Anda di halaman 1dari 20

Om Swastyastu

Nama Kelompok

1. Kadek Devia Pradnya Reswari (141009)


2. I Gst Putu Dika Wahyu Arsana (141010)
3. Ni Kadek Ayu Dita Arini (141011)
4. Kadek Dwi Mahendra (141012)
5. Komang Febry Handayani (141013)
6. Made Hapri Dwi Artaning (141014)
7. Putu Intan Candra Dewi (141015)
43 Kosmetik
Temuan BPOM
Mengandung Bahan
Berbahaya
http://informasitips.com/bpom-temukan-43-produk-kosmetik-
mengandung-bahan-kimia-berbahaya
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) sampai
dengan pertengahan tahun 2016 telah menemukan 43 produk yang diketahui
mengandung merkuri, bahan pewarna untuk tekstil, hidrokinin, dan asam retinoat.
Temuan kosmetik yang disertai obat tradisional dan suplemen kesehatan tanpa izin
edar juga bahan berbahaya ini senilai 8,49 miliar rupiah. Sebagian besar dijual
bebas secara online namun sedikit pula kosmetik yang mengandung bahan
berbahaya itu dijual bebas di sarana pertokoan. Produk-produk ini didapat dengan
cara mengadakan monitoring juga melakukan pembelian dengan cara menyamar
sebagai masyarakat awam untuk produk-produk yang dijual secara daring (online).
Di antara produk kosmetik berbahaya yang ditemukan BPOM sekitar
76,74 persen merupakan produk lokal, dan sisanya adalah produk
impor. Beberapa produk kosmetik juga dicabut izin edarnya, karena
pada awalnya kosmetik tersebut memenuhi persyaratan sehingga
mendapatkan izin edar BPOM, namun dalam perjalanannya produsen
kosmetik tersebut melakukan kecurangan dengan menambahkan bahan
berbahaya ke dalam produknya, sehingga izin edarnya harus dicabut.
Ondri Dwi Saputro, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetika, dan
Produk Komplemen, membeberkan 43 jenis kosmetik yang mengandung bahan
berbahaya yaitu:

 Aichun Beauty Night Cream (impor dari Taiwan oleh CV Crystal Beauty – Jakarta)
 Anima40 Day Cream (impor dari Taiwan oleh CV Crystal Beauty – Jakarta)
 Anima40 Night Cream (impor dari Taiwan oleh CV Crystal Beauty – Jakarta)
 Beauty Girls Pearl Cream (impor dari Taiwan oleh CV Crystal Beauty – Jakarta)
 Bioclinic Night Cream (impor dari Taiwan oleh CV Crystal Beauty – Jakarta)
 DR Herbal Night Cream (impor dari Taiwan oleh CV Crystal Beauty – Jakarta)
 La Bella Esther Night Cream (impor dari Taiwan oleh CV Crystal Beauty – Jakarta)
 La Bella Day Cream (impor dari Taiwan oleh CV Crystal Beauty – Jakarta)
 La Bella Night Cream (impor dari Taiwan oleh CV Crystal Beauty – Jakarta)
 La Widya Curcumin Night Cream (impor dari Taiwan oleh PT Sinar Dios Abadi –
Jakarta)
 Biogold Day Cream (produksi Pasifik Ocean – Jakarta)
 Biogold Night Cream (produksi Pasifik Ocean – Jakarta)
 Clariderm Day Cream (nomor izin edar dicabut NA 18140102011)
 Claridem Night Cream (nomor izin edar dicabut NA 18140102010)
 Eco-Agen Day Cream (produksi Pasifik Osean Indonesia –Jakarta)
 Eco-Agen Night Cream (produksi Pasifik Osean Indonesia –Jakarta)
 Esther Day Cream (produksi Pasifik Osean Indonesia –Jakarta)
 Esther Night Cream (produksi Pasifik Osean Indonesia –Jakarta)
 Esther Vite Transparent Soap (nomor izin edar dicabut
NA18151200555)
 Niche Day Cream (produksi Pasifik Osean Indonesia –Jakarta)
 Niche Night Cream (produksi Pasifik Osean Indonesia –Jakarta)
 Widya Day Cream Curcuma (produksi Pasifik Ocean Indonesia –Jakarta)
 Widya Night Cream Curcuma (produksi Pasifik Ocean Indonesia –Jakarta)
 DR Night Cream (produksi CV Bernita Ayu – Tulungagung)
 Beautyline Lipstick 201 Irish Rose (produksi PT Beautylink –Tangerang)
 Beautyline Lipstick 202 Natural Pink (produksi PT Beautylink –Tangerang)
 Beautyline Lipstick 301 Cherry Red (produksi PT Beautylink –Tangerang)
 Beautyline Lipstick 302 Xtreme Red (produksi PT Beautylink –Tangerang)
 Avione Lipstick Xp 311 (produksi PT Neo Kosmetika Industri – Bekasi)
 Avione Lipstick Xp 312 (produksi PT Neo Kosmetika Industri – Bekasi)
 Avione Lipstick Ls Excellent 792 Soft Silver Red (produksi PT Neo Kosmetika
Industri – Bekasi)
 Sophie Martin Nutrilips Lipstick Winter Sky (produksi PT Sophie Paris
Indonesia – Bogor)
 Sophie Martin Mini Lipstick 2 ((produksi PT Sophie Paris Indonesia – Bogor)
 Sophie Martin Soft Matte Lip Color Venus (produksi PT Sophie Paris
Indonesia – Bogor)
 Tokyo Night Nail Polish 5 (produksi PT Hay Jen Kosmetik)
 Tokyo Night Nail Polish 6 (produksi PT Hay Jen Kosmetik)
 Implora Fashionable Cosmetics Y7034 Eye Shadow (produksi CV Priskila
Mandiri Utama – Sidoarjo)
 Implora Fashionable Cosmetics Y7034 Blush On (produksi CV Priskila
Mandiri Utama – Sidoarjo)
 Come Beauty Night Cream (produksi PT Dasen Jaya Lestari – Jakarta
Utara)
 Microcell Lightening 3 Cream (produksi PT Sukma Skin Treatment –
Cikupa Tangerang)
 Microcell Lightening Cream Anti Jerawat (produksi PT Sukma Skin
Treatment – Cikupa Tangerang)
 Auraku Whitening Serum (produksi CV Aura Cemerlang Cosmeceutical –
Cimahi)
 Gavia Whitening Cream (produksi PT Immortal Cosmedika Indonesia –
Depok)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN
Bagian Kelima Belas
Pengamanan dan Penggunaan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Pasal 98
(1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman,
berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan terjangkau
(2) Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang
mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan
mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat
(3) Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan,
promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus
memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah
Pasal 101
(2) Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mengolah, memproduksi, mengedarkan, mengembangkan,
meningkatkan, dan menggunakan sediaan farmasi yang
dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya

Pasal 105
(1) Sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan baku obat
harus memenuhi syarat farmakope Indonesia atau buku
standar lainnya
(2) Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika
serta alat kesehatan harus memenuhi standar dan/atau
persyaratan yang ditentukan
Pasal 106
(1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah
mendapat izin edar
(2) Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus
memenuhi persyaratan objektivitas dan kelengkapan serta tidak
menyesatkan
(3) Pemerintah berwenang mencabut izin edar dan memerintahkan
penarikan dari peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
telah memperoleh izin edar, yang kemudian terbukti tidak memenuhi
persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau kemanfaatan, dapat
disita dan dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Pasal 196
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan
yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat atau kemanfaatan dan mutu
sebagaimana dimaksud pasal 98 ayat (2) dan ayat (3)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
PERMENKES
1175/Menkes/Per/VIII/2010
Tentang Izin Produksi Kosmetika
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

Pasal 2

(1) Kosmetika yang beredar harus memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan
kemanfaatan.

(2) Persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sesuai dengan Kodeks Kosmetika Indonesia dan persyaratan lain yang ditetapkan
oleh Menteri.
Pasal 4

(1) Industri kosmetika yang akan membuat kosmetika harus memiliki izin
produksi

(2) Izin produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
Direktur Jenderal

Pasal 5

Izin produksi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang


selama memenuhi ketentuan yang berlaku.

Pasal 7

(1) Industri kosmetika dalam membuat kosmetika wajib menerapkan CPKB

(2) CPKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri
Pasal 15

Izin produksi dicabut dalam hal:

a. Atas permohonan sendiri;

b. Izin usaha industri atau tanda daftar industri habis masa berlakunya dan tidak
diperpanjang;

c. Izin produksi habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang;

d. Tidak berproduksi dalam jangka waktu 2 tahun berturut-turut;

e. Tidak memenuhi standar dan persyaratan untuk memproduksi kosmetika.

Pasal 21

Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya dugaan atau patut diduga adanya
pelanggaran hukum dibidang kosmetika, segera dilakukan penyidikan oleh penyidik
Pegawai Negeri Sipil yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pasal 23
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenakan sanksi
administratif berupa :
a. Peringatan secara tertulis
b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah
untuk penarikan kembali produk dari peredaran bagi kosmetika yang
tidak memenuhi standar dan persyaratan mutu, keamanan dan
kemanfaatan
c. Perintah pemusnahan produk, jika terbukti tidak memenuhi persyaratan
mutu, keamanan dan kemanfaatan
d. Penghentian sementara kegiatan
e. Pembekuan izin produksi atau
f. Pencabutan izin produksi
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf c dan huruf d diberikan oleh Kepala Badan.
(3) Sanksi administatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, huruf f
diberikan oleh Direktur Jenderal atas rekomendasi Kepala Badan atau Kepala
Dinas Setempat
TERIMA KASIH
Om Santih, Santih, Santih Om

Anda mungkin juga menyukai