Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan HidayahNya kami
dapat menyelesaikan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Tahun 2018 sebagai acuan pelaksanaan
kegiatan program Demam Berdarah Dengue (DBD).

RUK ini disusun berdasarkan pencapaian program kasus Demam Berdarah Dengue di tahun 2016
sebagai data yang telah dianalisis dan diprioritaskan masalah yang muncul dalam menurunkan
penemuan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo.

Semoga RUK yang kami susun ini bermanfaat untuk kita semua dalam menurunkan kasus Demam
Berdarah Dengue (DBD) diwilayah kerja Puskesmas Tongas Kecamatan Tongas Kabupaten
Probolinggo.

Tongas, Januari 2017

Pemegang program P2M DBD

ANI FAJARYANTI, Amd.Kep


NIP. 19790526 200701 2 012
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan di indonesia. Sejak
tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan penyebaran bertambah luas.
Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan
semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus DENGUE dan nyamuk
penularnya di berbagai wilayah Indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang penularannya melalui
gigitan nyamul AEDES AEGYPTY.
Nyamuk AEDES AEGYPTY banyak berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air
sehingga penyakit DBD banyak terdapat di musim penghujan dan daerah perkotaan dan
pemukiman kumuh. Biasanya penyakit ini menyerang pada pagi hari dan sore hari.
Prevalensi penyakit DBD lebih banyak dari penderita kepada orang lain yang kondisi
tubuhnya sedang tidak fit.
Di kabupaten Probolinggo menurut laporan dari subdin P2&PL tahun 2016, jumlah kejadian
penyakit DBD pada 33 Kabupaten sebanyak 487 penderita dengan kematian 10 orang (
CFR=2% ). Bila dibandingkan dengan kejadian KLB DBD tahun 2015 jumlah penderita
sebanyak 460 penderita dan jumlah kematian 4 orang ( CFR=0.86%% ), maka terjadi
peningkatan 1% dari KLB DBD.
Di Kecamatan Tongas jumlah kejadian Penyakit DBD tahun 2015 sebanyak 3 penderita
dengan kematian 0, sedangkan tahun 2016 ada peningkatan jumlah kasus DBD 14 penderita
dengan kematian 2 orang.
Desa sumendi dan tongas wetan merupakan desa endemis karena setiap tahun terjadi
kejadian kasus DBD.
Pada tahun 2013 terdapat 11 kasus dan kematian 1 orang, pada tahun 2014 terdapat 23
kasus, pada 2015 terdapat 3 kasus, dan pada 2016 terdapat kasus 14 dan kematian 2 orang.
Penemuan dan penanganan kasus DBD di Kecamatan Tongas sejalan dengan Standar
Pelayanan Minimal ( SPM ) tingkat Puskesmas dilaksanakan untuk menurunkan prevalensi
kasus DBD dan mencegah bertambahnya kasus kematian.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa dimasyarakat masih tingginya penularan kusta yang
kemungkinan ada penderita kusta yang terlambat diobati atau bahkan belum mendapatkan
pengobatan, sehingga setiap tahun jumlah penderita kusta baru masih melebihi target
sasaran.
Hali itulah yang melatarbelakangi masih perlunya dilakukan kegiatan kegiatan yang
bertujuan untuk menemukan penderita kusta secara dini agar segera mendapatkan
pengobatan sehingga rantai penularan dapat dihentikan dan tidak terjadi kecacatan pada
penderita kusta.
Rencana Usulan Kegiatan adalah merupakan kegiatan perencanaan yang menampung
berbagai macam kegiatan dan hasil kerja selama 1 tahun serta sebagai bahan untuk
memberikan informasi mengenai kebutuhan anggaran dan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh pengelola program P2 kusta
2. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk menurunkan Prevalensi penyakit DBD di Kecamatan Tongas.
b. Tujuan Khusus
a). Meningkatkan Angka Bebas Jentik.
b). Mencegah terjadinya penularan Kasus DBD.
c). Menentukan jenis tindakan penanggulangan fokus yang akan dilakukan.

3. VISI MISI

Visi :
Budayakan kemandirian masyarakat kecamataan Tongas dalam mengatasi kesehatan jiwa
dan raga
Misi :
1. Meningkatkan cakupan UKP DAN UKM
2. Meningkatkan profesionalisme kerja
3. Mengembangkan inovasi untuk mewujudkan pelayanan yamg bermutu

4. STRATEGI
a. Promotif dengan penyuluhan atau menyebarkan leaflet dan memasang poster
b. Pemeriksaan kontak
c. Refresing petugas dalam pemeriksaan kusta

5. MOTO
Layani segera, Obati sampai tuntas, masyarakat pasti puas

6. YEL YEL
Puskesmas Tongas, saya pasti bisa
Puskesmas Tongas, luar biasa
BAB II
GAMABARAN UMUM

1. BATAS WILAYAH
Kecamatan Tongas merupakan salah satu bagian dari Kabupaten Probolinggo dan terletak di
bagian paling barat dengan luas wilayah sekitar 7.859,700 ha. Secara geografis Kecamatan
Tongas berada pada tempat yang strategis, baik dipandang dari segi pembangunan ekonomi,
pembangunan komunikasi dan perhubungan. Dengan terletak di ketinggian 0-25 m diatas
permukaan laut dengan temperature rata-rata 27 Celcius. Kecamatan Tongas yang masuk
wilayah Kabupaten Probolinggo juga beriklim tropis dan mempunyai 2 (dua) musim yaitu
penghujan dan musim kemarau.
A. Batas Wilayah :
 Utara : Selat Madura
 Timur : Kecamatan Sumberasih
 Selatan : Kecamatan Lumbang
 Barat : Kabupaten Pasuruan
B. Luas Wilayah
Secara umum Kecamatan Puskesmas Tongas merupakan dataran rendah dengan
kondisi bervariasi pesisir pantai, persawahan, tegalan, perkarangan dan perkebunan.
Adapun luas wilayah keseluruhan 7.859,700 ha yang secara umum terdiri atas :
1. Tanah sawah : - Irigasi teknis 700,670 ha
- Irigasi ½ teknis 600,250 ha
- Sederhana 25,000 ha
- Tadah Hujan 808,750 ha
2. Tanah Kering : - Bangunan/perkarangan 1002,230 ha
- Tegalan 4096,720 ha
- Tambak 58,500 ha
- Perkebunan 99,000 ha
- Hutan Negara 122,000 ha
- Kuburan 26,450 ha
- Lain-lain 320,130 ha

Wilayah Kecamatan Tongas


Bangunan/Perkar
angan, 13% Kuburan, 0% Tambak, 4%
Perkebunan, 2%
Hutan Negara, 3% Sawah Irigasi
Tegalan, 14% teknik, 53%

Lain-lain, 11%
Sawah Tadah Sawah Irigasi
Hujan, 9% 1/2 teknik, 1%

Sawah Irigasi teknik Sawah Irigasi 1/2 teknik


Sawah Tadah Hujan Lain-lain
Tegalan Hutan Negara
Perkebunan Bangunan/Perkarangan
Kuburan Tambak

C.Pembagian Wilayah :
Kecamatan tongas terbagi atas 14 desa, dengan jarak bervariasi. Akan tetapi yang
menjadi wilayah kerja Puskesmas Tongas terdiri :
 Jumlah Desa :8 desa
 Julah Dusun : 37 dusun
 Jumlah RW : 60 RW
 Jumlah RT : 159 RT

Desa-desa tersebut adalah :


Jarak ke Puskesmas
No Desa Dusun
(Km)
1 Sumber Kramat 7 Krajan, Mendek, Tanah Celeng.
2 Wringin Anom 5 Prisen, Tempuran, Kulak, Darungan,
Gupong, Kopangan.
3 Tongas Wetan 1 Krajan, Medo’an, Kapasan, Curah Pondok,
Klumprit, Jalid.
4 Curah Dringu 3 Tengah/Krajan, Bahak, Selatan.
5 Dungun 4 Krajan, Selatan, Sumberan.
6 Bayeman 5 Krajan, Tengah, Jaringan, Rancang,
Sentong, Talang.
7 Sumendi 12 Polai, Tabata, Jangglengan, Juri, Watu
Salang, Barat.
8 Sumberejo 15 Krajan, Sumur Kodung, Kecengan,
Klumprit.

Antar desa tersebut dihubungkan dengan jalan yang bervariasi, lebih kurang 90% jalan
beraspal, 10% berupa jalan dengan pengerasan (makadam) atau berupa jalan tanah biasa.
Meskipun jalan relative bagus namun sulitnya alat transportasi umum yang dapat menembus
desa kecuali ojek (kendaraan roda dua). Hal ini sangat mempengaruhi pola pikir dan
kesadaran diri masyarakat terhadap kesehatan termasuk fasilitasnya, diantaranya prosedur
proses rujukan yang seharusnya dilakukan masyarakat.
2.2 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Tongas yang masuk wilayah kerja Puskesmas Tongas
berdasarkan hasil registrasi (pencatatan dan pelaporan dari kecamatan Tongas dalam angka
2015) persebarannya tidak merata dengan kepadatan bervariasi yaitu :
1. Kepadatan Penduduk
Desa Luas (km2) Penduduk Kepadatan
Sumber Kramat 7,95 2.651 339
Wringin Anom 8,57 6.685 724
Tongas Wetan 5,62 6.568 1.087
Curah Dringu 1,12 2244 1.784
Dungun 1,44 2.212 1.483
Bayeman 4,22 6.965 1.510
Sumendi 7,22 6282 801
Sumberejo 7,93 2277 291

2. Distribusi Penduduk menurut golongan


Golongan Kelompok Umur
Kelompok Umur Jumlah Penduduk
No
(Tahun) Laki-Laki Perempuan L+P
1 0-4 1476 1563 3059
2 5-9 1428 1508 2936
3 10-14 1368 1448 2816
4 15-19 1478 1562 3040
5 20-24 1406 1487 2893
6 25-29 1598 1589 3187
7 30-34 1416 1497 2913
8 35-39 1437 1519 2463
9 40-44 1198 1265 2463
10 45-49 985 1011 1969
11 50-54 749 791 1540
12 55-59 579 612 1191
13 60-64 568 600 1168

JUMLAH 15.686 16.452 31.638


Chart Title
3500
3000
2500
Axis Title

2000
1500
1000
500
0
0-4 5-9 15- 20- 25- 30- 35- 40- 45- 50- 55- 60- total
19 24 29 34 39 44 49 54 59 64
Laki-Laki 1476 1428 1368 1478 1406 1598 1416 1437 1198 985 749 579 568
Perempuan 1563 1508 1448 1562 1487 1589 1497 1519 1265 1011 791 612 600
L+P 3059 2936 2816 3040 2893 3187 2913 2463 2463 1969 1540 1191 1168

Berdasarkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin, penduduk perempuan lebih


banyak (51,2%) daripada penduduk laki-laki (48,8%). (Sumber data registrasi statistic 2011)
3. Peran Serta Masyarakat
 Dukun Bayi Terlatih : 16 orang
 Jumlah Posyandu : 36 buah
 Kader Posyandu : 171 orang
 Guru UKS : 22 orang
 Kader Kelompok Usila : 14 orang
 Posyandu Usila : 14 buah
 UKBM :1 buah
Jumlah Posyandu Kader Dukun
No Desa
Dusun Pra Mad Pur Mand Seluruh Dilatih Aktif Terlatih
1 Sumber
3 0 0 2 1 27 12 15 1
Kramat
2 Wringin
6 0 0 5 1 26 9 27 4
Anom
3 Tongas
6 0 0 5 1 45 15 30 2
Wetan
4 Curah Dringu 3 0 0 2 1 17 5 12 0
5 Dungun 3 0 0 2 1 19 7 15 0
6 Bayeman 5 0 0 4 1 32 7 25 4
7 Sumendi 6 0 0 5 1 36 6 30 4
8 Sumberejo 4 0 0 3 1 25 8 17 1
Jumlah 37 0 0 28 8 240 69 171 16

Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat


(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat. Dari data diatas
menunjukkan peran serta masyarakat cukup baik, dengan melalui peran serta kader
masyarakat cukup baik, dengan melalui peran serta kader yang secara aktif di setiap
posyandu diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Untuk itu upaya
pembinaan, pembekalan maupun refreshing terus dilakukan.
4. Pendidikan
Pendidikan tertinggi penduduk di Kecamatan Tongas adalah Tamat Perguruan Tinggi
sebanyak 1%, tamat SMA 5%, tamat SMP 12% dan yang terbanyak adalah tamat SD 52%.
Dari tingkat pendidikan tersebut masih terdapat 14% yang tidak tamat SD dan 16% tidak
sekolah.

4000

3500

3000

2500 Tidak Sekolah


Tamat SD
2000
Tamat SMP
Tamat SMA
1500
Tamat Akademi/ PT

1000

500

0
SK WA TW CD Dungun Bayemen Sumendi SR

Ijasah/STTB tertinggi dimiliki penduduk merupakan indikator pokok kualitas


pendidikan formal. Semakin tinggi ijasah/STTB yang dimiliki rata-rata penduduk di suatu
daerah mencerminkan semakin tingginya taraf intelektualitas.
5. Keadaan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan gambaran dari aktifitas
perekonomian masyarakat di daerah, yang digunakan sebagai salah satu indikator
keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Tingginya Taraf Hidup penduduk menentukan
keterjangkauan penduduk terhadap pendidikan, kesejahteraan dan kesehatan. Tahun 2014 di
Kecamatan Tongas wilayah kerja Puskesmas Tongas berdasarkan data dari PPLS 2013 rumah
tangga yang memerlukan perhatian khusus sejumlah :
Desa Pra KS KS 1 KS II KS III KS III PLUS
Sumber Kramat 205 321 186 81 27
Wringin Anom 603 772 599 98 12
Tongas Wetan 269 1269 125 265 10
Curah Dringu 72 292 167 73 2
Dungun 175 213 127 27 26
Bayeman 311 1183 362 142 5
Sumendi 383 618 629 238 25
Sumberejo 138 376 289 27 18
BAB III
ANALIASA SITUASI

Data Penderita DBD TH 2016 di wilayah kerja Puskesmas Tongas

NO NAMA DESA PENDERITA KASUS KASUS


DBD HIDUP MENINGGAL
1 Sumberkramat 0 0 0
2 Wringinanom 0 0 0
3 Tongas wetan 0 0 0
4 Curahdringu 0 0 0
5 Dungun 2 1 1
6 Bayeman 1 1 0
7 Sumendi 5 4 1
8 Sumberrejo 3 0 0

BAB IV
ANALISA MASALAH

NO DATA INDIKATOR DBD TARGET PENCAPAIAN KESENJANGAN


(%) TH 2015 TH 2016
1 Penemuan Kasus DBD 100% 3 14 Penemuan penderita baru mengalami
peningkatan
2 Penemuan Kasus Kematian <1% 0 7% Masih adanya penderita kusta anak
DBD
PRIORITAS MASALAH
TOTAL PRIORITAS
NO MASALAH U S G

1 Penemuan Kasus DBD 4 4 2 32 II


2 Penemuan Kasus Kematian DBD 5 5 3 50 I

FISHBONE (DIAGRAM TULANG IKAN)

Manusia
Methode kurangnya pendekatan pada
Toma & toga
Kurangnya pengetahuan petugas didesa kurang
masyarakat terampil dalam memeriksa

Kurangnya pendekatan
Pada kades dan camat
Menganggap penyakit DBD
panas biasa
Masih
Adanya Kasus
KematianDBD

transportasi
kurang desa siaga tidak jalan
Kurangnya tenaga Terbatasnya
dana
kurangnya pengetahuan
tentang DBD
Sarana Dana Lingkungan

CARA PEMECAHAN MASALAH

NO PENYEBAB MASALAH PEMECAHAN MASALAH KEGIATAN


1 Kurangnya pengetahua masyarakat Meningkatkan 1. Penyuluhan DBD
pengetahuan masyarakat dimasyarakat
tentang DBD
2 Menganggap DBD penyakit panas Meningkatkan 2. Melakukan deteksi
biasa pengetahuan masyarakat dini dari gejala yang
tentang gejala DBD timbul
3 Petugas didesa kurang terampil Meningkatkan 3. Melakukan kegiatan
dalam memeriksa ketrampilan petugas PSN
dalam pemeriksaan DBD 4. Melakukan refreshing
4 Kurangnya pendekatan pada toma Melakukan pendekatan pada petugas
dan toga pada toma dan toga kesehatan
5 Kurangnya pendekatan pada kades Melakukan pendekatan 5. Kerjasama lintas
dan camat pada kades dan camat sektor dalam
6 Transportasi kurang Melakukan kerjasama penanganan kasus
lintas sektor dalam DBD
perbaikan sarana
transportasi 6. Kerjasama dengan
7 Kurangnya tenaga kesehatan Mengoptimalisasikan Kades mengenai Alat
tenaga kesehatan yang Transportasi
ada
8 Terbatasnya dana Melakukan pendekatan
untuk pengusulan melalui
ADD
9 Desa siaga tidak jalan Mengaktifkan desa siaga

10 Kurangnya pengetahuan tentang Melakukan kerjasama


DBD lintas sektor dalam
penemuan kasus DBD

Anda mungkin juga menyukai