DD Demam disertai minimal dengan 2 gejala Leukopenia (jumlah leukosit
 Nyeri kepala ≤4000 sel/mm3)
 Nyeri retro-orbital  Trombositopenia (jumlah
 Nyeri otot trombosit <100.000
 Nyeri sendi/ tulang sel/mm3)
 Ruam kulit makulopapular  Peningkatan hematokrit
 Manifestasi perdarahan (5%-10%)
 Tidak ada tanda perembesan plasma  Tidak ada bukti
perembesan plasma
DBD I Demam dan manifestasi perdarahan (uji
bendung positif) dan tanda perembesan
plasma
DBD II Seperti derajat I ditambah perdarahan
spontan Trombositopenia <100.000
DBD III Seperti derajat I atau II ditambah sel/mm3; peningkatan
kegagalan sirkulasi (nadi lemah, tekanan hematokrit ≥20%
nadi ≤ 20 mmHg, hipotensi, gelisah,
diuresis menurun
DBD IV Syok hebat dengan tekanan darah dan
nadi yang tidak terdeteksi
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
■Pemeriksaan darah perifer, yaitu hemoglobin, leukosit, hitung jenis,
hematokrit, dan trombosit. Antigen NS1 dapat dideteksi pada hari ke-1
setelah demam .
■Uji serologi IgM dan IgG anti dengue.

Antibodi anti dengue


Diagnosis Keterangan
IgM IgG
Infeksi Primer Positif Negatif
Infeksi
Positif Positif
Sekunder
Infeksi Lampau Negatif Positif
Apabila klinis
mengarah ke infeksi
Bukan Dengue Negatif Negatif dengue, pada fase
penyembuhan: IgM
dan IgG diulang
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
■Pemeriksaan foto dada dalam posisi right lateral decubitus dilakukan atas indikasi:
■Distres pernafasan/ sesak
■Dalam keadaan klinis ragu-ragu, namun perlu diingat bahwa terdapat kelainan
radiologis terjadi apabilapada perembesan plasma telah mencapai 20%-40%
■Pemantauan klinis, sebagai pedoman pemberian cairan, dan untuk menilai edema
paru karena overload pemberian cairan.
■Kelainan radiologi yang dapat terjadi: dilatasi pembuluh darah paru terutama
daerah hilus kanan, hemitoraks kanan lebih radioopak dibandingkan yang kiri, kubah
diafragma kanan lebih tinggi daripada kanan, dan efusi pleura.
■Pada pemeriksaan ultrasonografi dijumpai efusi pleura, kelainan dinding vesika
felea, dan dinding buli-buli.
Tatalaksana
Tanda kegawatan !!!

■Tidak ada perbaikan klinis/perburukan saat sebelum atau selama masa


transisi ke fase bebas demam / sejalan dengan proses penyakit
■Muntah yg menetap, tidak mau minum
■Nyeri perut hebat
■Letargi dan/atau gelisah, perubahan tingkah laku mendadak
■Perdarahan: epistaksis, buang air besar hitam, hematemesis, menstruasi
yang hebat, warna urin gelap (hemoglobinuria)/hematuria
■Giddiness (pusing/perasaan ingin terjatuh)
■Pucat, tangan - kaki dingin dan lembab
■Diuresis kurang/tidak ada dalam 4-6 jam
Kriteria Merujuk Pasien ke RS/ ICU:

- Takikardi
- Capillary refill time [< 2 detik)
- Kulit dingin, lembab dan pucat
- Nadi perifer lemah atau hilang
- Perubahan status mental
- Oliguria
~ Peningkatan mendadak Ht atau
peningkatan kontinyu Ht setelah terapi
cairan diberikan
- Tekanan nadi sempit [< 20 mmHg)
- Hipotensi
Monitor perjalanan penyakit
■Keadaan umum, nafsu makan, muntah, perdarahan, dan tanda dan gejala lain
■Perfusi perifer sesering mungkin karena sebagai indikator awal tanda syok, serta
mudah dan cepat utk dilakukan
■Tanda vital: suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah, diperiksa minimal setiap 2-4 jam
pada pasien non syok & 1-2 jam pada pasien syok.
■Pemeriksaan hematokrit serial setiap 4-6 jam pada kasus stabil dan lebih sering pada
pasien tidak stabil/ tersangka perdarahan.
■Diuresis setiap 8-12 jam pada kasus tidak berat dan setiap jam pada pasien dengan
syok berkepanjangan / cairan yg berlebihan.
INDIKASI UNTUK PULANG
■Bebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan antipiretik.
■Nafsu makan telah kembali.
■Perbaikan klinis, tidak ada demam, tidak ada distres pernafasan, dan nadi teratur.
■Diuresis baik.
■Minimum 2-3 hari setelah sembuh dari syok.
■Tidak ada kegawatan napas karena efusi pleura, tidak ada asites.
■Trombosit >50.000 /mm3. Pada kasus DBD tanpa komplikasi, pada umumnya
jumlah trombosit akan meningkat ke nilai normal dalam 3-5 hari.
Komplikasi

■Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DBD dengan atau tanpa syok.
■Kelainan ginjal akibat syok berkepanjangan dapat mengakibatkan gagal
ginjal akut.
■Edema paru dan/ atau gagal jantung seringkali terjadi akibat overloading
pemberian cairan.
■Syok yang berkepanjangan mengakibatkan asidosis metabolik &
perdarahan hebat (DIC, kegagalan organ multipel).
■Hipoglikemia / hiperglikemia, hiponatremia, hipokalsemia akibat syok
berkepanjangan dan terapi cairan yang tidak sesuai.
Diagnosis Banding
■Cikungunya
■Malaria
■Demam Tifoid
Manajemen lingkungan
• Mengurangi habitat vektor

Pengendalian biologis
• Predator
• Larvadisasi dng bakteri
Pengendalian kimiawi
• Insektisida

Partisipasi masyarakat & Individu


• 3M plus
• Losion antinyamuk
• Menghindari gigitan nyamuk
• Kelambu
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai