Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 7

 Arwan A.K

 Adrian H.

 Afsan

 Hendra

 Ahmar M.F

 Akbar

 I putu sujana

 I gede pingki arianto


7.1 Perilaku konsumen

(I) Perilaku konsumen dicerminkan oleh hukum


permintaan, yaitu hukum yang menyatakan bahwa
bila harga sesuatu barang / jasa naik, maka ceteris
paribus jumlah barang / jasa tersebut yang diminta
konsumen akan turun, dan sebaliknya bila harga
barang tersebut turun.Ada dua pendekatan dapat
digunakan dalam menjelaskan perilaku konsumen
tersebut, yaitu pendekatan marginal utility dan
pendekatan indifference curve.

(II) Langkah – langkah pendekatan MU dalam


mempelajari perilaku konsumen ialah Diasumsikan
bahwa (i) utility (kepuasan) dapat diukur dengan
uang, (ii) hukum Gossen, yaitu law of diminishing MU
berlaku (makin banyak sesuatu barang dikonsumsi,
maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap
satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun);
dan (iii) konsumen selalu mengejar kepuasan total
yang maksimum.
48
.
(iii) Gambar 7.1a mengilustrasikan perubahan MU (dalam
nilai uang) dari seorang konsumen dalam
mengkonsumsi barang Q.

Gambar 7.1a. Kurva Marginal Utility (MU)

MU yang diukur
Dalam nilai uang
P’Q
L
K M N
PQ

O Q4 Q1 Q3 Q2 Q

49
(iv) Pada tingkat harga barang Q = OPQ, bila tingkat
konsumsi < OQ3 (seperti OQ1 dan OQ3), maka tingkat
kepuasan total konsumen belum maksimum. Jadi, secara
rasional masih menguntungkan bagi konsumen untuk
menambah pembelian barang Q. Sebaliknya, pada
tingkat konsumsi > OQ3, seperti OQ2, kepuasan
konsumen tidak maksimum, sehingga kepuasan total
konsumen akan bertambah, bila dia mengurangi tingkat
konsumsi barang X tersebut.
(v) Konsumen akan mencapai kepuasan total yang
maksimum (posisi kese-imbangan konsumen) pada
tingkat konsumsi di mana pengorbanan untuk
pembelian unit terakhir dari barang tersebut (harga
dari unit terakhir tersebut) adalah sama dengan
kepuasan tambahan yang didapatkan dari unit
terakhir tersebut. Jadi, secara matematik kepuasan
total maksimum (posisi keseimbangan konsumen)
tercapai bila :
MUQ
PQ = MUQ; atau ------ = 1, …..(7.1a)
PQ

50
(v) Jika harga barang Q naik menjadi OP’Q, maka untuk
mencapai keseimbangannya, konsumen akan memilih
tingkat konsumsi OQ4 (< OQ3). Jadi, perilaku konsumen
yang dinyatakan oleh hukum permintaan terbukti.
(vi) Memanfaatkan pendekatan MU, maka kurva MU (dalam
nilai uang – kardinai) (sebgaimana dalam Gambar 7.1a)
adalah kurva permintaan konsumen yang menunjukkan
tingkat pembelian konsumen tersebut (jumlah yang
dimintanya) pada berbagai tingkat harga.
(vii) Perilaku konsumen terkendala oleh batasan anggarannya
(Gambar 7.1b) yang menunjukkan apa yang dapat dibeli
konsumen jika pendapatannya sebesar Rp. 1 juta dan
harga barang Q = Rp. 2.000, sedangkan harga barang Z
= Rp. 10.000. Pada titik A, konsumen membelanjakan
semua pendapatannya untuk Z, sehingga dia
mengkonsumsi 100 unit Z dan tidak mengkonsumsi
sama sekali Q, sebaliknya di titik B, dia mengkonsumsi
500 unit Q dan tidak mengkonsumsi sama sekali Z.
Pada titik C (tepat di tengah-tengah antara A dan B),
konsumen membelanjakan uang yang sama (Rp. 500
ribu) untuk masing-masing barang.

51
Q
500 B

250 C

A
O 50 100 Z
Gambar 7.1b. Batasan anggaran konsumen

(viii) Kemiringan garis anggaran sama dengan harga relatif


kedua barang (Q dan Z), yaitu 5 (500/100) yang
mencerminkan trade off yang ditawarkan penjual
kepada konsumen 1 barang Z untuk 5 barang Q.
(ix) Pendekatan kurva indiferens (KI) bersandar pada
asumsi bahwa tingkat kepuasan konsumen dapat
dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah, tanpa
mengatakan berapa besar perbedaan tersebut. Jadi,
utility bersifat ordinal dan bukan kardinal).
52
(ix) Langkah – langkah pendekatan KI diawali
dengan menggambarkan preferensi konsumen
dalam KI yang menunjukkan kombinasi barang
Q dan barang Z yang memberikan kepuasan
yang sama pada konsumen (Gambar 7.1c),
Konsumen lebih menyukai barang yang
banyak, sehingga titik-titik (K, L dan M) pada
KI I2 yang lebih tinggi lebih disukai daripada
titik-titik (E, F dan G) pada KI I1 yang lebih
rendah.
Jumlah M
brg Q G
MRS L
F
K
E I2
O Jumlah brg Z
Gambar 7.1c. Kurva Indiferens (KI)

(xi) Tingkat substitusi marginal (MRS) dalam


Gambar 7.1c menunjukkan tingkatan di mana
konsumen bersedia53mengganti barang Q
(iv) Kurva indiferens memiliki 4 karakteristik,
sebagai berikut (i) kurva indiferens yang lebih
tinggi lebih disukai daripada yang rendah; (ii)
selamanya miring ke bawah; (iii) tidak saling
berpotongan; dan (iv) melengkung ke dalam.
(v) Titik optimum konsumen ialah titik yang
dipilih konsumen dalam rangka
memaksimumkan kepuasan totalnya dengan
kendala batasan anggaran yang ada. Titik
tersebut terletak pada batasan anggaran yang
berada di KI tertinggi. Pada titik optimum
tersebut, tingkat substitusi marginal kedua
barang (Q dan Z) = harga relatifnya (Gambar
7.1d).
(vi) Pada titik optimum konsumen, tingkat
substitusi marginal sama dengan
perbandingan harga-harganya, sehingga
MRS = PQ/PZ,..................(7.1b),

54
Jumlah
barang Q Titik optimum
B C
A

Batasan
anggaran

O Jumlah barang Z
Gambar 7.1d. Posisi titik optimum konsumen

(vii) Karena tingkat substitusi marginal sama dengan


perbandingan MUnya, maka kondisi optimasi tersebut
dapat dituliskan sebagaimana persamaan (7.1a) untuk
konsumen yang tidak terkendala.

7.2 Surplus konsumen

(i) Surplus konsumen ialah nilai kerelaan seorang


konsumen untuk membayar55
suatu barang dikurangi
D Surplus
konsumen

PQ C

O A Q
Gambar 7.2a. Surplus konsumen

(ii) Surplus konsumen menunjukkan


keuntungan bersih (dalam bentuk
kepuasan) yang diperoleh konsumen
karena pertukaran bebas dan
spesialisasi dalam produksi memungkin-
kan konsumen membayar barang-barang
dengan harga yang lebih rendah dari-
pada nilai barang (kepuasan) tersebut
untuknya. Bila harga barang turun,
surplus tersebut makin membesar
(Gambar 7.2b).
56
Surplus tambahan
untuk konsumen awal

D
Surplus konsumen awal

PQ C
Surplus untuk konsumen baru

O
A Q
Gambar 7.2b Surplus konsumen
yang makin membesar

57

Anda mungkin juga menyukai