Anda di halaman 1dari 20

Vicky Sondi Raja Silalahi

Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang


terbesar, sinus maksila bervolume 6-8 ml, sinus
kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya
mencapai ukuran maksimal, yaitu 15 ml saat dewasa.

Sinus frontal yang terletak di os frontal terbentuk sejak


bulan ke empat fetus, berasal dari sel-sel resesus
frontal atau dari sel-sel infundibulum etmoid.sinus
frontal mulai berkembang pada usia 8-10 thn dan akan
mencapai ukuran maksimal sebelum usia 20 thn.
 Dari semua sinus, sinus etmoid yang paling
bervariasi, karena dapat merupakan fokus infeksi
bagi sinus-sinus lainnya. Pada orang dewasa
bentuk sinus etomid seperti piramid dengan
dasarnya di bagian posterior. Ukurannya dari
anterior ke posterior 4-5 cm, tinggi 2.4 cmn dan
lebarnya 0.5 cm di bagian anterior dan 1.5 cm di
bagian posterior.

 Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang


sinus etmoid posterior. Sinus sfenoid dibagi dua
oleh sekat yang disebut septum intersfenoid.
Ukurannya adalah 2 cmn tingginya, dalamnya 2.3
cm dan lebarnya 1.7 cm. Volumenya bervariasi dari
5-7.5 ml.
Sinusitis merupakan suatu proses
peradangan pada mukosa atau selaput
lendir sinus paranasal. Umumnya
disertai atau dipicu oleh rinitis
sehingga sering disebut rinosinusitis
 Sinusitis Akut
Gejala biasanya di dahului oleh infeksi saluran
pernafasan atas, berupa pilek dan batuk yang lama,
lebih dari tujuh hari.

 Sinusitis Kronis
Umumnya sukar disembuhkan dengan pengobatan
medik saja. harus di cari penyebab dan faktor
predisposisinya (keadaan mudah terjangkit penyakit).
Populasi bahan kimia dan polusi dapat menyebabkan
silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung.
Sinusitis dapat disebabkan oleh :
1.Bakteri
Streptococcus pneumoniae, Haemophillus
influenza, Streptococcus group A,
Staphylococcus aureus, Neisseria, Klebsiella,
Basil gram -, Pseudomonas.
2.Virus
Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus
3.Bakteri anaerob
fusobakteria
4.Jamur.
Aspergillus
 SINUSITIS AKUT
Penyebabnya antara lain : Bakteri, infeksi
virus dan infeksi jamur.

 SINUSITIS KRONIS
Penyebabnya antara lain : Asma penyakit
alergi (misalnya rinitis alergika). Gangguan
sistem kekebalan atau kelainan sekresi
maupun pembuangan lendir.
Angka kejadian sinusitis sulit diperkirakan
secara tepat karena tidak ada batasan yang
jelas mengenai sinusitis. Dewasa lebih sering
terserang sinusitis dibandingkan anak. Hal ini
karena sering terjadinya infeksi saluran nafas
atas pada dewasa yang berhubungan dengan
terjadinya sinusitis.
 sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus
dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam
komplek osteo meatal (KOM). Bila terinfeksi organ
yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga
mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal
ini menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga
menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini
menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus
yang menyebabkan terjadinya transudasi atau
penghambatan drainase sinus
Gejala sinusitis :
Yaitu gejala mayor dan gejala minor:
1.Nyeri, berat, dan tertekan pada wajah.
2.Hidung tersumbat.
3.Lendir pada hidung berwarna kuning atau
kehijauan.
4.Nyeri gigi.
5.Gangguan membau.
6.Batuk.
7.Telinga terasa nyeri dan panas
8.Tumpu berdenyut (atau terasa berat).
Lokasi nyeri ini kerap kali khas untuk sinus
yang terinfeksi antara lain:
· Sinusitis frontalis menyebabkan nyeri dahi
atau sakit kepala.
· Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi
yang mungkin menyebar ke gigi di rahang
atas.
· Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di
antara mata atau di jembatan hidung.
· Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri di
belakang mata, puncak kepala, atau
disepanjang tengkuk.
Komplikasi sinusitis yang paling sering adalah
sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontal
maksila. Komplikasi berat biasanya terjadi pada
sinusitis akut atau pada sinusitis kronik dengan
eksaserbasi akut, berupa komplikasi orbita atau
intracranial. Komplikasi juga dapat terjadi pada
sinusitis kronis berupa: osteomelitis dan abses
suberiostal
1. Pencegahan Primer
 Atasi terlebih dahulu penyakit primer yang
menjadi pemicunya jika yang bermasalah adalah
gigi geraham begitu juga dengan pemicu yang
lain.
 Setelah anda menyelesaikan masalah dengan
pemicunya, anda dapat berkonsultasi dengan
dokter spesialis THT untuk memulai pengobatan
sinusitis.
 Untuk melonggarkan hidung yang tersumbat,
anda bisa menggunakan dekongestan.
 Saat sinusitis tak memberi respon positif
terhadap obat-obatan yang anda gunakan, maka
anda memerlukan proses drainase.
2. Pencegahan Sekunder
 Istirahat yang cukup untuk membantu tubuh
melawan infeksi.
 Minum banyak cairan seperti air atau jus.
 Uapi sinus dengan menggantungkan handuk di
kepala saat anda menghirup uap dari
semangkuk air panas.
 Beri kompres hangat ke wajah dan tempelkan
handuk hangat di sekitar pipi, hidung, dan mata
untuk meringankan rasa sakit pada wajah.
 Hindari asap rokok dan polusi udara karena
dapat mengiritasi saluran hidung.
 Tidur dengan kepala di tinggikan untuk
menguras sinus dan mengurangi sumbatan.
3. Pencegahan Tersier
 Istirahat yang cukup minum banyak cairan
serta menghindari asap rokok dan polusi
udara
 Untuk penderita alergi akan memerlukan
antihistamin dan penangan lebih jauh dari
dokter.
 A. Orang dewasa
 1. Terapi Awal :
 a. Amoxicillin 875 mg per oral 2x sehari selamaa 10 hari ,
 b. TMP-SMX 160mg – 800mg per oral 2x sehari selama 10
hari
 2. Pasien dengan paparan antibiotik dalam 30 hari terakhir
 a. Amoxicillin 1000mg per oral 2x sehari selama 10 hari
 b. Amoxicillin / Clavulanate 875 mg per oral 2x sehari
selama 10 hari
 c. Levofloxacin 500mg per oral sehari selama 7 hari
 3. Pasien dengan gagal pengobatan
 a. Amoxicillin dengan klavulanat 125mg per oral 2x sehari
selama 10 hari
 b. Amoxicillin 1500mg per oral 2x sehari dengan
Clindamycin 300mg per oral 4x sehari selama 10 hari.
 c. Levofloxacin 500mg per oral sehari dalam 7 hari
 B. Anak – anak
 1. Terapi awal: Pengobatan oral selama 10 hari
dengan :
 a. Amoxicillin 45 – 90 mg/kg/hr terbagi dalam
dua atau tiga dosis sehari
 b. Cefuroxime axetil 30 mg/kg/hr terbagi dalam
dua dosis sehari
 c. Cefdinir 14 mg/kg/hr 1 dosis sehari
 2. Pasien dalam paparan antibitik dalam 30 hari
terakhir : Pengobatan oral selama 10 hari dengan :
 a. Amoxicillin 90 mg/kg/hr (Maksimal 2 gram)
plus Clavulanate 6,4 mg/kg/hr, keduanya terbagi
dalam dua dosis sehari
 b. Cefuroxime axetil 30 mg/kg/hr terbagi dalam
dua dosis sehari
 c. Cefdinir 14 mg/kg/hr 1 dosis sehari
Prognosis dari sinusitis biasanya sembuh
tanpa pengobatan khusus. Kekembuhan
adalah umum, kesembuhan klinis sangat sulit
meskipun pengobatan berulang dan operasi
sinus. Pasien biasanya datang dengan
penyakit lanjut. Prognosis buruk, terutama
dalam kasus otak atau kronis.

Anda mungkin juga menyukai