Anda di halaman 1dari 49

Halaman 1

Siklus pendanaan adalah siklus yang


berkaitan dengan transaksi pemenuhan
kebutuhan dana yang bersifat jangka
panjang.
Pendanaan merupakan kegiatan paling
awal dari setiap organisasi.

Halaman 2
Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Pendanaan Investasi Operasional
Arus
Kas Masuk
KAS
Arus
Kas Keluar

Kegiatan Kegiatan Kegiatan


Pendanaan Investasi Operasional

Kegiatan organisasi pada dasarnya hanya


terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendanaan,
investasi, dan operasional. Ketiga kegiatan
tersebut mengakibatkan adanya arus kas
masuk dan arus kas keluar.
Halaman 3
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Aset Utang dan Modal
• Aset Lancar • Utang Lancar
• Investasi Jk. Panjang
• Utang Jangka Panjang
• Aset Tetap • Modal

Siklus pendanaan adalah siklus transaksi yang


berhubungan dengan transaksi utang jangka panjang dan
modal. Tujuan audit siklus pendanaan adalah untuk
menguji kebenaran pelaporan seluruh transaksi yang
berhubungan dengan kegiatan pendanaan.

Halaman 4
Transaksi pendanaan mencakup:
1. Transaksi utang jangka panjang.
2. Transaksi modal saham.

Transaksi utang jangka panjang mencakup:


1. Utang bank jangka panjang.
2. Utang obligasi
3. Utang leasing (untuk pembelian aset tetap)
4. Utang bunga
5. Beban bunga
6. Penghentian utang obligasi
Halaman 5
Transaksi modal saham mencakup:
1. Saham preferen
2. Saham biasa
3. Saham tresuri
4. Laba ditahan
5. Utang dividen
6. Pembayaran dividen
7. Konversi utang obligasi ke saham

Halaman 6
Akun-akun yang berhubungan dengan transaksi
siklus pendanaan antara lain:
1. Utang Bank – Jangka Panjang
2. Utang Obligasi
3. Beban Bunga
4. Utang Bunga
5. Premium/diskonto Obligasi
6. Utang Leasing
7. Modal Saham
8. Saham Tresuri
9. Agio Saham/Disagio Saham
10. Utang Dividen
11. Laba ditahan
Halaman 7
• Menguji kewajaran pelaporan transaksi
pendanaan, baik pada laporan posisi keuangan
(neraca) maupun pada laporan laba-rugi.
• Acuan pengujian adalah asersi manajemen,
yang mencakup asersi sebagai berikut
(berdasarkan framework PCAOB):
 Eksistensi atau terjadinya
 Kelengkapan
 Hak dan Kewajiban
 Penilaian atau alokasi
 Penyajian dan pengungkapan

Halaman 8
• Kriteria kewajaran pelaporan adalah:
 Sesuai dengan bukti pendukung.
 Sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.
• Bukti pendukung terdiri dari:
 Bukti pembukuan, termasuk bukti
transaksi.
 Bukti penguat, yaitu bukti-bukti yang
menguatkan bukti pembukuan, misalnya
bukti konfirmasi, bukti fisik, dokumen
keputusan manajemen, dan seterusnya.
Halaman 9
Tingkat risiko salah saji dipengaruhi
oleh faktor, yaitu:
• Risiko bawaan (inherent risk), yaitu
risiko kesalahan yang tidak terkait
dengan faktor sistem pengendalian
internal.
• Risiko pengendalian (control risk),
yaitu risiko kesalahan karena faktor
kelemahan sistem pengendalian
internal.
Halaman 10
Risiko salah saji bisa juga diklasifikasi
menjadi:
• Kesalahan tidak disengaja (error).
• Kesalahan disengaja/kecurangan
(fraud).
Auditor harus merancang prosedur
audit yang dipandang efektif untuk
mendeteksi adanya salah saji dalam
pelaporan transaksi pendanaan.
Halaman 11
Potensi salah saji dapat diukur atau
diprediksi dengan cara:
1. Memahami karakteristik dan tingkat
kompleksitas transaksi pendanaan,
termasuk berbagai peraturan dan
prosedur yang harus diikuti perusahaan.
2. Memahami sistem pengendalian
transaksi, mencakup:

Halaman 12
a. Fungsi-fungsi organisasi yang terlibat.
b. Kecukupan dan kelengkapan dokumen
transaksi, pembukuan, dan pelaporan.
c. Kecukupan dan efektifitas teknologi
informasi untuk pengendalian
transaksi, pembukuan, dan pelaporan.
d. Kualifikasi SDM yang terlibat dalam
kegiatan pendanaan.

Halaman 13
• Fungsi otorisasi penerbitan obligasi dan saham.
• Fungsi penerbitan obligasi dan saham.
• Fungsi pembayaran bunga dan dividen.
• Fungsi pelunasan utang dan saham treasuri.
• Fungsi pencatatan utang dan modal.

Potensi salah saji dipengaruhi oleh efektifitas


peran dari masing-masing fungsi tersebut dan
juga dukungan teknologi informasi untuk
menjamin validitas pengolahan dan pelaporan
transaksi.

Halaman 14
Dokumen transaksi, baik manual maupun
elektronik, adalah alat perintah, alat bukti,
serta alat pengendalian transaksi.

Tanpa dokumen transaksi maka audit tidak


bisa dilaksanakan. Oleh sebab itu semua
transaksi harus didukung dengan dokumen
yang terjamin keamanan, validitas, serta
ketepatan akuntansinya.

Halaman 15
Nama dan isi dokumen terkait erat dengan jenis
transaksi yang didokumentasikan. Dalam kasus
siklus pendanaan dokumen bisa mencakup:
1. Dokumen otorisasi pengajuan utang jangka
panjang, penerbitan obligasi, dan penerbitan
saham.
2. Dokumen penjamin obligasi dan atau saham.
3. Dokumen registrasi obligasi dan atau saham
ke pasar modal.

Halaman 16
4. Bukti penerimaan kas dari obligasi dan saham.
5. Memo untuk perhitungan dan pengakuan
bunga obligasi dan atau saham.
6. Memo otorisasi pembayaran bunga dan
dividen.
7. Bukti pengeluaran kas untuk pembayaran
bunga dan dividen.
8. Memo otorisasi pelunasan obligasi atau
penarikan saham tresuri.
9. Dokumen-dokumen pendukung lain untuk
setiap pelaksanaan transaksi.

Halaman 17
• Teknologi informasi berperan sebagai alat
bantu pengendalian dan pengamanan
transaksi, dan juga sebagai alat bantu
peningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan transaksi.
• Auditor harus memahami dan menguji
kecukupan serta efektifitas teknologi informasi
dalam membantu menurunkan potensi
terjadinya kesalahan (error) dan kecurangan
(fraud).

Halaman 18
• Pemahaman dan pengujian TI mencakup area
input, proses, output, serta sistem pengendalian
dan pengamanan TI itu sendiri.
• Tujuan pemahaman dan pengujian adalah untuk
mengukur kemampuan TI dalam mencegah
potensi terjadinya kesalahan dan kecurangan, baik
yang disebabkan oleh unsur manusia maupun oleh
unsur TI itu sendiri.
• Pemahaman dan pengujian TI menjadi penting
karena informasi adalah produk dari TI, dan pada
saat ini hampir tidak ada satu kegiatanpun yang
tidak melibatkan dan memberdayakan TI.

Halaman 19
 Tujuan audit adalah untuk menentukan ada
tidaknya salah saji material dalam laporan
keuangan atau dalam asersi manajemen.
 Ukuran materialitas salah saji ditentukan
berdasarkan pertimbangan profesional auditor,
berdasarkan hasil evaluasi kecukupan dan
efektifitas sistem pengendalian internal.
 Semakin tinggi potensi salah saji, karena
sistem dipandang lemah, semakin rendah
ukuran materialitas salah saji.

Halaman 20
SPI Potensi Meteria- Kebutu-
Salah Saji litas han Bukti
Audit
Lemah Tinggi Rendah Banyak
Kuat Rendah Tinggi Sedikit
Jika temuan kesalahan dianggap material,
auditor akan melalukan pengujian tambahan
untuk memastikan kewajaran asersi
manajemen, atau mengecualikan asersi
manajemen dari opini auditor.

Halaman 21
Salah saji dipicu oleh beragam potensi
kesalahan, seperti:
1. Saldo utang dilaporkan terlalu kecil (tidak
lengkap).
2. Kesalahan pembukuan angsuran periodik
(pemilahan unsur bunga dan unsur pokok
pinjaman)
3. Kesalahan pembebanan bunga pinjaman
(cut-off transaksi).

Halaman 22
4. Kesalahan perhitungan dan perlakuan
akuntansi amortisasi premium/diskonto
obligasi.
5. Pelunasan pinjaman tidak dicatat.
6. Kesalahan perhitungan dan akuntansi
dividen.
7. Kesalahan akuntansi saham tresuri.
8. Kesalahan akuntansi leasing.

Halaman 23
Pengujian audit terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Pengujian pengendalian (test of control), untuk
menguji kecukupan dan efektifitas SPI.
2. Pengujian substantive, untuk menguji
kewajaran asersi manajemen.

Sifat, saat, dan luas pengujian substantif


ditentukan oleh tingkat kecukupan dan efektifitas
SPI dalam mencegah potensi terjadinya kesalahan
dan kecurangan.

Halaman 24
1. Prosedur pendahuluan.
2. Prosedur analitis.
3. Prosedur pengujian detil transaksi.
4. Prosedur pengujian detil saldo akun.
5. Prosedur pengujian estimasi
akuntansi.
6. Prosedur evaluasi penyajian dan
pengungkapan.

Halaman 25
Halaman 26
1. Memahami bisnis dan industri:
a. Dapatkan informasi tentang komposisi serta
sumber pendanaan (utang dan modal).
b. Dapatkan informasi tentang faktor pendorong
kebutuhan pendanaan serta kemampuan
perusahaan dalam mengatasi kebutuhan
pendanaan.
c. Dapatkan informasi standar industri tentang
komposisi pendanaan serta pengaruhnya
terhadap pendapatan.
d. Dapatkan informasi tentang skema
pendanaan aset.

Halaman 27
2. Melaksanakan prosedur awal atas saldo
utang jangka panjang:
a. Menelusur saldo awal ke saldo per
audit tahun sebelumnya.
b. Review aktivitas utang jangka panjang,
termasuk pengaruhnya terhadap laba
rugi, serta periksa kemungkinan
adanya transaksi tidak lazim.

Halaman 28
a. Dapatkan daftar rincian utang jangka
panjang, dan periksa ketepatan
pencatatan dan perhitungan dalam daftar,
misalnya dengan mengecek footing dan
crossfooting.
b. Cocokkan data dalam daftar utang
dengan buku pembantu utang atau data
lain yang relevan.
3. Mencatat temuan-temuan yang memerlukan
pengujian lebih lanjut.

Halaman 29
1. Menghitung rasio-rasio angka
pendanaan, termasuk beban atas
pendanaan, seperti beban bunga.
2. Membandingkan rasio dengan angka
pembanding, misalnya: angka tahun lalu,
angka anggaran, angka industri, dan
angka lain yang setara.
3. Mencatat angka-angka rasio yang
dipandang memerlukan pengujian lebih
lanjut.

Halaman 30
1. Lakukan tracing atas sampel dokumen
pendanaan ke data pembukan, untuk
memastikan semua dokumen telah dicatat dan
dilaporkan dengan tepat.
2. Lakukan vouching atas sampel data pembukuan
utang jangka panjang dan biaya bunga ke
dokumen transaksi.
3. Lakukan pengujian ketepatan tanggal pencatatan
transaksi (cut-off) pendanaan, baik untuk pokok
utang maupun beban beban bunga.

Halaman 31
4. Lakukan pengujian kebenaran
perhitungan dan jumlah beban
bunga atas transaksi pendanaan.
5. Lakukan pengujian ketepatan
pembukuan dan pelaporan beban
bunga atas transaksi pendanaan.

Halaman 32
Prosedur pengujian saldo akun diperlukan
untuk memastikan eksistensi akun-akun
pendanaan beserta saldonya.
1. Lakukan review atas dokumen
otorisasi transaksi pendanaan.
2. Lakukan review atas dokumen
realisasi transaksi pendanaan.
3. Lakukan konfirmasi kepada kreditur
atau penjamin transaksi pendanaan.
4. Menghitung ulang beban bunga
utang jangka panjang.

Halaman 33
• Prosedur pengujian estimasi akuntansi
diperlukan dan dilakukan pada saat
auditor ingin memastikan ketepatan
angka-angka yang disajikan
berdasarkan estimasi (prakiraan), dan
belum dilakukan pengujian pada
prosedur pengujian audit sebelumnya.
• Contoh angka estimasi adalah taksiran
beban bunga dan utang bunga, serta
nilai buku utang jangka panjang.

Halaman 34
Membandingkan kesesuaian penyajian
dengan SAK:
1. Menentukan ketepatan identifikasi dan
klasifikasi utang jangka panjang.
2. Menentukan ketepatan pengungkapan
seluruh item utang jangka panjang,
kesepakatan, penyelesaian utang jangka
panjang, dan berbagai ketentuan yang
berpengaruh signifikan bagi pembaca
laporan keuangan.

Halaman 35
3. Mengevaluasi kelengkapan
penyajian dan pengungkapan,
misalnya dengan menggunakan
checklist pengungkapan.
4. Membaca ulang pengungkapan dan
mengevaluasi tingkat kejelasan
pengungkapan.

Halaman 36
Halaman 37
1. Memahami bisnis dan industri:
a. Dapatkan informasi tentang komposisi
serta sumber pendanaan (utang dan
modal saham).
b. Dapatkan informasi tentang faktor
pendorong kebutuhan pendanaan serta
kemampuan perusahaan dalam
mengatasi kebutuhan pendanaan
melalui penerbitan saham.

Halaman 38
a. Dapatkan informasi standar industri
tentang komposisi modal saham.
b. Dapatkan daftar modal saham dan
mutasinya.
c. Dapatkan dokumen-dokumen
pendukung penerbitan modal
saham.
d. Dapatkan dokumen-dokumen
transaksi modal saham.

Halaman 39
2. Lakukan prosedur awal atas akun-akun
modal saham:
a. Telusur saldo awal akun-akun modal
saham ke saldo per audit periode
sebelumnya.
b. Reviu aktivitas modal saham, periksa
kemungkinan adanya transaksi yang
tidak lazim, baik dari sisi jumlah
maupun sumbernya.

Halaman 40
a. Periksa ketepatan pencatatan dan
perhitungan dalam daftar modal
saham, misalnya dengan mengecek
footing dan crossfooting.
b. Cocokkan data dalam daftar modal
saham dengan buku pembantu modal
saham atau data lain yang relevan.
3. Lakukan pencatatan atas temuan-temuan
yang memerlukan pengujian lebih lanjut.

Halaman 41
1. Hitung rasio-rasio akun modal saham.
2. Bandingkan hasil perhitungan rasio
dengan angka pembanding, misalnya:
angka tahun lalu, angka anggaran, angka
industri, dan angka lain yang setara.
3. Catat angka-angka rasio yang dipandang
memerlukan pengujian lebih lanjut.

Halaman 42
1. Lakukan tracing atas sampel dokumen
transaksi modal saham ke data pembukan,
untuk memastikan semua dokumen telah
dicatat dan dilaporkan dengan tepat.
2. Lakukan vouching atas sampel data
pembukuan modal saham dan dividen ke
dokumen transaksi, untuk menguji
kesesuaian data pembukuan dengan
dokumen transaksinya.

Halaman 43
3. Lakukan pengujian ketepatan tanggal
pencatatan transaksi (cut-off) atas modal
saham dan dividen saham.
4. Lakukan pengujian kebenaran perhitungan
dan jumlah modal saham, terutama jika
transaksi tidak dilakukan secara tunai.
5. Lakukan pengujian ketepatan pembukuan
transaksi modal saham, terutama jika
transaksi dilakukan secara non tunai.

Halaman 44
Prosedur pengujian saldo akun diperlukan
untuk memastikan eksistensi akun-akun
modal saham beserta saldonya.
1. Lakukan review atas dokumen
otorisasi transaksi modal saham.
2. Lakukan review atas dokumen
realisasi transaksi modal saham.
3. Lakukan konfirmasi kepada penjamin
dan pelaksana transaksi modal
saham.

Halaman 45
• Prosedur pengujian estimasi akuntansi
diperlukan dan dilakukan pada saat auditor
ingin memastikan ketepatan angka-angka
yang disajikan berdasarkan estimasi
(prakiraan), dan belum dilakukan pengujian
pada prosedur pengujian audit sebelumnya.
• Contoh estimasi adalah pada transaksi
saham yang dilakukan secara non tunai,
misalnya melalui pertukaran dengan aset lain.

Halaman 46
Membandingkan kesesuaian penyajian
dengan SAK:
1. Tentukan ketepatan identifikasi dan
klasifikasi modal saham.
2. Tentukan ketepatan pengungkapan
seluruh transaksi modal saham,
kesepakatan, dan berbagai ketentuan
yang berlaku, yang berpengaruh
signifikan bagi pembaca laporan
keuangan.

Halaman 47
3. Evaluasi kelengkapan penyajian dan
pengungkapan, misalnya dengan
menggunakan checklist
pengungkapan.
4. Baca ulang pengungkapan dan
mengevaluasi tingkat kejelasan
pengungkapan.

Halaman 48
Halaman 49

Anda mungkin juga menyukai