Anda di halaman 1dari 23

Kuliah ke 3

Konsep Biaya dalam Keputusan


Jangka pendek
Konsep Biaya
• Dalam menghadapi dunia bisnis yang semakin
kompetitif, manajemen perusahaan sering
dihadapkan pada berbagai masalah.
Misalnya saja pesaing menurunkan harga jual
produknya atau pesaing mempromosikan
produknya dengan hadiah yang menggiurkan.
Sebagai top manajer diperusahaan, maka semua
tindakan pesaing tersebut harus bisa diprediksi
serta diantisipasi
B. Klasifikasi Biaya
• Apabila biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diklasifikasikan menurut
tingkah lakunya, maka biaya tersebut terdiri atas .
• Biaya tetap
• Biaya variabel
• Biaya semi variabel

1. Biaya Tetap
Istilah biaya tetap disini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak
berubah setiap periodenya, walaupun tingkat produksi sama dengan nol atau
dengan kapasitas penuh. Biaya gaji pegawai, biaya sewa toko, depresiasi
aktiva tetap merupakan contoh dari biaya tetap ini.
Secara grafik biaya tetap ini terlihat sebagai berikut:
2. Biaya Variabel
• Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dimana jumlahnya selalu berubah-robah
sebanding dengan jumlah produksi. Dengan demikian
apabila jumlah produksi meningkat maka jumlah biaya
ini juga akan meningkat, demikian pula apabila jumlah
produksi menurun maka biaya ini juga akan menurun.
Secara grafik biaya ini terlihat sebagai berikut:
3. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan, dimana
komponen biaya tersebut sebahagian besar
mengandung biaya variabel dan sebahagian
kecilnya mengandung biaya tetap. Kadang kala
sebahagian besarnya mengandung biaya tetap
dan sebahagian kecil mengandung biaya
variabel. Biaya model begini sering dikenal
dengan istilah biaya semi tetap. Biaya lisrik,
biaya telpon dan biaya PAM merupakan contoh
dari biaya semi variabel ini,
Pemisahan Biaya Semi Variabel
Untuk memisahkan biaya semi variabel ini bisa dilakukan
dengan beberapa cara (teknik) yaitu.
a)Teratur ( Biaya tetapnya mudah diketahui).
• Biasanya biaya tetap bisa diketahui apabila ada aturan
yang menentukannya. Misalnya perturan pemerintah.
Atau perusahaan itu sendiri yang menetapkannya.
Contoh.
Biaya telepon yang dibayarkan berjumlah Rp 535.000.
Dimana sudah ditentukan biaya tetap ( abonemen) sebesar
Rp 35.000. Ini berarti biaya variabel yang harus dibayar oleh
konsumen sebesar Rp 500.000, apabila perusahaan
menentukan biayanya Rp 200 per pulsa, itu berarti
perusahaan memakai pulsa telepon sebesar 250 pulsa.
b. Tidak teratur.
Bila perusahaan agak susah mengetahui berapa besarnya
biaya tetap maka metode yang paling sering digunakan
untuk memisahkan biaya tersebut ada 3.
1. Titik tertinggi dan Terendah
Pada metode ini dicari jam pemakaian mesin serta jumlah
biaya yang dikeluarkan yang paling tinggi pada saat yang
sama dalam satu periode, setelah itu dicari pula jam
pemakaian mesin serta jumlah biaya yang dikeluarkan
pada saat yang sama yang paling rendah. Selisih antara
pemakaian jam mesin dan biaya yang dikeluarkan, akan
didapatkan biaya variabel perjam mesin dan pada waktu
disubsitusikan akhirnya bisa diketahui biaya tetapnya.
Contoh.
Selama tahun 1999, PT XYZ mengeluarkan biaya reparasi dan pe-meliharaan
mesin, yang diambil hanya jam mesin tertinggi dan terendah saja. Tertinggi
adalah bulan januari yaitu 8.000 jam dengan biaya Rp 24.000.000, sedangkan
yang terendah adalah bulan november 3.000 jam dengan biaya Rp
14.000.000. Seperti di bawah ini
Biaya Reparasi
Jam mesin Total Biaya
Januari 8.000 Rp. 24.000.000
November 3.000 14.000.000
Selisih 5.000 10.000.000

Dengan membagi selisih total biaya dengan selisih jam mesin maka dapat
dengan cepat diketahui biaya variabel perjam mesin yaitu :
Biaya variabel / jam mesin = Rp 10.000.000 / 5.000 = Rp 2.000.
Dengan mengsubsitusikan salah satu data biaya tertinggi atau terendah maka
total biaya tetap bisa dicari seperti terlihat di bawah ini.
Biaya Tetap
Total biaya bulan januari Rp. 24.000.000
Total biaya variabel Rp 2.000 x 8.000 16.000.000
Total Biaya Tetap 8.000.000
2. Metode Biaya Berjaga ( Standby Cost Method)
Penggunaan metode ini pada dasarnya tidak mungkin
dilakukan jadi hanya bersifat asumsi saja. Hal ini
disebabkan penggunaan metode ini dilakukan dengan
menghentikan produksi selama periode tertentu untuk
mengetahui biaya tetapnya.
Contoh.
Dimisalkan saja pada saat jam kerja mesin 8.000 jam,
total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp
24.000.000. Kalau perusahaan tidak berproduksi maka
diperkirakan biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp
8.000.000.
Biaya Variabel
Biaya total 8.000 jam = 24.000.000
Biaya Tetap 8.000.000
Total biaya variabel 16.000.000
Setelah diketahui biaya variabelnya, dengan
membagi jam kerja mesin maka dapat diketahui
biaya variabel per jamnya sebesar = Rp16.000.000
/ 8.000 = Rp 2.000
Dengan telah diketahuinya biaya tetap dan biaya
variabelnya, maka secara matematis dapat
dinyatakan persamaannya sebagai berikut .
Y = 8.000.000 + 2.000 X
Jadi kalau diperiode mendatang perusahaan
merencanakan untuk 10.000 jam mesin maka biaya
yang akan dikeluarkan oleh perusahaan adalah.
Y = 8.000.000 + 2.000 X
= 8.000.000 + 2.000 ( 10.000)
= 28.000.000
3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square )

Metode kuadrat terkecil ini mempunyai anggapan bahwa hubungan biaya dan
volume kegiatan berbentuk garis lurus dengan persamaan regresi. Dengan
demikian persamaannya terlihat sebagai berikut.

Y = a + bx

Dimana: Y = Variabel terikat dan merupakan total biaya


X = Variabel bebas

Untuk mencari persamaan tersebut digunakan rumus sebagai berikut .


n ∑ xy - ∑ x ∑ y
b = --------------------
n ∑x2 -(∑x)2

∑ y - b∑ x
a = -------------
n
Contoh.
PT Andhika mempunyai data produksi dan biaya overhead seperti
tabel berikut ini.

Tabel 2.4 Biaya Produksi dan Overhead P T Andhika


Tahun Produksi ( Unit) Biaya Overhead
(dalam rupiah)
1 500 3.000
2 900 5.000
3 1.200 7.000
4 1.500 8.000
5 1.700 9.000
6 2.100 12.000

Atas dasar biaya produksi dan overhead di atas maka bisa


ditentukan berapa biaya overhead tetap dan overhead
variabel dengan menggunakan persamaan regresi sederhana.
Produksi merupakan variabel bebas, karena kuantitas
produksi ditentukan oleh perusahaan, sedangkan biaya
overhead adalah variabel terikat karena makin besar produksi
maka biaya overheadnya juga semakin besar.
Data Biaya yang Diregresi

X Y XY X2 Y2
1 500 3.000 1.500.000 250.000 9.000.000
2 900 5.000 4.500.000 810.000 25.000.000
3 1.200 7.000 8.400.000 1.440.000 49.000.000
4 1.500 8.000 12.000.000 2.250.000 64.000.000
5 1.700 9.000 15.300.000 2.890.000 81.000.000
6 2.100 12.000 25.200.000 4.410.000 144.000.000

Jumlah 7.900 44.000 66.900.000 12.050.000 372.000.000

n=6 ∑X ∑Y ∑ XY ∑ X2 ∑ Y2

n ∑ xy - ∑ x ∑ y
b = --------------------
n∑x2 -(∑x)2

6 x 66.900.000 – 7900 x 44.000


= ------------------------------------
6 x 12.050.000 – 7.9002

401.400.000 – 347.600.000
= ------------------------------
72.300.000 – 62.410.000
53.800.000
= ------------------- = 5,4398
9.890.000

∑ y - b∑ x
a = -------------
n

44.000 – 5,4398 x 7.900


= -----------------------------
6

44.000 – 42.974,42
-----------------
6
1.025,58
a = -------------- = 170,93
6
Ini menunjukkan biaya variabel produksi = Rp 5, 44 ( dibulatkan ),
sedangkan biaya tetapnya per periode adalah sebesar Rp 170,93
Fungsi linier yang terbentuk adalah y = 170,93 + 5,44 x
Jadi kalau perusahaan ingin meningkatkan produksinya menjadi
3000 unit, maka biaya overhead yang harus dikeluarkan adalah
170, 93 + 5,44 x 3.000 = Rp 16.490,93
4. Biaya Relevan
Biaya relevan adalah biaya yang dipertimbangkan
dalam pengambilan sebuah keputusan. Jadi biaya
ini berhubungan dengan sesuatu tujuan yang
sengaja direkayasa untuk keperluan tersebut. Jadi
kalau manajemen ingin mengetahui berapa harga
pokok suatu produk, maka seluruh biaya yang
digunakan baik secara langsung ataupun tidak harus
dihitung. Hal ini disebabkan karena biaya tersebut
memang relevan untuk menghitung harga pokok
produk tanpa melihat apakah biaya tersebut
variabel atau tidak. Dalam mengambil suatu
keputusan, biaya relevan yang sering digunakan
adalah biaya differensial.
5. Biaya Differensial
Biaya differensial adalah biaya yang berbeda dari setiap alternatif. Jadi
manajemen memilih suatu alternatif dari berbagai alternatif yang ada.
Pemilihan alternatif tersebut akan terjadi di masa yang akan datang.
Dengan demikian ciri-ciri biaya differensial ini adalah terjadinya dimasa yang
akan datang dan biayanya berbeda dari setiap alternatif yang
dipilih.Pemilihan alternatif dilakukan dengan menghitung biaya dibandingkan
dengan manfaat yang akan diperoleh ( Cost and Benefit).

Contoh.
Tuan Andomeda dipanggil oleh orang tuanya ke Jakarta. Pilihannya berangkat
dengan pesawat biayanya sebesar Rp 500.000, kalau pergi dengan bus AC
biaya dan ongkos dijalan sebesar Rp 300.000. Mana yang akan dipilih
Andromeda. Selisih biaya yang akan dikeluarkan sebesar Rp 200.000
merupakan biaya differensial. Masalahnya sekarang mana yang dipilih ?. Bagi
Andromeda akan menilai, apakah biaya differensial sebesar Rp 200.000 akan
mampu menghasilkan keuntungan yang lebih dari pengorbanan yang
dilakukannya. Kalau seandainya orangtuanya sakit keras di Jakarta, maka
pengorbanan sebesar Rp 200.000 dianggapnya tidak begitu bernilai bila
dibandingkan dengan betemu dengan orang tuanya. Akibatnya Andromeda
memilih berangkat dengan pesawat karena dianggapnya menguntungkan
karena cepat bertemu bila dibandingkan dengan berangkat dengan mobil
baru akan bertemu 40 jam kemudian semenjak dia berangkat yang
kemungkinan orang tuanya sudah meninggal begitu sampai di Jakarta.
Jadi dikeluarkannya biaya differensial, manajer
perusahaan akan mempertimbangkan apakah
pengeluaran tersebut akan menguntung-kan perusahaan
atau tidak. Jadi kalau tidak menguntungkan ditolak, dan
akan diterima kalau menguntungkan.

6. Manfaat Biaya Differesial


Pengambilan Keputusan dengan menggunakan biaya
differensial ini biasanya digunakan dalam pengambilan
keputusan jangka pendek antara lain.
1) Pesanan Khusus.
2) Membeli atau memproduksi sendiri.
3) Menghentikan Produk yang tidak menguntungkan.
4) Menjual atau Melanjutkan Proses.
5) Kombinasi Produk.
6) Diskriminasi Harga (Product Dumping).

Anda mungkin juga menyukai