Anda di halaman 1dari 19

Standar Mikrobiologi dan Uji

Mikrobiologi untuk Bahan


dan Produk Farmasi
Marlia Singgih Wibowo

1
Bahan Farmasi
• Bahan baku
• Air murni (Purified Water)
• Produk Farmasi Steril (Sterile
Pharmaceuticals)
• Produk Farmasi Non-Steril (Non-Sterile
Pharmaceuticals)

2
3
BAHAN BAKU FARMASI
• Bahan baku untuk produk farmasi dapat
berupa bahan kimia atau bahan yang
berasal dari alam
• Bahan yang berasal dari alam lebih
cenderung terkontaminasi mikroorganisme
lebih berat dibandingkan bahan sintetik
kimia

4
Kategori Bahan Baku Alam (Grigo,
1976)
1. Bahan baku hasil sintesis atau ekstrak bahan
alam yang sudah dimurnikan (rata-rata 10
cfu/g atau mL)
2. Bahan baku hasil sintesis dan dari bahan alam
(rata-rata 102 cfu/g atau mL)
3. Ekstrak tanaman (rata-rata 103 cfu/g atau mL)
4. Produk hewan atau tanaman yang sedikit
mengalami proses (rata-rata 104 cfu/g atau
mL)
5. Produk hewan atau tanaman yang tidak
mengalami proses (rata-rata 105 cfu/g atau
mL)
5
Mikroorganisme kontaminan yang
sering dijumpai dalam bahan baku
alam
• Bacillus
• Enterobacteriaceae
• Staphylococcus
• Aspergillus
E.coli
• Penicillium
• Mucor
• Rhizopus

Salmonella 6
AIR
• Air minum (potable water) : tidak boleh ada
Coliform bacilli per 100 ml
• Air untuk injeksi :
– < 0,25 endotoksin unit (EU) per ml.
– Batas mikroba < 10 cfu per 100 ml
– Tidak ada Pseudomonas
• Air untuk sediaan non-steril :
o Kisaran dari <10 sampai < 100 cfu per 100 ml
o Tidak ada Pseudomonas
7
Produk Farmasi Steril
• Untuk produk parenteral, sediaan obat mata,
termasuk larutan lensa kontak , dan produk-produk
yang diberikan pada luka terbuka atau untuk proses
irigasi rongga tubuh.
• Uji sterilitas perlu dilakukan
• Syarat Steril : Sterility Assurance Level dengan
probabilitas sama atau lebih baik dari 10 -6, artinya
dalam satu juta sediaan steril hanya boleh
maksimum 1 yang tidak steril.
• Analisis sterilitas adalah berdasarkan tidak adanya
pertumbuhan mikroba pada media Fluid
Thioglycollate (FTM) dan Soyabean Casein Digest
(SCD)pada 30-35°C (bakteri) dan 20-25°C (fungi)
selama 7 dan 14 hari.

8
Produk Farmasi Non-Steril
• Tidak ada aturan tunggal yang mengatur,
tergantung pada farmakope negara masing-
masing
• Tidak mengandung mikroba yang dapat
menyebabkan infeksi akibat penggunaan obat
tersebut (medication-borne infection)
• TVC (Total Viable Count) dalam jumlah tertentu
dan tidak adanya patogen enterik dalam bahan
baku nya.

9
Persyaratan Kualitas Mikrobiologi
Sediaan Farmasi versi FIP (1976)
Gol. Jenis Sediaan Persyaratan

1a Injeksi Steril – Farmakope


1b Obat mata, sed.utk bgn tubuh Bebas mikroba yang memp.daya hidup/g atau
yg bebas mikroba, sed.utk luka mL
bakar, tukak berat

2 Sed. topikal pada lesi kulit, Mikroba yg memp.daya hidup maks 102 /g atau
hidung, tenggorokan (resiko mL, dan tidak mengandung Enterobacteriaceae,
tinggi) P.aeruginosa, S.aureus

3 Sediaan lain Mikroba yg memp.daya hidup maks 103 – 104


bakteri anaerob, 102 ragi dan kapang /g atau mL,
Batas mikroba spesifik : tdk ada E.coli, dan tidak
mengandung Salmonella, P.aeruginosa,
S.aureus,
Enterobacteriaceae lain maks. 102 /g atau10mL
Batas kontaminan mikroba pada bahan
dan sediaan obat asal tanaman (versi
UNIDO,1990)
Bahan/ Bakteri Ragi dan Baketri Salmonella Staphylococcus
Sediaan kapang coliform

Sediaan < 104 /g < 102 /g - - -


obat asal
tanaman

Bahan < 107 /g < 104 /g - - -


obat asal
tanaman

Ket.: (-) tidak boleh ada


UNIDO (United Nation Industrial Development Organization)
11
Uji Mikrobiologi yang Tercantum
pada Farmakope Indonesia edisi IV
• Uji secara Mikrobiologi
<51> Uji Batas Mikroba
<61> Uji Efektivitas Pengawet
<71> Uji Sterilitas
• Uji dan Penetapan secara Biologi
<91> Penetapan Aktivitas Vitamin B12
<121> Penetapan Kadar Kalsium Pantotenat
<131> Penetapan Potensi Antibiotik secara
Mikrobiologi
12
<51> Uji Batas Mikroba
• Dilakukan untuk memperkirakan jumlah mikroba
aerob viabel di dalam semua jenia perbekalan
farmasi, mulai dari bahan baku hinga sediaan jadi
• Untuk menyatakan bahwa perbekalan farmasi
tersebut bebas dari spesies mikroba tertentu
• Pengerjaan harus dilakukan secara aseptik
• Jika tidak dinyatakan lain, “inkubasi” adalah
menempatkan wadah di dalam ruang terkendali
secara termostatik pada suhu antara 30 – 35°C
selama 24 – 48 jam
• Istilah “tumbuh” ditujukan untuk pengertian adanya
dan kemungkinan adanya perkembangan mikroba
viabel

13
<61> Uji Efektivitas Pengawet
• Pengertian Pengawet Antimikroba : zat yang
ditambahkan pada sediaan obat untuk melindungi
sediaan terhadap kontaminasi mikroba.
• Pengawet terutama digunakan pada wadah dosis ganda
• Pengawet tidak boleh digunakan semata-mata untuk
menurunkan jumlah mikroba viabel sebagai pengganti
cara produksi yang tidak baik
• Kadar yang digunakan harus serendah mungkin
• Pengujian dalam farmakope dimaksudkan untuk menguji
efektivitas pengawet yang ditambahkan pada sediaan
dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan
pembawa cairan
• Pengujian dan persyaratan hanya berlaku pada produk
di dalam wadah asli yang belum dibuka , yang
didistribusikan oleh produsen

14
<71> Uji Sterilitas

• Digunakan untuk menetapkan apakah bahan atau


produk farmasi yang harus steril memenuhi syarat
berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera
pada masing-masing monografi bahan atau produk
• Untuk penggunaan prosedur uji sterilitas sebagai
bagian dari pengawasan mutu di industri, tertera
pada <1371> Sterilisasi dan Jaminan Sterilitas
Bahan Kompendia
• Mengingat kemungkinan hasil positif dapat
disebabkan oleh pengerjaan yang salah atau
kontaminasi lingkungan, diberlakukan pengujian 2
tahap seperti yang tertera pada bagian :
Penafsiran Hasil Uji Sterilitas
15
• Prosedur alternatif dapat digunakan asal hasil yang
diperoleh sekurang-kurangnya setara keandalannya
→ Lihat Prosedur pada Uji dan Penetapan dalam
Ketentuan Umum
• Jika timbul perbedaan, dan adanya kontaminasi
terdapat pada hasil dari prosedur Farmakope, maka
hasil harus dinyatakan sebagai tidak memenuhi
syarat.

16
<91> Penetapan Aktivitas Vitamin B12

• Dilakukan menggunakan bakteri uji


Lactobacillus leichmanii dengan metode
turbidimetri
• Pembanding larutan baku Sianokobalamin BPFI
berkisar antara 0,01 – 0,04 ng per mL. Blanko
menggunakan air.
• Metode spektrofotometri pada panjang
gelombang 530 nm.
• Penetapan kadar dihitung melalui kurva baku

17
<121> Penetapan Kadar Kalsium
Pantotenat

• Dilakukan menggunakan bakteri uji


Lactobacillus plantarum dengan metode
turbidimetri
• Pembanding larutan baku Kalsium pantotenat
BPFI berkisar antara 0,01 – 0,04 µg per mL.
Blanko menggunakan air.
• Metode spektrofotometri pada panjang
gelombang 660 nm.
• Penetapan kadar dihitung melalui kurva baku

18
<131> Penetapan Potensi Antibiotik
secara
Mikrobiologi
• Aktivitas (potensi) suatu antibiotik dapat
ditunjukkan pada kondisi sesuai dengan efek
daya hambatnya terhadap mikroba uji
• Perbedaan kadar dan potensi
• Dua metode umum : cara lempeng dan cara
tabung
• Cara lempeng : menggunakan kertas cakram
atau selinder baja, efek difusi antibiotik pada
medium agar.
• Cara tabung : turbidimetri, efek larutan antibiotik
terhadap turbiditas mikroba

19

Anda mungkin juga menyukai