OLEH :
KELOMPOK 7
PEMBIMBING :
dr. Arina F. Arifin, M.Kes
ANGGOTA :
Haerul Ikhsan Haermiansyah 11020150047
Asyima Batari Putri Utami 11020150150
Chelsea Putri Ningsih 11020160001
Rahmadani Ali Umer 11020160014
Zulfikar Anand Pratama 11020160034
Rani Meiriska Nur Indah S 11020160047
Andi Nashira Iswalaily 11020160078
Rahmawaty Kurnia Putri 11020160111
Andi Suryanti Tenri Rawe 11020160124
Aulia Pratiwi Nurul Suci 11020160132
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2018
SKENARIO
Seorang laki-laki usia 60 tahun masuk ke IGD RS
dengan kesadaran menurun. Saat penderita
akan pergi ke kamar mandi, penderita tersebut
jatuh dan kepalanya terbentur dinding. Selama
ini penderita mengalami tekanan darah tinggi.
KATA SULIT
-
KALIMAT KUNCI
◦ Laki-laki usia 60 tahun
◦ Masuk IGD RS dengan kesadaran menurun
◦ Jatuh dan kepalanya terbentur dinding
◦ Penderita mengalami tekanan darh tinggi
PERTANYAAN PENTING
1. Bagaimana korelasi antara kepala terbentur dengan kesadaran menurun ?
2. Bagaimanakah korelasi tekanan darah tinggi dengan kesadaran menurun ?
3. Jelaskan etiologi kesadaran menurun
4. Gambarkan sistem yang terlibat dalam keadaan kesadaran menurun
5. Bagaimana patomekanisme kesadaran menurun dan jelaskan klasifikasinya
6. Bagaimana penanganan awal berdasarkan skenario ?
7. Jelaskan langkah-langkah untuk mendiagnosis penderita berdasarkan skenario
8. Jelaskan diagnosis banding berdasarkan skenario
9. Bagaimana perspektif Islam berdasarkan skenario ?
JAWABAN PERTANYAAN
1. Bagaimana korelasi antara kepala terbentur dengan
kesadaran menurun ?
Korelasi antara kepala terbentur dengan kesadaran menurun ?
Referensi : Cherie Mininger. Epidural Hematoma. Dalam: Michael I. Greennberg, MD, MPH. Teks-Atlas Kedokteran
Kedaruratan. Jilid 1. Edisi: 1. Jakarta: Erlangga; 2008. h. 51.
Kolerasi antara kepala terbentur dengan kesadaran menurun
Hematoma yang
membesar di daerah
temporal menyebabkan
tekanan pada lobus
temporalis otak kearah
bawah dan dalam
Referensi : Cherie Mininger. Epidural Hematoma. Dalam: Michael I. Greennberg, MD, MPH. Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan. Jilid 1. Edisi: 1. Jakarta:
Erlangga; 2008. h. 51.
2. Bagaimanakah korelasi tekanan
darah tinggi dengan kesadaran
menurun ?
Korelasi tekanan darah tinggi dengan kesadaran menurun ?
Melemahnya
Ruptur aneurims Aneurisma dinding pembuluh
darah
Perdarahan di
rongga
subarachnoid (SAH)
Referensi:
1.Nuraini, B. (2015). Risk factors of hypertension.
2.Modul Vaskular,(2016). Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah Saraf Univeristas Airlangga. Surabaya
3. Jelaskan etiologi kesadaran
menurun
Etiologi kesadaran menurun
a. Gangguan sirkulasi darah di otak (serebrum, serebellum, atau batang otak)
b. Infeksi: ensefalomeningitis (meningitis, ensefalitis, serebritis/abses otak)
c. Gangguan metabolisme
d. Neoplasma
e. Trauma kepala
f. Epilepsi
g. Intoksikasi
h. Gangguan elektrolit dan endokrin
OTAK (ENCEPHALON)
Otak terdiri dari serebrum, serebelum, dan
batang otak yang dibentuk oleh
mesensefalon, pons, dan medulla
oblongata.
a. Serebrum
1. Lobus frontalis; pada daerah ini
terdapat area motorik untuk
mengontrol gerakan otot-otot,
gerakan bola mata; area broca
sebagai pusat bicara; dan area
prefrontal (area asosiasi) yang
mengontrol aktivitas intelektual.
OTAK (ENCEPHALON)
2. Lobus parietal; menerima impuls dari serabut
saraf sensorik thalamus yang berkaitan
dengan segala bentuk sensasi dan mengenali
segala jenis rangsangan somatic.
3. Lobus temporal; berperan penting dalam
kemampuan pendengaran, pemaknaan
informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
4. Lobus oksipital; berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan
manusia mampu melakukan interpretasi
terhadap objek yang ditangkap oleh retina
mata
OTAK (ENCEPHALON)
b. Serebelum
Serebelum adalah pusat tubuh dalam
mengontrol kualitas gerakan. Serebelum
juga mengontrol banyak fungsi otomatis
otak, diantaranya: mengatur sikap atau
posisi tubuh, mengontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh.
Selain itu, serebelum berfungsi
menyimpan dan melaksanakan
serangkaian gerakan otomatis yang
dipelajari
OTAK (ENCEPHALON)
c. Batang Otak (Brainsteam)
Batang otak bertugas untuk mengontrol tekanan
darah, denyut jantung, pernafasan, kesadaran, serta
pola makan dan tidur. Batang otak terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
OTAK (ENCEPHALON)
Vaskularisasi
1. Peredaran Darah Arteri
VASKULARISASI
2. Peredaran Darah Vena
Meninges
1. Duramater; terdiri atas 2
Lapisan, yaitu: (a) Lapisan
Endosteal; dan (b) Lapisan
Meningeal. Lapisan Meningeal
membentuk empat septum ke
dalam.
a. Falx cerebri adalah lipatan
duramater berbentuk bulan
sabit yang terletak pada garis
tengah diantara kedua
hemisfer cerebri.
Meninges
b. Tentorium cerebelli adalah lipatan
duramater berbentuk bulan sabit
yang menutupi fossa cranii
posterior.
c. Falx cerebelli adalah lipatan
duramater kecil yang melekat
pada protuberantia occipitalis
interna.
d. Diaphragma sellae adalah lipatan
sirkular kecil dari duramater, yang
menutupi sella turcica dan fossa
pituitary gland dari hipotalamus
dan chiasma optikum.
Meninges
2. Arachnoid; Lapisan ini merupakan
suatu membrane yang
impermeabel halus, yang menutupi
otak dan terletak diantara piamater
dan duramater
Gangguan/penyakit
masing-masing individu
Disfungsi otak
difus
langsung
fungsi reticular
Efek langsung
activating system
pada batang otak
Tidak
langsung
Efek kompresi
pada batang otak
Penurunan kesadaran
Kompos
mentis
Apatis
Kesadaran Somnolen
Menurun
sopor
koma
Referensi: Singhal NS, Josephson SA. A practical approach to neurologic evaluation in the intensive care unit. J Crit Care 2014; 29(4): 627-33.
6. Bagaimana penanganan awal
berdasarkan skenario ?
Penanganan awal berdasarkan skenario
Etiologi : Ruptur fisiologis (Aneurisma sakular, MAV, Ruptur aneurisma mikotik, Angioma, Neoplasma)
Patofisiologi : Terjadi secara spontan (trauma atau jatuh) ruptur aneurisma perdarahan
Penatalaksanaan : Menilai prosedur ABC. Triase dan pindahkan pasien dengan tingkat kesadaran
berubah atau pemeriksaan neurologis abnormal ke pusat medis terdekat yang memiliki CT scan dan
bedah saraf. Idealnya, diarahkan untuk mencegah sedasi pada pasien ini.
Referensi:
2. Iqbal H Hidayat. Stroke Hemoragik. 2011. Medan : Departemen Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rsup H. Adam Malik.
Diagnosis banding
Kesimpulan :
Berdasarkan skenario, didapatkan bahwa pasien mengalami benturan kepala
yang kemudian menyebabkan penurunan kesadaran sehingga berdasarkan
penyebab dan gejala klinis yang muncul dapat ditarik kesimpulan bahwa
Stroke hemoragic ec Perdarahan subarachnoid dapat dijadikan sebagai salah
satu diagnosis yang mendekati skenario.
Diagnosis banding
Patofisiologi : Bekuan darah otak iskemik dan infark peluang dominan stroke meluas
Referensi:
1. Hilman. 2018. stroke embolik.
2. Indun Candra Kirana. Stroke Non Hemoragik. 2017. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Diagnosis banding
Kesimpulan :
Berdasarkan skenario, didapatkan bahwa pasien mengalami benturan kepala yang
kemudian menyebabkan penurunan kesadaran sehingga berdasarkan penyebab dan
gejala klinis yang muncul dapat ditarik kesimpulan bahwa Stroke hemoragic ec
Perdarahan subarachnoid dapat dijadikan sebagai salah satu diagnosis yang
mendekati skenario.
9. Perspektif Islam
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku
telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua
Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit
yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat
gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS al-Anbiyâ’, 21: 83-84)
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak
berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita
sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka kita akan
sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali
dengan izin-Nya kita sembuh.