Anda di halaman 1dari 32

Ulkus Kornea Cum Hipopion

Vivi Rizki (712017058)


Pendahuluan

• Latar Belakang
Pembentukan parut akibat ulserasi kornea
adalah penyebab utama kebutaan dan
ganguan penglihatan di seluruh dunia.
Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat
dicegah, namun hanya bila diagnosis
penyebab nya ditetapkan secara dini dan
diobati secara memadai.
Ulkus kornea adalah keadaan patologik
kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat
supuratif disertai defek kornea bergaung,
diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi
dari epitel sampai stroma. Ulkus kornea
yang luas memerlukan penanganan yang
tepat dan cepat untuk mencegah perluasan
ulkus dan timbulnya komplikasi berupa
descematokel, perforasi, endoftalmitis,
bahkan kebutaan
Insiden ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3
juta per 100.000 penduduk di Indonesia,
sedangkan predisposisi terjadinya ulkus
kornea antara lain terjadi karena trauma,
pemakaian lensa kontak, dan kadang-
kadang tidak diketahui penyebabnya.
Tinjauan Pustaka

• Anatomi Mata
Tinjauan Pustaka

• Anatomi Mata
Kornea mempunyai lima lapisan yang
berbeda-beda: lapisan epitel (yang
bersambung dengan epitel konjungtiva
bulbaris), lapisan Bowman, stroma,
membran Descement, dan lapisan endotel.
Ulkus Kornea

• Definisi
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian
permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea, yang ditandai dengan adanya
infiltrate supuratif disertai defek kornea
bergaung, dan diskontinuitas jaringan
kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai
stroma.
Ulkus Kornea
• Epidemiologi
Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah
5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia.
Berdasarkan kepustakaan di USA, laki-laki
lebih banyak menderita ulkus kornea, Hal ini
mungkin disebabkan karena banyaknya
kegiatan kaum laki-laki sehari-hari sehingga
meningkatkan resiko terjadinya trauma
termasuk trauma kornea
Ulkus Kornea

Proses Pembentukan dan Penyembuhan


Ulkus Kornea
• Infiltrat
saat kornea mengalami trauma adalah
adanya infiltrasi sel-sel PMN
(polimorfonuklear) dan limfosit dari sirkulasi
perifer kornea sekitarnya ke lapisan kornea
yang mengalami trauma. Pada fase ini
sudah terjadi nekrosis.
Ulkus Kornea
Proses Pembentukan dan Penyembuhan
Ulkus Kornea
• Ulserasi Aktif
Toksin yang dihasilkan oleh infiltrasi sel-sel
PMN dan limfosit dapat menyebabkan
kongesti vaskular pada iris dan badan siliar
yang akhirnya menyebabkan keluarnya
eksudat dari iris dan badan siliar ke kamera
okuli anterior, sehingga menyebabkan
hipopion.
Ulkus Kornea
Proses Pembentukan dan Penyembuhan
Ulkus Kornea
• Regresi
terjadi produksi antibodi humoral dan
pertahanan imun seluler. Leukosit cara
memfagositosis debris nekrotis dan
organisme yang ada pada ulkus kornea.
Proses ini dapat menyebabkan melebarnya
ulkus kornea dan adanya neovaskularisasi
superfisial sebagai respon mekanisme
pertahanan dari tubuh untuk menutup ulkus
Ulkus Kornea

Proses Pembentukan dan Penyembuhan


Ulkus Kornea
• Pembentukan jaringan sikatrik
regenerasi sel epitel terus terjadi sampai
terjadi penutupan permanen pada ulkus
Ulkus Kornea

• Etiologi
1. Infeksi
Infeksi bakteri, virus, jamur, acanthamoeba

2. Non-Infeksi
Bahan kimia, bersifat asam atau basa
tergantung pH, radiasi atau suhu, sindrom
sjorgen, defisiensi vit.A, obat-obatan
(kortikosteroid).
Ulkus Kornea

• Klasifikasi
1. Ulkus kornea sentral
Ulkus kornea bakterialis, Ulkus kornea fungi,
Ulkus kornea virus, Ulkus kornea
acanthamoeba
2. Ulkus kornea perifer
Ulkus marginal, Ulkus mooren (ulkus
serpinginosa kronik/ulkus roden), Ulkus
cincin (ring ulcer).
Ulkus Kornea

• Manifestasi Klinis
1. Gejala Subjektif
Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva,
Sekret mukopurulen, Merasa ada benda asing di
mata, Pandangan kabur, Mata berair, Bintik putih
pada kornea, sesuai lokasi ulkus, Silau, nyeri

2. Gejala Objektif
Injeksi siliar, Hilangnya sebagian jaringan kornea,
dan adanya infiltrate, Hipopion
Ulkus Kornea

• Diagnosis
• Ketajaman penglihatan
• Tes refraksi
• Tes air mata
• Pemeriksaan slit-lamp
• Keratometri (pengukuran kornea)
• Respon reflek pupil
• Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi
Ulkus Kornea

• Tatalaksana
1. Pengobatan konstitusi
2. Pengobatan Lokal
Sulfas atropine sebagai salap atau larutan,
Skopolamin sebagai midriatika, analgetik,
antibiotik, anti jamur, anti virus
3. Kauterisasi
4. Pengerokan epitel yang sakit
5. Keratoplasti
Ulkus Kornea
• Pencegahan
• Lindungi mata dari segala benda yang
mungkin bisa masuk kedalam mata
• Jika mata sering kering, atau pada
keadaan kelopak mata tidak bisa menutup
sempurna, gunakan tetes mata agar mata
selalu dalam keadaan basah
• Jika memakai lensa kontak harus sangat
diperhatikan cara memakai dan merawat
lensa tersebut
Ulkus Kornea
• Pencegahan
• Hindari penggunaan kortikosteroid karena
kortikosteroid mengurangi akses dari sejumlah
limfosit ke daerah inflamasi didaerah yang
menghasilkan vasokontriksi. Fagositosis dan
stabilisasi membran lisosom yang menurun
diakibatkan ketidakmampuan dari sel-sel efektor
untuk degranulasi dan melepaskan sejumlah
mediator inflamasi dan juga faktor yang
berhubungan dengan efek anti-inflamasi
kortikosteroid.
Ulkus Kornea

• Komplikasi
– Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu
sangat singkat.
– Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi
endoptalmitis dan panopthalmitis.
– Prolaps iris.
– Sikatrik kornea.
– Katarak.
– Glaukoma sekunder
Ulkus Kornea

• Prognosis
Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu
penyembuhan yang lama, karena jaringan
kornea bersifat avaskular. Semakin tinggi
tingkat keparahan dan lambatnya mendapat
pertolongan serta timbulnya komplikasi,
maka prognosisnya menjadi lebih buruk
Hipopion

• Definisi
Hipopion adalah pus steril yang terdapat
pada bilik mata depan. Hipopion dapat
terlihat sebagai lapisan putih yang
mengendap di bagian bawah bilik mata
depan karena adanya gravitasi
Hipopion

• Patofisiologi
Radang iris dan badan siliar menyebabkan
penurunan permeabilitas dari blood-aqueous
barrier sehingga terjadi peningkatan protein,
fibrin dan sel radang dalam cairan aqueous,
sehingga memberikan gambaran hipopion
Hipopion

• Etiologi
1. Ulkus Kornea
2. Uveitis anterior
3. Rifabutin
4. Trauma
Hipopion
• Manifestasi Klinis
1. Gejala Subjektif
Rasa sakit, iritasi, gatal dan fotofobia pada mata
yang terinfeksi. Beberapa mengalami penurunan
visus atau lapang pandang, tergantung dari
beratnya penyakit utama yang diderita

2. Gejala Objektif
Biasanya ditemukan aqueous cell and flare,
eksudat fibrinous, sinekia posterior dan keratitis
presipitat
Hipopion
• Diagnosa
1. Anamnesis
riwayat infeksi, pemakaian lensa kontak, trauma,
pemakaian obat serta riwayat operasi

2. Slit Lamp
lapisan berwarna putih pada bagian inferior dari
bilik mata depan
Hipopion

• Komplikasi
1. Glaukoma sekunder
2. Katarak
3. Ablasio retina
Hipopion

• Tatalaksana
Bila hipopion memberikan gambaran yang
berat, maka bisa dilakukan drainase atau
parasentesis hipopion.Terapi yang lebih spesifik
biasanya tergantung dari penyakit utama yang
menyebabkan hipopion. Apabila terjadi
inflamasi, dapat diberikan kortikosteroid
Kesimpulan
Ulkus kornea dapat terjadi akibat adanya
trauma pada oleh benda asing, dan dengan air
mata atau penyakit yang menyebabkan
masuknya bakteri atau jamur ke dalam kornea
sehingga menimbulkan infeksi atau
peradangan. Ulkus kornea merupakan luka
terbuka pada kornea. Keadaan ini menimbulkan
nyeri, menurunkan kejernihan penglihatan dan
kemungkinan erosi kornea. Keluhan yang
dirasakan biasanya eritema pada kelopak mata
dan mata, secret mukopurulen terasa adanya
benda asing di mata dan mata kabur
Kesimpulan
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
klinis dengan menggunakan slit lamp dan
pemeriksaan laboratorium. Anamnesis pasien
penting pada penyakit kornea, sering dapat
diungkapkan adanya riwayat trauma, benda
asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea
Kesimpulan
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat
keparahan dan cepat lambatnya mendapat
pertolongan, jenis mikroorganisme
penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul. Ulkus kornea yang luas
memerlukan waktu penyembuhan yang lama,
karena jaringan kornea bersifat avaskular.
Semakin tinggi tingkat keparahan dan
lambatnya mendapat pertolongan serta
timbulnya komplikasi, maka prognosisnya
menjadi lebih buruk
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai

  • Louy 7
    Louy 7
    Dokumen9 halaman
    Louy 7
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Jurnal VIVI Rizki
    Jurnal VIVI Rizki
    Dokumen17 halaman
    Jurnal VIVI Rizki
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • KJHG
    KJHG
    Dokumen11 halaman
    KJHG
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Status Stase Mata + Gambar Rs Bari
    Status Stase Mata + Gambar Rs Bari
    Dokumen25 halaman
    Status Stase Mata + Gambar Rs Bari
    Livia Hanisamurti
    Belum ada peringkat
  • Case Cody Pterygium
    Case Cody Pterygium
    Dokumen29 halaman
    Case Cody Pterygium
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Referat Vivi
    Referat Vivi
    Dokumen32 halaman
    Referat Vivi
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat Malaria Serebral
    Cover Referat Malaria Serebral
    Dokumen4 halaman
    Cover Referat Malaria Serebral
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Klih 8 H
    Klih 8 H
    Dokumen36 halaman
    Klih 8 H
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Kugyjh
    Kugyjh
    Dokumen28 halaman
    Kugyjh
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Telinga
    Pemeriksaan Telinga
    Dokumen48 halaman
    Pemeriksaan Telinga
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • BST VIVI
    BST VIVI
    Dokumen23 halaman
    BST VIVI
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Kugyjh
    Kugyjh
    Dokumen28 halaman
    Kugyjh
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Lkuiyut
    Lkuiyut
    Dokumen21 halaman
    Lkuiyut
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Kelainan Pada Telinga
    Kelainan Pada Telinga
    Dokumen10 halaman
    Kelainan Pada Telinga
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Cover Case
    Cover Case
    Dokumen1 halaman
    Cover Case
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Hidung
    Pemeriksaan Hidung
    Dokumen41 halaman
    Pemeriksaan Hidung
    ShintaAnggiaPrawesti
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Virus Dengue
    Infeksi Virus Dengue
    Dokumen27 halaman
    Infeksi Virus Dengue
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Tumor Payudara
    Bab Ii Tumor Payudara
    Dokumen33 halaman
    Bab Ii Tumor Payudara
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Jhkug
    Jhkug
    Dokumen12 halaman
    Jhkug
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Demam Tifoid
    Demam Tifoid
    Dokumen50 halaman
    Demam Tifoid
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Tumor Payudara
    Bab Ii Tumor Payudara
    Dokumen33 halaman
    Bab Ii Tumor Payudara
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan 2019
    Format Laporan 2019
    Dokumen8 halaman
    Format Laporan 2019
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Tumor Payudara
    Bab Ii Tumor Payudara
    Dokumen33 halaman
    Bab Ii Tumor Payudara
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • JKHGF
    JKHGF
    Dokumen14 halaman
    JKHGF
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Kuiyf
    Kuiyf
    Dokumen16 halaman
    Kuiyf
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Jurnal VIVI Rizki 702014052
    Jurnal VIVI Rizki 702014052
    Dokumen5 halaman
    Jurnal VIVI Rizki 702014052
    Nabilah Ananda
    Belum ada peringkat
  • JKHGF
    JKHGF
    Dokumen14 halaman
    JKHGF
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • HCGFX
    HCGFX
    Dokumen14 halaman
    HCGFX
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • Kluyi
    Kluyi
    Dokumen46 halaman
    Kluyi
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat
  • FAM
    FAM
    Dokumen36 halaman
    FAM
    Vivi Rizki Yusuf
    Belum ada peringkat