Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam rangka peningkatan mutu pelaksanaan program dan
pengembangan di lingkup internal managemen, tuntutan kualitas dan kuantitas
mutu program merupakan keharusan karena penyelenggaraan pelaksanaan
program dan pengembangan yang bermutu merupakan bagian dari akuntabilitas.
Akuntabilitas menggunakan prinsip-prinsip yang tidak memberi peluang untuk
merubah konsep dan implementasi perencanaan, baik perubahan terhadap
program, besaran dana pelaksanaan maupun sasaran. Akuntabilitas mampu
membatasi ruang gerak terjadinya perubahan dan pengulangan serta revisi
perencanaan. Sebagai alat kontrol akuntabilitas publik memberi kepastian pada
aspek-aspek penting perencanaan, dan pelaksanaan program serta
pengembangan di lingkungan internal managemen UPT Puskesmas Kedundung
Guna mencapai akuntabilitas terhadap penyelenggaraan pelaksanaan
program dan pengembangan di lingkup internal managemen kegiatan monitoring
dan evaluasi sebagai wahana kontrol dan pengendalian program mulai dari
proses perencanaan, implementasi, output dan outcome yang diharapkan. Oleh
karena itu untuk mewujudkan akuntabilitas pelaksanaan program dan
pengembangan dibutuhkan adanya program monitoring dan evaluasi dengan
menggunakan suatu aturan, ukuran dan kriteria sebagai indikator keberhasilan
suatu pekerjaaan atau perencanaan.
Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui
kekurangan, kelemahan, dan kekuatan dalam segi perencanaan dan
implementasi kegiatan / program. Oleh karena itu dengan melihat besarnya
kepentingan monitoring dan evaluasi, maka dipandang perlu adanya satu
pedoman yang menjadi panduan atau acuan bagi semua Tim Managemen di
UPT Puskesmas Kedundung untuk melaksanakan tugas dan fungsi dalam
Perencanaan, monitoring dan evaluasi suatu kegiatan. Dengan adanya pedoman
ini diharapkan tujuan dan hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi
dapat dicapai dengan baik.

2. Tujuan

1
Buku Panduan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi ini ditujukan bagi
terealisasinya pelaksanaan pelayanan dan program kesehatan di UPT
Puskesmas Kedundung dalam :
a. Membantu memberikan bahan perbaikan dan analisis dalam evaluasi
managemen sehingga tetap pada alur program yang sudah direncanakan.
b. Mendeteksi sedini mungkin kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bagi
penguatan program.
c. Memudahkan Tim monev dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.

3. Sasaran
Kesesuaian dari proses pelaksanaan pelayanan dan program kesehatan
terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakati antara managemen
dengan pelaksana atau penanggung jawab program.
Tercapainya suatu project didukung oleh struktur managemen yang
mampu merencanakan, pembagian jobs description, target capaian yang jelas
dan pelaksanaan itu sendiri. Sehingga dari kesesuaian ini perlu dibuat
mekanisme kerja yang betul-betul matang. Pelaksana kegiatan inilah yang akan
menjadi target sasaran monitoring.
a. Proses pelaksanaan pelayanan dan kegiatan program Puskesmas
Menggambarkan bagaimana kegiatan yang sedang berlangsung, ditandai
dengan adanya aktivitas rutin pelaksana program dan penerima manfaat.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tentunya dapat ditentukan dari
bagaimana proses pelaksanaan proram berjalan dengan baik. Sehingga perlu
dijadikan sasaran monitoring untuk membantu managemen dalam mengambil
langkah-langkah berikutnya.
b. Dampak dari pelayanan dan kegiatan program puskesmas
Setelah kegiatan selesai dilaksanakan dalam suatu upaya puskesmas,
penerima manfaat akan merasakan adanya dampak perkembangan kearah
kemajuan atau kemunduran. Jika adanya perkembangan kearah kemajuan
maka project tersebut boleh dikatakan berhasil, sedangkan sebaliknya
/kemunduran maka ada yang belum bias diterima oleh penerima manfaat.

2
4. Tugas dan fungsi
Tugas dan fungsi Tim monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Membantu Program Officer/Program Manager dalam melaksanakan
perencanaan program kegiatan
b. Membantu meneliti dalam melaksanakan rencana kegiatan yang sudah dibuat
c. Membantu meningkatkan kualitas hasil capaian program
d. Membantu mencari penyelesaian masalah yang dihadapi
e. Membantu menunjukkan kelemahan dalam pelaksanaan program, bukan
mencari kesalahan dari pelaksana program
f. Membantu pelaksana program agar tetap berada dalam koridor etika
mekanisme program.

5. Keanggotaan/Tim monev
Ada dua bentuk keanggotaan/Tim monev:
a. Masuk dalam struktur managemen program
Bersama-sama dengan staf lain ikut andil dalam perencanaan, perumusan
dan pelaksanaan kegiatan yang diatur sesuai dengan mekanisme
managemen yang telah disepakati.
b. Terpisah dari struktur managemen/independen
Tim monev ini akan melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh tm managemen program, serta tidak berhak dalam
menyusun/merumuskan program. Dalam hal ini hanya sebatas memberikan
laporan monev dan rekomendasi sesuai dengan kesepakatan yang disepakati.

6. Anggaran
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya seluruh kebutuhan Tim Monev tidak
membutuhkan dana langsung. Untuk memenuhi kebutuhan sarana Monev, Tim
Monev mengajukan POA kebutuuhan sarana Monev pada Bendahara JKN.

7. Landasan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas nomor : 188.4 /35 / 417.302.3 / 2018 tentang
Monitoring Kinerja.

3
8. Target Output
a. Mengidentifikasi/monitoring sumber hambatan atau masalah sesegera
mungkin
b. Memacu pelaksanaan kegiatan yang terlambat dari rencana
c. Melakukan pemantauan kegiatan-kegiatan pelaksanaan program dan
pengembangan yang output nya tidak jelas
d. Memberikan rekomendasi tentang kelanjutan/pemberhentian kegiatan.
e. Mengidentifikasi kegiatan pelaksanaan program yang memiliki potensi menjadi
kegiatan unggulan/success story

4
BAB II
PERENCANAAN DAN MONITORING KEGIATAN

1. Perencanaan
Untuk merencanakan sebuah kegiatan disusun berdasar pada analisis
masalah yang ada, dan survey / masukan kepuasan dan harapan pelanggan
kemudian memastikan bahwa penerima manfaat program benar-benar
membutuhkannya. Sedangkan dalam perencanaan monitoring, langkah awal
dibuat dahulu panduannya mengacu pada logframe yang sudah dibuat, sehingga
memudahkan bagi petugas monev dalam menjalankan tugasnya.

1.1. Indikator kinerja


Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan berdasarkan output dan
outcome.
Fungsi indikator kinerja adalah :
a. Memperjelas apa, berapa dan bagaimana kemajuan pelaksanaan
kegiatan/program dan kebijakan
b. Menciptakan kesepakatan yang dibangun oleh berbagai pihak terkait.
c. Membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja.
d. Merupakan ukuran keberhasilan (akuntabilitas) Satuan Kerja dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Dalam menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan, maka dirumuskan indikator kinerja yang merupakan
ukuran kuantitatif kinerja yang dicapai dalam pelaksanaan pelayanan dan
program puskesmas. Indikator ini terdiri dari indikator input, keluaran dan hasil.
Indikator input mengukur sumber daya yang digunakan Tim Managemen dalam
menjalankan tugas-tugasnya meliputi anggaran dan sumber daya manusia
(SDM). Indikator kinerja untuk mengukur capaian dalam kurun waktu tertentu,
terdiri dari indikator kinerja output dan indikator kinerja outcome. Sesuai
panduan, indikator ini dikelompokkan berdasarkan 2 (dua) dimensi: dimensi
akademis dan dimensi output.
Untuk mengukur kemajuan yang dicapai dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan dan program puskesmas, maka ditetapkan Indikator Kinerja, yang

5
merupakan alat untuk mengukur kemajuan hasil pelaksanaan program dalam
mencapai Sasaran dan Tujuan. Indikator Kinerja ini digunakan untuk membantu
dalam mengevaluasi kemajuan kearah tujuan atau strategic direction dari
organisasi. Untuk mengukur capaian outcome dari berbagai program/kegiatan,
maka ditetapkan indikator bagi setiap program/kegiatan, yang menjadi acuan
dalam mengevaluasi dan mengukur kemajuan kegiatan. Indikator Kinerja dibuat
dalam kurun waktu pelaksanaan program dan memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rencana kerja dan pelaksanaan kegiatan
b. Penerapan SOP pelaksanaan kegiatan pelayanan dan upaya program
puskesmas
c. Hasil pencapaian cakupan kegiatan / indicator kegiatan

1.2. Beban kerja Monitoring Kegiatan


Beban kerja monitoring kegiatan disesuaikan dengan kegiatan yang sudah
disusun oleh masing-masing koordinator program serta kebutuhan managemen.

2. Monitoring
Kegiatan monitoring bertujuan untuk memantau suatu kegiatan penelitian
dan pengembangan dalam pencapaian sasaran. Kegiatan monitoring meliputi
mekanisme monitoring, fokus monitoring, acuan monitoring, jadwal monitoring.

2.1. Monitoring adalah mekanisme pemantauan yang dilakukan oleh pimpinan


puskesmas dan penanggung jawab upaya puskesmas untuk menjamin bahwa
pelaksana melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan operasional.
a. Monitoring bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari
sebuah kegiatan atau organisasi.
b. Monitoring berdasarkan target dan kegiatan yang telah direncanakan
selama proses pekerjaaan berlangsung.
c. Monitoring dapat membantu pekerjaan tercatat dalam jalurnya, dan
managemen mudah mengetahui suatu kesalahan dalam pekerjaan.
d. Monitoring memungkinkan untuk menentukan sumber mana yang
tersedia dengan cukup baik dan dapat digunakan, dan juga kapasitas
yang mencukupi dan sesuai, sehingga dapat melakukan apa yang telah
direncanakan.

6
Answers WHAT, WHO, WHEN, HOW MUCH

2.2. Monitoring mencakup ;


a. Menenetukan indikator dari efficiency, effectiveness dan impact;
b. Merencanakan sistem untuk mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan indikator;
c. Mengumpulkan dan mencatat informasi;
d. Menganalisa informasi;
e. Menggunakan informasi untuk menginformasikan day-to-day
managemen
Monitoring adalah suatu fungsi internal dalam suatu kegiatan atau
organisasi

2.3. Siapa yang seharusnya terlibat?


a. Setiap orang yang terlibat dalam organisasi atau program
b. Petugas TU bertanggung jawab mempersiapkan distribusikan absensi
c. Programer menulis laporan kunjungan tentang kegiatan program
d. Petugas pencatatat bertanggung jawab untuk mencatat semua
pengeluaran dan pemasukkan

2.4. Mekanisme Monitoring


Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan dengan berbagai cara,
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Untuk monitoring di
tingkat lapangan dapat dilakukan dengan cara diskusi langsung secara
intensif bersama para stakeholder yang terlibat dalam kegiatan, atau
dengan presentasi setiap kegiatan oleh penerima manfaat pada waktu yang
disepakati.
Sedangkan untuk monitoring yang dilakukan oleh Tim pelaksana
program akan dilakukan dengan cara pengisian daftar tilik dan pencapaian
kinerja program.

2.5. Fokus Monitoring


Pelaksanaan monitoring di fokuskan pada :

7
a. INPUT : Pendanaan, SDM, Peralatan
b. PROSES : Metoda, Waktu Pelaksanaan, Ketepatan pelayanan
pemberdayaan masyarakat, perencanaan kerja.
c. OUTPUT : peningkatan SDM, pencapaian kinerja\

2.6. Langkah - langkah monitoting pelaksanaan ( self monitoring)


a. Pelaksana Melakukan Kegiatan
b. Pelaksana Mengisi self Assessment pelaksanaan kegiatan dengan form
monitoring kesesuaian proses
c. Pelaksana mengevaluasi kegiatan yang dilakukan selama satu bulan
dengan denganform evaluasi pelaksanaan kegiatan
d. Pelaksana melaporkan hasil form monitoring kesesuaian proses dan form
evaluasi pelaksanaan kegiatan pada penanggung jawab upaya
e. Penanggung jawab upaya memonitoring kesesuaian rencana
berdasarkan jadwal, tempat, sasaran dan metode yang telah
direncanakan pelaksana dalam form monitoring kesesuaian rencana
f. Penanggung jawab upaya memonitoring kepatuhan terhadap acuan
kegiatan
g. Penangggung jawab upaya memonitoring pencapaian kinerja setiap
bulan berdasarkan laporan kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
dari pelaksana
h. Penanggung jawab upaya melaporkan hasil semua monitoring pada
minlok bulanan sebagai pertanggung jawaban Kepada Kepala
Puskesmas
i. Kepala Puskesmas memberikan rekomendasi/ petunjuk jawaban

2.7. Acuan Monitoring


Dalam pelaksanaan monitoring mengacu pada :
a. Kegiatan
b. Rencana Kinerja Program
c. Penetapan Kinerja
d. Term of Reference (TOR) / Kerangka Acuan Kerja / Logframe
e. Laporan Kegiatan
f. Hasil monitoring pendamping program

8
g. Self Assesment

2.8. Waktu Pelaksanaan Monitoring


Pelaksanaan monitoring di tingkat Puskesmas dilakukan secara intensif
setiap 1 bulan sekali.

BAB III
EVALUASI KEGIATAN

1. Evaluasi
Evaluasi merupakan rangkuman hasil pengukuran capaian kinerja
selama tahun berjalan, yang berkontribusi terhadap capaian outcome yang
ditetapkan dalam Rencana Strategi (Renstra). Capaian kinerja output dan
outcome diukur dengan menggunakan berbagai indikator kinerja yang telah
ditetapkan dalam Renstra tersebut. Keseluruhan capaian kinerja merupakan
ukuran keberhasilan managemen program dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya.
Evaluasi kinerja dimaksudkan untuk menelaah apakah capaian kinerja
output serta capaian kinerja outcome kumulatif sesuai dengan yang
direncanakan. Evaluasi capaian kinerja dilakukan antara lain dengan analisis
membandingkan antara apa yang direncanakan dengan apa yang dihasilkan,

9
disertai dengan tingkat capaian dalam ukuran kuantitatif yang tertera dalam
penetapan indikator yang terdiri dari indikator input dan indikator output.
Evaluasi adalah perbandingan dari actual project dengan perencanaan
strategi yang telah disepakati
a. Evaluasi dapat memperlihatkan penjabaran yang dilakukan, dan apa yang
telah diselesaikan dan bagaimana menyelesaikannya
b. Evaluasi dapat secara formative—dapat dilakukan selama kegiatan atau
organisasi berlangsung, dengan menitikberatkan pada peningkatan strategi
atau cara dengan mengetahui fungsi sebuah kegiatan atau organisasi.
c. Evaluasi dapat juga secara summative—penggambaran pembelajaran dari
sebuah project yang lengkap atau organisasi yang sudah lama tidak
berfungsi.
Answers WHAT HAPPENED, WHY, and WAS IT WORTH IT

1.1. Evaluasi mencakup ;


a. Memperlihatkan pada program atau acuan organisasi– apa perbedaan yang
ingin dibuat? Apa dampak yang ingin dihasilkan?
b. Memperlihatkan dan mengkaji kemajuan program atau organisasi yang ingin
didapatkan sebagai target/ dampak.
c. Memperlihatkan startegi program/ organisasi Sudahkah memiliki strategi?
Seberapa efektif strategi tersebut? Apakah stategi tersebut berguna? Jika
tidak, mengapa tidak?
d. Memperlihatkan bagaimana hal tersebut bekerja. Adakah menggunakan
sumber yang efisien? Bagaimana keberlanjutan kerja program atau
organisasi? Nagaimana pelaksanaan untuk berbagai stakeholder dana cara
kerja organisasi mereka
Dalam evaluasi. Kita dapat melihat efisiensi, efektifitas dan juga dampak.
Monitoring dan evaluasi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, namun
bukan berarti sama. Apa perbedaan diantara keduanya? Mengapa harus
melakukan monitoring dan evaluasi?, berikut akan diuraikan;

1.2. Apa yang dimaksud dengan Monitoring dan Evaluasi?


Kata dari “monitoring dan evaluasi” cenderung mengarahkan bagaimana
melaksanakan monitoring dan evaluasi tersebut secara bersamaan sebagai

10
salah satu kesatuan, kenyataannya bahwa monitoring dan evaluasi adalah dua
hal yang berbeda dalam suatu kegiatan organisasi, yang berhubungan tetapi
tidak sama.

1.3. Apakah Perbedaan Umum dari Monitoring dan Evaluasi?


M&E mengacu pada pembelajaran dari apa yang telah dilakukan dan
bagaimana anda melakukannya dengan berfokus pada:
a. Efficiency-memperlihatkan suatu input (misalnya uang, waktu, satf,
peralatan) dari pekerjaan yang sesuai dengan output
b. Effectiveness-pengukuran kemajuan dari suatu program atau kegiatan yang
dicapai dari tujuan khusus yang telah direncanakan.
c. Impact—memperlihatkan bagaimana anda dapat membuat suatu
pembedaan untuk mengatasi kondisi permasalahan yang telah diusahakan,
dengan kata lain, apakah strategi anda bermanfaat?

1.4. Mengapa harus melakukan Monitoring dan Evaluation?


a. Membantu untuk mengidentifikasi suatu masalah dan penyebab
b. Mengarahkan solusi yang mungkin dapat mengatsai suatu permasalahan;
c. Menimbulkan pertanyaan tentang asumsi dan strategi;
d. Mendorong anda untuk merefleksikan bagaimana anda melakukan dan
bagaimana anda mencapainya;
e. Menyediakan anda dengan informasi dan cara pandang;
f. Mendorong anda untuk beraksi dengan informasi dan cara pandang yang
telah didapatkan;
Meningkatkan kesempatan/kemampuan anda untuk dapat membuat
pengembangan positif dengan cara yang berbeda

1.5. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring dan evaluation harus menjadi bagian dari proses perencanaan
anda. Akan sangat sulit untuk kembali dan merencanakan sistem monitoring
dan evaluasi adalah satu hal yang dapat mulai untuk dilaksanakan
b. Anda perlu memulai pertemuan untuk berbagi informasi tentang kinerja dan
hubungannya dengan target pada saat dimulai

11
Informasi utama pada saat pertemuan haruslah kondisi kenyataannya, pada
saat dilaksanaannya asesmen/ kajian awal

1.6. Bagaimana kita mendapatkan informasi?


Menggunakan cara yang simple dan mudah untuk mengumpulkan
informasi. Mengumpulkan hal yang mungkin dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi
Alat-alat yang biasa digunakan:
a. Studi Kasus
b. Observasi
c. Diary/ catatan harian
d. Mencatat and menganalisa peristiwa penting (disebut ‘Analisis kejadian
penting”)
e. Pertanyaan berstruktur/ kuesioner
f. Interview/ wawancara satu per satu
g. Diskusi kelompok
h. Survey sample
i. Sistem review data statistik yang mendukung

1.7. Kriteria penilaian


a. Indikator Input
Indikator input terdiri dari dana, sumber daya manusia dan
sarana/prasarana yang dipergunakan dalam menjalankan kegiatan.
Evaluasi/penilaian atas capaian kinerja input dilakukan dengan melihat
realisasi dana yang terserap, ketersediaan sumber daya manusia yang
terlibat dan ketersediaan sarana/prasarana.
Pada pelaksanaan ini, dengan adanya sumber dana yang memadai,
adanya SDM dengan kualifikasi yag sesuai serta ditunjang dengan sarana
dan prasarana yang tersedia, diharapkan suatu kegiatan akan dapat
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang diperkirakan. Oleh karena itu
pada evaluasi indikator input ini memiliki bobot yang cukup besar.
b. Indikator Proses
Indikator Proses ini terdiri dari :

12
1) Metoda : Kesesuaian penggunaan metode /proses/langkah kegiatan
dalam mencapai tujuan/sasaran
2) Waktu pelaksanaan: Kesesuaian waktu pelaksanaan dari rencana
3) Keterpaduan : Keterkaitan dan keterpaduan rencana kerja dengan
pelaksanaan
4) Kalender Harian : Pencatatan setiap rencana kegiatan (chek list)
Pada evaluasi indikator proses ini pelaksanaan kegiatan akan dapat
dilaksanakan dengan baik apabila metode penyampaian yang digunakan
adalah benar, dan memiliki keterpaduan dengan rencana kerja, sehingga
waktu pelaksanaan akan sesuai dengan jadwal yang direncanakan, serta
kegiatan yang dilakukan dan data yang diperoleh tercatat di dalam
Kalender harian.

c. Indikator Ouput
Evaluasi/Penilaian atas capaian kinerja output dilakukan dengan
melihat output dari kegiatan yang tercantum dalam Indikator Kinerja

Indikator output ini teridiri dari :


1) Adanya barang yang digunakan dalam setiap praktek kegiatan
2) Terselenggaranya setiap kegiatan yang sudah direncanakan
Laporan keberhasilan oleh setiap pendamping
3) Networking : jaringan yang dirintis, misal dg Pemda, UMKM, Industri,
dan stakeholders lain
Pada evaluasi indikator output tercapai, dengan asumsi bahwa kegiatan
sedang dilaksanakan dengan baik menggunakan metode kegiatan yang
benar, berdasarkan rencana kerja yang tepat, sesuai dengan jadwal yang
direncanakan, dan tercatat di dalam kalender harian. Sehingga pada tahap
ini potensi output dapat terlihat walaupun belum terealisasi.

2. Penilaian kegiatan

13
Penilaian didasarkan atas total hasil penilaian berbobot terhadap kriteria-
kriteria yang dinilai pada setiap kategori. Pembobotan diberikan sesuai dengan
nilai penting kriteria di dalam masing-masing kategori. Besaran penilaian adalah:
a. A = Baik sekali (>= 800)
b. B = Baik (700-799)
c. C = Cukup (600-699)
d. D = Kurang (<= 600)

3. Penghargaan
Dalam rangka peningkatan mutu kegiatan, Top Managemen perlu
membangun atmosfer pelaksanaan kegiatan yang bermutu. Paradigma yang
dikembangkan adalah penelitian bertaraf internasional, berpotensi paten,
kolaboratif dan pengabdian dengan pendekatan multidisipliner. Untuk itu, Top
managemen perlu pemberian Penghargaan yang dianugerahkan setiap evaluasi
managemen dalam rangkaian acara Rapat Kerja managemen pusat dan lokal.
Peningkatan mutu kegiatan ini akan memberi kontribusi signifikan pada
pengembangan visi puskesmas. Karena itu, usaha-usaha untuk meningkatkan
peran serta para pelaksana/pendamping perlu diperhatikan.
Program pemberian Penghargaan ini diharapkan dapat memberikan
apresiasi kepada para pelaksana pelayanan dan program dilingkungan
puskesmas.
Kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan diharapkan mampu
memberikan insentif positif bagi kemajuan tarap hidup masyarakat, peningkatan
kualitas dan kompetensi keterampilan dan mampu mendorong pembangunan
kesehatan masyarakat Indonesia.
“ Penghargaan diberikan kepada perseorangan atau kelompok yang dinilai
sangat aktif dan berjasa besar dalam mensukseskan program di Puskesmas ”.
Penghargaan yang diberikan dapat berbentuk sertifikat dan insentif pembinaan
atau penghargaan lain yang layak.

3.1. Kriteria Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Terbaik


Dalam menentukan pelaksanaan kegiatan terbaik didasarkan pada beberapa
aspek yaitu :
a. Aspek “Kegiatan pemberdayaan yang (innovative)”

14
b. Aspek “manfaat secara berarti bagi peningkatan kesejahteraan”
c. Aspek “Loyalitas dalam mendampingi pelaksanaan program”
d. Aspek ” kesesuaian dengan perencanaan”,

3.2. Ketentuan Penilaian


Penilaian di atas didasarkan atas total hasil penilaian berbobot terhadap kriteria-
kriteria yang dinilai pada setiap kategori (seperti terlihat pada tabel di bawah).
Tabel. Kriteria Penelitian Terbaik
Bobot Skor
No Kriteria Kategori Penelitian Terbaik Nilai
(%) (1, 3, 7, 9)
1 Aspek inovatif 15
2 Kehadiran dalam pelaksanaan kegiatan 15
3 Output yang dihasilkan 20
4 Manfaat bagi masyarakat 10
5 Penerapan di masyarakat 15
7 Kesesuaian dengan perencanaan 10
8 Dampak ekonomis 15

3.3. Sanksi
Sanksi adalah suatu tindakan yang diberikan kepada perorangan atau
kelompok pelaksana kegiatan, karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap
aturan yang berlaku. Sanksi dikenakan terhadap suatu pelanggaran dengan
tujuan untuk memberikan pengertian mengenai adanya aturan yang harus diikuti
serta memberi peringatan terhadap tindakan yang salah.
Sanksi menjadi peringatan untuk mendidik dan tidak hanya berlaku bagi
pelaksana kegiatan yang melanggar, melainkan managemen pusat dan lokal
yang memilki hak dan kewajiban yang sama terhadap peraturan yang berlaku.
Dengan diberikannya sanksi, diharapkan tidak terjadi lagi pelanggaran yang
dilakukan oleh yang bersangkutan. Pengulangan pelanggaran, baik yang telah

15
dilakukan sendiri maupun yang telah dilakukan oleh orang lain, dapat dikenakan
sanksi yang lebih berat.
a. Jenis Sanksi
Jenis sanksi yang dijatuhkan tergantung dari jenis kesalahan atau
pelanggaran yang dilakukan. Sanksi dikategorikan berdasarkan urutan dari
yang paling ringan sampai yang paling berat.
1) Sanksi administratif terdiri dari
a) Teguran (lisan)
b) Surat Peringatan (tertulis) 1 sampai 2
c) Surat Peringatan (tertulis) 3 (Pemberhentian kerja)
b. Prosedur Pemberian Sanksi
Mengenai terjadinya pelanggaran terhadap peraturan, tata tertib, atau norma
yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis dilakukan dengan
pemeriksaan, penelitian, dan evaluasi terhadap laporan tersebut dalam rapat
pimpinan program dilengkapi dengan bukti-bukti, selanjutnya diberikan sanksi
yang dilakukan oleh pimpinan program.

4. Pembuatan Laporan
Yaitu penyusunan laporan yang dilakukan Tim Monev atas laporan-laporan
dari petugas monitoring, kemudian di evaluasi dengan format scoring dan
disampaikan dalam format bagan presentasi. Jadi laporan yang disampaikan
selain dalam bentuk naratif juga presentasi skoring kemudian diserahkan
kepada Kepala Puskesmas.

16
BAB IV
PENUTUP

Demikian panduan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi program ini kami


buat untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan “peningkatan mutu
pelayanan dan Keselamatan Pasien UPT Puskesmas Kedundung”. Dan tidak
menutup kemungkinan panduan ini dapat dijadikan acuan untuk program yang lain.

17
Lampiran
1. Format Rencana kerja (POa) bulanan
2. Format Monitoring dan Evaluasi
3. Format Laporan bulanan

18

Anda mungkin juga menyukai