Anda di halaman 1dari 27

Case Report

Asfiksia Neonatorum

PEMBIMBING : DR C. DIAN, SPA


DISUSUN OLEH: WILDA ARGARETA
1161050024
Definisi

 Asfiksia Perinatal adalah suatu stres pada janin atau


bayi baru lahir karena kurang tersedianya oksigen
dan atau kurangnya aliran darah (perfusi) ke
berbagai organ. Secara klinis tampak bahwa bayi
tidak dapat bernapas spontan dan teratur segera
setelah lahir.
Epidemiologi

 WHO, (2007) menjelaskan bahwa asfiksia neonatus


merupakan urutan pertama penyebab kematian
neonatus di negara berkembang yaitu sebesar 21,1%,
setelah itu pneumonia dan tetanus neonatorum masing-
masing sebesar 19,0% dan 14,1%. Sedangkan di rumah
sakit umum daerah Dr.R.Soeprapto Cepu, berdasarkan
data dari bagian catatan medik, pada tahun 2010 jumlah
angka bayi baru lahir 1427, namun dari angka tersebut
diperoleh jumlah bayi baru lahir dengan asfiksia sedang
346 (24%) dan asfiksia berat 115 (8%), ini menandakan
bahwa asfiksia masih menjadi ancaman kematian bagi
bayi baru lahir.
Patofisiologi

 Alveoli paru janin dalam uterus berisi cairan paru. Pada saat lahir dan bayi
mengambil napas pertama, udara memasuki alveoli paru dan cairan paru
diabsorbsi oleh jaringan paru. Pada napas kedua dan berikutnya, udara
yang masuk alveoli bertambah banyak dan cairan paru diabsorbsi sehingga
kemudian seluruh alveoli berisi udara yang mengandung oksigen. Aliran
darah paru meningkat secara dramatis. Hal ini disebabkan ekspansi paru
yang membutuhkan tekanan puncak inspirasi dan tekanan akhir ekspirasi
yang lebih tinggi.
 Ekspansi paru dan peningkatan tekanan oksigen alveoli, ke duanya,
menyebabkan penurunan resistensi vaskuler paru dan peningkatan aliran
darah paru setelah lahir. Aliran intrakardial dan vaskuler paru dan
peningkatan aliran darah paru setelah lahir. Aliran intrakardial dan
ekstrakardial mulai beralih arah yang kemudian diikuti penutupan duktus
arteriosus. Kegagalan penurunan resistensi vaskuler paru menyebabkan
hipertensi pulmonal persisten pada BBL (Pesisten Pulmonary
Hypertension of the Neonate), dengan aliran darah paru yang inadekuat
dan hipoksemia relative. Ekspansi paru yang inadekuat menyebabkan
gagal napas.
Faktor risiko

Faktor risiko intrapartum


Faktor resiko antepartum
 Seksio sesaria darurat
 Diabetes pada ibu  Kelahiran dengan ekstrasi forsep atau vakum
 Hipertensi dalam kehamilan  Letak sungsang atau presentasi abnormal
 Anemia janin atau neonatorum  Kelahiran kurang bulan
 Riwayat kematian janin atau neonates  Partus presipitatus
 Perdarahan pada trimester dua dan tigaInfeksi  Korioamnionitis
ibu  Ketuban pecah lama (>18 jam sebelum
 Ibu dengan penyakit jantung, ginjal, parum persalinan)
tiroid, atau kelainan neurologi  Partus lama (>24jam)
 Polihidroamnion  Kala dua lama (>2jam)
 Oligohidroamnsion  Makrosomia
 Ketuban pecah dini  Bradikarsia janin persisten
 Kehamilan lewat waktu  Frekuensi jantung janin yang tidak beraturan
 Kehamilan ganda  Penggunaan anastesi umum
 Berat janin tidak sesuai masa kehamilan  Hiperstimulus uterus
 Terapi obat seperti magnesim karbonat, beta  Penggunaan obat narkotika pada ibu dalam 4
blocker jam sebelum persalinan
 Ibu pengguna obat bius  Air ketuban bercampur meconium
 Malformasi atau anomaly janin  Prolapse tali pusar
 Berkurangnya gerakan janin  Solusio plasenta
 Tanpa pemeriksaan antenatal  Plasenta previa
 Usia <16 atau >35 tahun  Perdarahan intrapartum
Skor apgar

 Skor Apgar adalah indikator klinis yang umum


digunakan untuk menggambarkan kondisi fisik bayi
yang baru lahir saat lahir.
Resusitasi neonatus
Status pasien

 I. Identitas Pasien
 MR No. : 00.07.32.99
 Nama : By.Ny.Y
 Tanggal lahir : 8 Januari 2016
 Umur : 1 hari
 Jenis kelamin : laki-laki
 Agama : Islam
 Pendidikan :-
 Masuk RS tanggal : 8 januari 2016
 Keluar tanggal : 18 Januari 2016
Anamnesis

 Keluhan Utama :
 Bayi tidak menangis
 Keluhan tambahan :
 Gerakan tidak aktif, tonus otot lemah
Riwayat Penyakit Sekarang

 Bayi laki-laki lahir pada tanggal 8/1/2016pukul 11.30


secara sectio caesaria dari ibu G3P2A0 hamil 36
minggu dengan plasenta previa totalis. Pada saat
lahir, bayi tidak langsung menangis dan bayi tampak
lemas. Bayi dihangatkan di infant warmer,
diposisikan, dibersihkan jalan napasnya melalui
mulut dan hidung namun tetap tidak menangis,
kebiruan/pucat, dan pergerakan lemah. Bayi dibawa
ke ruang perinatologi. Pasien lahir kurang bulan, ibu
pasien juga mengalami perdarahan pada saat
operasi.
 Riwayat Penyakit Dahulu
-
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Anggota keluarga pasien tidak pernah mengalami
keluhan yang sama dengan pasien.
 Kehamilan sekarang :  Riwayat Kelahiran :
 ANC teratur  Cara lahir : sectio caesaria
 Golongan darah ibu O, ayah A  Tempat lahir : Rumah sakit
 Ditolong oleh : Dokter
 Riwayat Kehamilan :  Masa gestasi : kurang bulan
 Berat badan ibu : 74kg  Berat lahir : 2800 gram
 Tinggi badan ibu : 158cm  Panjang lahir : 46cm
 Persalinan di : RSU UKI oleh
Dokter  Keadaan Bayi saat Lahir:
 Jenis persalinan : sectio caesaria  Lahir tanggal 8 Januari 2016 jam 11.30
 Indikasi : Plasenta previa total  Jenis kelamin : Laki-laki
 Komplikasi : Ibu perdarahan  Kelahiran tunggal
 Anak asfiksia berat  Kondisi saat lahir: hidup
neonatus
 Kondisi air ketuban : jernih
 Volume air ketuban : banyak
Tabel APGAR Skor

Tanda 0 1 2 Jumlah
nilai
Frekuensi □○ Tidak ada □○ < 100 ■● > 100
jantung
Usha □○ Tidak ada ■● Lambat □○ Menangis
bernapas kuat
Refleks ■○ Tidak □● Gerakan aktif □○ Reaksi 3/6
bereaksi melawan
Tonus otot ■○ Lumpuh □● Ekstremitas □○ Gerakan
fleksi sedikit aktif
Warna ■○ Biru/pucat □● Tubuh □○ Kemerahan
kemerahan, tangan
dan kaki biru

APGAR: 3/6
 Lahir tidak langsung menangis, sianosis (+), lemah
(+), pernapasan cuping hidung (+), retraksi (+)
 Kisah Resusitasi:
 Pembersihan jalan napas
 Perangsangan
 Pemberian O2 dengan tekanan tidak langsung
 Pengawasan selama perawatan  A: Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
 S: merintih, gerakan tidak ada, sianosis (+), ikterik (-  Asfiksia berat neonates
), meconium (-)  P: IVFD D10% 11 tpm mikro
 O: Keadaan umum: menangis merintih, gerakan  Cendofenikol 2 tetes OD/OS
tidak ada  Vit K inj 1 mg/0,5mL
 Frekuensi napas: 68x/menit
 Frekuensi nadi: 120x/menit
 Suhu: 35,7”C axilla
 Kepala: normocephali 33 cm, kaput suksadenum
(-)
 Wajah: simetris
 Mata: glaucoma kongenital -/-
 Telinga: normotia, sekret -/-, low set ear -/-
 Hidung: pernapasan cuping hidung +/+, atresia
koana bilateral(-)
 Mulut: sianosis sirkumoral (-)
 Leher: tidak ada pembesaran KGB
 Thorax: Inspeksi: pergerakan dinding dada
simetris kanan kiri, retraksi dinding dada +/+
 Palpasi: fraktur klavikula (-), iktus kordis teraba
 Perkusi: tidak dilakukan
 Auskultasi: bunyi napas dasar bronkovesikuler, laju
jantung 120x/menit
 Abdomen: Inspeksi: tampak datar
 Auskultasi: bising usus + 4x/menit
 Perkusi: Timpani
 Palpasi: supel, turgor baik, tidak ada pembesaran
lien dan hepar
 Genitalia: hipospadia
 Ekstremitas: CRT<2”. Akral hangat, edem –
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Tampak sakit  Dada
berat  Paru
 Kesadaran : Komposmentis  Inspeksi : Pergerakan dinding dada kanan dan kiri
 Tekanan darah :- simetris Retraksi intercostal (+)
 Denyut Nadi : 150 x/menit  Palpasi : sulit dinilai
 Frekwensi Pernafasan : 64x/menit  Perkusi : tidak dilakukan
(reguler,)  Auskultasi : Bunyi napas dasar
 Suhu tubuh : 36 oC (aksila) bronkovesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
 Data Antropoemetri  Abdomen
 - Berat Badan :  Inspeksi : Perut tampak datar
2800gr  Auskultasi : Bising usus (+) 4x/menit
 - Tinggi Badan : 46 cm  Palpasi : supel
 Kepala  Perkusi : Hipertimpani
 Kepala : kaput suksadenum (-), sefal  Kulit : sianosis (+)
hematom (-), normocephali  Ekstremitas : akral hangat, sianosis(+),
 Rambut : Hitam, distribusi merata, capillary refill time <2 detik
tidak mudah dicabut
 Mata : Perdarahan
konjungtiva (-)
 Telinga : Normotia, liang telinga
lapang +/+, serumen -/-,
 sekret -/-
 Hidung : pernafasan cuping hidung
(+)
 Leher : Retraksi suprasternal (+)
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Tanggal 8-01-2016
Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin 13,6 g/dl
Leukosit 20,8 ribu/ul
Eritrosit 3,74 juta/mL
Trombosit 215 ribu/ul
Hematokrit 40,5 %
MCV 108,2/fL
MCH 36,4 pg
MCHC 33,6 g/dL
Basophil 0%
Eosinofil 0%
Batang 4%
Segmen 43%
Limfosit 49%
Monosit 4%
Golongan darah A
Rhesus +
IT Ratio 0,14
GDS 45 mg/dL
CRP Kuantitatif <5 mg/L
 Diagnosa Kerja
 NCB – SMK + Asfiksia Neonatorum
 Penatalaksanaan
 Rawat inap
 O2 2 LPM
 Diet : puasa
 IVFD : D10 11 tpm (mikro) Pemberian cairan menurut
AAP 2010: 10mL/kgBB
 MM :
 Inj Ceftatidim 2x140mg
 VII. PROGNOSIS
 Ad Vitam : Dubia ad bonam
 Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
 Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Follow up
9 Januari 2016
Follow up 10 Januari 2016
Folow up 11 Januari 2016
Folllow up 12 Januari 2016
Follow up 13 Januari 2016

Anda mungkin juga menyukai