Anda di halaman 1dari 52

KEBIJAKAN PENGENDALIAN

P2 HEPATITIS & PENYAKIT INFEKSI


SALURAN PENCERNAAN (HPISP)
DI INDONESIA
Oleh:
KEPALA SEKSI P2PM
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

Disampaikan pada :
Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas Pengelola
Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (HPISP)
Surabaya, 26 Februari 2018
P2 HEPATITIS & PISP

P2 HEPATITIS untuk Hepatitis virus yang ditularkan


secara parenteral meliputi Hepatitis B
dan C
P2 ISP untuk kelompok penyakit saluran cerna yang
ditularkan secara orofecal antara lain
Hepatitis A, E, Diare, Tifoid, dll sesuai
perkembangan situasi penyakit yang
menimbulkan dampak kesmas secara luas
PENGENDALIAN HEPATITIS & ISP
PENY-CARA BESARAN SPESIFIC DX DINI &
PROMOTIF TATALAKSANA
PENULARAN MASALAH PREVENTIF PROTECTION

FECAL ORAL
HEP A - MASY DG - IPP dg SKD KLB IMM HEP A PD OBATI GEJALA
HIEGIENE SOSIALISASI PX SCR POP RISTI;
HEP E SANITASI, LINGK KIE BERKALA PD POK RISTI SAAT
BURUK - PHBS CTPS
KUALITAS KLB
- SETIAP BALITA - PENULARAN,
3-4 KALI/ THN PENCEGAHAN AIR & MAK
TERKENA DIARE
- 180/100.000
DIARE PEND TERKENA
LROA REHIDRASI
(ORALIT) & ZINC
TYPHOID
TYPHOID SURV KARIER IMM TYPH PD
PENGOBATAN
TIFOID PD POK RISTI
KARIER (BPJS)
PARENTERAL PENJAMAH
MAKANAN

HEP B CUP; HR IMM HEP B HBIG PD BAYI &


- 18 JTA HEP IPP dg SOS, KIE
(PHBS DD POK RISTI IMM HEP B PD PEP; BPJS
B (<5 TAHUN PENGOBATAN
4,2%; > 15 TH A, B, C, D TTL KASUS; UP POK RISTI
CARA (LIFELONG)
7,1%)
PENULARAN &
PENCEGAHAN) BPJS (+)
HEP C - 3 JT HEP C (>
15 TH 1,01%) TX DG DAA
(CURED)
P2 HEPATITIS
PENDAHULUAN

 Hepatitis merupakan salah satu masalah kesehatan


masyarakat di negara-negara berkembang di dunia
termasuk Indonesia
 Upaya penanggulangan Hepatitis dilakukan al :
- Penggalangan komitmen ditingkat global melalui
resolusi WHA tahun 2010 dan 2014 serta resolusi
regional tahun 2014
- Pengendalian Hepatitis masuk program di Subdit
HPISP mulai 2011
LANJUTAN PENDAHULUAN

- Target global
 Eliminasi Penularan Hep B dari Ibu ke anak
(PPIA/EMTCT Hepatitis) tahun 2020
 Eliminasi Hep B dan C tahun 2030
 Pencapaian SDGs : indikator menurunkan
Insidens Hep B per 100.000 penduduk
- Eliminasi Hepatitis C 2030  walau imunisasi Hep
C blm ada, tetapi ada obat baru Hepatitis C yaitu
Direct Acting Antiviral ( DAA) dgn tingkat
kesembuhan tinggi
DI DUNIA :
2 milyar pernah terinfeksi Hepatitis

240 juta hidup pengidap Hepatitis B Kronik


686 ribu meninggal setiap tahun karena sirosis dan kanker hati

150 juta hidup pengidap Hepatitis C Kronik


700 rb meninggal karena hepatitis C

1 orang meninggal setiap 45 detik

INDONESIA 20 juta orang terinfeksi HBV dan HCV


http://www.hepb.org/hepb/statistics.htm. Accessed June 21, 2011
10 PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA UMUR)
SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS) INDONESIA, 2014

No. PENYEBAB KEMATIAN %


1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran cerna lain (A09) 1.9

Penyakit Hati masuk urutan ke-7 penyebab kematian utama di Indonesia


17.5 juta jiwa

Courtesy of Dr. Pretty Muharini, World Hepatitis Day, Surabaya, 30-08-2015


Sirosis
Hati

SIROSIS HATI DAN KANKER HATI MERUPAKAN PENYAKIT DENGAN BEBAN BIAYA KESEHATAN TINGGI 11
PREVALENSI HEPATITIS B KRONIK DI DUNIA

CENTER FOR DISEASE CONTROL,


12
2010
CARA PENULARAN

Vertikal

Horizontal
SECARA VERTIKAL (95% )

Dari ibu pengidap


virus Hepatitis B
ke bayi yang
dikandung atau
dilahirkan
Pasien bedah
umum/tindakan Bayi dari
Hemodialisis Ibu Hep C
gigi Ibu
Hamil
ODHA
Petugas Kes

POPULASI
BERISIKO
Penderita IMS
DDHBC
Mahasiswa
Kesehatan

Keluarga
penderita
Hepatitis WPS/WPSTL

WBP
Napza
LSL/Gay Waria Suntik
KASUS BARU HEPATITIS B /TAHUN
VERTIKAL  Setiap tahun
terdapat 5,3 juta bumil,
HBsAg reaktif pada bumil
rata – rata 3% maka setiap
tahun terdapat sebanyak
150.000 orang yang 95%
TULARI KAMI
potensial mengalami
Hepatitis kronis
HORIZONTAL  5% dari
SAYANGI KAMI
kelompok risti GENERASI PENERUS BANGSA
BEBAN BARU BAGI NEGARA AKIBAT HEPATITIS B /TAHUN

Setiap tahun terdapat 5,3 juta bumil, HBsAg reaktif pada


bumil rata – rata 3% maka setiap tahun terdapat
sebanyak 150.000 orang yang 95% potensial mengalami
Hepatitis B kronis
Biaya pengobaan sirosis 1 M transplantasi hati 4-5 M.
30% bayi yang tertular pada 30 tahun kedepan akan
menjadi sirosis  biaya yg dibutuhkan 45.000 x 1 M =
45 T
Worldwide HCV infection
• 2007: 150 million people
• 2016: 115 million people
Highest: Asia Pacific and Africa

WHO. Guidelines for the screening care and treatment of persons with
chronic hepatitis C infection. Updated version, April 2016
WHO. Guidelines for the screening care and treatment of
persons with chronic hepatitis C infection. Updated version,
April 2016
HCV GENOTYPE

Historical epidemiology of hepatitis C


virus (HCV) in select countries –
volume 3

Journal of Viral Hepatitis, 2015, 22 (Suppl. 3), 4–20


Courtesy of Dr. Pretty Muharini, World Hepatitis Day, Surabaya, 30-08-2015
PROPORSI (%) FAKTOR RISIKO KASUS HEPATITIS C
POSITIF
( DATA HASIL SURVEILANS DITJEN P2PL 2007-2012)

1. Pengguna Narkoba Suntik (27,52%)


2. Hemodialisa ( 15,16%)
3. Keluarga Pengidap Hepatitis C (13,83%)
4. Kontak Darah dengan Penderita Hepatitis C (9,93%)
5. Pasca Operasi ( 8,54%)
6. Hubungan Seks tidak aman ( 7,51%)
7. Tranfusi Darah (6,84%)
8. Tato/Tindik ( 5,89%)
9. Tenaga Kesehatan (4,42%)
10. Transplantasi Organ (0,37%)
7 juta

Prioritas untuk Hepatitis B pemutusan penularan dari ibu ke anak adalah yang utama

Prioritas untuk Hepatitis C pemutusan penularan dengan pengendalian FR menjadi


yang utama
TUJUAN P2 HEPATITIS
TUJUAN UMUM
Melaksanakan kegiatan pengendalian Hepatitis, secara
berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal

TUJUAN KHUSUS
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
• Mencegah terjadinya penularan
• Menurunkan angka kesakitan dan kematian
• Meningkatkan kualitas hidup orang dengan hepatitis
SASARAN STRATEGIS HEPATITIS
1. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan advokasi dan
atau sosialisasi tentang Hepatitis sebesar 90% pada tahun
2019.
2. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan Deteksi Dini
Hepatitis B dan C pada kelompok populasi berisiko sebesar
80% pada tahun 2019.
3. Meningkatnya Propinsi yang melaksanakan pengamatan
Hepatitis pada kelompok paling bersiko sebesar 100%
pada tahun 2019
INDIKATOR KEGIATAN HEPATITIS 2015 - 2019
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019

ELIMINASI PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK TAHUN 2022,


ELIMINASI HEPATITIS C PADA TAHUN 2030
1 % Kab/kota yang melakukan 3 10 20 40 80 90
sosialisasi dan atau advokasi ttg
hepatitis.
2 Jumlah Propinsi yang melakukan 7 14 21 28 34 34
kegiatan surveilans Sentinel Hepatitis
pada populasi berisiko
3 % Kab/kota yang melakukan deteksi 3 10 20 30 60 90
dini hep B pada bumil

4 % Kab/kota yang melakukan deteksi NA 10 20 30 60 80


dini hep B dan C pada populasi
beresiko
5 % orang yang terdeteksi dg HBsAg NA 2,5 5 10 20 30
positif yang mendapatkan akses
perawatan/upaya lanjutan

6 % Orang Dengan Hep C NA 5 10 20 40 60


mendapatkan akses
perawatan/layanan lanjutan
UPAYA PENGENDALIAN HEPATITIS

• Pemberdayaan
Meningkatnya
masyarakat PENGENDALIAN HEPATITIS Surveilans
• Keterlibatan
lintas sektor epidemiologi

Meningkatkan Upaya Meningkatkan Deteksi Meningkatkan Akses &


promotif dan preventif dini Mutu Fasyankes

Meningkatkan Kemandirian, Akses &


Meningkatkan Jumlah, Jenis, Kualitas,
Mutu Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin,
dan Pemerataan Tenaga Kesehatan Biosimilar) & Alkes

MONITORING DAN EVALUASI


ROADMAP PENGENDALIAN HEPATITIS DI INDONESIA

2030
Eliminasi
2019 Hepatitis B
90% Kab/Kota dan C
melakukan DDHBC

2017 2022
30%Kab/kota Eliminasi Hep B
melakukan Pemutusan
DDHBC Penularan
2018
Ibu ke Anak
60% Kab/Kota
melakukan DDHBC

Kab/kota yang melaksanakan


DDHB pada > 90% Bumil
HEPATITIS B AND C ELIMINATION ROADMAP (2015-
2030)
2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2030

Universal
Coverage
Upaya Kuratif Elimination
Hepatitis
B and C
(2030)
Pendukung/penunjang

Populasi Risti 7. Pasien IMS 1. 80% kelompok Risti melakukan


1.Bumil 8.Hemodialisis Deteksi Dini
2.Nakes 9.Warga 2. 90% bayi baru lahir
3.Penasun Binaan mendapatkan Imun Hep B <24
4.Pekerja seks jam
3. 80% orang yang ditemukan
5. LGBT
mendapat layanan lanjutan
6. ODHA
EMTCT  90% bayi baru lahir HBO<24 jam; 90% bumil lakukan DDHB; 90% bayi yg lahir dari
bumil HBsAg pos diberikan HBO dan HBIG
TRIPLE
ELIMINASI
Permenkes RI No 52 Tahun 2017
tentang
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak
ROADMAP
2018 - •Akses Terbuka
ELIMINASI PENULARAN
2019 HIV, SIFILIS & HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK
Di INDONESIA
2020- •Pra Eliminasi
2021

2022 •Eliminasi

2023- • Pemeliharaan
2025
INTEGRASI DALAM LAYANAN KIA
Tes Kehamilan,
Gol. Darah
Hemoglobin
GlukoProteinur
ANAMNESIS Tentuk sTatus in
an DJJ Imunisasi Sifilis,
TFU Tablet Fe HIV,
Hep B,
sTatus
gizi Test Malaria (pada
daerah
endemis),,
Tata
Tensi laksana
Sputum BTA
(bila ada
indikasi
TB & ANC Temu wicara
BB TERINTEGRASI konseling

TINDAK
LANJUT
INDIKATOR DAN TARGET IBU HAMIL DALAM ‘TRIPLE’
ELIMINASI PENULARAN
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Ibu hamil diperiksa, Cakupan 2018 : 60% dari ibu hamil K1
dites, dideteksi dini Cakupan 2019 : 70% dari ibu hamil K1
ANC 10T lengkap Cakupan 2020 : 80% dari ibu hamil K1
Cakupan 2021 : 90% dari ibu hamil K1
berkualitas
Cakupan 2022 : 100% dari ibu hamil K1

Penanganan bagi ibu 100% ibu hamil diobati 100% ibu hamil diobati 100% kasus hepatitis
hamil dengan hasil ARV, berupa Kombinasi dengan Benzatin Penicilin B pada ibu hamil
positif Dosis Tetap (KDT) G 2,4 juta IU IM sebagai dalam pengawasan,
(Tenofovir 300mg + program dosis tunggal dirujuk ke rumah
Lamivudin 300mg + pada fase dini, diulang 2 sakit yang mampu
Efavirens 600mg) setiap kali dgn selang waktu 1 tatalaksana hepatitis
hari sekali (tiap 24jam) minggu atau dirujuk B
seumur hidup
Ibu bersalin di
fasyankes 100% bersalin di fasyankes oleh nakes
INDIKATOR DAN TARGET IBU HAMIL DALAM
‘TRIPLE’ ELIMINASI PENULARAN
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Penanganan anak 100% mendapat pelayanan 100% mendapat 100% mendapat
dari ibu positif standar pelayanan standar pelayanan standar
profilaksis ARV dalam 24 pengobatan Benzatin imunisasi HB0 <24
jam, pemeriksaan EID Penicilin G 50.000 jam dan
(virologis kualitatif dgn IU/kgBB IM dosis tunggal, HBIg <24 jam;
DBS) saat mulai 6 minggu, pemeriksaan titer RPR pemeriksaan
dilanjutkan dengan usia 3 bulan serologis HBsAg dan
kotrimoksazol profilaksis dibandingkan titer ibunya, atau virologis
atau pemeriksaan serologis atau pemeriksaan lain Hepatitis B saat bayi
pada usia 18 bulan atau pemantauan klinis usia 9-12 bulan.
sampai 2 tahun

Anak negatif 100% hasil DBS EID 100% titer RPR negatif 100% pemeriksaan
(keberhasilan program negatif, anak sehat tanpa atau sama dengan titer serologis HBsAg
3E) ARV ibu anak sehat, tanpa negatif.
cacat atau kematian
STRATEGI PPIA (HEPATITIS B)

DETEKSI
DINI IBU
HAMIL Bayi
Bayi IBU
Ibu

HB0<24 jam Tatalaksana


sesuai HB 1,2,3
HBIG<24 jam
Indikasi KIE
Vit K Medis
HBsAg
(+)
PRIORITAS PROGRAM
• Melakukan upaya pemutusan penularan Hep B dan C
berdasarkan karakteristik penyakitnya Hep B (fokus
pada penularan ibu dan anak dan pengendalian FR),
Hepatits C (fokus pemutusan penularan, tatalaksana &
mencegah relaps terutama pd kelompok risti)
• Melakukan Screening Hepatitis B&C pada populasi
berisiko :
o Pengguna Narkoba Suntik
o Hemodialisa
o Keluarga Pengidap Hepatitis C
o Kontak Darah dengan Penderita Hepatitis C
o Tranfusi Darah
o Tato/Tindik
o Tenaga Kesehatan, dll
UPAYA PENCEGAHAN HEPATITIS B
Upaya pencegahan yang diperlukan:
Peningkatan cakupan imunisasi HBO sesegera mungkin < 24 jam
Melakukan deteksi dini pada ibu hamil  untuk penurunan infeksi
baru dg pemberian HBIG dan Imunisasi HBO < 24 jam  95%
efektif.

Permenkes RI No 53 Tahun 2015 tentang


Penanggulangan Hepatitis Virus

Permenkes RI No 12 Tahun 2017 tentang


Penyelenggaraan Imunisasi
DDHBC IBU HAMIL &
KELOMPOK RISTI
D D H B C 2018
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C
SASARAN SASARAN
PRIORITAS : KELOMPOK BERISIKO :
• Ibu Hamil (Semua Umur Bayi dari ibu dengan Hepatitis B
Kehamilan) Petugas kesehatan
Mahasiswa kesehatan
Dan lainnya (lihat Juknis)
SKEMA LAYANAN

Poli Tes
Pendaftaran Reaktif Rujuk
KIA/Poli Hep B
FKTP Hep RS
lainnya dan/ C

PKM, BPM, • INFORMED “METODE TANPA MAMPU TATA


BP, DPS CONSENT RAPID” KONFIRMASI LAKSANA
• WAWANCARA HEP
Upaya yg telah dilakukan Hepatitis C
• Memasukkan DAA Sofosbuvir, Simeprevir, Ribavirin) ke
dalam Formularium Nasional

• Pelayanan dan akses Obat Hepatitis C akan didorong


ke layanan BPJS, termasuk pemeriksaan diagnostik
dan juga evaluasi terapi

• Penyediaan Obat – obat Hepatitis C (2016) :


- Sofosbuvir : 18.000 botol (504.000 tab)
- Simeprevir : 1.029 botol (28.812 tab)
- Ribavirin : 37.800 botol (1.512.000 cap)
Pendistribusian dilakukan pada provinsi dengan jumlah
penasun terbanyak & memiliki KGEH
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN..(3)
Estimasi jumlah penasun terbesar (Data Subdit HIV AIDS) :
1. Jawa Timur : 5.067
2. DKI Jakarta : 4.585
3. Jawa Barat : 4.532
4. Sumatera Utara : 1.471
5. Sulawesi Selatan : 1.464
6. Jawa Tengah : 1.453

• Untuk monitoring terapi Kasus Hepatitis C, dilakukan


dengan Alat Test Cepat Molekular (TCM)
 Pemeriksaan terintegrasi dengan program P2TB dan
HIV.
• PEMERIKSAAN HEPATITIS C
 FKTP : Rapid Test Anti HCV
 RS RUJUKAN : HCV VL dg TCM
• PENGOBATAN HEPATITIS C
 Obat baru Hepatitis C yaitu Direct Acting
Antivirus ( DAA) dg tkt kesembuhan
tinggi
 Sofosbuvir , Simeprevir dan Ribavirin
 Ko-Infeksi : Daclastavir

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
RSUD Dr. SOEDONO MADIUN
P2 PISP
BESARAN MASALAH DIARE

DIARE PENYEBAB KEMATIAN NO. 1


PADA BAYI DAN BALITA
(RISKESDAS 2007)
29 hari – 11 bulan 1 – 4 tahun
PENYEBAB KEMATIAN Penyebab Kematian
PADA BAYI POST NEO
Pada Anak Balita 1 – 4
NATAL
tahun

DB
D

DBD

Diare

Sumber data kajian Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Kehidupan 2011, di 15


Kab/Kota oleh Litbangkes
INDIKATOR KEGIATAN PISP 2015 - 2019
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Menurunnya Angka Kematian Balita Akibat Diare sebesar 50% dari kondisi saat ini
Menurunnya Angka Kesakitan Demam Tifoid pada Anak Sekolah sebesar 30% dari
kondisi saat ini
1 % Kab/kota yang Melaksanakan NA 10 20 40 80 90
Sosialisasi dan atau Advokasi tentang
Diare, Tifoid dan Hepatitis A & E

2 % Kab/kota yg melakukan Layanan NA 10 20 40 80 90


Rehidrasi Oral Aktif

3 % Kab/kota yang Melaksanakan SKD NA 10 20 40 80 90


KLB
4 % Kab/kota yang Melakukan Kegiatan NA 2,5 5 10 20 30
Surveilans Tifoid pada Kelompok
Masyarakat Paling Berisiko

5. % Kelompok Anak Sekolah yang NA 2,5 5 10 20 30


Melakukan Upaya Pencegahan Demam
Tifoid
INDIKATOR DAN TARGET KEGIATAN PROGRAM DIARE
No Indikator Definisi Operasional Cara
Perhitungan
1 % Kab/kota Sosialisasi dan atau advokasi dilakukan pada Jumlah kab/kota
yang melak- masyarakat dan atau pemangku kepentingan yang
sanakan dan atau petugas kesehatan. melaksanakan
advokasi dan Suatu kab/kota melakukan sosialisasi apabila sosialisasi dan
atau kab/kota paling tidak dalam 1 tahun atau advokasi
sosialisasi melakukan kegiatan : tentang diare
pengendalia Sosialisasi dan atau advokasi tentang diare dibagi jumlah
n diare ke masyarakat dan atau pemangku kab/kota yang
kepentingan dan atau petugas kesehatan ada di Indonesia
a. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara dikali 100 %
langsung dengan melakukan penyuluhan
atau diseminasi atau
b. Dengan radio spot, running text di TV, TV
spot, talk shw, leaflet, poster, baliho/spanduk
dll media
c. Materi yang disampaikan tentang diare, cara
penularan, pencegahan, tatalaksana diare
yang dapat dilakukan
INDIKATOR DAN TARGET KEGIATAN PROGRAM DIARE

No Indikator Definisi Operasional Cara


Perhitungan
2 % kab/kota LAYANAN REHIDRASI ORAL adalah Jumlah kab/kota
yang merupakan salah satu layanan yang ada di dengan LROA,
mempunyai puskesmas, pustu, posyandu, poskesdes yang dibagi jumlah
layanan memberikan: 1) layanan rehidrasi oral pada kab/kota yg ada
rehidrasi oral masyarakat/balita yang mengalami diare, 2) di Indonesia,
aktif memberikan konseling rehidrasi, dikalikan 100%
3)memberikan penyuluhan tg diare, upaya
pencegahan dan pertolongannya.
LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF adalah
layanan rehidrasi oral yang PALING TIDAK
memberikan layanan 2 layanan yaitu 1.
layanan rehidrasi oral dan
2) atau 3)
KAB/KOTA LROA aktif, apabila di kab/kota
tersebut paling tidak terdapat 60% dari jumlah
puskesmas + pustu + posyandu/poskesdes
melakukan LROA
INDIKATOR DAN TARGET KEGIATAN PROGRAM DIARE

No Indikator Definisi Operasional Cara


Perhitungan
3 % Kab/kota Yaitu prosentase kab/kota yang menerima data Jumlah kab/kota
yang data diare secara tepat waktu. KAB/KOTA yg Menerima
melaksanaka MAMPU melakukan SKD KLB Diare adalah data diare secara
n SKD KLB Kab/kota 90% Puskesmas yg ada diwilayahnya tepat waktu,
diare mengirimkan data diare secara tepat waktu. dibagi jumlah
KETERANGAN: kab/kota yg ada
1. SKD KLB, adalah merupakan Sistem di Indonesia,
Keswaspadaan Dini, untuk mencegah dikalikan 100%
terjadinya KLB, mencegah meluasnya KLB
yang terjadi, dan mengurangi akibat terjadinya
KLB.
2. SKD KLB dilakukan dg melakukan analisa
data atau informasi terkait dg penyakit sebagai
indikator awal akan terjadinyan KLB
3. Kab/Kota yg menerima data dari Puskesmas
yg ada diwilayah, dianalisa sebagai early
warning dalam memantau ada tidaknya SKD
KLB diare.
TANTANGAN KEDEPAN

BESARAN MASALAH

UKM vs UKP DAMPAK PENYAKIT

KESINAMBUNGAN TANTANGAN
ADANYA PERILAKU BERISIKO
PELAKSANAAN KE & INFEKSI LAIN
PROGRAM DEPAN

KOMITMEN &
SDM
KEPEDULIAN
KETERBATASAN AKSES

Back
KESIMPULAN

Hepatitis masih merupakan ancaman untuk


kesehatan masyarakat di Jawa Timur
Konsep pengendalian melalui pendekatan yang
komprehensif
Program pengendalian masih terbatas, baik
dari sisi jenis kegiatan maupun area cakupan
Perlu komitmen yang kuat dari semua unsur,
termasuk masyarakat, untuk pengendalian
hepatitis

Anda mungkin juga menyukai