Anda di halaman 1dari 16

PENGELOLAAN KAWASAN

TANPA ROKOK
PERINGKAT ROKOK DI DUNIA TAHUN 2009
1. China = 390 jt perokok atau 29 % per
penduduk
2. India = 144 jt perokok atau 12,5 % per
penduduk
3. Indonesia = 65 jt perokok atau 28 % per
penduduk (225 miliar batang per tahun)
4. Rusia = 61 jt perokok atau 43 % per
penduduk
Rokok
Adalah lintingan atau gulungan
tembakau yang digulung / dibungkus
dengan kertas, daun, atau kulit jagung,
sebesar  kelingking dengan panjang 8-10
cm, biasanya dihisap seseorang setelah
dibakar ujungnya
PROSES NIKOTIN
MULUT

TENGGOROKAN

ALIRAN DARAH

PARU – PARU, JANTUNG,dll


Dampak negatif rokok
Perokok aktif adalah orang yang secara langsung menghisap rokok

1. Meningkatkan risiko terkena penyakit


jantung
2. Kadar kolesterol dalam darah
meningkatkan
3. Tekanana darah tinggi
4. Diabetes dan stroke
Perokok pasif
adalah orang yang tidak secara
langsung menghisap rokok,
tetapi menghisap asap rokok
yang dikeluarkan dari mulut
orang sedang merokok
Dampak negatif perokok pasif
Pembentukan lendir pada saluran
napas secara berlebihan
Batuk
Iritasi paru – paru
Nyeri dada
Iritasi pada saluran pernafasan
dan mata
Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan
merokok atau kegiatan
memproduksi, menjual,
mengiklankan, dan/ atau
mempromosikan produk tembakau.
Landasan Hukum
Instruksi Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 161/Menkes/Inst/III/ 1990 tentang Lingkungan
Kerja Bebas Asap Rokok.
Undang - Undang Republik Indonesia no 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan
Undang – Undang Republik Indonesia no 32 Tahun
2009 tentang Lingkungan hidup
 Peraturan Menteri Dalam Negeri no 7 tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok
Peraturan Menteri kesehatan no 188 tahun 2011 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok
Tujuan
Menciptakan Lingkungan instansi
yang bersih, sehat, dan bebas
rokok.
Mewujudkan generasi muda yang
sehat.
Sasaran Kawasan tanpa rokok di instansi
Kepala Instansi
Staf
Karyawan
Pihak lain di dalam Lingkungan
instansi.
8 indikator kawasan tanpa rokok
1. Tidak ada orang merokok
2. Tidak terdapat ruangan khusus merokok
3. Terdapat tanda larangan merokok
4. Tidak tercium asap rokok
5. Tidak terdapat asbak/korek/pemantik
6. Tidak ditemukan puntung rokok
7. Tidak ditemukan adanya indikasi merk atau sponsor,
promosi iklan di area KTR
8. Tidak ditemukan penjualan rokok
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
Membuat surat permohonan dari pimpinan instansi
terkait kepada UPT Puskesmas Kedundung
Tempat kerja sudah sesuai dengan 8 indikator KTR
Memasukkan larangan terkait rokok dalam aturan
tata tertib
Penanda tanganan MOU
Deklarasi KTR dan penyerahan piagam
penghargaan saat apel
Pengawasan dan Penegakan Hukum
Pengawas Kawasan Tanpa Rokok di
tempat kerja mencatat pelanggaran dan
menerapkan sanksi sesuai peraturan
yang berlaku.
Melaporkan hasil pengawasan kepada
otoritas pengawasan yang ditunjuk, baik
diminta atau tidak.
Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi secara
berkala 1 tahun sekali oleh petugas
puskesmas tentang kebijakan yang
telah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai